ISBN: 978-602-60378-0-0
Cetakan I: November 2016
Pendakian Ahok —1
Ahok dan Hal-Hal yang Belum Selesai—7
v
JEFFRIE GEOVANIE
vi
ISI BUKU
Daftar Bacaan—249
Indeks—253
Tentang Penulis—259
vii
PENDAKIAN AHOK
Pengantar Penulis
1
JEFFRIE GEOVANIE
2
PENDAKIAN AHOK
3
JEFFRIE GEOVANIE
4
PENDAKIAN AHOK
5
JEFFRIE GEOVANIE
6
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM
SELESAI
Yunarto Wijaya
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia
7
JEFFRIE GEOVANIE
8
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI
9
JEFFRIE GEOVANIE
***
10
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI
11
JEFFRIE GEOVANIE
12
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI
***
13
JEFFRIE GEOVANIE
14
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI
15
Bagian Satu
MENGENAL AHOK
Dalam bekerja, ia menerapkan prinsip Bersih, Trans-
paran, dan Profesional yang disingkat BTP. Ini bukan
kebetulan, BTP juga singkatan dari Basuki Tjahaja
Purnama.
1. SIAPAKAH AHOK?
Ahok adalah petarung yang tidak akan mundur karena cacian,
atau jumawa karena pujian.
19
JEFFRIE GEOVANIE
20
AHOK DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI
21
JEFFRIE GEOVANIE
22
SIAPAKAH AHOK?
23
2. APA ADANYA DAN HITAM-PUTIH
Pada saat lawan-lawan politiknya sibuk mengatur mimik muka,
tutur kata, dan gerak langkah agar tidak terlihat buruk, atau
tidak dipersepsi secara negatif oleh publik, Ahok tidak ambil
pusing dengan itu semua.
24
APA ADANYA DAN HITAM-PUTIH
25
JEFFRIE GEOVANIE
26
3. MEWARISI KEBERANIAN ORANGTUA
Sepanjang berada di pihak yang benar, Ahok memiliki nyali
yang besar untuk menghadapi siapa pun yang dianggapnya
salah.
27
JEFFRIE GEOVANIE
28
MEWARISI KEBERANIAN ORANGTUA
29
JEFFRIE GEOVANIE
30
4. MOTIVASI MENJADI PEJABAT
Ahok ingin memiliki jabatan dan kekuasaan untuk memberi
pelajaran pada para pejabat dan penguasa yang korup.
31
JEFFRIE GEOVANIE
32
MOTIVASI MENJADI PEJABAT
33
JEFFRIE GEOVANIE
34
5. BERPOLITIK DENGAN KEBENARAN
Ahok mengambil jalan lain, tidak melalui jalan transaksional,
tapi melalui jalan kebenaran.
35
JEFFRIE GEOVANIE
36
BERPOLITIK DENGAN KEBENARAN
37
JEFFRIE GEOVANIE
38
6. POLITIK KETELADANAN
Sebagai pejabat negara, Ahok memberikan contoh para aparat
di bawahnya.
39
JEFFRIE GEOVANIE
40
POLITIK KETELADANAN
41
7. MEMBANGUN POLITIK AKAL SEHAT
Ahok ingin membangun politik akal sehat, yang bisa dikontrol
oleh siapa pun. Ia punya prinsip, akal sehat tidak boleh kalah,
bahkan terhadap ancaman pembunuhan sekali pun ia tak
bergeming.
42
MEMBANGUN POLITIK AKAL SEHAT
43
JEFFRIE GEOVANIE
44
MEMBANGUN POLITIK AKAL SEHAT
45
JEFFRIE GEOVANIE
46
Bagian Dua
BERSAMA
JOKOWI
Jokowi-Ahok merupakan pasangan figur yang
otentik. Keduanya banyak diberitakan media karena
ide-ide kreatifnya, bukan karena proses mobilisasi
isu yang ada transaksi keuangan di baliknya. Selain
melibatkan tim sukses yang secara formal terdaftar
di KPUD, pasangan ini juga didukung oleh barisan
relawan yang menginginkan perubahan dan
perbaikan kota Jakarta tanpa pamrih.
1. FENOMENA JOKOWI-AHOK
Pasangan Jokowi-Ahok adalah perpaduan antara profesionalitas,
kreativitas, dan integritas.
49
JEFFRIE GEOVANIE
Prestasi Jokowi
Jokowi lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Menjadi
Walikota Kota Surakarta (Solo) selama dua periode 2005–
2015. Pada saat pertama kali mencalonkan diri, banyak
yang meragukan kemampuan insinyur kehutanan lulusan
Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta ini. Karena
di samping penampilannya yang kurang meyakinkan,
profesinya juga “hanya” pedagang furnitur rumah dan taman
yang relatif jauh dari hiruk pikuk dunia politik praktis.
Tapi, setelah ia terpilih, lambat laun publik semakin
kagum dengan terobosan-terobosan langkahnya. Di bawah
kepemimpinannya, Solo mengalami perkembangan pesat.
Tanpa didahului studi banding sebagaimana yang sering
dilakukan anggota DPR, Jokowi membangun kota Solo
dengan mencontoh kemajuan kota-kota di Eropa.
Dengan slogan “Solo: The Spirit of Java” Jokowi mampu
membersihkan taman-taman kota—dari para pedagang yang
50
FENOMENA JOKOWI-AHOK
Integritas Ahok
Zhong Wan Xie alias Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
yang menjadi calon wakil gubernur mendampingi Jokowi
51
JEFFRIE GEOVANIE
52
FENOMENA JOKOWI-AHOK
Tantangan
Pasangan Jokowi-Ahok adalah perpaduan antara
profesionalitas, kreativitas, dan integritas. Dengan ketiga
hal inilah baik Jokowi maupun Ahok sudah mendulang
53
JEFFRIE GEOVANIE
54
2. PILKADA JAKARTA DAN PILPRES
2014
Hasil Pilkada Jakarta pun bisa kita jadikan sebagai pantulan dari
cermin Pemilu 2014 mendatang
55
JEFFRIE GEOVANIE
56
PILKADA JAKARTA DAN PILPRES 2014
Miniatur Indonesia
Jakarta merupakan miniatur Indonesia. Dari segi sebaran
etnis (selain Betawi yang menduduki urutan kedua terbesar
setelah Jawa) penduduk Jakarta benar-benar merefleksikan
kondisi etnis di Indonesia. Bukan karena di Jakarta ada
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), tetapi secara faktual,
semua etnis dan produk budaya, politik, ekonomi, dan lain-
lain yang ada di Indonesia, tercerminkan di Jakarta.
Dengan demikian, hasil Pilkada Jakarta pun bisa kita
jadikan sebagai pantulan dari cermin Pemilu 2014 mendatang.
Mungkin benar apa yang diungkapkan budayawan Radhar
Panca Dahana, Sindo (13/7/2012) bahwa Gerindra dan
Prabowo Subianto tengah melakukan testing the water
dengan sangat getol mengajukan pasangan Jokowi-Ahok
mengingat PDIP dan Megawati sendiri pada awalnya tak
begitu berminat. Keseriusan Gerindra dan kekurangseriusan
PDIP tergambar dengan jelas dalam exit poll.
Tapi dengan kemenangan Jokowi-Ahok apakah Gerindra
dan Prabowo benar-benar berhasil? Menurut saya tidak.
Sekali lagi, pilihan pada Jokowi-Ahok lebih karena pilihan
57
JEFFRIE GEOVANIE
Pemilu 2014
Seperti pada Pilkada Jakarta, pada Pemilu 2014 juga
rakyat menginginkan perubahan dan tampilnya pemimpin
baru yang memberikan harapan. Gambaran ini misalnya
tercermin dengan jelas dalam survei yang dilakukan Saiful
Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 20 hingga
30 Juni 2012 lalu. Menurut survei SMRC, 60 persen dari
1,219 responden belum menentukan siapa dari nama-nama
58
PILKADA JAKARTA DAN PILPRES 2014
59
3. PEMIMPIN BARU JAKARTA
Warga Jakarta menginginkan sesuatu yang baru, yang lebih dari
sekadar janji-janji.
60
PEMIMPIN BARU JAKARTA
61
JEFFRIE GEOVANIE
terjadi pada esok hari. Hanya warga yang apatis yang tidak
menginginkan pergantian pemimpin di Jakarta.
Jika kondisi lalu lintas di Jakarta pada 2014 diprediksi
akan mengalami macet total tanpa bisa bergerak, maka
itulah nasib yang harus dihadapi warga Jakarta. Jika sebagian
wilayah Jakarta akan terus terkena banjir maka memang
seperti itulah kondisinya karena sebagian besar wilayahnya
memang berada di bawah permukaan laut. Jadi mau diapakan
lagi, memang sudah begitulah nasibnya sejak jaman dahulu
kala.
Tentu saja, warga Jakarta tidak mau menyerahkan
peruntungan pada nasib buruk seperti itu. Pesan penting ini,
saya kira, tidak hanya ditujukan pada pemimpin yang (kalah)
sekarang, tapi juga untuk pemimpin yang akan terpilih kelak,
untuk berbuat lebih kreatif dalam menyiasati kondisi Jakarta
yang kian tidak nyaman bagi para penghuninya.
Pemimpin baru yang terpilih bukan sekadar alat
pelampiasan atas ketidaksukaan pada pemimpin lama, tapi
juga harus menjadi tumpuan harapan lahirnya Jakarta baru
yang benar-benar lebih baik dari Jakarta sebelumnya.
Jadi, kewajiban pemimpin baru bukan sekadar
merealisasikan janji-janji yang telah disampaikan dalam
kampanye, karena di antara janji-janji itu belum tentu
sepenuhnya sesuai dengan keinginan warga Jakarta. Warga
Jakarta menginginkan sesuatu yang baru, yang lebih dari
sekadar janji-janji.
62
PEMIMPIN BARU JAKARTA
63
4. PELAJARAN DARI JAKARTA (1)
Bagi daerah-daerah lain yang akan menggelar Pilkada, ada
baiknya belajar pada Jakarta.
64
PELAJARAN DARI JAKARTA (1)
65
JEFFRIE GEOVANIE
66
PELAJARAN DARI JAKARTA (1)
67
5. PELAJARAN DARI JAKARTA (2)
Pelajaran penting dari Pemilukada Jakarta adalah bahwa
siapa tokoh yang diajukan jauh lebih penting dari partai yang
mengajukannya.
68
PELAJARAN DARI JAKARTA (2)
69
JEFFRIE GEOVANIE
70
PELAJARAN DARI JAKARTA (2)
71
6. ANGIN SEGAR DARI PEMILUKADA
JAKARTA
Pemilukada Jakarta menjadi bukti kematangan berdemokrasi
baik secara prosedural maupun substansial.
72
ANGIN SEGAR DARI PEMILUKADA JAKARTA
73
JEFFRIE GEOVANIE
74
ANGIN SEGAR DARI PEMILUKADA JAKARTA
75
7. FENOMENA KEMENANGAN JOKOWI-
AHOK
Dengan rekam jejak sang pemenang yang biasa menyatu dengan
rakyat dan berbicara dengan bahasa rakyat, besar harapan kita,
Jakarta ke depan bisa menjadi kota milik bersama.
76
FENOMENA KEMENANGAN JOKOWI-AHOK
77
JEFFRIE GEOVANIE
78
FENOMENA KEMENANGAN JOKOWI-AHOK
Para Ksatria
Selain faktor dukungan rakyat kepada para figur
kandidat, faktor kedewasaan sikap para kandidat pun patut
kita cermati pada Pemilukada Jakarta kali ini. Pasangan
Foke-Nara sebagai pihak yang kalah secara elegan mengakui
kredibilitas metode hitung cepat (quick count) dengan cara
mengucapkan selamat kepada lawan yang mengunggulinya.
Jarang terjadi, pihak yang kalah dalam quick count langsung
mengucapkan selamat kepada pihak yang menang sebelum
perhitungan resmi versi penyelenggara pemilu (KPUD)
diumumkan.
Sementara itu, pasangan Jokowi-Ahok juga tidak tampak
jumawa dengan kemenangan yang diraihnya. Keduanya
meminta maaf kepada pasangan Foke-Nara karena mungkin
79
JEFFRIE GEOVANIE
Menatap ke Depan
Setelah “pesta” Pemilukada usai, sudah waktunya
kita menatap ke depan. Pertama, dengan cara mening-
galkan hal-hal buruk yang menjadi residu Pemilukada
seperti pemanfaatan isu SARA (suku, agama, ras, dan antar
golongan) dalam kampanye, cara-cara mobilisasi suara yang
tidak elegan seperti melalui tempat ibadah, pemanfaatan
birokrasi, dan praktik politik uang (money politics), serta
nuansa saling mengancam antar pendukung kedua kandidat.
Kedua, dengan memelihara hal-hal yang baik dalam
proses Pemilukada seperti antusiasme masyarakat dalam
menyongsong perubahan; keniscayaan partai politik dalam
menangkap tanda-tanda zaman; sikap ksatria para kandidat;
dan yang lebih penting adalah suasana pra dan pasca
pencoblosan yang aman dan damai. Harapan kita semoga
80
FENOMENA KEMENANGAN JOKOWI-AHOK
81
Bagian Tiga
AHOK SEBAGAI
PEMIMPIN
Basuki Tjahaja Purnama yang populer disapa
Ahok adalah sosok yang dibutuhkan bangsa ini.
Kemampuannya bersikap independen, tanpa
kompromi, terutama saat berhadapan dengan
kepentingan partai politik yang cenderung me-
nyandera, membuat Ahok memiliki kualitas yang
berbeda dari pemimpin-pemimpin lainnya.
1. MODAL SOSIAL PEMIMPIN
Dalam masyarakat demokratis, modal sosial menjadi sangat
penting karena demokrasi meniscayakan adanya hubungan
relasional yang rasional dalam suatu masyarakat.
85
JEFFRIE GEOVANIE
86
MODAL SOSIAL PEMIMPIN
87
JEFFRIE GEOVANIE
88
2. FENOMENA AHOK
Dalam kasus Ahok, justru lembaga eksekutif berfungsi menjadi
pengontrol lembaga legislatif.
89
JEFFRIE GEOVANIE
Anomali
Fenomena Ahok bisa menjadi anomali karena dalam
tataran politik yang normal, lembaga legislatiflah yang
berperan mengontrol lembaga eksekutif agar tidak terjadi
penyalahgunaan wewenang, jabatan, dan kekuasaan untuk
kepentingan-kepentingan yang tidak ada kaitan dengan
kepentingan rakyat. Dalam kasus Ahok, justru lembaga
eksekutif berfungsi menjadi pengontrol lembaga legislatif.
Jika Ahok berhasil, ia akan menjadi preseden yang baik
dalam perpolitikan di tanah air. Bahwa upaya pemberantasan
korupsi bisa dilakukan siapa pun, termasuk oleh lembaga yang
selama ini dipersepsi justru menjadi objek pemberantasan
90
FENOMENA AHOK
91
JEFFRIE GEOVANIE
92
FENOMENA AHOK
93
3. ANOMALI AHOK
selama menjadi pejabat negara, Ahok tidak pernah mau
menerima imbalan dari pihak mana pun kecuali gaji yang ia
terima secara resmi.
94
ANOMALI AHOK
95
JEFFRIE GEOVANIE
96
ANOMALI AHOK
97
4. “KEKEJAMAN” AHOK
Ia kejam terhadap siapa pun yang dianggap tidak bisa bekerja
dengan benar.
98
“KEKEJAMAN” AHOK
99
JEFFRIE GEOVANIE
100
“KEKEJAMAN” AHOK
101
5. MENCERMATI GAYA KOMUNIKASI
AHOK
Dalam suasana politik yang sangat longgar di mana etika dan
moral agama lebih banyak dibuang ke tempat sampah, gaya
komunikasi Ahok menemukan tempat yang tepat.
102
MENCERMATI GAYA KOMUNIKASI AHOK
103
JEFFRIE GEOVANIE
104
MENCERMATI GAYA KOMUNIKASI AHOK
105
JEFFRIE GEOVANIE
106
6. MENGGUSUR ALA BASUKI
Seperti kemoterapi yang belum tentu bisa menyembuhkan
penyakit kanker secara total, relokasi warga juga belum tentu
bisa mengatasi masalah secara menyeluruh.
107
JEFFRIE GEOVANIE
108
MENGGUSUR ALA BASUKI
109
JEFFRIE GEOVANIE
110
7. CARA PEMIMPIN MENJAWAB UJIAN
Jika ada orang yang mengeluh karena merasa tidak mampu
menghadapi ujian, sesungguhnya ia tengah menihilkan dirinya
sebagai makhluk Tuhan.
111
JEFFRIE GEOVANIE
112
CARA PEMIMPIN MENJAWAB UJIAN
113
JEFFRIE GEOVANIE
114
8. AHOK SEBAGAI SIMBOL PEMIMPIN
Kemampuannya bersikap independen, tanpa kompromi,
terutama saat berhadapan dengan kepentingan partai politik
yang cenderung menyandera, membuat Ahok memiliki kualitas
yang berbeda dari pemimpin-pemimpin lainnya.
115
JEFFRIE GEOVANIE
116
AHOK SEBAGAI SIMBOL PEMIMPIN
117
JEFFRIE GEOVANIE
118
9. NYALI SEORANG PEMIMPIN
Penyebab utama tidak adanya nyali para pejabat adalah
karena takut kehilangan popularitas, terutama di mata para
pemilihnya, sehingga berujung pada hilangnya jabatan.
119
JEFFRIE GEOVANIE
120
NYALI SEORANG PEMIMPIN
121
JEFFRIE GEOVANIE
122
10. PANUTAN AHOK SEBAGAI
PEMIMPIN
Jika seorang pemimpin tidak bisa menegakkan keadilan maka
gugurlah kewajiban warga negara untuk menaati pemimpinnya.
123
JEFFRIE GEOVANIE
124
PANUTAN AHOK SEBAGAI PEMIMPIN
125
JEFFRIE GEOVANIE
126
11. KEKUASAAN KONSTITUSIONAL
BASUKI
Pada situasi seperti sekarang ini, kekuasaan konstitusional
menjadi opsi penting karena bisa menjadi satu-satunya
pegangan (landasan) di tengah ketidakpastian.
127
JEFFRIE GEOVANIE
128
KEKUASAAN KONSTITUSIONAL BASUKI
129
JEFFRIE GEOVANIE
130
KEKUASAAN KONSTITUSIONAL BASUKI
131
12. MENEMPATKAN BASUKI PADA
TEMPATNYA
Secara psikologis mungkin akan sedikit bermasalah jika Ibukota
dipimpin oleh orang yang selama ini menentang kebijakan-
kebijakan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
132
MENEMPATKAN BASUKI PADA TEMPATNYA
133
JEFFRIE GEOVANIE
134
MENEMPATKAN BASUKI PADA TEMPATNYA
135
JEFFRIE GEOVANIE
136
13. HENTIKAN GLORIFIKASI BASUKI
Glorifikasi, apalagi dengan menyebut-nyebut nama Tuhan,
bertolak belakang dengan prinsip politik Ahok yang rela mati
untuk membela konstitusi.
137
JEFFRIE GEOVANIE
138
HENTIKAN GLORIFIKASI BASUKI
139
JEFFRIE GEOVANIE
140
Bagian Empat
UJIAN BERAT
AHOK
Hidup seseorang dari lahir hingga dewasa, secara
proporsional akan terus menanjak, ibarat masuk
sekolah dari kelas satu dan seterusnya hingga kelas
yang paling tinggi. Untuk bisa naik kelas harus lulus
ujian, dari yang ringan hingga yang amat berat.
Makin tinggi kelasnya, makin berat ujiannya. Seperti
pepatah, semakin tinggi pohon semakin kencang
terpaan anginnya.
1. PERLAWANAN AHOK
Jika kepala daerah yang mau dimakzulkan memang benar-
benar terbukti korupsi, pemakzulan harus didukung, tapi jika
yang terjadi sebaliknya, jelas harus ditolak.
143
JEFFRIE GEOVANIE
144
PERLAWANAN AHOK
145
JEFFRIE GEOVANIE
146
2. BASUKI, BANJIR, DAN KEMACETAN
Sebenarnya, ada banyak alasan untuk mengelak dari kedua
tantangan ini. Tapi, alangkah naifnya jika Ahok menyampaikan
alasan-alasan itu untuk menghindari kritik dan kecaman publik
terkait banjir dan kemacetan..
147
JEFFRIE GEOVANIE
148
BASUKI, BANJIR, DAN KEMACETAN
149
JEFFRIE GEOVANIE
150
3. PELAJARAN UNTUK BASUKI
Jika faktor agama menjadi pertimbangan pemilih maka satu-
satunya jalan untuk mengalahkannya adalah dengan perbaikan
kinerja
151
JEFFRIE GEOVANIE
152
PELAJARAN UNTUK BASUKI
mati, artinya bisa saja antara satu daerah dengan yang lainnya
memiliki pakem yang sama.
Ada dua kasus yang bisa menjadi pelajaran penting bagi
Basuki Tjahaja Purnama, yakni Pilkada Kota Surakarta dan
Kabupaten Belitung Timur. Dua petahana di dua daerah
yang memiliki hubungan—baik langsung maupun tidak
langsung—dengan Ahok ini mengalami nasib yang berbeda.
Yang pertama, Pilkada Kota Surakarta, kandidat petahana
secara tidak langsung memiliki hubungan dengan Ahok karena
sama-sama melanjutkan kepemimpinan Joko Widodo, dan
sama-sama non-Muslim di daerah yang mayoritas Muslim.
Hasil pindai cepat Pilkada Kota Surakarta vrsi KPU, calon
petahana pasangan F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo
memperoleh 152.301 (59,92%) mengungguli pasangan
Anung Indro Susanto—M. Fajri yang memperoleh suara
101.866 suara (40,08%)
Kedua, Pilkada Kabupaten Belitung Timur, kandidat
petahana secara langsung punya hubungan erat dengan
Ahok karena merupakan adik kandungnya, yakni Basuri
Tjahaja Purnama, dan kabupaten ini juga pernah dipimpin
Ahok. Hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Belitung Timur
versi Cyrus Network, pasangan Basuri-Fezzi Uktolseja
memperoleh suara 31,81%, dikalahkan oleh pasangan Yuslih
Ihza-Burhanuddin yang memperoleh 51,4%. Yuslih Ihza
adalah kakak kandung Yusril Ihza Mahendra.
Dengan berkaca pada F.X. Hadi Rudyatmo, Ahok
memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan kembali
153
JEFFRIE GEOVANIE
154
PELAJARAN UNTUK BASUKI
155
4. SERANGAN BERTUBI PADA BASUKI
Jika diklasifikasi, serangan terhadap Basuki ada tiga macam:
pertama, menyangkut kebijakan; kedua, soal tuduhan korupsi;
dan ketiga soal ras dan agama.
156
SERANGAN BERTUBI PADA BASUKI
157
JEFFRIE GEOVANIE
158
SERANGAN BERTUBI PADA BASUKI
159
JEFFRIE GEOVANIE
160
5. DISKREDIT BASUKI
Mengimbangi diskredit dengan kredit yang jauh lebih masif
adalah satu-satunya cara untuk meminimalisasi dampak negatif
dari setiap diskredit bagi Ahok.
161
JEFFRIE GEOVANIE
162
DISKREDIT BASUKI
163
JEFFRIE GEOVANIE
164
6. UJIAN BERAT BASUKI
Ibarat pepatah, semakin tinggi pohon semakin kencang terpaan
angin, semakin tinggi popularitas dan elektabilitas Ahok,
semakin berat ujian yang dihadapi.
165
JEFFRIE GEOVANIE
166
UJIAN BERAT BASUKI
167
JEFFRIE GEOVANIE
168
UJIAN BERAT BASUKI
169
7. SALAH SANGKA PADA BASUKI
Banyak orang melihat Ahok hanya dari penampilan “kulit luar”
terutama dari tutur katanya, bukan melihat dari kinerjanya.
170
SALAH SANGKA PADA BASUKI
171
JEFFRIE GEOVANIE
172
SALAH SANGKA PADA BASUKI
173
8. PARA PENANTANG BASUKI
Untuk saat ini, sebagai inkumben, mungkin Ahok yang paling
populer. Tapi bukan tidak mungkin juga jika pada saat-saat
menjelang Pilkada nanti, popularitas Ahok akan disalip oleh
para penantangnya.
174
PARA PENANTANG BASUKI
175
JEFFRIE GEOVANIE
176
PARA PENANTANG BASUKI
177
9. UJIAN INDEPENDENSI BASUKI
Karena fenomena Ahok, calon perseorangan mendapatkan ujian
berat, baik secara politis maupun administratif.
178
UJIAN INDEPENDENSI BASUKI
179
JEFFRIE GEOVANIE
180
UJIAN INDEPENDENSI BASUKI
181
JEFFRIE GEOVANIE
182
10. MENILAI KINERJA BASUKI
Bagi politisi, apalagi yang menduduki jabatan eksekutif, kinerja
adalah segala-galanya.
183
JEFFRIE GEOVANIE
184
MENILAI KINERJA BASUKI
185
JEFFRIE GEOVANIE
186
11. MENJAGA POPULARITAS DAN
ELEKTABILITAS BASUKI
Kegagalan kinerja akan menjadi faktor utama dari kekalahan
petahana dalam proses pemilihan berikutnya.
187
JEFFRIE GEOVANIE
188
MENJAGA POPULARITAS DAN ELEKTABILITAS BASUKI
189
JEFFRIE GEOVANIE
190
MENJAGA POPULARITAS DAN ELEKTABILITAS BASUKI
191
Bagian Lima
IMPIAN AHOK
Mimpi Ahok cukup sederhana, yakni membuat
perut, otak, dan dompet warga Jakarta penuh.
1. MENYELAMATKAN DEMOKRASI
Demokrasi harus diselamatkan karena di dalamnya
meniscayakan persamaan derajat dalam proses pengambilan
keputusan seperti pemilihan umum dan di depan hukum.
195
JEFFRIE GEOVANIE
196
MENYELAMATKAN DEMOKRASI
197
JEFFRIE GEOVANIE
198
2. KEBERAGAMAAN BASUKI
Ahok orang yang sangat rasional dalam beragama. Dia
melihat agama sebagai nilai atau ajaran-ajaran etik yang harus
dihidupkan dalam realitas objektif.
199
JEFFRIE GEOVANIE
200
KEBERAGAMAAN BASUKI
201
JEFFRIE GEOVANIE
202
3. EKSPERIMEN POLITIK BASUKI
Ahok akan menjadi eksperimen politik bagi kader yang
berkualitas.
203
JEFFRIE GEOVANIE
204
EKSPERIMEN POLITIK BASUKI
205
JEFFRIE GEOVANIE
206
4. NALAR ANOMALI BASUKI
Sesuatu yang sudah memasuki tahap luar biasa, tidak akan
selesai dengan cara-cara yang biasa. Inilah nalar politik yang
digunakan Ahok dalam memimpin Jakarta.
207
JEFFRIE GEOVANIE
208
NALAR ANOMALI BASUKI
209
JEFFRIE GEOVANIE
210
5. ANOMALI DUKUNGAN TERHADAP
BASUKI
Mengapa Ahok tetap disukai dan didukung oleh mayoritas
warga Jakarta yang dalam ukuran normal seharusnya tidak
mendukungnya?
211
JEFFRIE GEOVANIE
212
ANOMALI DUKUNGAN TERHADAP BASUKI
213
JEFFRIE GEOVANIE
214
ANOMALI DUKUNGAN TERHADAP BASUKI
215
6. IMPIAN BASUKI
Mimpi Ahok cukup sederhana, yakni membuat perut, otak, dan
dompet warga Jakarta penuh.
216
IMPIAN BASUKI
217
JEFFRIE GEOVANIE
218
IMPIAN BASUKI
219
JEFFRIE GEOVANIE
220
7. HIDUP BERSIH ALA BASUKI
Bersih dalam pandangan Ahok tak sekadar dalam pengertian
fisik, tapi juga bersih hati, pikiran, dan tindakan.
221
JEFFRIE GEOVANIE
222
HIDUP BERSIH ALA BASUKI
223
JEFFRIE GEOVANIE
224
8. KOMITMEN SEORANG BASUKI
Komitmen membangun negara sudah menjadi bagian dari nafas
kehidupan. Menjaga kebersamaan dalam keragaman sudah
menjadi bagian integral dari watak perjuangan.
225
JEFFRIE GEOVANIE
226
KOMITMEN SEORANG BASUKI
227
JEFFRIE GEOVANIE
228
9. PILIHAN “TIKET” BASUKI
Basuki tinggal memilih, mau maju dengan tiket dari partai
politik, atau mau melalui jalur perseorangan (independen).
229
JEFFRIE GEOVANIE
230
PILIHAN “TIKET” BASUKI
231
JEFFRIE GEOVANIE
232
PILIHAN “TIKET” BASUKI
233
10. MENGHORMATI PILIHAN BASUKI
Jika dukungan partai politik sudah di tangan, mengapa pula
masih harus berharap lolos verifikasi jalur perseorangan.
234
MENGHORMATI PILIHAN BASUKI
235
JEFFRIE GEOVANIE
236
MENGHORMATI PILIHAN BASUKI
237
JEFFRIE GEOVANIE
238
11. MENYELAMATKAN DEMOKRASI DARI
DEMORALISASI
Kita menyadari sepenuhnya fakta demoralisasi demokrasi.
Namun kesadaran ini tidak bermakna signifikan pada saat tidak
dibarengi upaya untuk memperbaikinya.
239
JEFFRIE GEOVANIE
240
MENYELAMATKAN DEMOKRASI DARI DEMORALISASI
241
JEFFRIE GEOVANIE
242
MENYELAMATKAN DEMOKRASI DARI DEMORALISASI
Jika ada hal-hal yang dirasa kurang tepat, publik bisa lang-
sung merespons melalui berbagai layanan pelaporan yang
tersedia.
Aplikasi Smart City yang diberi nama QLUE, juga
menjadi sarana yang sangat efektif untuk transparansi dan
akuntabilitas semua kebijakan politik yang dijalankan di DKI
Jakarta. Dengan aplikasi ini, selain bisa digunakan warga
untuk melaporkan segala jenis ketimpangan, atau segala hal
yang dinilai tidak layak di tengah-tengah masyarakat Jakarta,
Basuki juga bisa mencermati dengan lebih jeli kinerja aparat
di bawahnya.
Bagi kalangan yang berpikir ideologis dan rumit tentang
demokrasi, bisa saja berpendapat bahwa transparansi yang
dilakukan Basuki terlalu sederhana untuk dikatakan sebagai
upaya untuk menyelamatkan demokrasi dari demoralisasi.
Pendapat ini sah-sah saja, tapi menurut saya, serumit apa
pun tugas yang kita hadapi, langkahnya harus dimulai dari
yang sederhana.
Sejarah mengajarkan pada kita, tidak sedikit sesuatu
yang kita anggap sederhana ternyata memiliki efek yang luar
biasa. (geotimes.co.id, 29 September 2016)
243
12. MAMBANGUN MASYARAKAT
BERKEMAJUAN
Pesta demokrasi seperti Pilkada bisa dijadikan momentum
untuk “mengantarkan” orang-orang baik menjadi bagian
penting dalam lembaga-lembaga politik yang mampu
menopang terbangunnya masyarakat berkemajuan.
244
MAMBANGUN MASYARAKAT BERKEMAJUAN
245
JEFFRIE GEOVANIE
246
MAMBANGUN MASYARAKAT BERKEMAJUAN
247
JEFFRIE GEOVANIE
248
DAFTAR BACAAN
BUKU
Armstrong, Karen, Berperang Demi Tuhan, Fundamentalisme
dalam Islam, Kristen, dan Yahudi, Serambi, Jakarta
bekerjasama dengan Mizan, Bandung, Cet. II, 2001
Berger, Peter L, Langit Suci, Agama Sebagai Realitas Sosial, LP3ES,
Jakarta, Cet II, 1994
Budiman, Arief, Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi,
Gramedia, Jakarta, Cet. II, 1997
Essack, Farid, Membebaskan yang Tertindas : Al-Qur’an,
Liberalisme, Pluralisme, Mizan, Bandung, 2000.
Effendy, Bahtiar, Islam dan Negara, Transformasi Gagasan dan
Praktik Politik Islam di Indonesia, Paramadina, Jakarta, 2009
Geovanie, Jeffrie, Tantangan Demokratisasi dalam Masyarakat
Transisi, Teraju, Jakarta, Cet. I, 2004
---------, Membela Akal Sehat, RMBook, Jakarta, Cet I, 2008
---------, Civil Religion, Gramedia, Jakarta, Cet. I, 2013
---------, Sosok-Sosok Inspiratif, Expose, Jakarta, Cet. I, 2013
---------, The Pluralism Project, Expose, Jakarta, Cet. I, 2013
GoPeople!, Big Basuki, Kata-Kata Ahok yang Perlu Diingat dan
Dipegang Rakyat, Grasindo, Jakarta, Cet. I, 2014
Gunawan, Markus, Ahok, Koboi Jakarta Baru,Visimedia, Jakarta,
Cet. I, 2013
249
JEFFRIE GEOVANIE
250
DAFTAR BACAAN
MAJALAH
GeoTIMES
HISTORIA
TEMPO
SURAT KABAR
Haluan
Media Indonesia
Padang Ekspres
Seputar Indonesia
Suara Pembaruan
Sinar Harapan
251
JEFFRIE GEOVANIE
SUMBER ONLINE
www.ahok.org
www.beritajakarta.com
www.beritasatu.com
www.detik.com
www.geotimes.co.id
www.rmol.com
252
INDEKS
253
JEFFRIE GEOVANIE
China, 159 F
Churchill, Winston, 1
Ciliwung, 25, 108, 109, 113, 149, facebook, 72
223 Fadli Zon, 167
CSIS, 132, 187, 259 Faisal Basri, 56
culas, 172 Fakultas Kedokteran, 31
Cyrus Network, 153 fallacy, 208
Fauzi Bowo, 50, 55, 60, 64, 69, 72,
76, 148, 158, 162, 175, 185
D Fazlurrahman, 202
Festival Musik Dunia (FMD), 51
Dajal, 19
Fifi Lety, 29
Dekrit 5 Juli 1959, 197
Foke-Nara, 55, 56, 58, 60, 61, 64,
demokrasi, 13, 74, 85, 86, 87, 88,
69, 73, 76, 77, 78, 79
124, 135, 181, 190, 195,
founding fathers, 197
196, 197, 198, 204, 236,
FPI
239, 240, 241, 242, 243
Front Pembela Islam (FPI), 20
demokrasi liberal, 198, 241
Front Pembela Islam (FPI), 20
demokrasi terpimpin, 198, 241
F.X. Hadi Rudyatmo, 153
demonstrasi, 126, 245
Demonstrasi, 2
Desember 2015, 134, 151, 155, 199 G
DPRD Kota Bekasi, 2 Gandhi, Mahatma, 111
drainase, 149, 219 Garut, 144
Dr. Syahrir, 36 gedibal, 138
Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, 53
E gerbang Istana, 229
Gerindra, 3, 56, 57, 69, 77, 90, 158,
e-budgeting, 44, 91 167, 232
elektabilitas, 3, 129, 138, 162, 163, Glorifikasi, 137, 138, 156
164, 165, 173, 175, 187, goblog, 103
190, 211, 213 Goenawan Mohamad, 19
emas, 114
H
Eropa, 50, 222
Esemka-Kiat, 51
etnis, 36, 38, 39, 57, 68, 72, 86, 87, Habib Rizieq, 20, 22
88, 161, 162, 163, 164, 195 Harry Basuki, 29
euforia, 246 Harvard Collage, 246
exit poll, 55, 57, 60, 70 hedonistis, 57
H Hart, Michael, 111
Hidayat Nur Wahid, 187
hotel prodeo, 231
254
INDEKS
I kampungan, 24
Kampung Pulo, 108, 127, 168, 185,
Ibnu Taimiyah, 202 212
Idul Adha, 201 kartu keluarga, 213
impeachment, 42 Kartu Tanda Penduduk (KTP), 174,
incumbent, 61, 64, 65, 66 186
independen, 3, 83, 115, 116, 129, KTP, 174, 186
130, 178, 180, 181, 195, Kasimo, 228
203, 204, 205, 206, 229, Kejaksaan Agung, 145
230, 231, 232, 235 Kemacetan, 147, 148, 218
Indra Tjahaja Purnama, 26 Kementerian Negara Pemberdayaan
Irwandi Yusuf, 206 Aparatur Negara, 53
Ketua RT, 217
J Kim Nam, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 35
Jakarta Baru, 188 Koalisi Indonesia Hebat (KIH), 116,
Jakarta Selatan, 25, 108, 119, 157 144
Jakarta Utara, 19, 127, 158, 212 Koalisi Merah Putih (KMP), 144
Jamaluddin al-Afghani, 222 Komisi Pemberantasan Korupsi
Jawa, 35, 36, 49, 57, 65, 105, 107, (KPK), 3, 89, 97, 143, 157,
108, 133, 140, 212, 230, 260 166, 239
Jaya Suprana, 159 Komisi Pemilihan Umum Daerah,
Jeffry Geovani, 9 231
JJ Rizal, 127 Komisi Pemilihan Umum (KPU), 50,
Jokowi-Ahok, 47, 49, 53, 54, 55, 56, 168
57, 58, 60, 61, 63, 64, 68, Kompas, 109, 260
69, 70, 73, 74, 76, 77, 78, korupsi, 4, 37, 40, 41, 43, 53, 89,
79, 80, 188 90, 91, 95, 97, 101, 105,
Joko Widodo, 2, 5, 24, 49, 55, 60, 118, 143, 144, 146, 151,
64, 68, 72, 76, 89, 96, 103, 156, 157, 158, 163, 166,
107, 112, 115, 132, 135, 169, 180, 201, 204, 209,
153, 175, 206, 223, 229 210, 212, 217, 224, 227,
Jokowi, 2, 5, 24, 49, 55, 60, 64, 228, 231, 232, 236, 239, 242
68, 72, 76, 89, 96, 103, 107,
112, 115, 132, 135, 153,
175, 206, 223, 229 L
Jusuf Kalla, 105, 176, 212
lancung, 114
lembaga legislatif, 26, 89, 90, 93, 97
K Lembaga Swadaya Masyarakat, 42
Lincoln, Abraham, 69
KADIN, 53 Lius Sungkharisma, 159
kafir, 20, 22, 42, 125, 159, 210, 227
255
JEFFRIE GEOVANIE
M O
Machiavelli, Niccolo, 130 Operasi Sapu Jagat, 28
Madura, 36 operasi tangkap tangan, 3, 157
mahar, 231, 235, 236 Orde Baru, 79, 107, 110, 241, 246
Majalah Playboy, 22 otak, 193, 216
Majelis Permusyawaratan Rakyat,
19, 259
Makassar, 186 P
Malari, 36 Palembang, 186
Mandela, Nelson, 111 Partai Amanat Nasional (PAN), 20
Manggar, 25 Partai Bulan Bintang (PBB), 49
Mario Teguh, 30, 99 Partai Gerindra, 3, 56, 77, 158, 167,
Mass Rapid Transit (MRT), 119, 186 232
Masyarakat berkemajuan, 244, 246 Partai Golkar, 26, 52, 56, 230, 259
Media Indonesia, 63, 260 Partai Perhimpunan Indonesia Baru
meritokrasi, 202 (PPIB), 35, 52
Metro Mini, 50 pasukan nasi bungkus, 138
Metro Realitas, 61 PDIP, 56, 57, 69, 77, 79, 154, 179,
M. Fajri, 153 230, 232
Mimpi Ahok, 193, 216 pedagang kaki lima, 107, 185
minyak babi, 42 Pemilu 1955, 241
Muhammad Abduh, 222 Pengadilan Tata Usaha Negara
Muhammad Hatta, 202, 240 (PTUN), 108, 179
Muhammad Iqbal, 202 peringatan Maulid, 123, 200
Muhammad Nazar, 206 Pesanggrahan, 149
Muhammad SAW, 111, 123, 200 petani miskin, 69
Muhammad Taufik, 45, 158 Piagam Jakarta, 22
Pilgub DKI 2017, 2
N Pilkada, v, 3, 6, 20, 21, 24, 25, 38,
49, 52, 54, 55, 57, 58, 60,
Nachrowi Ramli, 55, 60, 64, 69, 76, 61, 64, 65, 66, 86, 87, 90,
162 110, 132, 133, 134, 135,
Nasdem, 232, 235 147, 151, 152, 153, 154,
Nasrani, 123, 199, 201 156, 158, 160, 162, 165,
Nono Sampono, 56 167, 168, 174, 175, 177,
Nurcholish Madjid, 202, 222 178, 180, 181, 183, 187,
Nurdin Abdullah, 176 188, 195, 203, 204, 205,
nusantara, 75 206, 211, 231, 232, 233,
244, 247, 256
Pilkada Banten, 132
256
INDEKS
257
JEFFRIE GEOVANIE
T Y
tahanan KPK, 106 Yahudi, 123, 201
tai, 103 Yogyakarta, 22, 50, 186
tanah air, 49, 70, 89, 90 youtube, 96, 199, 242
Tanjung Priok, 19 Yunarto Wijaya, 7
Tantowi Yahya, 187 Yuslih Ihza Mahendra, 134
Teman Ahok, 174, 230, 231, 235, Yusril Ihza Mahendra, 2, 133, 153,
236, 237, 238 167
tempat pemungutan suara (TPS), 73
Tempo, 51, 53, 260
Thomson, Dennis F, 246 Z
Tionghoa, 25, 36, 40, 159, 161 Zhong Kim Nam, 26
titisan Yesus, 138 Zhong Wan Xie, 25, 51, 76
toleransi, 22
Transparan, 17, 38
Tri Rismaharini, 110, 144, 176, 184,
185, 187
Trump, Donald, 40
tukang kayu, 69
Twitchell Hall, Edward, 103
twitter, 72
U
Universitas Kristen Indonesia (UKI),
31
Universitas Trisakti, 31
UPS, 144
UUD 1945, 22, 97, 117, 118, 124,
140, 225
W
waduk Pluit, 223
wakil rakyat, 26, 43, 52, 91, 93
Wali Kota Solo, 49
Wiranto, 20, 21
258
JEFFRIE GEOVANIE
Adalah anggota Majelis Per-
musyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR RI) periode
2014-2019 dari unsur Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) yang
mewakili Provinsi Sumatera
Barat. Pendiri dan Penasihat
lembaga riset kebijakan publik,
The Indonesian Institute;
Pendiri dan Ketua Yayasan Syafii Maarif yang mengelola
MAARIF Institute for Culture and Humanity; Anggota Dewan
Penasihat The Centre for Strategic and International Studies
(CSIS), Jakarta; dan Anggota Dewan Redaktur Penerbit “Balai
Pustaka”, Jakarta. Pernah terpilih menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai
Golkar periode 2009-2014 dan mengundurkan diri pada
April 2012.
Lahir di Jakarta, 5 Agustus 1967, Jeffrie Geovanie meram-
pungkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Nasional,
Jakarta; melanjutkan studi pascasarjana pada bidang yang
sama di Universitas Indonesia, Jakarta; dan menyelesaikan
pascasarjana Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta.
Bisnis, politik, dan olahraga adalah tiga dunia yang
digeluti Jeffrie Geovanie. Mengawali profesinya seba-
259
JEFFRIE GEOVANIE
260