Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kampus tidak hanya sebagai tempat untuk menimba ilmu. Kampus juga merupakan
tempat untuk berinteraksi sosial. Dewasa ini, sudah banyak kampus yang ada di Indonesia.
Namun belum banyak kampus yang bertaraf internasional. Kampus bertaraf internasional
ini tentunya mempunyai standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kampus-kampus
yang sudah ada pada umumnya baik dari segi fasilitas, kurikulum yang diterapkan, tenaga
pengajar, dan biaya. Pembangunan kawasan kampus internasional juga penting dalam
memperhatikan aspek arsitekturalnya yang menjadikan identitas suatu kampus tersebut.
Selain itu, pembangunan kawasan kampus juga harus memperhatikan aspek fungsi dan
bentuk yaitu dengan menerapkan gaya Arsitektur Modern yang dinilai cocok dalam
mewujudkan kampus bertaraf Internasional di Jabodetabek.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan laporan tugas perancangan ini mempunyai maksud dan tujuan yang
akan menjadi acuan dalam meninjau dan menganalisa sehingga menciptakan suatu strategi
desain dan konsep desain bagi kawasan kampus internasional di Jabodetabek antara lain:

 Maksud
- Memberikan wadah untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
Jabodetabek ke jenjang yang lebih tinggi.
- Memberikan kenyamanan dan suasana kondusif pada proses perkuliahan.

 Tujuan
- Meningkatkan kualitas kawasan kampus dan sekitarnya.
- Menjadikan kawasan kampus sebagai sarana edukasi dengan fasilitas-fasilitas
yang bertaraf internasional.

1.3. Identifikasi Masalah


Untuk merancang sebuah kampus tentunya harus mengidentifikasi apa saja yang
dibutuhkan kampus bertaraf internesional, fasilitas apa saja yang ada di kampus. Selain itu
tentunya juga harus mengetahui apa aja yang perlu diperhatikan dalam konsep urban
design.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Kajian Teori


2.1.1. Kawasan Kampus Bertaraf Internasional
Kampus berasal dari bahasa Latin; campus yang berarti "lapangan luas",
"tegal". Dalam pengertian modern, kampus berarti sebuah kompleks atau daerah
tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi.
Pada umumnya fasilitas yang dimiliki universitas bertaraf internasional
adalah:
a. Menerapkan kurikulum berstandar internasional.
b. Lingkungan Berbahasa Inggris: Semua mata kuliah disajikan dengan pengantar
bahasa Inggris. Mahasiswa akan dibiasakan berbicara, menulis, dan berpikir
dalam bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional dewasa ini.
c. Ekstrakurikuler Mahasiswa
d. Komunitas Multinasional: Mahasiswa berasal dari seluruh pelosok Indonesia
dan mancanegara, seperti Malaysia, Timor Leste, Vietnam, Amerika dan
beberapa negara di Eropa.
e. Pusat Olahraga: kolam renang, lapangan basket, lapangan bulu tangkis,
lapangan futsal, lapangan bola, dan lapangan volley.

2.1.2 Persyaratan yang dimiliki Kawasan Kampus Internasional


 Menerapkan kurikulum berstandar internasional.
 Bidang studi dengan standar kurikulum Internasional.
 Lingkungan Berbahasa Inggris: Semua mata kuliah disajikan dengan
pengantar bahasa Inggris. Mahasiswa akan dibiasakan berbicara, menulis,
dan berpikir dalam bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional dewasa
ini.
 Komunitas Multinasional: Mahasiswa berasal dari seluruh pelosok Indonesia
dan mancanegara, seperti Malaysia, Timor Leste, Vietnam, Amerika dan
beberapa negara di Eropa.
 Ekstrakurikuler Mahasiswa.
 Pusat Olahraga: kolam renang, lapangan basket, lapangan bulu tangkis,
lapangan futsal, lapangan bola, dan lapangan volley.
2.2. Tinjauan Topik
2.2.1. Definisi Urban Desain
Dalam bukunya Hamid Shirvani (1985) yang berjudul “Urban Design
Process”, Urban Design (perancangan kota) merupakan kelanjutan dari urban
planning (perencanaan kota) sebab bagaimanapun hasin perencanaan kota belum
“selesai” atau belum dapat dilaksanakan tanpa ada rancang desain dari rencana yang
telah disusun. Urban Design memiliki tekanan pada penataan lingkungan fisik kota.

2.2.2. Ideologi Urban Design


 Jembatan antara profesi perencanaan kota dan arsitektur.
 Tanggapan inderawi manusia terhadap lingkungan fisik kota.
 Pengaturan unsur-unsur fisik kota sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
baik.
 Proses dari konsep dan realisasi arsitektur.
 Suatu kedisiplinan perancangan yang merupakan pertemuan dari arsitektur,
perencanaan dan pembangunan kota.

2.2.3. Tujuan Urban Design


Menurut Spreiregen, Paul D (1965) tujuan perancangan kota antara lain:
 Membuat kota lebih manusiawi.
 Menghubungkan bentuk fisik kota dengan keadaan alam, misal orientasi.
 Menselaraskan urban dengan alam.
 Menciptakan ruang-ruang kota yang berkualitas.
 Menjadikan kota sebagai suatu pelabuhan keanekaragaman.

2.2.4. Elemen-elemen dalam Urban Design

1. Land Use (Tata Guna Lahan)


Pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang
terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat
memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada
suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
2. Bentuk dan Massa Bangunan
Membahas mengenai bagaimana bentuk dan hubungan antar-
massa yang ada. Bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian
bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan
sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi
teratur, mempunyai garis langit-horizon (skyline) yang dinamis serta
menghindari adanya ruang tidak terpakai (lost space).

3. Sirkulasi dan Parkir


Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung
dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana
halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik,
pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan
akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam
kawasan merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk
menstrukturkan lingkungan kawasan karena dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota.
Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat
aktivitas dan lain sebagainya.
Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu
lingkungan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah kawasan.
Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang
merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kawasan.
Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir harus
selalu memperhatikan:
 Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung
citra kawasan dan aktivitas pada kawasan.
 Jaringan jalan harus memberi orientasi pada penggunan dan
membuat lingkungan yang legible.

4. Ruang Terbuka
Selalu menyangkut lansekap, yang terdiri dari hardscape (jalan,
trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta softscape (tanaman dan
air). Ruang terbuka biasa berupa lapangan, jalan, green belt, taman dan
sebagainya. Elemen ruang terbuka meliputi lansekap, jalan, pedestrian,
taman, dan ruang-ruang rekreasi.
5. Jalur Pedestrian
Dalam perancangannya, jalur pedestrian harus mempunyai
syarat-syarat untuk dapat digunakan dengan optimal dan memberi
kenyamanan pada penggunanya. Syarat-syarat tersebut adalah:
 Aman dan leluasa dari kendaraan bermotor.
 Menyenangkan, dengan rute yang mudah dan jelas yang
disesuaikan dengan hambatan kepadatan pejalan kaki.
 Mudah, menuju segala arah tanpa hambatan yang disebabkan
gangguan naik-turun, ruang yang sempit, dan penyerobotan fungsi lain.
 Punya nilai estetika dan daya tarik, dengan penyediaan sarana
dan prasarana jalan seperti: taman, bangku, tempat sampah dan lainnya.

6. Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan.
Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus
akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan
pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya menyediakan jalan
pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama dan
penggunaan elemen-elemen yang dapat menggerakkan aktivitas.
Meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang
terbuka publik, karena aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi satu
sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana pendukung
jalur pejalan kaki atau plaza tapi juga pertimbangankan guna dan fungsi
elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat
perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan sebagainya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity
support adalah:
 Adanya koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan binaan
yang dirancang.
 Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam
suatu ruang tertentu.
 Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
 Pengadaan fasilitas lingkungan.
 Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk dan lokasi
dan fasilitas yang menampung activity support yang bertitik-tolak dari
skala manusia.
7. Signage
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu
lalu lintas, media iklan, dan berbagai bentuk penandaan lain.
Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi visualisasi kawasan,
baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan
memiliki karakter yang berbeda. Jika dilakukan penataan dengan baik,
ada kemungkinan penandaan tersebut dapat menambah keindahan
visual bangunan di belakangnya. Oleh karena itu, pemasangan
penandaan haruslah dapat mampu menjaga keindahan visual bangunan.
Dalam pemasangan penandaan harus memperhatikan pedoman
teknis sebagai berikut:
 Penggunaan penandaan harus merefleksikan karakter kawasan.
 Jarak dan ukuran harus memadahi dan diatur sedemikian rupa
agar menjamin jarak penglihatan dan menghindari kepadatan.
 Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan
bangunan arsitektur di sekitar lokasi.
 Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan khusus
untuk theatre dan tempat pertunjukkan (tingkat terangnya harus diatur
agar tidak mengganggu).
 Pembatasan penandaan yang berukuran besar yang
mendominasi di lokasi pemandangan kota.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Studi Literatur


Metode yang dilakukan dalam pencarian data pada perancangan kawasan kampus
internasional ini adalah dengan studi literatur dan studi banding dari data yang telah ada
dan didapat melalui internet dalam bentuk laporan tugas akhir, laporan tugas perancangan
arsitektur maupun jurnal arsitektur yang terkait. Data yang didapat merupakan acuan untuk
menentukan standar-standar yang ada pada suatu kawasan kampus internasional.
3.2. Studi Banding
3.2.1. Universitas Pelita Harapan
UPH merupakan universitas swasta kristen yang berlokasi di Tangerang
didirikan pada tahun 1994 oleh Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH),
Universitas Pelita Harapan berkomitmen dalam bidang pendidikan. Komitmen ini
tercermin dalam manajemen yang profesional, fakultas dan kurikulum berkualitas
tinggi, serta beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan mereka yang membutuhkan
bantuan keuangan. Berdasarkan prinsip-prinsip Kristen, Universitas Pelita Harapan
bercita-cita untuk memberikan pendidikan melalui praktek global terbaik, manajemen
profesional, kemitraan strategis global, dan pendekatan yang berorientasi kepada
manusia.
A. Program Akademik
 Program Sarjana

Fakultas Jurusan
Fakultas Ilmu Ekonomi Akuntansi
Manajemen
Fakultas Desain Arsitektur
Desain Interior
Desain Produk
Desain Komunikasi Visual
Fakultas Ilmu Komputer Sistem Informasi
Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi Matematika Terapan
Bioteknologi
Teknik Elektro
Teknik Industri
Teknik Sipil
Teknologi Pangan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Komunikasi
Hubungan Internasional
Fakultas Hukum Hukum
Fakultas Kedokteran Kedokteran
Fakultas Keperawatan Ilmu Keperawatan
Fakultas Psikologi Psikologi
Fakultas Pendidikan
Fakultas Liberal Arts
Fakultas Ilmu Seni
Sekolah Tinggi Pariwisata Manajemen Perhotelan
Manjaemen Usaha Wisata
 Program Magister
Magister Manajemen  Manajemen Marketing
Digital
 Manajemen Keuangan dan
Bisnis
 Pengembangan Organisasi
dan Sumber Daya Manusia
 Manajemen Retail, Logistik
dan Rantai Suplai
Magister Komunikasi  Studi Media
Magister Hubungan Internasional  Politik Ekonomi
Internasional, Politic of
International Trade and
Security
Magister Teknik Sipil  Manajemen Konstruksi
Magister Pendidikan  Teknologi Pendidikan
 Manajemen Pendidikan
 Pendidikan Anak Usia Dini
 Sistemik Magister Pendidikan
dalam Kepemimpinan
Pendidikan
Magister Kenotariatan
Magister Hukum  Hukum Bisnis
 MTIC

 Program Doktor
Doktor Hukum
B. Masterplan Kawasan Kampus

C. Fasilitas Kampus
3.2.2. Universitas Trisakti
A. Program Akademik Teknik
Fakultas
Fakultas
Fakultas Fakultas Teknologi Arsitektur
Teknik Sipil
Teknologi Kebumian dan Lanskap dan
dan
Industri Energi Teknologi
Perencanaan
Lingkungan
Teknik Sipil Teknik Mesin Teknik Perminyakan Arsitektur Lanskap
Arsitektur Teknik Elektro Teknik Geologi Teknik Lingkungan
Teknik Informatika Teknik Pertambangan Perencanaan
Wilayah dan Kota
Sistem Informasi
Teknik Industri

B. Fasilitas Akademik

 Studio Gambar
Ruang ini dilengkapi dengan sekitar 40 - 50 meja gambar berikut peralatan
gambar.

 Laboratorium Geoteknik, Laboratorium Ukur Tanah, Laboratorium


Manajemen Konstruksi, Laboratorium Struktur, Laboratorium
Transportasi, Laboratorium Keairan
Dilengkapi dengan ruang praktikum, ruang kepala laboratorium, ruang
kepala praktikum dan ruang administrasi

 Laboratorium Beton
Di lantai dasar terdiri dari: ruang pengetesan, ruang tunggu, ruang
penyimpanan alat, ruang kepala praktikum, ruang kepala laboratorium
beton, ruang administrasi, ruang asistensi, perpustakaan, ruang komputer,
tempat penimbangan bahan, tempat pengeringan bahan dan dapur.
Di lantai basement terdiri dari: ruang praktikum, tempat curring, ruang
penerimaan benda uji, ruang penyimpanan benda uji, gudang, ruang
bahan, ruang sieve analisis, ruang asistensi dan ruang asisten.

 Laboratorium Perancangan Arsitektur


Dilengkapi ruang-ruang kelas yang terletak di lantai 7, ruang maket studi
di lantai 8, ruang gambar (studio) di lantai 6, studio Tugas Akhir dan ruang
kelas komputer di lantai 9.
 Laboratorium Komputer
Dilengkapi dengan ruang praktikum, ruang kepala laboratorium, ruang
kepala praktikum, ruang administrasi, 33 unit komputer untuk praktikum,
2 unit komputer untuk administrasi dan akses internet.
 Laboratorium Teknologi Bangunan
 Laboratorium Lingkungan
 Laboratorium Biologi
 Laboratorium Mekanika Fluida
 Studio Teknik Lingkungan
 Laboratorium Rekayasa dan Seni
 Laboratorium Fisika Dasar

3.2.3. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia


Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia - Curug (STPI Curug) merupakan
salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan
Indonesia. STPI Curug terletak di Kecamatan Curug, Tangerang, Provinsi Banten.
STPI Curug memiliki tugas dan fungsi mendidik putra-putri terbaik bangsa
Indonesia untuk menjadi sumber daya manusia yang ahli dan terampil di bidang
penerbangan, yang diakui secara nasional maupun internasional.

A. Program Akademik
 Jurusan Penerbangan
 Jurusan Teknik Penerbangan
 Jurusan Keselamatan Penerbangan
 Jurusan Manajemen Penerbangan
B. Fasilitas Akademik
 IPT, FTD, FFS Boeing 738 NG
 IPT, FTD, FFS A-320
 FTD Level 5 Frasca Simulator
 FTD Level 5 Mechtronic Simulator
 AATD Simulator
 Trainer aircraft Baron B-58
 Trainer aircraft Piper Dakota
 Trainer aircraft Socata TB-10
 Trainer aircraft Piper Warrior III
 Trainer aircraft Piper Seneca (2017)
 Trainer aircraft Piper Archer (2017)
 Trainer Helicopter Bell-206
 Trainer Helicopter AH-135 (2017)
BAB IV
ANALISA TAPAK
4.1. Lokasi Tapak

Di sebelah utara lokasi tapak, terdapat Jl. Bumi Cengkareng Indah. Dan di sebelah barat lokasi
tapak, terdapat Jl Lingkar Luar

4.2. Analisa Fungsional


Peruntukan Lahan : Sub Pelayanan Umum dan Sosial
Luas Lahan : 21.000 m2
KDB : 40 % × 21.000 = 8.400 m2
KLB : 3.0
GFA : 8.400 × 3 = 25.200 m2
KDH : Luas Lahan × KDH = 21.000 × 35%= 7.350 m2
GSB : 6 meter
Tinggi Maks : 8 Lantai

4.3. Batasan Tapak


Sebelah Utara : Permukiman
Sebelah Timur : Tanah kosong
Sebelah Barat : Jakarta Outer Ring Road
Sebelah Selatan : SMK Negeri 42
4.4. Anaslisa Kebisingan

 Analisa
Dari sebelah barat site kebisingan diperoleh lebih besar dibanding dari sebelah utara
site. Hal ini dikarenakan, sebelah barat site berhadapan langsung dengan beberapa
jalan raya dan jalan tol. Sedangkan di sebelah utara site hanya berhadapan dengan
jalan kecil dan permukiman penduduk.
 Solusi
Menempatkan area pengelola di bagian depan, area service di belakang dan area
pendidikan diantara keduanya. Penempatan area pendidikan yang diapit oleh area
pengelola dan area service dimaksudkan untuk mengurangi kebisingan yang akan
terjadi di area pendidikan.
4.5. Analisa Aksesibilitas

: Jl. Lingkar Luar Jakarta

: Jl. Bumi Cengkareng Indah

4.6. Analisa Bangunan Sekitar


BAB V
KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Perancangan Kampus Internasional


Secara garis besar, tema perancangan Kampus Internasional ini ialah
menghadirkan Kawasan Kampus bertaraf Internasional yang terintegrasi dengan
lingkungan sekitar. Selain itu juga menghadirkan sebuah kawasan kampus yang
memfokuskan diri pada aspek-aspek pengolahan tata letak bangunan di dalam tapak serta
perancangan area hijaunya. Adapun untuk tema dari pengolahan fasade bangunan,
ditentukan secara individual.

5.2. Kriteria Pengguna Kampus Internasional


1. Usia 19-
2. Pria/Wanita
3. WNI dan WNA berpendidikan
4. Senang bersosialisasi (berkumpul dan berdiskusi)
5. Enerjik (senang melakukan aktivitas diluar perkuliahan seperti berolahraga,
menyalurkan hobi, mengembangkan bakat)
6. Memiliki gaya hidup yang praktis dan pengguna teknologi

5.3. Program Akademik S1


FE FISIP FH F.Psikologi FT Penerbangan
Teknik
Akuntansi Komunikasi Hukum Psikologi Elektro
Penerbangan
Keselamatan
Manajemen HI Industri
Penerbangan
Manajemen
Sipil
Penerbangan

Arsitektur

5.4. Rencana Program Ruang dan Pengelompokkan Ruang


No. Nama Pengelompokan Persentase Luas
1 Kegiatan Pengelola 8% 672 m2
2 Kegiatan Penunjang 34% 2.856 m2
3 Kegiatan Pendidikan 58% 4.872 m2
Total 8.400 m2
5.5. Fungsi Kelompok Ruang
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Pengelola Pelayanan Pendidikan Penunjang
R. Rektor Ruang Pendaftaran R. Kelas Teori Aula
R. Wakil Rektor Ruang Tata Usaha Lab. Beton Student Lounge

R. Sekretaris Student Service Lab. FTI Kantin


Center
R. Administrasi Lab. Elektro Lapangan Futsal
R. Keuangan Ruang maket Lapangan Basket
R. Dekan Studio Gambar Lapangan Voli
R. Wakil Dekan Lab. Komputer Masjid
R. Kaprodi Auditorium BEM
Perpustakaan
R. Dosen Himpunan
Sosial
Perpustakaan
R. Staff
teknik
R. Admin
R. Arsip Data
R. Meeting

5.6. Analisa Program Ruang


Kebutuhan ruang gerak yang dibutuhkan berdasarkan jenis kegiatan menurut Neufert
Architect Data
- 8% - 10% Standar minimum
- 20% Kebutuhan keleluasaan sirkulasi
- 30% Tuntutan kenyamanan fisik
- 40% Tuntutan kenyamanan psikologis
- 50% Tuntutan spesifik kegiatan
- 70% - 100% Keterkaitan dengan banyak kegiatan
 Kebutuhan Ruang Pengelola & Pelayanan

Sarana Fasilitas Kebutuhan Ruang Kapasitas Luas

50 orang= 50×1= 50 m2
Kegiatan Lobby 65 m2
Sirkulasi 30%= 15 m2
Penerimaan
Resepsionis 4 orang 12 m2
20 orang= 20×1= 20 m2
Ruang Tunggu 26 m2
Sirkulasi 30%= 6 m2
10 orang= 10×1= 10 m2
Ruang Pendaftaran 13 m2
Sirkulasi 30%= 3 m2
Ruang kerja standar 3
Front Office
Ruang Tata Usaha m2/orang= 6×3= 18 m2 24 m2
Sirkulasi 30%= 6 m2
Ruang Arsip Data 1 ruang 20 m2
Ruang Admin 1 ruang 30 m2
R. SSC 1 ruang 45 m2
Ruang Kep. Rektor 1 ruang 30 m2
Ruang Wakil Rektor 2 ruang 60 m2
Ruang Dosen 1 ruang 75 m2
Office
Ruang Staff 1 ruang 75 m2
Ruang Arsip Data 1 ruang 20 m2
Ruang Meeting 2 ruang 90 m2
Pria:
2 toilet, 2 urinoir, 2 wastafel
Toilet 21 m2
Wanita:
Service 2 toilet, 1 wastafel
Pantry 1 ruang 6 m2
Gudang 1 ruang 28 m2
640 m2

 Kebutuhan Ruang Pendidikan


o Gedung Penerbangan
Kebutuhan
NO Sarana Fasilitas Jml Kapasitas Luas
Ruang
1 Hall Penerimaan Lobby 400 m2
2 Teknik Penerbangan
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
3 Keselamatan Penerbangan
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Manajemen Penerbangan
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Meja komputer 30 orang=
7 Penunjang Lab. 30×2= 60 m2
4 320 m2
Komputer Sirkulasi 30%= 18 m 2

Perpustakaan 1 400 m2
8 Pengelola R. Dekan 1 20 m2
R. Wakil
Dekan 1 20 m2
R. Kaprodi 6 120 m2
R. Dosen 1 100 m2
R. Admin 1 20 m2
R. Arsip
Data 1 20 m2
R. Meeting 1 45 m2
Pria:
9 Service
2 toilet, 2 urinoir, 2
Toilet wastafel 21 m2
Wanita:
2 toilet, 1 wastafel
Pantry 1 ruang 6 m2
Gudang 1 ruang 28 m2
2134 m2

o Gedung Sosial
Kebutuhan
NO Sarana Fasilitas Jml Kapasitas Luas
Ruang
1 Hall Penerimaan Lobby 400 m2
2 Akuntansi
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
3 Manajemen
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
4 Komunikasi
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
5 Hubungan Internasional
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
6 Hukum
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
7 Psikologi
Tempat duduk standar 50
R. Kelas 3 orang= 50×0.8= 40 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Meja komputer 30 orang=
8 Penunjang Lab. 30×2= 60 m2
4 320 m2
Komputer Sirkulasi 30%= 18 m2
Perpustakaan 1 400 m2
9 Pengelola R. Dekan 1 20 m2
R. Wakil
Dekan 1 20 m2
R. Kaprodi 6 120 m2
R. Dosen 1 100 m2
R. Admin 1 20 m2
R. Arsip
Data 1 20 m2
R. Meeting 1 45 m2
Pria:
10 Service
2 toilet, 2 urinoir, 2
Toilet wastafel 21 m2
Wanita:
2 toilet, 1 wastafel
Pantry 1 ruang 6 m2
Gudang 1 ruang 28 m2
2690 m2
o Gedung Teknik
Kebutuhan
NO Sarana Fasilitas Jml Kapasitas Luas
Ruang
1 Hall Penerimaan Lobby 400 m2
2 Teknik Elektro
Tempat duduk standar
50 orang= 50×0.8= 40
R. Kelas 3 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Lab.
1 80 m2
Elektronika
Lab. Teknik
1 80 m2
Tenaga Listrik
Lab.
Pengukuran 1 80 m2
Listrik
Lab.
1 80 m2
Telekomunikasi
Lab. Sistem
1 80 m2
Pengaturan
Lab. Rangkaian
Logika & 1 80 m2
Mikroprosesor
Lab.
1 80 m2
Elektronika
3 Teknik Sipil
Tempat duduk standar
50 orang= 50×0.8= 40
R. Kelas 3 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Lab. Beton 1 80 m2

Lab. Sturktur 1 80 m2
Lab. Ukur
1 80 m2
Tanah
Lab. Jalan Raya 1 80 m2

Lab. Geoteknik 1 80 m2

Lab. Keairan 1 80 m2
Lab. Komputasi
1 80 m2
& Statika
4 Teknik Industri
Tempat duduk standar
50 orang= 50×0.8= 40
R. Kelas 3 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Lab. Sistem
1 80 m2
Produksi
Lab.
Perancangan
1 80 m2
Optimasi
Sistem Ind
Lab.
Pengendalian 1 80 m2
Mutu
Lab. Komputasi 1 80 m2

5 Teknik Arsitektur
Tempat duduk standar
50 orang= 50×0.8= 40
R. Kelas 3 m2 195 m2
Sirkulasi 60%= 24 m2
Stduio
Perancangan 4 400 m2
Lab 3D
Modeling 1 80 m2
Workshop 1 80 m2
Studio Tugas
Akhir 1 60 m2
Meja komputer 30
orang= 30×2= 60 m2
8 Penunjang Lab. Komputer 4 320 m2
Sirkulasi 30%= 18 m2
Perpustakaan 1 400 m2
R. Dekan 1 20 m2
R. Wakil
Dekan 1 20 m2
R. Kaprodi 6 120 m2
9 Pengelola R. Dosen 1 100 m2
R. Admin 1 20 m2
R. Arsip Data 1 20 m2
R. Meeting 1 45 m2
Pria:
2 toilet, 2 urinoir, 2
Toilet wastafel 21 m2
Wanita:
10 Service 2 toilet, 1 wastafel
Pantry 1 ruang 6 m2
Gudang 1 ruang 28 m2
2690 m2
5.7. Zoning Bangunan

PENDIDIKAN PENUNJANG

PENGELOLA PENGHIJAUAN

Anda mungkin juga menyukai