Disusun oleh :
1. Ni Putu Wulan Pramesti
2. Agung Rai Bulan Adnya Swari
3. Ni Putu Sita Putri Pramesvari
4. Ni Putu Yuna Lidyawati
5. Ni Putu Leoni Pradewi
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TOPIK 1
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial dan subsistem dari system kehidupan, manusia tidak
dapaat terlepas dari lingkungannya. Manusia perlu menyesuaikan diri (beradaptasi)
dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan untuk menyesuaikan diri manusia
bergantung pada bagaimana manusia melakukan komunikasi antarpribadi atau
melakukan hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, manusia hanya akan menjadi
apa dan siapa, bergantung dengan siapa ia bergaul dan dihidarkan dari terjadinya
kesalahan-kesalahan (negligence).
Komunikasi interpersonal merupakan interaksi yang dilakukan dari orang ke orang,
yang bersifat dua arah secara verbal adan nonverbal, dengan saling berbagi informasi
dan perasaan antar individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil.
Sedangkan, konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan
seseorang mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan hubungan antar manusia
2. Mengetahui tujuan hubungan antar manusia
3. Mengetahui teknik hubungan antar manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hubungan antar manusia
Hakikat dari hubungan antar manusia adalah komunikasi antar pribadi. Hubungan
antar manusia sebenarnya dilandaskan pada adanya kepentingan-kepentingan
individual. Hubungan antar manusia diartikan sbagai suatu proses interaksi antar
individu untuk mempertahankan keseimbangan agar tercipta suatu
keserasian,keselarasan, dan kebahagiaan dalam tatanan kehidupan manusia.
Kualitas hubungan antar manusia ditentukan oleh model individu dalam
menerapkannya. Teori (model) dan kualitas hubungan antar manusia digolongkan
menjadi tiga yaitu tradisional (pertukaran sosial), peran, dan permainan yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Teori tradisional
Merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan masing-
masing personalnya bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. Kaidah dari
teori tradisional selalu dikaitkan dengan hubungn antar manusia yang harus didasarkan
pada pertimbangan untung dan rugi.
2. Teori peran
Teori ini lebih menekan dapa suatu pergaulan social dengan scenario yang sudah
disusun dimasyarakat. Setiap hubungan antar manusia diatur oleh tatanan kehidupan
yang ada dimasyarakat dan masyarakat tersebut mengatur bagaimana setiap manusia
harus berperan dalam pergaulan sehari-hari. Teori peran mempertimbangkan
keselarasan (harmonisasi) dalam kehidupan sehari-hari. Apabila manusia sebagai
individu dapat mematuhi tatanan tersebut, maka kehidupannya akan menuju pada
suatu keadaan yang harmonis. Sebaliknya, apabila menylahi atau tidak sesuai, maka
akan dicemooh
HAM dalam arti luas yaitu komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang
kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah
pihak. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia
berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
Human Relations ini dilakukan dimana saja —> di rumah, pasar, kampus, toko, dalam
bis, kereta api, dan sebagainya. Menurut Beberapa Pakar hubungan antar manusia
yaitu:
1. Cabot dan Kahl(1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti
situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya.
Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik
yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2. H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku
individu lain atau sebaliknya.
3. Keith Davis“Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang
lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya,
yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang
menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga
dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4. Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai
dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan
sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab.
Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang
mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari
kelompok tersebut.
Prosesinteraksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi,
mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia
secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk
mendapatkan pemecahan masalah.
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus melakukan hubungan antar manusia atau
komunikasi dengan baik kepada klien (pasien) ataupun kepada sesama tenaga medis
lainnya. Agar terjalin komunikasi yang baik.
TOPIK 2
BAB I
PENDAHULUAN
yang bersifat dua arah secara verbal adan nonverbal, dengan saling berbagi informasi
dan perasaan antar individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil.
Sedangkan, konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan
seseorang mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan
2. Bagaimanakah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh
konselor ?
KIPK.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang
mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisnya sehingga
individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Potensi fisik yaitu sejumlah
kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra individu sedangkan
potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap.
Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan siswa
atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa
saya ?. Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang
mendalam, karena banyak aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik
yang menyangkut kelebihan maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis,
minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan.
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik karena antara yang satu dengan
karakteristik yang berbeda-beda.. Oleh karena itu kegiatan memahami diri merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan dalam mencapai kesuksesan hidup.
Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk
menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami
berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah
berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan
Pemahaman diri merupakan suatu bentuk upaya pencitraan diri seseorang tentang
individu tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari pemahaman
dirinya. Karena, orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak
terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan
perasaan, pikiran dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana
pendapat orang
yang besar dalam meraih cita-cita dari pada yang belum mengenal dengan baik akan
diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah memahi kemampun,
minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri
mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana mereka
a. Mampu mengeksplorasi potensi diri yang mencakup: minat, abilitas, dan cita-cita
sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi diri.
b. Dengan persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam
berkarier.
dan kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca;
dari konseling itu secara maksimal, maka seorang konselor harus menguasai beberapa
keterampilan yang menjadi dasar proses konseling itu. Ada beberapa macam
1) Attending
Keterampilan ini sangat penting karena akan memberikan kesan awal kepada
konseli. attending merupakan penjelmaan dari rasa hormat konselor kepada konseli.
kepada konseli. attending ditunjukkan dengan bahasa non verbal yang membawa arti
positif kepada terciptanya positif thinking pada diri konseli. keterampilan ini dapat
meliputi, gerakan tubuh, tatapan mata, lingkungan nyaman, dan interaksi yang tidak
berlebihan.
2) Empati
Empati berarti konselor mampu merasakan secara mendalam apa yang dirasakan
konseli tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri. empati merupakan kemampuan untuk
memahami orang lain sebaik dirinya sendiri. empati berbeda dengan simpati. simpati
merupakan suatu keterlibatan psikis (emosi) yang berlebihan kepada orang lain. simpati
dapat mengurangi kekuatan dan kemandirian seorang konselor sehingga konselor tidak
yaitu :
a) Pemahaman yang sensitif dan akurat mengenai apa yang dirasakan orang lain
namun ia juga harus mampu membenengi dirinya agar tidak larut menjadi orang lain itu.
b) Pemahaman mengenai situasi sekitar yang mempu menstimulus perasaan tersebut.
c) Kemampuan mengkomunikasikan agar orang lain merasa diterima dan dihargai.
3) Bertanya
Bertanya memiliki tujuan untuk mendapatkan data dari konseli. konselor dapat
pertanyaan yang memungkinkan orang yang ditanya akan memberikan jawaban secara
yang ditanya akan memberikan jawaban yang sempit, biasanya ya atau tidak. misalnya:
4) Konfrontasi
Tentunya dalam proses konseling sering kita temukan hal hal atau kata-kata yang
saling bertentangan antara apa yang dikatakan pertama dan apa yang dikatakan kedua
bahkan ketiga dari konseli. nah disinilah konselor harus peka. konfrontasi merupakan
pernyataan atau lebih yang saling berbeda atau bertentangan yang disampaikan oleh
konseli.
5) Geniun
Merupakan perilaku jujur terhadap pikiran dan perasaan yang sedang dirasakan
yang di wujudkan melalui perkataan dan tingkah laku apa adanya. misalnya: bapak kira
6) Paraprase
Merupakan suatu keterampilan dasar dalam konseling yang bertujuan untuk
kepada konseli bahwa konselor bersama konseli dan berusaha memahami konseli,
c. Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain;
Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap
Kasih adalah segala hal yang dipikirkan, direncanakan, dikatakan, dan dilakukan untuk
diri sendiri dan orang lain yang membawa kebaikan. Kasih adalah kekuatan yang amat
besar di dunia, yang selalu membawa hal-hal baik bagi manusia. Lawan kasih adalah
dosa. Dosa adalah kekuatan besar yang selalu membawa hal-hal buruk bagi manusia.
Konselor seharusnya menyambut, menerima, dan memiliki kasih sejati seperti itu. Kasih
Dalam proses konseling, konselor tidak boleh menghakimi, menuduh, memaksa, atau
percakapan membuat konseli merasa dihargai dan dimengerti. Hal ini akan mendorong
Rendah hati adalah menganggap orang lain lebih utama dan penting. Ia tidak
meninggikan dan menyombongkan diri dengan apa yang ia miliki, baik itu ilmu
itu dengan ucapan syukur. Apa yang dimiliki diakui sebagai anugerah Tuhan.
Dalam proses konseling, konselor perlu mengembangkan sikap rendah hati. Pendapat,
pemikiran, dan sikap konseli haruslah dihargai. Jika percakapan membawa hasil yang
baik, itu pun diterima dengan rendah hati dan ucapan syukur. Bukan menepuk dada
Jiwa seorang konselor adalah jiwa yang suka menolong. Suka menolong adalah sikap
peka dan tanggap terhadap keadaan konseli. Ketika konselor mendengar ada konseling
yang sedang dilanda persoalan dan pergumulan, konselor tidak akan berdiam diri.
5) Terbuka
Terbuka di sini mengandung tiga sisi. Pertama, konselor berusaha menolong konseli
menemukan solusinya. Untuk itu, konselor memberi kesempatan konseli untuk dapat
yang dapat meracuni hati dan pikirannya, dapat ia tumpahkan dalam percakapan
dengan konselor. Tidak ada yang dipendam, disimpan, ditutupi, dan disembunyikan.
Konselor memberi kebebasan kepada konseli untuk mencurahkan isi hati yang
Kedua, konselor terbuka terhadap segala masukan tentang kekurangan dan kelemahan
dirinya. Kritik membangun sangat penting untuk perbaikan, peningkatan, dan kemajuan
diri. Kita kerap belajar banyak hal tentang diri kita dari kacamata orang lain. Bila kita
terbuka, kita akan menjadi orang yang maju. Berbahagialah kalau orang lain bersedia
Ketiga, konselor perlu terbuka dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu
perlu kita kuasai. Lagi pula, belajar adalah proses seumur hidup.
bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang
kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap,
dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila
Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya
Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan
pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu
suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya,
dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila
dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan
tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk
meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat
semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami
apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik,
menguntungkan.
Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, Apakah mudah cemas,
mudah tersinggung, dsb. Sehingga ia tahu keterbatasan diri saat melayani klien. Bidan
yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan sulit memahami apa yang
dialami klien, misal tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan tidak akan
dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya.
diharapkan setiap individu tahu benar tentang dirinya. Pemahaman diri diperlukan
dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi
b. Klarifikasi nilai . Kebutuhan klien harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya
dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan (missal : kepercayaan,
seksual, dan ikatan keluarga), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang
c. Eksplorasi perasaan. Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan
mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik., jika bidan terbuka
kepada klien, bidan akan mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana
d. Kemampuan menjadi model. Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti
kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap,
apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan diri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang
mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisnya sehingga
dan kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca;
Persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat
Agar proses konseling dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan
dari konseling itu secara maksimal, maka seorang konselor harus menguasai beberapa
c. Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain;
Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap
bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
B. Saran
Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, Apakah mudah cemas,
mudah tersinggung, dsb. Sehingga ia tahu keterbatasan diri saat melayani klien. Bidan
yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan sulit memahami apa yang
dialami klien, misal tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan tidak akan
dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://midwifesketch.blogspot.com/2018/08/pengaruh-pemahaman-diri-
terhadap-proses.html
http://ayumidwiferynote.blogspot.com/2014/08/pengaruh-pemahaman-diri-
terhadap-proses.html
http://novita1511.blogspot.com/2014/05/makalah-hubungan-
antar-manusia.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjfh8mF
p5j5AhWDynMBHfWID2EQFnoECBgQAQ&url=http%3A%2F
%2Fbppsdmk.kemkes.go.id%2Fpusdiksdmk%2Fwp-content
%2Fuploads%2F2017%2F08%2FKomunikasi-dalam-Praktik-
Kebidanan.pdf&usg=AOvVaw1cvXj9-V5FY4ME2sqkYAAW