Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI SOSIAL

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Dosen Pengampu:
Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si.
Pundani Eki Pratiwi, S. Psi., M.Psi.

Disusun Oleh:
Yoseph Rijke Haki Tas’au (1511422135)
Naurah Septihasna Fatin Ridwan (1511422141)
Niken Fitri Palupi (1511422142)
Adinda Estu Mauziah (1511422143)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 1
ABSTRAK………………………………………………………………………………. 2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 3
A. Pengertian Hubungan Interpersonal…………………………………….…………... 3
B. Ciri-ciri Hubungan Interpersonal……………………………………….…………... 3
C. Teori Hubungan Interpersonal……………………………………………………… 3
D. Tahap-tahap Hubungan Interpersonal………………………………………………. 4
E. Faktor yang Mempengaruhi………………………………………………………… 6
F. Implementasi Hubungan Interpersonal……………………………………….…….. 8
KESIMPULAN…………………………………………………………………...……... 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 11

1
ABSTRAK

Hubungan Interpersonal menjadi salah satu cara dua orang atau lebih yang untuk bergantung
satu sama lain serta mempunyai pola interaksi yang sama. Dengan berbagai kajian teori yang
menjelaskan berbagai macam perspektif hubungan interpersonal. Dalam pembahasan
makalah ini membuktikan bahwa manusia memiliki motif dan tujuan masing-masing ketika
menjalankan Hubungan Interpersonal tergantung pula pada faktor-faktor yang
mempengaruhi, bagaimana cara menjaga hubungan interpersonal serta pemecahan masalah
terhadap hubungan interpersonal terdapatlah aturan. Hubungan interpersonal menjadi salah
satu peranan penting jalannya keharmonisan dan baiknya hubungan antar individu.Pada paper
ini akan membahas mengenai pengertian, ciri - ciri, teori, serta bagaimana tahap-tahap
hubungan interpersonal dan bagaimana implementasi pada kehidupan sehari-hari diikuti
faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Interpersonal


Para ahli banyak berpendapat tentang apa itu hubungan interpersonal, beberapa
contohnya adalah , menurut Desmita hubungan interpersonal merupakan hubungan
antarpribadi yang dibangun dalam interaksi sosial antara pribadi dengan pribadi
lainnya, menurut Howard Gardner hubungan interpersonal adalah kemampuan
untuk mengamati dan merespon suasana hati, temperamen dan motivasi orang lain,
menurut Agus Mulyono dalam Suranto hubungan interpersonal merupakan
komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi antar individu yang timbul saat
seseorang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama disaat yang
bersamaan dan mempunyai cukup pengetahuan serta pengendalian diri.
Maka dari pengertian beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan
interpersonal merupakan hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
bergantung satu sama lain serta mempunyai pola interaksi yang sama.

B. Ciri-ciri Hubungan Interpersonal


Terdapat beberapa ciri-ciri yang menandakan terjadinya Hubungan
interpersonal diantaranya yaitu :
1. Kenal dekat
Pihak yang terlibat dalam interaksi interpersonal pada umumnya sudah memiliki
hubungan yang dekat
2. Saling membutuhkan
Hubungan interpersonal didasari oleh hubungan yang saling membutuhkan dan
menguntungkan diantara kedua belah pihak
3. Suasana informal
Kondisi yang terjadi saat interaksi berlangsung pada umumnya bersifat informal
karena pihak yang terlibat sudah saling mengenal sehingga tidak terasa cangung saat
berkomunikasi. Namun hal ini tetap disesuaikan dengan hubungan individu tersebut
jika terjadi nteraksi antara guru dan siswa tetap berlangsung secara formal atau semi
formal
4. Komunikasi dua arah
Komunikasi yang dilakukan berlangsung dua arah dan dapat berupa komunikasi
secara verbal seperti menerima dan menyampaikan pesan secara lisan maupun tulisan
dan komunikasi nonverbal berupa gerakan tubuh

C. Teori Hubungan Interpersonal


1. Teori pertukaran sosial
Teori tersebut menjelaskan apabila pola relasi pada manusia mirip transaksi
dagang. Terjadi mengikuti aturan transaksional, yaitu apa benar
masing-masing memperoleh perasaan keuntungan pada transaksinya atau
malah merasa rugi. Apabila merasa mendapat keuntungan dapat disimpulkan
hubungan interpersonal berjalan lancar, tetapi jika muncul rasa rugi maka
hubungan itu bisa saja terganggu, putus, atau lebih parah dan berubah menjadi
3
permusuhan. Maka pada akhirnya, orang memiliki niat untuk memiliki relasi
pada orang lain karena didasari oleh adanya kemauan agar memperoleh
keuntungan, yaitu memenuhi kebutuhan. Asumsi teori ini, para individu
dengan sadar merasa nyaman menjalin hubungan interpersonal hanya selama
hubungan tersebut menghasilkan kepuasan yang ditinjau dari segi biaya dan
ganjaran
Ganjaran merupakan akibat yang memiliki nilai positif dan
didapatkan seseorang dari suatu hubungan interpersonal. Ganjaran bisa
berupa banyak bentuk penghargaan seperti uang. Pengertian ganjaran pada
setiap orang memiliki perbedaan Menurut orang yang memiliki
ketidakmampuan dalam ekonomi, berupa uang mempunyai nilai yang cukup
tinggi. Menurut orang yang merasa sudah sangat mapan dalam ekonomi, pada
saat melakukan jalinan hubungan interpersonal yang diharapkan bukan
merupakan ganjaran berupa uang, namun dapat berupa penghargaan dan
penerimaan sosial. Misalnya, orang yang terbilang kaya mendonasikan
sejumlah dana untuk kegiatan pembangunan di kampungnya, memiliki
harapan mendapat ganjaran berupa penerimaan sosial oleh warga.
Biaya adalah setiap akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam
suatu relasi. Biaya itu bisa berupa waktu, uang, pemikiran, dan sebagainya.
Dalam sudut pandang teori pertukaran sosial ini, pada saat seseorang menjalin
relasi interpersonal, maka akan selalu melakukan perhitungan mengenai laba
atau hasil dari hubungan itu. .
Evaluasi pada relasi interpersonal. Dalam sudut pandang pertukaran
sosial ini, kerja orang mengevaluasi suatu hubungan dengan orang lain adalah
identik dengan cara yang dilakukan seorang pedagang. Ketika seorang
pedagang memiliki rasa bahwa usahanya sudah tidak menghasilkan laba, maka
dia akan banting stir untuk mengganti usaha lain yang lebih menguntungkan.
Begitu pula dengan human relation, saat seseorang merasa bahwa yang
dikeluarkan atau diberikan terlalu besar sedangkan feedback yang diharapkan
gagal dicapai, maka orang tersebut akan mencari orang lain untuk menjalin
hubungan.
2. Teori Peranan
Setiap orang mempunyai peranannya masing-masing dan harus
memainkan peran tersebut sesuai dengan ”skenario” yang dibuat oleh
masyarakat. Ketika seseorang menaati skenario yang ada, maka hidupnya
akan harmoni, sebaliknya ketika melanggar skenario, ia akan mendapat ejekan
atau hinaan oleh penonton dan ditegur sutradara. Peranan tidak lepas dari
kedudukan, kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan.. Ketika seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam
masyarakat, maka ia telah menjalankan peranannya. Contoh, dalam rumah
tangga, tidak ada peranan ”ayah” jika seorang suami tidak mempunyai anak.
Menurut teori peranan, human relation akan berjalan harmonis
mencapai kadar hubungan yang baik ketika setiap individu berperilaku sesuai
ekspektasi, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik peranan. Misalnya
4
seorang suami diharapkan dapat berperan sebagai pelindung, bagi istri dan
anak-anaknya. Apabila ternyata suami justru memperbudak istri dan
menyia-nyiakan anaknya, maka akan mengganggu hubungan interpersonal.
Tuntutan peranan adalah kondisi dimana seorang individu dipaksa
memainkan peranan tertentu yang sebenarnya tidak diharapkan. Konflik
peranan terjadi ketika seseorang tidak bisa mempertemukan berbagai tuntutan
peranan yang kontradiktif, misalnya seorang ibu yang berperan pula sebagai
seorang guru untuk menangani perkara anaknya yang sering membuat
keributan di sekolah. Ia berperan sebagai seorang ibu yang menyelamatkan
anaknya dari sanksi, sementara disisi lain ia juga sebagai guru harus tegas dan
mencontohkan tindakan baik kepada murid lain.
3. Teori Permainan
Menurut teori ini, manusia terbagi menjadi tiga, yaitu : anak-anak,
orang dewasa dan orang tua. Hubungan antar manusia dalam masyarakat juga
ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua bersikap
sesuai kodratnya. Jika tidak demikian, artinya ada orang dewasa berperilaku
seperti anak-anak, atau ada orang tua berperilaku seperti remaja, tentu dapat
mengakibatkan suasana hubungan antarmanusia dalam kehidupan sosial
menjadi kurang nyaman.
● Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab, dan jika
permintaanya tidak segera dipenuhi ia akan menangis.
● Orang dewasa, ia harus sadar akan tanggung jawab, sadar akibat dan
sadar resiko.
● Orang tua cenderung lebih sabar dan bijaksana. Ia selalu memaklumi
kesalahan orang lain dan menyayangi mereka. Istilahnya, orang tua itu
sudah lebih banyak ”makan garam” dibandingkan anak-anak dan orang
dewasa. Artinya, sudah banyak pengalaman, suka maupun duka.
4. Teori Interaksional
Teori interaksional mengkaji human relation atas suatu sistem. Pada
setiap sistem terdiri atas komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang
saling bergantungan dan berkerja bersama sebagai suatu satu kesatuan dalam
mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat tiga komponen sistem, yaitu input,
proses (pengolah), dan output. Input adalah komponen penggerak; proses
(pengolah) adalah sistem operasi; output menmproyeksikan hasil-hasil kerja
sistem. Menurut teori interaksional ini, hubungan interpersonal merupakan
suatu proses interaksi. Masing-masing orang ketika akan melakukan interaksi
pasti sudah memiliki tujuan, kepentingan,harapan, perasaan suka atau benci,
perasaan tertekan atau bebas, dan sebagainya sebagai input. Selanjutnya,
input menjadi salah satu komponen penggerak yang akan memberi warna dan
situasi tertentu terhadap proses hubungan antar manusia. Output dari proses
hubungan antar manusia itu beraneka ragam, tetapi sekurang-kurangnya setiap
pihak yang terlibat dalam interaksi hubungan interpersonal ini sudah
mendapatkan pengalaman tertentu. Inilah output, sehingga setiap orang yang

5
berinteraksi dalam hubungan interpersonal itu akan berbeda dengan sebelum
berinteraksi

D. Tahap-tahap Hubungan Interpersonal


Menurut Devito, hubungan interpersonal memiliki enam tahap sebagai berikut:
1. Tahap kontak (contact)
Pada tahap ini, sebuah hubungan akan diawali dengan adanya kontak dengan
orang lain. Tahapan ini merupakan sebuah tahap perkenalan dimana seseorang
akan berusaha menangkap informasi dari orang lain. Informasi yang ditangkap
dapat berupa identitas, perilaku di masa lalu, sikap dan pendapat terhadap
sesuatu, serta kepribadiannya.
2. Tahap keterlibatan (involvement)
Tahapan ini merupakan tahap pengenalan yang lebih lanjut. Seseorang akan
mulai memutuskan untuk lebih mengenal orang lain tersebut atau tidak.
Apabila ada kesamaan maka seseorang akan mulai melakukan proses
pengungkapan diri. Namun, apabila tidak ada kecocokan maka mereka akan
berusaha menyembunyikan dirinya.
3. Tahap keakraban (intimacy)
Pada tahapan ini seseorang akan mulai mengikat diri dengan orang lain.
Tahapan ini berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan kasih sayang dalam
suatu hubungan. Dalam hal ini, hubungan interpersonal akan tercapai apabila
ada kesepakatan pada kedua belah pihak.
4. Tahap pemudaran (deterioration)
Tahapan ini ditandai dengan adanya keakraban yang semakin melemah dalam
sebuah hubungan interpersonal.
5. Tahap pemulihan (repair)
Hubungan interpersonal yang bersifat dinamis (berubah-ubah) memerlukan
tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangkan serta memperteguh
hubungan tersebut. Dalam tahapan ini masing-masing pihak akan berusaha
melakukan tindakan yang mampu mengembalikan keadaan suatu hubungan
seperti semula.
6. Tahap pemutusan (dissolution)
Tahapan ini ditandai dengan munculnya konflik. Menurut Robert D. Nye
dalam bukunya yang berjudul “Conflict among Humans” ada 5 sumber konflik
pemutus hubungan, yaitu kompetisi, dominasi, kegagalan, provokasi, dan
perbedaan nilai.

E. Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal


Para ahli beranggapan bahwa hubungan interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Ruben, pola komunikasi interpersonal terbentuk karena beberapa faktor, yaitu:
a. Kebutuhan Interpersonal dan Gaya Komunikasi
Dalam berhubungan dengan orang lain, setiap individu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan terhadap diri mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa
kasih sayang dan rasa ingin mengontrol orang lain. Selain kebutuhan hal yang
6
dikembangkan dalam komunikasi hubungan interpersonal adalah gaya
komunikasi. Cara orang berkomunikasi berbeda pada setiap individu, ada
individu yang pendiam dan cenderung pasif, namun ada juga yang berbicara
lebih banyak dan cenderung dominan dalam percakapan.
Kebutuhan interpersonal dan gaya komunikasi ini saling berhubungan. Orang
yang ingin mengontrol orang lain cenderung melakukan tindakan agar orang
lain bergantung padanya. Selain itu, mereka yang ingin mengontrol orang lain
cenderung dominan dalam percakapan dan bersikap defensif. Sedangkan
orang yang pasif dalam sebuah hubungan cenderung membutuhkan kasih
sayang dan mengembangkan sikap suportif sehingga ada kecenderungan
dikuasai orang lain dalam hubungan interpersonal.
b. Tingkat Hubungan dan Konteks
Dalam suatu komunikasi, pola dalam interaksi sosial akan berbeda-beda sesuai
dengan tingkat hubungan dan konteks keadaan. Misalnya, saat pertama kali
bertemu dengan orang lain kita tidak akan langsung menunjukan sisi defensif
pada diri kita. Contoh lain adalah seseorang yang ditemui di tempat umum dan
ramai akan memiliki pola perilaku yang berbeda apabila ditemui di tempat
tinggalnya.
c. Kekuasaan
Hal lain yang mempengaruhi pola komunikasi interpersonal adalah kekuasaan.
Apabila seseorang lebih berkuasa dibandingkan orang lain, maka akan terjadi
hubungan yang tidak sejajar atau disebut dengan hubungan asimetris. Pada
hubungan asimetris, salah satu individu dalam hubungan interpersonal pasti
lebih bergantung pada individu lain yang lebih berkuasa. Pola hubungan
asimetris ini dapat ditemui pada adik tingkat jurusan dengan kakak tingkat
jurusan, dosen dengan rektor universitas, pegawai di perusahaan dengan
supervisornya.
Namun, kekuasaan juga memiliki kemungkinan untuk memunculkan
hubungan simetris. Hubungan simetris merupakan hubungan yang ditandai
dengan adanya kesejajaran, tidak ada yang lebih berkuasa dibanding yang lain.
Contohnya adalah hubungan interpersonal yang ada pada dua sahabat dekat
dan teman satu kamar kos.
d. Konflik
Faktor lain adalah konflik sebagai bagian dari dinamika komunikasi. Apabila
konflik dapat diselesaikan dengan baik akan semakin mempererat hubungan
interpersonal dan mampu memenuhi kepuasan sehingga memunculkan
perilaku progresif. Namun sebaliknya, apabila konflik yang dihadapi tidak
mampu diselesaikan dengan baik maka akan menyebabkan suatu hubungan
interpersonal melemah dan mengarah pada ketidakpuasan dalam suatu
hubungan yang memicu perilaku regresif.

Menurut Jalaluddin Rakhmad, faktor yang mampu mengembangkan hubungan


interpersonal terdiri tiga faktor, yaitu:
1. Percaya (trust)
7
Menurut Jalaluddin Rakhmat, kepercayaan menentukan efektivitas dalam
berkomunikasi. Hal ini dikarenakan kepercayaan mampu memperjelas
pengiriman dan penerimaan informasi, membuka saluran komunikasi sehingga
peluang tersampaikannya maksud komunikan menjadi lebih besar.
Kepercayaan dianggap sebagai suatu pengertian, dimana apabila kepercayaan
hilang maka perkembangan keakraban hubungan interpersonal menjadi
terhambat. Sikap percaya mampu tubuh melalui sikap menerima orang lain,
rasa empati dan kejujuran.
2. Sikap Suportif
Suportif dideskripsikan sebagai sikap yang tidak melakukan penilaian
terhadap orang lain. Sikap suportif akan mengajak orang lain untuk
bersama-sama menetapkan tujuan dan bersama-sama membuat perencanaan
mengenai apa yang ingin dicapainya. Dalam suportif juga tidak melakukan
strategi atau taktik kecurangan.
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka memiliki karakteristik seperti menilai sesuatu dengan objektif
bukan subjektif, lebih berorientasi pada isi pesan daripada sumber pesan
maksudnya adalah tidak peduli siapa yang menyampaikan pesan tersebut
selagi itu pesan yang positif maka kita perlu untuk menghargainya. Selain itu,
sikap terbuka juga mengarah pada seseorang individu yang cenderung mencari
informasi suatu hal dari berbagai sumber.

F. Implementasi Hubungan Interpersonal


Setiap individu membutuhkan individu lainnya untuk menjalani kehidupan sehari-hari
karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Interaksi yang terjadi
diantara dua individu akan menciptakan suatu hubungan yang dinamakan hubungan
interpersonal contoh dari hubungan ini misalnya terlihat pada
seorang mahasiswa yang merantau untuk melanjutkan pendidikannya ke kota baru, saat
awal merantau tidak mengenal siapapun di kota tersebut untuk dapat bertahan ia mulai
berbincang dengan tetangga kamarnya sehingga ia memiliki teman yang dapat
membantu saat mengalami kesulitan membutuhkan bantuan untuk dapat menjaga
hubungan interpersonal ini dibutuhkan sikap saling percaya, keterbukaan dan suportif.
Sebagai makhluk sosial hubungan interpersonal perlu diperhatikan oleh karena itu
setiap individu perlu memahami dan mengetahui bagaimana cara membangun
hubungan interpersonal yang baik

8
KESIMPULAN

Menurut Desmita hubungan interpersonal merupakan hubungan antarpribadi


yang dibangun dalam interaksi sosial antara pribadi dengan pribadi lainnya atau dapat
dikatakan bahwa hubungan interpersonal merupakan hubungan yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang saling bergantung satu sama lain serta mempunyai pola interaksi
yang sama.
Beberapa ciri yang menandakan terjalinnya hubungan interpersonal seperti
munculnya perasaan kenal dekat, perasaan saling membutuhkan, timbul suasana yang
santai atau informal, dan terjalinnya komunikasi dua arah.
Terdapat lima teori dalam pembahasan hubungan interpersonal, teori tersebut
antara lain Teori pertukaran sosial yaitu penjelasan dari pola relasi pada manusia,
asumsi teori ini adalah para individu dengan sadar merasa nyaman menjalin hubungan
interpersonal hanya selama hubungan tersebut menghasilkan kepuasan. yang kedua ada
Teori Peran, setiap orang mempunyai peranannya masing-masing dan harus memainkan
peran tersebut sesuai dengan ”skenario” yang dibuat oleh masyarakat, menurut teori
peranan, human relation akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan yang baik
ketika setiap individu berperilaku sesuai ekspektasi, tuntutan peranan, dan terhindar
dari konflik peranan. Ada pula tuntutan peranan adalah kondisi dimana seorang
individu dipaksa memainkan peranan tertentu yang sebenarnya tidak diharapkan, yang
ketiga adalah Teori Permainan, menurut teori ini, manusia terbagi menjadi tiga, yaitu :
anak-anak, orang dewasa dan orang tua, hubungan antar manusia dalam masyarakat
juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua bersikap sesuai
kodratnya, yang terakhir adalah Teori Interaksional, teori interaksional mengkaji human
relation atas suatu sistem, setiap sistem terdiri atas komponen-komponen atau
subsistem-subsistem yang saling bergantungan dan bekerja bersama sebagai suatu satu
kesatuan, terdapat tiga komponen sistem, yaitu input, proses (pengolah), dan output.
Menurut Devito, hubungan interpersonal memiliki enam tahap diantaranya,
Tahap kontak (contact), pada tahap ini, sebuah hubungan akan diawali dengan adanya
kontak dengan orang lain. Tahap keterlibatan (involvement) tahapan ini merupakan
tahap pengenalan yang lebih lanjut. Seseorang akan mulai memutuskan untuk lebih
mengenal orang lain tersebut atau tidak.Tahap keakraban (intimacy) pada tahapan ini
seseorang akan mulai mengikat diri dengan orang lain, tahapan ini berkaitan erat
dengan pemenuhan kebutuhan kasih sayang dalam suatu hubungan. Tahap pemudaran
(deterioration) Tahapan ini ditandai dengan adanya keakraban yang semakin melemah
dalam sebuah hubungan interpersonal. Tahap pemulihan (repair) hubungan
interpersonal yang bersifat dinamis (berubah-ubah) memerlukan tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangkan serta memperteguh hubungan tersebut. Tahapan
terahir yaitu Tahap pemutusan (dissolution) ahapan ini ditandai dengan munculnya
konflik. Menurut Robert D. Nye dalam bukunya yang berjudul “Conflict among
Humans” ada 5 sumber konflik pemutus hubungan, yaitu kompetisi, dominasi,
kegagalan, provokasi, dan perbedaan nilai.
Beberapa faktor juga mempengaruhi suatu hubungan interpersonal contohnya
seperti gaya komunikasi seseorang, kekuasaan, tingkat hubungan dan konflik. Menurut
9
Jalaluddin Rakhmad, faktor yang mampu mengembangkan hubungan interpersonal
terdiri tiga faktor, yaitu Percaya (trust) kepercayaan diri akan menentukan efektivitas
dalam berkomunikasi. Sikap Suportif dideskripsikan sebagai sikap yang tidak
melakukan penilaian terhadap orang lain. Sikap ini akan mengajak orang lain untuk
bersama menetapkan tujuan membuat perencanaan mengenai apa yang ingin
dicapainya. Sikap Terbuka hal ini memiliki karakteristik seperti menilai sesuatu dengan
objektif bukan subjektif.
Implementasi pada hubungan interpersonal kerap kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya seperti seorang mahasiswa yang merantau untuk melanjutkan
pendidikannya ke kota baru, saat awal merantau tidak mengenal siapapun di kota
tersebut namun untuk dapat bertahan ia mulai berbincang dengan tetangga kamarnya
sehingga ia memiliki teman yang dapat membantu saat mengalami kesulitan
membutuhkan bantuan untuk dapat menjaga hubungan interpersonal ini dibutuhkan
sikap saling percaya, keterbukaan dan suportif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baron, R.A & Branscombe, N.R. (Eds). (2012). Social Psychology. 13th Editions. Boston:
Pearson Education, Inc.

11

Anda mungkin juga menyukai