Anda di halaman 1dari 27

PROSES MENINGKATNYA HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU MENURUT PERSPEKTIF TEORI

PERTUKARAN SOSIAL YANG DICETUS OLEH GEORGE CASPAR HOMANS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi

Dosen Pengampu: Dr. Si Nursan S.Sos.,M.I.Kom

Disusun Oleh:

Grandis Han ka Putri 2210631190144

Nadia Fadillah Putri 2210631190156

Prames Exclesia Parapat 2210631190161

Rizel Kasyidi Mahardika 2210631190164

Sultan Mu4hi Alfaruqi 2210631190169

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Antar
Pribadi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hubungan
anatar individu menurut perspek f teori pertukaran sosial yang dicetus oleh George caspar
homans, bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Si Nursan S.Sos.,M.I.Kom. selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kri k dan saran yang membangun akan kami nan kan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Secara umum, teori pertukaran sosial adalah teori bahwa suatu hubungan sosial memiliki unsur-
unsur penghargaan, pengorbanan, dan penghargaan yang saling berinteraksi. Teori ini
menjelaskan bagaimana orang memandang hubungan kita dengan orang lain berdasarkan
persepsi mereka sendiri. Melawan keseimbangan antara apa yang dimasukkan ke dalam suatu
hubungan dan apa yang dikeluarkan dari suatu hubungan. Jenis hubungan yang langgeng dan
peluang untuk hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Lebih khusus lagi, teori pertukaran
sosial adalah teori ilmu sosial berbasis ide bahwa hubungan antara dua orang diciptakan melalui
analisis biaya-manfaat.Teori pertukaran sosial bukan hanya teori, tetapi juga kerangka kerja di
mana para ahli teori dapat berdialog satu sama lain. Semua teori ini didasarkan pada asumsi yang
berbeda tentang sifat manusia dan sifat hubungan manusia. Sifat manusia yang dimaksud dalam
konteks ini adalah pertama-tama manusia yang sering menginginkan pahala dan jauh dari
hukuman.

Kita telah lama mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, bukan sekedar makhluk
individual. Sebagai makhluk sosial, manusia senan asa menciptakan interaksi dan membangun
hubungan dengan orang lain yang ditemuinya. Teori pertukaran sosial adalah model ekonomi
yang berfokus pada dinamika hubungan, termasuk bagaimana hubungan tersebut muncul,
bagaimana hubungan tersebut dipertahankan, dan apakah hubungan tersebut berakhir. Bagi
Homans, prinsip dasar pertukaran sosial adalah "distribu ve jus ce" - aturan yang mengatakan
bahwa sebuah imbalan harus sebanding dengan investasi. Proposisi yang terkenal sehubungan
dengan prinsip tersebut berbunyi " seseorang dalam hubungan pertukaran dengan orang lain
akan mengharapkan imbalan yang diterima oleh se ap pihak sebanding dengan pengorbanan
yang telah dikeluarkannya - makin ngghi pengorbanan, makin nggi imbalannya - dan
keuntungan yang diterima oleh se ap pihak harus sebanding dengan investasinya - makin nggi
investasi, makin nggi keuntungan".

Asumsi dasar teori behaviorisme Homans dalam melihat masyarakat, adalah melihatnya melalui
sifat alamiah dari spesies manusia, atau sifat objek f psikologis manusia. Menurut Homans, sifat
dasar dari manusia itu sendiri ialah menginginkan kesenangan yang sebesar besarnya dan
meminimalkan kesusahannya. Begitu juga dalam masyarakat, dimana sifat manusia tersebut
mengkonstruksikan dunia sosial dengan manusia sebagai pusatnya. Sifat dasar yang dimaksudkan
disini bersifat pertukaran, karena berapa besarnya keuntungan sudah menjadi sifat dasar dari
spesies manusia untuk mencari keuntungan yang sebgaian manusia mencarinya melalui altruisme
dan yang lainnya melalui keegoisan.

In dari teori pembelajaran sosial dan pertukaran sosial adalah perilaku sosial seseorang hanya
bisa dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diama , bukan oleh proses mentalis k (black-box). Semua
teori yang dipengaruhi oleh perspek f ini menekankan hubungan langsung antara perilaku yang
terama dengan lingkungan.

Tujuan Teori Pertukaran Sosial

Konsep perbandingan yang ada dalam teori pertukaran sosial (social exchange theory)
dikembangkan oleh Thibaut dan Kelley dengan tujuan untuk menjelaskan kontribusi yang dibuat
dari pengalaman dan harapan sebelumnya. Pengalaman dan harapan yang terjadi di masa lalu
individu ini kemudian dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan seberapa puas seseorang
terhadap sebuah hubungan. Individu-individu yang menjalani hubungan interpersonal dengan
adanya kesadaran akan norma-norma sosial dan menjadikannya sebagai pengalaman.
Pengalaman terhadap apa yang dirasakan individu dalam hubungan interpersonal tersebut
merupakan sesuatu yang layak dan realis s. Hal tersebut juga pen ng sehingga dapat dijadikan
sebagai suatu penilaian terhadap munculnya ngkat kecenderungan yang nggi terhadap
hubungan itu sendiri.

Namun di dalam teori pertukaran sosial, kepuasan saja dak cukup untuk menentukan
kemungkinan bahwa suatu hubungan akan berlanjut. Hal ini didefinisikan sebagai ngkat hasil
terendah dalam suatu hubungan yang akan diterima seseorang dengan adanya alterna f yang
tersedia, dimana hasil ngkatan didefinisikan sebagai ngkatan terendah dalam suatu nubungan
yang akan diterima seseorang dengan adanya alterna f yang tersedia, dimana hasil ngkatan
inilah yang bertujuan untuk menjelaskan keputusan individu untuk tetap berada daram hubungan
tersebut atau meninggalkannya. Ke ka output yang dihasilkan dari hubungan alterna f melebihi
hasil pada hubungan utama yang sedang dijalankan, maka kemungkinan bahwa orang tersebut
meninggalkan hubungan pun meningkat.

Teori pertukaran sosial dak hanya sebuah teori namun juga sebuah kerangka referensi dimana
para teoris dapat berbicara satu sama lain. Semua teori itu dibangun berdasarkan beberapa
asumsi tentang sifat manusia dan sifat hubungan. Dengan demikian, menurut Thibaut dan Kelly,
asumsi dasar teori pertukaran sosial adalah bahwa se ap individu secara sukarela memasuki dan
nggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan itu cukup memuaskan di njau dari segi
ganjaran dan biaya (Rakhmat, 2001 : 121).

Perspek*f Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial memandang pertukaran sebagai sebuah perilaku sosial yang dapat
menghasilkan keluaran ekonomis dan sosial. Teori pertukaran sosial secara umum menganalisa
hubungan antar manusia dengan cara membandingkan interaksi manusia dengan kegiatan
pemasaran. Karena itu, dalam teori pertukaran sosial terdapat empat konsep dasar, yaitu ;

a) Ganjaran
Ganjaran atau reward merupakan salah satu elemen dalam suatu hubungan yang berupa
nilai-nilai posi f. Ganjaran dapat berupa penerimaan sosial, dukungan, pertemanan, dan
lain-lain. Ganjaran bersifat rela f dalam ar an dapat berubah-ubah yang sesuai dengan
orang dan waktu dimana hubungan itu terjadi
b) Biaya
merupakan salah satu elemen dalam kehidupan relasi yang memiliki nilai-nilai nega f.
Biaya dapat berupa waktu, uang, usaha, konflik, keruntuhan harga diri, kecemasan dan
lain-lain yang dapat menguras seluruh sumber kekayaan individu dan berdampak pada
hal-hal yang dak menyenangkan. Sama halnya dengan ganjaran, biaya bersifat rela f
dalam ar an dapat berubah-ubah tergantung pada situasi dan kondisi serta mereka yang
terlibat dalam suatu hubungan (Rakhmat, 2001 : 121).
c) Hasil Atau Laba
Hasil atau laba dalam teori pertukaran sosial mengandung ar bahwa orang cenderung
untuk memaksimalkan ganjaran yang ia peroleh dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan
ke ka mereka berada dalam suatu hubungan dengan seseorang. Menurut pencetus teori
penetrasi sosial yaitu Altman dan Taylor, suatu hubungan akan bertahan apabila mereka
memperoleh ganjaran ke ka hasil atau keluaran bersifat posi f. Sebaliknya, suatu
hubungan akan berakhir apabila hasil atau keluaran bersifat nega f atau memakan biaya.
Sementara itu, menurut George Homans, mengacu pada teorinya ia menyimpulkan bahwa
orang mengejar ganjaran untuk meminimalisir biaya. Kepuasan ganjaran yang diperoleh
dari pertukaran hubungan dinilai rela f bagi beberapa standar baku dan dengan demikian
dapat berbeda-beda bagi beberapa orang
d) Tingkat perbandingan merupakan sebuah standar yang digunakan oleh individu untuk
mengevaluasi keluaran dari suatu situasi komunikasi. John Thibaut dan Harold Kelly
merumuskan dua buah standar perbandingan untuk membedakan antara kepuasan
hubungan stabilitas hubungan. Evalusi ini kemudian melahirkan dua jenis perbandingan
yaitu ngkat perbandingan dan ngkat perbandingan sebagai alterna f.
 Yang dimaksud dengan ngkat perbandingan adalah sebuah standar yang
merepresentasikan apa yang orang rasakan yang seharusnya mereka terima untuk
memperoleh ganjaran dan biaya dari suatu hubungan tertentu. Tingkat
perbandingan seseorang dapat diper mbangkan sebagai sebuah standar keluaran
yang dapat memuaskan individu.
 Sementara itu, yang dimaksud dengan ngkat perbandingan alterna f merujuk
pada ngkatan terendah dari ganjaran suatu hubungan yang akan diterima oleh
seseorang dengan memberikan alterna f ganjaran yang tersedia dari beberapa
suatu hubungan alterna f atau menjadi sendirian. Dengan kata lain, dengan
menggunakan alat evaluasi, seorang individu akan memper mbangkan
pembayaran alterna f atau ganjaran diluar dari hubungan yang ada atau
pertukaran. Tingkat perbandingan alterna f menyediakan sebuah alat ukur
stabilitas bukan kepuasan. Jika orang dak lagi melihat alterna f lain dan takut
menjadi sendirian, maka menurut teori pertukaran sosial ia akan tetap bertahan
dalam hubungan itu.
BAB II
LITERATUR REVIEW

2.1 TABEL JURNAL


JUDUL AUTHOR MASALAH TUJUAN METODE HASIL
Pertukaran Nia Peneli an Peneli an ini Peneli an ini Hasil
Sosial Khoirunisa ini menarik bertujuan menggunaka peneli an ini
Komunitas , Ikhwan untuk dikaji untuk n teknik menunjukkan
Motor Universita karena di menjelaskan purposive bahwa
Klasik s Negeri Nagari Sungai pertukaran sampling terdapat
dengan Padang Duo hanya sosial antara dengan empat bentuk
Penjual memiliki satu komunitas informan pertukaran
Angkringan usaha motor klasik berjumlah 12 sosial,
di Nagari angkringan dengan orang diantaranya
Sungai Duo dan penjual dengan yaitu yang
Kecamatan terdapat angkringan di kriteria 7 pertama
Si ung interaksi yang Nagari Sungai anggota terdapat
Kabupaten terjadi antara Duo Kecamatan komunitas pertukaran
Dharmasray komunitas Si ung motor klasik sosial yang
a motor klasik Kabupaten dan 5 bersifat
dengan Dharmasraya penjual simbio k.
penjual angkringan. Kedua,
angkringan Teknik terdapat
yang pengumpula pertukaran
mempunyai n data dalam
latar belakang dengan cara kegiatan
yang berbeda observasi sosial. Ke ga,
yaitu dengan terdapat
cara pertukaran
mengama sosial dalam
kegiatan bentuk tenaga
komunitas atau jasa.
motor klasik Keempat,
dengan terdapat
penjual pertukaran
angkringan. dalam bentuk
bonus

Relasi Clara Besarnya Peneli an ini Peneli an ini Pada


Pertukaran Hosana kontribusi bertujuan menggunaka peneli an ini,
Sosial: Yessica sektor untuk ditemukan
Petani Jelita pertanian mengiden fikas n faktor
Bawang Dewi, dak serta i aktor yang pendekatan pendorong
Merah dan Arnelita merta terlibat, kualita f relasi
Tengkulak di Natalie membuat power yang dengan pertukaran
Nganjuk Antonio ngkat dimiliki, dan menggunaka petani dengan
Jawa Timur , Clarissa kesejahteraan mengetahui n analisis tengkulak,
Serena petani pertukaran tema k serta yaitu
Wibowo1 menjadi baik. sosial yang menggunaka kepercayaan
Inggrid terjadi antara n metode dalam relasi,
Devyana petani bawang pengumpula rasa
Chandra, merah yang n data kekeluargaan,
Jennifer memiliki berupa profit, serta
Olivia bargaining wawancara profesionalism
Lapod power dan e diantara
Valencia terhadap pengumpula aktor yang
Lo tengkulak di n dokumen terlibat,
Fakultas Kabupaten foto. sedangkan
Psikologi Nganjuk, Jawa faktor risiko
Universita Timur. melipu
s Ciputra, pengingkaran
Surabaya kesepakatan.
Temuan
menarik
lainnya adalah
keberadaan
aktor kunci,
yaitu kepala
desa sebagai
figur
penengah.
Untuk
peneli an
selanjutnya
dapat
menyediakan
pertanyaan
yang lebih
sederhana dan
memiliki
seorang
translator
untuk
mengatasi
perbedaan
bahasa.
Pertukaran Fakhris Remaja Pada jurnal ini Penulis Jawaban
Sosial dalam Aulady, memang dak penulis melihat meneli informan
Hubungan Sugeng dapat pertemanan dengan diatas
Pertemanan Harianto dilepaskan yang dibentuk menggunaka menunjukan
Remaja dari dunia remaja melalui n metode hubungan
Universitas
Desa pertemananny media sosial ini kualita f dan yang mereka
Negeri
Winong a yang mulai dapat dianalisis menggunaka buat sudah
Surabaya
melalui keluar dari menggunakan n teori memberikan
Media lingkungan teori pertukaran keuntungan
Sosial keluarga pertukaran sosial dari masing-
sebagai sosial yang George C. masing, mulai
lingkungan memiliki Homans dari dapat
pen ng pandangan mendengar
pertama dari bahwa suatu ceritanya,
seorang anak hubungan bertukar
sosial dapat pikiran dan
terbentuk pendapat,
ke ka terdapat bahkan hingga
konsep saling bertukar
menguntungka barang dari
n. wilayah
mereka
nggal.

2.2 DESKRIPSKI JURNAL

Peneli an yang penulis lakukan berjudul “Proses terjadinya pertukaran sosial dalam
meningkatkan hubungan antarindividu” Adapun kesamaan tema yang penulis baca sebelumnya
yaitu sebagai berikut:

1. Judul: “Pertukaran Sosial Komunitas Motor Klasik dengan Penjual Angkringan di Nagari
Sungai Duo Kecamatan Si ung Kabupaten Dharmasraya”

Ditulis oleh : Nia Khoirunisa, Ikhwan Ikhwan ,Universitas Negeri Padang

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Nia Khoirunisa, Ikhwan Ikhwan “berjudul Pertukaran Sosial
Komunitas Motor Klasik dengan Penjual Angkringan di Nagari Sungai Duo Kecamatan Si ung
Kabupaten Dharmasraya”, menjelaskan bahwa terdapat empat bentuk pertukaran sosial,
diantaranya yaitu yang pertama terdapat pertukaran sosial yang bersifat simbio k. Kedua,
terdapat pertukaran dalam kegiatan sosial. Ke ga, terdapat pertukaran sosial dalam bentuk
tenaga atau jasa. Keempat, terdapat pertukaran dalam bentuk bonus.

Dalam jurnal yang menggunakan metode penelitan dari hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan penulis, penulis menemukan pola interaksi antara komunitas sepeda motor klasik
dengan pedagang angkringan di Nagari Sungai Duo Kecamatan Si ung Kabupaten Dharmasraya.
Berikut ini pengamatan penulis mengenai bentuk-bentuk interak f pertukaran sosial di lapangan
dan faktor-faktor penyebab terjadinya pertukaran sosial.

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk keberlangsungan
hidupnya. Seper satu individu membutuhkan orang lain untuk kerja sama yang dilakukan
Masyarakat menimbulkan sebuah hubungan keterkaitan antara Masyarakat satu dengan yang
lainnya. Adapun pertukaran yang mengikat dalam hubungan kerja sama antara komunitas
motor klasik dengan penjual angkringan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Jefri (28
tahun) penjual angkringan di Nagari Sungai Duo mengatakan:

“...Kami sebagai penjual angkringan awalnya merasa bingung untuk mempromosikan usaha
angkringan dan ternyata pendiriangkringan mempunyai saudara yaitu salah satu anggota
komunitas motor klasik. Dimana pada saat itu komunitas motor klasik tersebut dak memiliki
base camp buat berkumpul jadi kami menawarkan tempat angkringan dijadikan tempat
berkumpul anggota komunitas motor klasik tetapi anggota komunitas motor klasik harus
mempromosikan atau mencari cara untuk menarik minat pembeli agar datang ke
angkringan...” (Wawancara tanggal 17 Desember 2022).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bagas (23 tahun) anggota komunitas motor klasik yaitu
sebagai berikut:

“...Komunitas motor klasik ini sudah melakukan kerja sama dengan penjual angkringan sejak
komunitas motor klasik dak mempunyai tempat untuk berkumpul atau base camp. Dari
situlah awal penjual angkringan dengan anggota komunitas motor klasik melakukan kerja
sama. Dimana anggota komunitas motor klasik harus mempromosikan di sosial media masing-
masing untuk menarik minat pembeli dan angkringan bisa dijadikan tempat berkumpul atau base
camp buat anggota komunitas motor klasik...” (Wawancara tanggal 20 Desember 2022)
Wendi (22 tahun) adalah seorang ketua dari komunitas motor klasik juga menambahkan
sebagai berikut:

“...Komunitas motor klasik ini dak mempunyai basecamp atau tempat untuk berkumpul antar
anggota ataupun dari anggota komunitas motor klasik yang lain. Jadi kami bingung mau
bermusyawarah dan kopdar dimana soalnya kami dak mempunyai basecamp tetap untuk
ngumpul bersama. Pada tahun 2021 didirikanlah sebuah angkringan sumurup, dan kami juga
kebetulan kenal sama pendiri angkringan sumurup ini terus ada juga anggota komunitas motor
klasik yang jadi karyawan di angkringan tersebut. Pada akhirnya kami dikasih peluang untuk
bekerja sama dengan angkringan, dimana pada saat itu angkringan membutuhkan promosi
untuk menarik minat pembeli terus kami yang mempromosikan di sosial media kami masing-
masing dan juga disebarkan lewat mulut ke mulut...” (Wawancara tanggal 02 Januari).

Berdasarkan hasil dari wawanca dengan peneli , dengan adanya angkringan sumurup sangat
membantu komunitas motor klasik yang dak memiliki tempat untuk berkumpul Bersama.
Penjual angkringan menyediakan dan memberi tempatnya kepada anggota komunitas sepeda
motor klasik untuk dijadikan basecamp oleh komunitas tersebut.

Dalam hal ini proses pertukaran sosial yang terjadi antara komunitas sepeda motor klasik dengan
penjual angkringan di Nagari Sungai Kecamatan Si ung Kabupaten Dharmasraya yaitu bentuk
pertukaran sosial yang bersifat simbio k dalam hubungan kerja sama. Keduanya sama-sama
saling menguntungkan untuk mencapai tujuannya.

Dalam jurnal ini membahas hubungan antara komunitas motor klasik dengan penjual
angkringan di Nagari Sungai Duo Kecamatan Si ung Kabupaten Dharmasraya dak hanya
berupa hubungan ekonomi tetapi juga memiliki hubungan sosial di dalamnya. Berdasarkan hasil
dari wawancara yang penulis lakukan, terdapat kegiatan sosial yang terjadi antara komunitas
motor klasik dengan penjual angkringan yaitu kegiatan sosial yang mbal balik seper
dalam gotong royong, pesta, dan kemalangan (kema an) anggota komunitas motor klasik.

Berdasarkan hasil temuan peneli an salah satu bentuk pertukaran sosial antara komunitas
motor klasik dengan penjual angkringan yaitu pertukaran dalam kegiatan sosial seper saling
tolong menolong, dak hanya dalam urusan perekonomian tetapi juga dalam hal sosial lainnya
seper pada saat pesta, terjadi suatu kemalangan dan saling gotong royong. Anggota komunitas
sepeda motor klasik atau pedagang angkringan akan datang jika diberi tahu atau diundang jika
salah satu dari mereka mengadakan pesta, dan juga akan langsung da ng jika diantaranya terjadi
musibah.

Hal ini dinyatakan oleh Era (35 tahun) sebagai penjual angkringan yaitu:

“...Hubungan yang terjadi antara kami penjual angkringan dengan anggota komunitas motor
klasik dak hanya hubungan di dalam angkringan saja. Tetapi ke ka kami ada acara pesta
ataupun kemalangan anggota komunitas motor klasik langsung datang untuk menolong
begitupun sebaliknya...” (Wawancara tanggal 25 Desember 2022).

Hal ini selaras juga dengan yang dinyatakan oleh Wendi (22 tahun) ketua komunitas motor
klasik dari wawancaranya. Ini membuk kan bahwa hubungan antar pribadi dari para anggota
sangat baik.

Selain itu penulis juga menemukan bentuk dari pertukaran sosial dari wawancara dengan para
penjual angkringan ini, yaitu pertukaran dalam bentuk tenaga atau jasa yang dilakukan oleh para
anggota komunitas motor klasik yang memberikan jasa dan tenaganya dalam membantu penjual
melayani pembeli di angkringan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneli ,
dalam interaksi komunitas motor klasik dengan penjual angkringan terdapat pertukaran sosial
dalam bentuk jasa atau tenaga.

Pertukaran sosial ini jelas menguntungkan kedua belah pihak karena dengan hadirnya komunitas
motor klasik membuat para penjual angkringan merasa tertoling apalagi jika keadaan sedang
ramai dan anggota komunitas motor klasik pun masih bisa menjadikan tempat angkringan sebagai
basecamp nya. Para penjual angkringan juga dak jarang memberikan bonus untuk para anggota
komunitas motor klasik. Bonus disini adalah bentuk penghargaan dari para penjual angkringan
karena telah membantu melayani pembelinya.

Berdasarkan jurnal yang meneli pertukaran sosial antara anggota komunitas motor klasik
dengan penjual angkringan di Nagari Sungai Duo Kecamatan Si ung Kabupaten Dharmasyara.
Cost dan Reward dalam peneli an ini penjual angkringan memberikan tempatnya sebagai tempat
untuk berkumpulnya anggota komunitas motor klasik dengan imbalan mendatangkan pelanggan
yang banyak dari promos-promosi yang dilakukan oleh komunitas motor klasik.
2. “Relasi Pertukaran Sosial: Petani Bawang Merah dan Tengkulak di Nganjuk Jawa Timur”

Ditulis oleh : Clara Hosana Yessica Jelita Dewi, Arnelita Natalie Antonio, Clarissa Serena Wibowo,
Inggrid Devyana Chandra, Jennifer Olivia Lapod, Valencia Lo, Universitas Ciputra.

Pada jurnal yang berjudul “Relasi Pertukaran Sosial: Petani Bawang Merah dan Tengkulak di
Nganjuk Jawa Timur”, pada peneli an ini, ditemukan faktor pendorong relasi pertukaran
petani dengan tengkulak, yaitu kepercayaan dalam relasi, rasa kekeluargaan, profit, serta
profesionalisme diantara aktor yang terlibat, sedangkan faktor risiko melipu pengingkaran
kesepakatan.

Penulis dalam peneli an ini menggunakan pendekatan kualita f melalui analisis tema k, dan
pengumpulan data berupa wawancara dan pengumpulan foto. Enam orang berpar sipasi dalam
peneli an ini, termasuk petani, tengkulak dan kepala desa. Temuan peneli an mengungkapkan
bahwa daya tawar petani dapat dicapai melalui kepemilikan proper , variabel daya beli dan daya
tawar harga. Selain bawang merah dan uang sebagai alat tukar utama, ada pula kepercayaan
sebagai komoditas tak berwujud yang dipertukarkan. Dalam jurnal ini, kepercayaan, cinta
keluarga, efisiensi dan keahlian dalam hubungan antara en tas yang berpar sipasi ditetapkan
sebagai faktor yang menentukan hubungan pertukaran antara petani dan tengkulak, dan
diperiksa dengan risiko pelanggaran perjanjian. Temuan menarik lainnya adalah kehadiran
orang-orang pen ng, khususnya kepala desa, sebagai mediator.

Faktor yang dimaksud merupakan faktor yang mendorong atau memo vasi aktor dalam hal ini
petani bawang merah dan tengkulak sehingga memperkuat aktor untuk melakukan relasi
pertukaran sosial. Adanya kepercayaan daengan adanya kejujuran merupakan sifat posi f yang
dituangkan ke dalam perilaku yang menyatakan kesesuaian atas apa yang diucapkan dan
dipikirkan dengan perbuatan nyatanya, dak curang, atau dak berbohong. Lalu adanya rasa
kekeluargaan merupakan sebuah sistem yang direpresentasikan ke dalam sikap maupun
ndakan sebagai pedoman dalam menjalankan norma sosial dan e ka untuk mendorong relasi
lebih interpersonal dan berjangka Panjang. Adanya profit merupakan imbalan yang diterima
masing-masing aktor dari relasi pertukaran. Dalam hal ini ditunjukkan dengan kecocokan
harga dan adanya keuntungan. Faktor pendorong terakhir berupa Profesionalisme adalah bentuk
komitmen aktor yang dituangkan ke dalam perilaku dan sikap aktor dalam menunjukkan
kemampuannya bekerja.

Selain itu juga terdapat faktor risiko yang memungkinkan terjadi kejadian yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau ndakan. Salah satunya
adalah Pengingkaran kesepakatan dapat terjadi dalam relasi pertukaran antara petani dan
tengkulak.
Pada peneli an yang dilakukan ini petani dan tengkulak sama-sama memiliki ac on of
power yang salah satunya ialah kemampuan petani dalam negosiasi harga. Dalam bernegosiasi,
pen ng untuk memiliki power tersendiri guna mengimbangi dan mengamankan apa yang
mereka inginkan. (Lewicki, Saunders, Minton, Roy, & Lewicki, 2011). Negosiasi dilakukan
oleh pihak yang memiliki kepen ngan untuk mendapatkan kebutuhan dan memiliki
alterna f (Dobrijevic, Stanisic, & Masic, 2011). Selanjutnya, masing-masing pihak akan
mengomunikasikan apa yang menjadi kebutuhannya dengan dukungan alterna f maupun
sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini, petani memiliki kebutuhan untuk menukarkan bawang
merah menjadi uang dan alterna f yang dimiliki yakni, mencari tengkulak lain. Tengkulak
memiliki kebutuhan menukarkan uang dengan pasokan bawang merah dan alterna f yang
dimiliki yakni, mencari petani lain.

Temuan dalam peneli an ini dak hanya berfokus pada sumber daya material tetapi juga
sumber daya non-material yang sama-sama dipertukarkan oleh petani dan tengkulak, yakni
trust. Trust merupakan sumber daya dak berwujud yang mempengaruhi adanya pertukaran
sosial. Pada teori social exchange, trust merupakan bentuk nyata dari resiprokalitas
(Susminingsih, 2012). Resiprokalitas merupakan fundamen pen ng untuk menciptakan
keseimbangan sistem pertukaran sosial (Liata, 2020). Hal ini diwujudkan melalui kegiatan
berulang dan saling direspon oleh aktor-aktor terkait sehingga menimbulkan kebiasaan
hingga trust terbentuk (Susminingsih, 2012).

Selain itu, trust merupakan hal yang esensial dalam hubungan relasional maupun transaksional
yang dibentuk melalui adanya kepuasan, kenyaman, dan keyakinan akibat pemenuhan
tanggung jawab masing-masing aktor (Hakim, Simanjuntak, & Hasanah, 2021). Dalam
peneli an ini, trust dibentuk dari adanya kejujuran dan janji yang harus ditepa oleh masing-
masing pihak, seper dak melakukan kecurangan, menjaga kualitas barang, dan membayar
harga yang disepaka . Hal ini didukung dengan temuan milik Luarn dan Lin (2003) bahwa
trust tercipta karena adanya kejujuran, kebaikan, dan kemampuan atas apa yang dikatakan
dan direpresentasikan pada hasil yang diberikan oleh masing-masing individu..

3. Judul: “Pertukaran Sosial dalam Hubungan Pertemanan Remaja Desa Winong melalui Media
Sosial”

Ditulis oleh : Fakhris Aulady, Sugeng Harianto Universitas Negeri Surabaya

Kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah adanya perubahan cara membangun hubungan
pertemanan pada remaja, jika sebelumnya remaja akan lebih sering berteman dari satu wilayah,
sekarang sudah dapat memiliki teman dari luar daerah. Hal ini adalah suatu kebaruan yang
sebelumnya belum ada dan lebih memudahkan serta memberikan kesempatan bagi remaja untuk
menunjukan siapa dirinya sebenarnya. Sebagaimana dalam hubungan pertemanan, tentu dak
boleh terdapat pihak yang dirugikan, sehingga mendorong harus saling menguntungkan dengan
berbagai cara, seper ke ka terdapat dua remaja yang ingin mengobrol, maka keduanya harus
memiliki waktu atau kesempatan yang sama, hal ini sesuai dengan konsep teori pertukaran sosial
yang mendorong suatu hubungan harus saling menguntungkan dan terdapat s mulus dibalas
dengan respon. Hal ini juga menunjukan bahwa meskipun interaksi yang terjadi dak secara
langsung, tetapi hubungan sosial tetap dapat dibentuk dengan bantuan media sosial. Bukan
perkara yang dianggap aneh ke ka seorang remaja lebih banyak memiliki teman di dunia maya,
daripada pada dunia nyata, hal itu terjadi mungkin dalam dunia nyata remaja ini kurang
mendapatkan kesempatan, sehingga dalam dunia maya melalui media sosial yang memberikan
kebebasan dalam hal apapun akan menjadi tempat yang sesuai menurut remaja untuk
membangun hubungan sesuai dengan keinginannya sendiri. Sebagaimana media social dapat
digunakan oleh diri sendiri tanpa bantuan orang lain dan memiliki sifat pribadi karena berisi
mengenai informasi pribadi. Tetapi, hal yang berhubungan dengan pribadi, pada media sosial
menjadi seper hilang batasnya, karena terkadang remaja akan memperlihatkan dan
menceritakan kegiatannya sehari-hari, kondisi rumah dan lainnya yang berhubungan dengan hal-
hal pribadi. Oleh karena itu, bagi para remaja desa Winong dan diseluruh Indonesia ini, pen ng
untuk menjaga privasi kehidupan dan dak terlalu terbuka serta mudah untuk berteman dengan
seseorang di media sosial tanpa diketahui secara jelas iden tas dari seseorang tersebut. Selain
itu, bagi orang tua di desa Winong untuk lebih memperha kan pertemanan anak-anaknya, hal ini
untuk mencegah agar dak terjerumus pada pertemanan bebas. Peneli an selanjutnya
diharapkan dapat membandingkan pertemanan remaja antara di dunia nyata dan maya,
termasuk juga perbedaan pertemaman remaja di wilayah perdesaan dan perkotaan.

3. Judul: “Pertukaran Sosial dalam Hubungan Pertemanan Remaja Desa Winong melalui Media
Sosial”

Ditulis oleh: Fakhris Aulady, Sugeng Harianto Universitas Negeri Surabaya.

Berdasarkan jurnal ilmiah yang berjudul “Pertukaran Sosial dalam Hubungan Pertemanan Remaja
Desa Winong melalui Media Sosial” menjelaskan bahwa remaja memiliki perubahan dalam
membangun pertemanan yaitu melalui media sosial, dimana dinilai dapat saling menguntungkan
dengan dapat bertukar berbagai hal seper cerita, waktu, barang dan hal lainnya yang dak dapat
dilakukan dalam interaksi secara langsung. Sehingga, fenomena ini berimplikasi pada
pembentukan kebiasaan baru yaitu pertukaran nilai hanya dalam dunia maya.
Fenomena pertemanan melalui media sosial di kalangan anak muda menjadi sesuatu yang baru
semenjak media sosial sudah mulai digunakan secara masif. Remaja memang dak dapat
dilepaskan dari dunia pertemanannya yang mulai keluar dari lingkungan keluarga sebagai
lingkungan pen ng pertama dari seorang anak. Pada jurnal ini penulis melihat pertemanan yang
dibentuk remaja melalui media sosial ini dapat dianalisis menggunakan teori pertukaran sosial
yang memiliki pandangan bahwa suatu hubungan sosial dapat terbentuk ke ka terdapat konsep
saling menguntungkan.

Penulis meneli dengan menggunakan metode kualita f dan menggunakan teori pertukaran
sosial dari George C. Homans. Pada dasarnya teori ini memiliki dasar pada melihat suatu
fenomena pertukaran yang terjadi karena ada s mulus dan respon yang berupa biaya (cost) dan
penghargaan (reward) (Mighfar, 2015). Dimana, suatu ndakan atau hubungan sosial akan terjadi
ke ka terdapat kondisi saling menguntungkan, ar nya dalam hubungan pertemanan ke ka
individu mengeluarkan sebuah biaya, baik itu waktu, energi, dan yang lainnya untuk memberikan
manfaat kepada individu lain, maka sudah menjadi keharusan individu lain membalasnya dengan
nilai yang se mpal. Sehingga, jika imbalan yang diberikan dak seimbang, maka akan muncul
perasaan dak enak. Dalam hubungan pertemanan pun juga dapat terjadi seper ini, seper yang
diteli oleh penulis, dimana akan melihat bagaimana pembentukan pertemanan remaja saat ini
dengan menggunakan media sosial yang dilihat dari perspek f teori pertukaran sosial.

Penulis juga meneli menggunakan metode wawancara sebagai pengambilan data primer yang
dilakukan di desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Subyek peneli an ini adalah
remaja desa Winong yang dipilih dengan teknik purposive sampling atau pengambilan sampel
bertujuan, guna memperoleh informan yang dapat memberikan data secara mendalam dan
akurat. Selain itu, data primer didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari studi
kepustakaan hasil penelaahan buku, literatur, atau laporan yang memiliki hubungan dengan tema
yang diangkat. Data tersebut dikelola dengan langkah-langkah sebagai berikut, pendefinisian
ruang lingkup atau topik, mengiden fikasi sumber-sumber yang berkaitan, meninjau data dan
literatur yang tersedia, dan menuliskan hasil yang sudah disimpulkan terlebih dahulu.

Dari hasil wawancara dan pengambilan data lain wyang ditemukan oleh peneli , informan
menunjukan adanya pembentukan pertemanan melalui media sosial ini memberikannya banyak
manfaat mulai dari dirinya dihargai, didengar, dan diberikan oleh-oleh dari temannya yang berasal
dari luar wilayahnya. Hal tersebut menunjukan kesesuaian dengan teori pertukaran sosial,
dimana adanya remaja yang sedang mencari iden tasnya dan ingin mencari teman kemudian
meluangkan waktunya untuk bermedia sosial, dari hal itu sudah ada biaya yang dikeluarkan yaitu
adanya waktu yang diluangkan oleh remaja untuk mencari teman dan mengobrol dengan teman
tersebut melalui media sosial. Dari hal itu, remaja tersebut akan mendapatkan respon dari remaja
lainnya dari luar biaya sebagai sebuah penghargaan atas s mulus yang dikeluarkan. Oleh karena
itu, para remaja ini dapat membentuk suatu hubungan sosial dari perubahan zaman, dimana
diberikan fasilitas oleh teknologi.

Informan menunjukan bahwa lingkungan pertemanan yang dibangun di media sosial sangat
memberi banyak manfaat bagi dirinya, mulai dari saling tukar barang, tukar pikiran, dan tukar
pendapat juga. Lingkungan ini nyaman menurut informan. Tidak dapat dipungkiri memang hal
tersebut adalah salah satu keuntungan atau nilai posi f dari adanya pertemanan di media sosial,
sebab pertemanan yang dibentuk dak hanya berasal dari satu wilayah saja, bisa dari luar
wilayah. Jadi, bisa saling bertukar banyak hal yang itu menempatkan mereka menjadi “seseorang”
dalam dunia maya. Hal tersebut terjadi, mungkin dalam dunia nyata mereka dak bisa untuk
saling bertukar pikiran, tukar barang dan lainnya sebab berasal dari satu wilayah, dan jika dengan
teman luar wilayah mereka bisa menunjukan di lingkungannya terdapat barang yang khas jadi
bisa saling tukar menukar. Pertemanan melalui media sosial menunjukan hubungan sosial yang
mengharuskan jika seseorang memberikan sesuatu itu harus dibalas bagi remaja lain,
sebagaimana dalam konsep hubungan sosial dari teori pertukaran sosial ini.

Informan yang mengatakan bahwa hubungan pertemanan yang dikatakan seru itu sebenarnya
menunjukan adanya saling membalas satu sama lain, ar nya ke ka informan memberikan simpa
kepada remaja lain atau dalam is lahnya mengawali hubungan pertemanan, maka sudah menjadi
keharusan bagi remaja lain untuk membalasnya. Jadi, hubungan dapat terjalin ke ka hal tersebut
sudah dilakukan oleh remaja. Berat atau nilai penghargaan dari hubungan saling membalas ini
dianggap se mpal ke ka kesenangan didapatkan oleh remaja, ar nya sebagaimana dalam
hubungan pertemanan, remaja akan menjadi ja diri, kesenangan, dan hiburan, maka ke ka
remaja Winong memberikan sebuah s mulus untuk menghibur remaja lain, maka hiburan
tersebut harus dibalas dengan penghargaan. Pada in nya ke ka remaja memberikan s mulus
harus dibalas dengan respon oleh remaja lain, jika dak ditemukannya respon tersebut maka
hubungan pertemanan mungkin dak dapat dilanjutkan, sebab salah satu pihak sudah
memberikan biaya tetapi dak ada pengahrgaan dari pihak lain.

Hubungan tentu harus saling memiliki mbal balik seper dalam teori ini juga dikatakan bahwa
hubungan harus saling menguntungkan. Jawaban informan diatas menunjukan hubungan yang
mereka buat sudah memberikan keuntungan masing-masing, mulai dari dapat mendengar
ceritanya, bertukar pikiran dan pendapat, bahkan hingga bertukar barang dari wilayah mereka
nggal.

Sebagaimana dalam hubungan pertemanan, tentu dak boleh terdapat pihak yang dirugikan,
sehingga mendorong harus saling menguntungkan dengan berbagai cara, seper ke ka terdapat
dua remaja yang ingin mengobrol, maka keduanya harus memiliki waktu atau kesempatan yang
sama, hal ini disadari oleh penulis bahwa sesuai dengan konsep teori pertukaran sosial yang
mendorong suatu hubungan harus saling menguntungkan dan terdapat s mulus dibalas dengan
respon. Selain itu, hal ini juga menunjukan bahwa meskipun interaksi yang terjadi dak secara
langsung, tetapi hubungan sosial tetap dapat dibentuk dengan bantuan media social.
BAB III
STUDI KASUS

3.1 STUDI KASUS

Jakarta - Perkembangan kasus Markus sebesar 25 M yang melibatkan Gayus Tambunan dan
beberapa Jenderal Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat ini tengah memasuki babak baru.
Ins tusi Kepolisian sudah mengambil ndakan tegas dengan mencopot jabatan Brigjen Pol
Edmond Ilyas yang sebelumnya menjabat Kapolda Lampung. Saat ini dimutasi menjadi Pa Mabes
Polri.

Tindakan ini diambil untuk kepen ngan penyidikan dan inves gasi yang lebih mendalam dan
mende l lagi. Sehingga, kasus besar yang bersarang di tubuh in tusi penegak hukum ini dapat
lebih terungkap lagi kebenarannya.

Kesadaran yang mbul menyangkut perputaran uang panas yang melibatkan aparat pajak dan
penegak hukum telah menghasilkan reaksi kontradik f pada masyarakat. Salah satunya adalah
ke dakrelaan beberapa gelin r orang untuk membayar pajak lagi. Mengingat hasilnya dak
memiliki indikator yang jelas terhadap pembangunan di Indonesia. Uang hasil pajak seolah
menguap begitu saja tanpa kejelasan penggunaan dan manfaatnya bagi bangsa Indonesia.

Fenomena Makelar Kasus di tubuh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan Polri dak sekonyong-
konyong menyeruak ke permukaan tanpa adanya peniup peluit yang membuat gerah pe nggi di
kedua ins tusi tersebut. Adalah Komjen Susno Duadji yang menjadi whistle blower sehingga
kasus ini bisa terungkap satu demi satu. Setelah dak lagi menjabat Kabareskrim sejak tahun lalu
Susno Duadji sangat laris mendapat panggilan dari media untuk acara talk show yang kebanyakan
bertema penyimpangan di tubuh Polri.

Sebagai mantan orang nomor satu di badan eksklusif Polri ini tentunya Susno hafal betul sepak
terjang para pe nggi Polri. Mulai dari kasus pencairan deposito nasabah Bank Century yang
melibatkan Anggodo Widjaja hingga kasus pencairan uang sebesar 25 miliar yang melibatkan
bekas bawahannya di Bareskrim serta oknum pegawai Pajak.

Tentu mbul pertanyaan besar. Mengapa Susno Duadji sampai begitu nekat untuk
"bernyanyi" di depan publik? Apakah keuntungan yang akan diraih sehubungan dengan aksi yang
tergolong luar biasa ini?

Social Exchange Theory

Thibault dan Kelley dua orang pemuka utama dari model ini menyimpulkan model pertukaran
sosial sebagai berikut: "Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa se ap
individu secara sukarela memasuki dan nggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan di njau dari segi ganjaran dan biaya". Ganjaran (Reward), biaya
(cost), laba (outcomes), dan ngkat perbandingan (level of comparison) merupakan empat
konsep pokok dalam teori ini (Rakhmat, 2003).

Dalam se ap ndakan yang dilakukan oleh seseorang tentunya didasarkan pada reward yang
akan didapatkan dari hubungan interpersonal yang dilakukan. Untuk seorang Gayus Tambunan,
pegawai negeri Golongan 3A dengan gaji sekitar 12 jutaan se ap bulannya, tentu memiliki impian
dan harapan untuk memperbaiki nasib hidup keluarga besarnya. Keluar dari marjin serba
kekurangan dan pas-pasan merupakan indikator utama untuk mencapai kemewahan hidup, yang
mustahil diraih dengan hanya bekerja sebagai seorang pemeriksa pajak.

Di sisi lain, Susno Duadji, diramalkan bakal menduduki Tribrata I setelah tak lama menjabat
Kabareskrim dua tahun yang lalu. Karirnya yang cukup cemerlang semasa menjabat Kapolda Jawa
Barat hingga terakhir menjabat Kabareskrim dinilai menjadi poin lebih untuk menduduki kursi
Kapolri menggan kan Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri. Ternyata hubungan baiknya
dengan Kapolri dan beberapa pe nggi Polri sedikit terganggu akibat kasus Bank Century yang
melibatkan memorandum yang dikeluarkannya untuk menjamin pencairan uang deposan,
ditengarai Susno turut kecipratan uang yang sudah dicairkan tersebut.

Terganggunya hubungan Susno dengan pe nggi Polri lainnya berdampak (cost) pada pencopotan
dirinya dari jabatan Kabareskrim. Entah karena desakan dari berbagai kalangan atau memang ada
strategi tersendiri dari Polri. Sehingga, keputusan melengserkan Susno diambil.

Ternyata cost yang dikeluarkan dak seimbang dengan outcome yang didapat. Pengabdiannya
selama menjabat Kabareskrim dak seimbang dengan hasil yang didapatkan. Dilengserkan dari
jabatan tentunya bukan ekpekstasi dari Susno Duadji.
Dalam hal ini tetap ada kemungkinan-kemungkinan tersendiri yang terbentuk berdasarkan
rekonstruksi sosial. Bahwa, ternyata Susno bernyanyi setelah dak lagi menjabat Kabareskrim
untuk sebuah pembuk an terhadap jalan kebenaran yang diyakininya berbuah kontroversi
seputar sepak terjang anak buahnya setelah ia meninggalkan jabatannya.

Realita sosial yang mengacu pada teori kebohongan publik (Decep on Theory) telah membangun
sebuah indikasi mengenai kebobrokan yang terjadi di ins tusi bergengsi di negeri ini. Saling
serang pun terjadi. Dua jenderal mantan bawahannya menyatakan siap untuk dikonfron r dengan
Susno. Hal ini menunjukkan keterkejutan secara psikologis, di mana hal-hal yang dak mungkin
terjadi, ternyata malah menjadi bumerang bagi m di dalam tubuh Bareskrim.

Ternyata Comparison Level atau ngkat perbandingan yang menyebutkan mengenai adanya
kemungkinan hubungan baik dan hangat antara atasan dan bawahan yang terbina sebelumnya
ternyata berdampak kontradik f, di mana ternyata hubungan baik tersebut dak dapat
dipertahankan setelah salah satu pihak memutuskan untuk menghancurkan hubungan tersebut.

Pada Tingkat Perbandingan Alterna f, Susno kemungkinan melihat adanya peluang untuk
mendapatkan outcomes yang lebih baik, apabila ia dak berada lagi dalam lingkaran kekuasaan
Polri. Terlepas dari apakah ia memiliki ambisi untuk menjatuhkan Kapolri yang sekarang ini atau
mungkin ambisi lainnya, tetapi yang jelas, Susno begitu menikma peran "kebebasannya" saat
ini, di mana ia bisa tampil bebas di media TV,

menulis buku mengenai tes moninya, bahkan seolah menjadi selebri s "poli k" baru yang laku
ditanggap oleh media.

Media massa memiliki kepen ngan terhadap sosok Susno Duadji. Karena, sangatlah jarang
seorang Jenderal Bintang Tiga Polri ak f, mau berbicara blak-blakan di depan publik, dan
membongkar kasus demi kasus yang terjadi di tubuh Polri. Sebuah fenomena menarik yang terjadi
pada seorang Jenderal ak f, dan tak pernah terjadi sebelumnya.

Proposisi Nilai
Ilmu Ekonomi dapat menggambarkan hubungan-hubungan pertukaran dan sosiologi dapat
mengembangkan struktur-struktur sosial di mana pertukaran terjadi. Tetapi, yang memegang
kunci penjelasan adalah psikologi. Lima proposisi untuk menjelaskan proses pertukaran tersebut
adalah Proposisi Sukses, Proposisi S mulus, Proposisi Nilai, Proposisi Deprivasi-Sa asi, dan
Proposisi Restu-Agresi.

Proposisi Nilai menyebutkan bahwa semakin nggi value atau nilai dari sebuah ndakan maka
semakin senang seseorang melakukan ndakan tersebut. Kesadaran untuk menghasilkan sebuah
nilai yang nggi berlabelkan keterbukaan dan kejujuran mungkin menjadi alasan bagi Susno untuk
membongkar fenomena makelar kasus yang melibatkan Gayus Tambunan, wajib pajak, dan
ins tusi kepolisian.

Tindakan yang dilakukan berbuahkan efek nega f dan posi f di mata publik. Ada yang memberi
nilai nega f pada ndakan Susno. Dengan simbolisasi pengen cari muka atau barisan sakit ha .
Ada juga yang memberi nilai posi f pada ndakan Susno dengan simbolisasi seorang pahlawan.
Berani membongkar kasus serta simbol-simbol keberanian lainnya.

Pada akhirnya, teori social exchange atau pertukaran sosial yang terjadi pada kasus ini, klimaksnya
hanya akan berbuahkan kebingungan publik saja. Mengenai siapa yang benar dan siapa yang
salah. Apakah dengan hadirnya Gayus Tambunan sebagai saksi kunci terhadap indikasi
penggelapan pajak yang dilegi masi oleh aparat Bareskrim Polri akan semakin menguakkan
kasus-kasus kakap lainnya?

Tidak ada yang tahu. Selama reward, cost, dan outcome dak menghasilkan kesepakatan yang
saling menguntungkan. Ke depannya mungkin akan muncul Pak Susno lainnya, yang membongkar
aib dalam lembaganya sendiri.
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori pertukaran sosial menjelaskan hubungan sosial sebagai interaksi unsur-unsur


penghargaan, pengorbanan, dan penghargaan. Teori ini menganalisis bagaimana orang
memandang hubungan berdasarkan persepsi dan menciptakan keseimbangan antara apa yang
diberikan dan diterima dalam suatu hubungan. Dalam konteks studi kasus yang dijelaskan,
terdapat aplikasi teori pertukaran sosial antara komunitas motor klasik dan penjual angkringan.

Pertukaran sosial antara komunitas motor klasik dan penjual angkringan bersifat simbio k, saling
menguntungkan untuk mencapai tujuan masing-masing. Komunitas motor klasik mendapatkan
tempat berkumpul (basecamp) dari penjual angkringan, sementara penjual angkringan
mendapatkan promosi dari anggota komunitas motor klasik. Selain pertukaran ekonomi, terdapat
pula pertukaran sosial dalam kegiatan sosial, seper gotong royong, pesta, dan dukungan dalam
situasi kemalangan.

Aspek-aspek teori pertukaran sosial, seper ganjaran, biaya, hasil, dan ngkat perbandingan,
dapat ditemukan dalam studi kasus tersebut. Anggota komunitas motor klasik memberikan usaha
(tenaga) dan promosi sebagai ganjaran kepada penjual angkringan, sedangkan penjual
angkringan memberikan tempat berkumpul dan bonus sebagai hasil. Tingkat perbandingan
muncul dalam evaluasi hubungan dan keputusan untuk tetap atau meninggalkan hubungan.

Dalam kasus studi tambahan mengenai kasus Markus sebesar 25 M yang melibatkan Gayus
Tambunan dan Jenderal Kepolisian Republik Indonesia, teori pertukaran sosial dapat diaplikasikan
untuk menganalisis hubungan antar individu dalam konteks tersebut. Pengungkapan informasi
oleh Komjen Susno Duadji dapat dipahami sebagai suatu bentuk pertukaran sosial di mana ia
mencari nilai (value) dan kepuasan melalui pengungkapan kebenaran yang diyakininya.

Teori pertukaran sosial memberikan pandangan yang mendalam tentang dinamika hubungan
sosial dan pertukaran yang terjadi antarindividu dalam berbagai konteks kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Amitai dan Etzioni, Eva. (1964). Social Change, Sources, PaMerns and Consequences. New York,
London: Basic Books Inc Publishers1

Andreski, Stanislav. (1989). Max Weber On Capitalism, Berlancracy and religion (edisi
terjemahan). Yogyakarta: Tira Wacana1

Arikunto, Suharsimi, Prof DR (1997). Prosedur Peneli an: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta1

Wallace, Walter L. The Logic of Science in Sociology. Diterjemahkan Yasogama dengan judul
Metoda Logika Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Sociology: A Mul ple-Paradigm Science, terjemah Alimandan dengan judul Sosiologi: Ilmu
Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers, 2004.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Modern Sociological Theory, terjemah Alimandan.
Jakarta: Kencana, 2005.

Wagner, David G. “Daring Modesty: on Metatheory, Observa on, and Theory Growth”, Steven
Seiman dan David G. Wagner (eds.). Postmodernism and Social Theory. Cambridge: Basil
Blackwell Ltd., 1992.

Basrowi, Muhammad dan Soenyono. Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Surabaya: Yayasan
Kampusina, 2004.

Pals, Daniel L. Seven Theories of Religion. New York: Oxford University Press, 1996.

Poloma, Margaret M. Contemporary Sociological Theory, terjemah m Yasogama. Jakarta:


Rajawali Pers, 2004.

Steven Seiman dan David G. Wagner (eds.). Postmodernism and Social Theory. Cambridge: Basil
Blackwell Ltd., 1992.

Muhammad, S. N., & Jacky, M. (2023). Pertukaran Sosial dalam Program CSV Sambung Listrik
Gra s oleh PT PLN (Persero) UIK TJB. Paradigma, 12(3), 81-90.

Waluyo, L. S., & Revian , I. (2019). Pertukaran Sosial dalam Online Da ng (Studi Pada Pengguna
Aplikasi Tinder di Indonesia). Informa k: Jurnal Ilmu Komputer, 15(1), 21-38.

Komariah, S., & Wulandari, P. (2023). Representasi Perempuan Pekerja Seks Komersial dalam
Serial Kupu-Kupu Malam WeTv berdasarkan Perspek f Teori Pertukaran Sosial. Saskara:
Indonesian Journal of Society Studies, 3(1), 59-73.
Elita, Y. (2016). Perilaku Berbagi Pengetahuan: Perilaku Pertukaran Ekonomi atau Pertukaran
Sosial.

Saputra, A. Pertukaran Sosial antara Kemiskinan dan Kepen ngan Poli k. ISU-ISU GLOBAL &
KONTEMPORER, 55.

Kurniawan, F., Rachman, B., & Saputra, P. P. (2021). Pertukaran sosial melalui program corporate
social responsibility (CSR) PT Timah Tbk pada masyarakat desa Tanjung Gunung. Jurnal Sosial dan
Sains, 1(4), 247-259.

KEITA, S. N. (2017). PERTUKARAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG HETEROGEN DI


DUSUN PANDELEGAN DESA SUMBEREJO KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN. Kajian
Moral dan Kewarganegaraan, 5(02).

Utama, J. Y., & Rinayuhani, T. R. (2018). SEMANGAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF
PERTUKARAN SOSIAL.

Tilome, A. A., Agustang, A. D. M. P., & Agustang, A. (2021). Pertukaran Sosial Elit Poli k Dalam
Pemilihan Kepala Daerah di Provinsi Gorontalo. OSF Preprints, January 2022.

Djaja, E. (2013). STRUKTUR PERTUKARAN SOSIAL ANTARA ATASAN DAN BAWAHAN DI PT.
SIRKULASI KOMPAS GRAMEDIA YOGYAKARTA (Doctoral disserta on, UAJY).

Friska. Teori Pertukaran Sosial: Definisi, Prinsip, dan Ciri-Cirinya. Diakses pada tanggal 23
November 2023 di hMps://www.gramedia.com/literasi/teori-pertukaran-sosial/

Siska, Maria. (2015). PERILAKU SOSIAL : JUAL-BELI ONLINE DI KOMUNITAS MAHASISWI TINJAUAN
TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY) OLEH GEORGE HOMANS. Halaman 5

Elvina Rusma Nengsih, Delmira Syafrini. (2022). Pertukaran Sosial antara Petani dan Usaha
Penggilingan Padi di Nagari Kambang Timur. Diakses pada tanggal 24 November 2023.

Lukman Saleh Waluyo, Ilya Revian . (2019). Pertukaran Sosial dalam Online Da ng(Studi Pada
Pengguna Tinder di Indonesia). Edisi ke-15 nomor 1.

Fakhris Aulady, Sugeng Harianto. (2022). Pertukaran Sosial dalam Hubungan Pertemanan Remaja
Desa Winong melalui Media Sosial.

Ciptono, Sugeng Pujileksono. (2021). PEMILIHAN KEPALA DESA DALAM PERSPEKTIF PERTUKARAN
SOSIAL (STUDI KASUS PADA PEMILIHAN KEPALA DESA SUMBERARUM 2019 KECAMATAN KEREK
KABUPATEN TUBAN)

Safir Nur Muhammad, M. Jacky. (2023). Pertukaran Sosial dalam Program CSV Sambung Listrik
Gra s oleh PT PLN (Persero) UIK TJB. Volume 12 nomor 3.
M. Syahrul Ulum, Alfa Warda, Zuris Dwi Elina, Ilmi Sephia Ardiana. (2021). TEORI PERTUKARAN
SOSIAL TENTANG FENOMENA DAKWAH DI EKS LOKALISASI DADAPAN. Volume 21 nomor 2.

Rahmah Utari Alfafa, Isa Anshori. (2023). DINAMIKA MARKETPLACE DAN TOKO KELONTONG:
STUDI KASUS DI DESA TAMBAKSAWAH, SIDOARJO. Volume 12 nomor 3.

Setyarsih, Esty. (2017). Fenomena Makelar Kost dalam Sudut Pandang Sosio-Ekonomi Di njau dari
Teori Pertukaran Peter Michael Blau.

E. Shaw, Marvin and Philip R. Costarizo.Theories of Social Psychology.McGraw-Hill, New York.


1982.

H. Turner, Jonathan, The Structure of Sociological Theory. Sixth Edi on. Wadsworth Publishing
Company, U.S.A. 1998.

Homans, George C, Schiedier, David M, Marriage, Autority and Final Causes: Study of
Unilateral Cross –Cousin Marriage; Free Press. New York. 1995.

Homans, George C. Social Behaviour; Its Elementary Form. Rev Edi ons. Harcourt Brace
Jovanovich. New York. 1974.

Robert M.Z. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
1990.

M. Poloma, Margaret, Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2010.

Persada.Paul, Doyle Johnson, Teori Sosilogi Klasik dan Modern, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka. 1980.

Ritzer, George, and Goodman, Douglas. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 2004.

William D. Perdue , Sociological Theory: Explana on, Paradigm, and Ideology.Palo Alto,
Calif Mayfield. 1986.

A. Supra knya. Komunikasi Antarpribadi, Tinjauan Psikologis, Cet.11. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal, Cet. 1. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi ; Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung : CV. Armico, 1984.

Bertens, K. E ka, Cet. 8. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Barbara, Engelis de. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2000.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Djamarah, Syaiful Bahri. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.


Dwi Narwoko, J. dan Suyanto, Bagong. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005.

Efendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi, Cet. 2. Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992.

Hanani, Silfia. Komunikasi Antarpribadi Teori dan prak k, Yogyakarta: ArRuzz Media, 2017.

Harahap, Edi dan Ahmad, Syarwani. Komunikasi Antarpribadi Perilaku Insani dalam Organisasi
Pendidikan, Cet. 1. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Harjono, Agus. Analisis Faktor-faktor Kompetensi Interpersonal Perawat yang memprediksi


Terjadinya Keluhan Pasien, Semarang: Universitas Diponegoro, 2005.

Anda mungkin juga menyukai