Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

”ASUMSI PESERTA DIDIK TERHADAP TEORI PERTUKARAN SOSIAL”

Dosen Pengampuh :

Dr. Abdullah Sinring, M.Pd & Zulfikri, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

MAULIDA RAHMAH

210404502027

BK-3B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “ASUMSI
PESERTA DIDIK TERHADAP TEORI PERTUKARAN SOSIAL” tersebut guna
sebagai tugas harian perkuliahan pada mata kuliah Bimbingan Karier ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung, penyusun untuk
menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih tidak lupa penyusun hanturkan kepada bapak
Dr. Abdullah Sinring, M.Pd dan Zulfikri S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
ini Bimbingan Karier ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Luwu, 23 Maret 2023

Penulis

Maulida Rahmah
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori pertukaran sosial ini tidak lepas dari pemikiran para ahli teori pertukaran
sosial (Social Exchange), yaitu John Thibaut dan Harold Kelley, yang akan memprediksi
hal tersebut akan ada masalah dalam hubungan yang tampaknya perlu saat ini lebih
banyak pengorbanan daripada hadiah. teori pertukaran sosial didasarkan pada gagasan
bahwa orang melihat hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan sosial Mereka
menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan imbalan yang diperoleh
melanjutkan hubungan. Pengorbanan (biaya) adalah bagian dari hubungan itu adalah nilai
negatif untuk sesuatu. Penghargaan (reward) adalah elemen hubungan baik. Ahli teori
pertukaran sosial berpendapat bahwa semua orang menghargai hubungan mereka melihat
pengorbanan dan penghargaan. Semua hubungan membutuhkan waktu dan partisipasi.
Sudut Pandang Pertukaran Sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai seluruh
hubungan mengambil pengorbanan dari hadiah menerima Misalnya, kita menyukai orang
yang menyukai kita, kita menyukai mereka.

Menurut teori pertukaran sosial, orang yang memperlakukan kita adalah jenis
interaksi sosial transaksi bisnis. Kami akan terus berinteraksi jika manfaatnya lebih besar
daripada biayanya. Ini adalah bagaimana interaksi antara individu dan individu lain
tercapai Kepuasan dan kesenangan itu sendiri, yang saling menguntungkan Berpesta.
Kemudian, tergantung pada tujuannya, kohesi dan kesetaraan pengamatan dapat dicapai
bersama Bentuk yang lebih analitis dicoba dengan teori pertukaran sosial ini menyeluruh
tentang komunikasi antar individu, membenarkan definisi komunikasi antar individu lebih
berorientasi pada bentuk interaksi sosial yang lebih.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi pertukaran sosial?
2. Bagaimana teori pertukaran menurut beberapa ahli?
3. Bagaimana asumsi teori pertukaran sosial di peserta didik?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi pertukaran sosial
2. Untuk mengetahui teori pertukaran menurut beberapa ahli
3. Untuk mengetahui asumsi teori pertukaran sosial di peserta didik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Pertukaran ( Sosial Exchange)

Interaksi sosial terjadi karena mereka ada berdasarkan minat, minat, perhitungan,
dan tujuan material. Teori ini biasanya digunakan dalam ilmu ekonomi yang berbasis
perilaku sosial. Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan
bahwa hubungan sosial memiliki komponen imbalan, pengorbanan, dan manfaat yang
saling mempengaruhi. Kesadaran Diri, Keseimbangan Memberi dan Memperoleh dari
Hubungan.

Beberapa Ahli Mendefinisikan Teori Pertukaran :

 J. Frazer : Interaksi sosial didefinisikan sebagai individu ingin memenuhi


kebutuhan dasarnya (basic needs), karena individu menginginkan kebutuhan
bersama mereka terpenuhi.

 Kingsley Davis: Perubahan sosial sebagai perubahan sosial perubahan struktur


dan fungsi sosial Organisasi kerja dalam masyarakat kapitalis menyebabkan
perubahan dalam hubungan industrial dan dalam masyarakat.

 Gillin dan Gillin: Perubahan Sosial sebagai Variasi Cara Hidup yang Diterima
Perubahan Kondisi Geografis, Komposisi Budaya Material, Pendidikan,
Pandangan Dunia dan Penyebaran Atau Penemuan Baru dalam Masyarakat

 Selo Sumarjan: Semua perubahan dalam pranata sosial dalam masyarakat


mempengaruhi sistem nilai, sikap dan pola perilaku sosial antar kelompok dalam
masyarakat .

Ada empat konsep utama dalam teori pertukaran sosial.

a. Pengorbanan adalah unsur hubungan yang memiliki nilai negatif bagi


seseorang.
b. Kekaguman adalah unsur hubungan yang bernilai positif.
c. Nilai tertinggi adalah keputusan seseorang untuk melanjutkan atau mengakhiri
hubungan.
d. Bidang perbandingan yang menunjukkan ukuran standar yang saat ini
digunakan sebagai kriteria untuk menilai hubungan individu

B. Teori Pertukaran Menurut Beberapa Ahli


1) George C. Homans
Pendiri teori pertukaran sosial Elemen utama dari berbagi sosial adalah biaya,
penghargaan, dan keuntungan (laba). Biaya adalah perilaku seseorang yang
dipandang sebagai pengeluaran, terlepas apakah mereka mengharapkan imbalan
atau tidak. Meskipun hadiahnya adalah hadiah untuk biayanya. Keuntungan dapat
diperoleh dari pahala yang diterima, yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Kemenangan berarti kemenangan. Namun, tidak semua penghargaan yang
diterima bermanfaat bagi pemberi penghargaan. Karena dalam pertukaran sosial,
seseorang tidak terlalu mengutamakan kemenangan besar. Seseorang hanya
menginginkan hadiah untuk biayanya yang dia letakkan.

Contoh: Seorang anak membantu seorang ibu yang kesulitan membawa


belanjaan. Kemudian sebagai ucapan terima kasih Ibu tersebut memberi uang seribu
rupiah kepada anak yang menolongnya. Perbuatan menolong anak tersebut adalah
cost dan Ibu tersebut menerima reward. Sebagai umpan balik maka si anak
mendapatkan reward uang seribu rupiah walaupun mungkin anak ersebut menolong
dengan ketulusan. Hubungan timbal balik diatas akan merujuk pada kuantitas dan
nilai. Kuantitas adalah intensitas atau frekuensi yang dimana suatu perilaku
dinyatakan dalam suatu jangka waktu tertentu atau sejumlah perilaku yang terjadi.
Sedangkan nilai adalah sejauh mana perilaku tertentu didorong atau dihukum. Nilai
dan kuantitas adalah persamaan yang tidak berhubungan.

George Homans menjelaskan bahwa hubungan pertukaran sosial dilaksanakan


Seseorang dapat dijelaskan dengan enam pernyataan dasar

 Proposisi sukses : Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu


tindakan tertentu memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan
melakukan tindakan itu. Dalam proposisi ini Homans menyatakan
bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran (tidak
mendapat hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi
tindakan tersebut.
Contoh : anak yang mengerjakan tugas pasti akan
mendapat nilai sebagai imbalannya. Perilaku yang selaras dengan
proposisi sukses meliputi tiga tahap yaitu : pertama, tindakan
seseorang > seorang anak SD mengerjakan soal ulangan . Kedua, hasil
yang diberikan > sebagai imbalannya, anak tersebut mendapatkan nilai
75. Ketiga, pengulangan dari tindakan sebelumnya > seorang anak
akan selalu mengerjakan tugas agar mendapat nilai.
 Proposisi Stimulus : Jika dimasa lalu terjadinya stimulus yang khusus,
atau seperangkat
stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh
ganjaran, maka
semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan
semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang
agak sama. Apa yang diketengahkan oleh proposisi stimulus itu ialah
objek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diinginkan.
Contoh : seseorang yang bermain judi dan menang akan berjudi lagi
dengan harapan menang lagi. Namun tidak semua orang akan
melakukan generalisasi terhadap tindakan tertentu.
 Proposisi Nilai : semakin bernilai hasil tindakan bagi seseorang,
semakin cenderung ia melakukan tindakan serupa. Proposisi ini
menekankan bahwa dalam tindakan ada ganjaran (reward yang bersifat
positif) dan hukuman (bersifat negatif) atas tindakan yang dilakukan
oleh individu. Reward diperoleh seseorang apabila dia melakukan
tindakan yang bersifat positif. Sedangkan hukuman akan diperoleh
apabila seseorang melakukan tindakan yang bersifat negatif. Dengan
demikian diharapkan seseorang akan melakukan tindakan yang positif
dengan menjauhi hal-hal yang bersifat negatif. Namun, Homans
menekankan bahwa sebaiknya hukuman terhadap suatu tindakan tidak
dilakukan. Lebih baik mendorong orang lain agar melakukan tindakan
yang bersifat positif.
Contohnya : Seorang mahasiswa memiliki kesempatan untuk melihat
pertunjukan konser favorit dan disaat yang sama ia harus
mengenyampingkan pelajarannya. Kemudian dengan jadwal yang
sedemikian rupa, sehingga ia tidak belajar sama sekali, sedangkan
tidak ada waktu lain untuk belajar. Dengan masalah tersebut
menyangkut satu nilai: Manakah yang lebih penting bagi mahasiswa
itu, nilai ujian atau kenikmatan menyaksikan konser.
 Proposisi Deprivasi-Satiasi
“ Semakin sering seseorang mendapat ganjaran, maka semakin
berkurangnya nilai imbalan yang dia terima” Pada proposisi ini yang
menjadi faktor utama penentu kejenuhan adalah waktu.
Contoh : apabila seorang siswa selalu mendapatkan ranking satu. Maka
siswa tersebuta akan mengalami kejenuhan terhadap kondisi tersebut.
Walaupun mendapat ranking satu adalah sebuah kebanggaan.
 Proposisi Restu-Agresi (Approval-Agression)
Proposisi A :“Apabila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran
seperti yang diharapkan atau mendapat hukuman yang tidak
diharapkan, maka semakin besar kemungkinan bahwa dia menjadi
marah dan melakukan tindakan agresif dan tindakan agresif itu
menjadi bernilai baginya.”
Contoh : Apabila seorang bayi merasa lapar dan si Ibu tidak segera
memberikan makanan. Maka, bayi tersebut kan marah. Pada proposisi
ini emosi adalah bukti tingkah laku manusia. Dimana dia akan marah
apabila dia tidak memproleh apa yang diinginkannya.
Proposisi B : “ketika seseorang mendapat imbalan dari apa yang dia harapkan,
khususnya gnjaran yang lebih besar dari apa yang dia harapkan atau tidak
mendapat hukukman yang diperhitungkannya maka, ia akan melakukan hal-
hal positif yang ia harapkan”
Contoh : apabila sang Ibu merespon dari tangisan bayi tersebut dengan cara
memberikan susu atau makanan maka, sang Bayi akan berhenti menangis.
Sebab di telah mendapatkan apa yang dia inginkan.
2) Teori Kelley dan Thibaut
Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap bahwa
bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana
orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhannya. Teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang
dalam suatu hubungan, di mana hubungan itu memengaruhi kontribusi orang lain.
Thibaut dan Kelley pencetus teori ini, mengemukakan bahwa orang mengevaluasi
hubungannya dengan orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya,
khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan upaya yang telah dilakukan,
orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan tersebut atau pergi
meninggalkannya.
John Thibaut dan Harold Kelley menyatakan bahwa ”Setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal didalam suatu hubungan hanya selama hubungan
itu cukup memuaskan dalam hal penghargaan dan pengorbanannya”.
Sebagaimana diamati oleh Ronald Sabatelli dan Constance Shehan (1993),
pendekatan Pertukaran Sosial memandang hubungan melalui metafora pasar,
dimana setiap orang bertindak berdasarkan tujuan pribadi untuk mencari
keuntungan. Yang menjadi ciri khas dalam teori menurut Thibaut dan Kelley ini
adalah “Tingkat Perbandingan”. Maksudnya adalah penunjukan ukuran baku
(standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada
waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa
lampau atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Ukuran bagi
keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan dengan orang
lain itu disebut comparison level, di mana apabila orang mendapatkan keuntungan
dari hubungannya dengan orang lain, maka orang akan merasa puas dengan
hubungan itu.
Sebaliknya, apabila orang merasa rugi berhubungan dengan orang lain dalam
konteks upaya dan ganjaran, maka orang cenderung menahan diri atau
meninggalkan hubungan tersebut. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana
kedua belah pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga
hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua
belah pihak.
3) Teori Pertukaran Peter M. Blau
Pemikiran M. Blau tentang pertukaran sosial mendapatkan respon positif
dari banyak kalangan ilmuwan. Pertukaran sosial Blau merupakan hasil dari
kritikannya atas teori Homans tentang pertukaran sosial yang menitik beratkan
pada perilaku individu, menurut Blau malah sebaliknya, hal utama untuk
memahami fakta social adalah memahami struktur social bukan individu
seperti kajian Homans. Meskipun demikian, Blau mengakui kajian perilaku
individu adalah hal yang penting yang arus dilakukan untuk menuju
pemahaman yang lebih kompleks yaitu struktur sosial. Inti dasar pemikiran M.
Blau tentang pertukaran sosial: Pertama, membedakan kelompok besar
(organisasi) dengan kelompok kecil (individu yang merupakan bagian dari
organisasi atau menurut Homans perilaku individu), Kedua, pertukaran sosial
berlangsung antar individu dengan kelompok. Ketiga, nilai norma sebagai
perantara atau media dalam aktivitas individu dan kelompok tersebut.
Negative Exchage : suatu bentuk pertukaran yang memerlukan balasan
seimbang secara langsung (saat itu juga), kalau tidak dibalas akan terjadi
konflik.
Positif Exchange : suatu bentuk pertukaran yang memerlukan balasan.
Contoh : orang tua dan anak.
Balanced Exchange : suatu bentuk pertukaran yang

C. Asumsi Teori Pertukaran Sosial Terhadap Peserta Didik


1) Asumsi teori pertukaran sosial tentang sifat manusia
 Orang mencari hadiah dan menghindari hukuman.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh
suatu mekanisme penggerak internal. Ketika orang merasakan keinginan
ini, mereka termotivasi mengurangi, dan proses melakukannya adalah hal
yang menyenangkan.
 Manusia adalah makhluk rasional
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam batas-batas pengetahuan
manusia menghitung pengorbanan dan penghargaan yang dimilikinya
dalam situasi tertentu dan yang menentukan perilakunya. Ini juga termasuk
kemungkinan bahwa jika Anda dihadapkan pada pilihan yang tidak
berhasil Hadiahi orang karena memilih opsi yang membutuhkan paling sedikit
pengorbanan Dengan asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional,
teori pertukaran sosial menegaskan bahwa manusia berpikir secara rasional
membuat sebuah keputusan
 Standar yang digunakan orang untuk mengevaluasi pengorbanan dan
penghargaan bervariasi dari orang ke orang dari waktu ke waktu. Teori
ini Keanekaragaman harus diperhatikan. Tidak ada standar yang
seragam berlaku untuk semua untuk menentukan korban yang mana
dan apa penghargaan ini.

2) Asumsi teoretis tentang sifat dasar hubungan

 Hubungan manusia saling tergantung


Dalam hal hubungan, Thibaut dan Kelley lebih selektif sebut teori ini
Teori Saling Ketergantungan terhadap Pertukaran Sosial atau teori
permainan Mereka memilihnya karena mereka ingin menyingkir
Pemikiran menang-kalah dalam teori permainan dan ingin menekankannya
bahwa pertukaran sosial adalah fungsi dari saling ketergantungan.
 Hubungan hidup adalah sebuah proses
Dengan mengatakan ini, para ahli ini mengakui waktu dan perubahan
dalam hubungan. Di atas segalanya, waktu itu penting berubah karena
pengalaman masa lalu memandu penilaian penghargaan dan pengorbanan, dan
penilaian ini mempengaruhi pertukaran pertukaran berikutnya. 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan materi di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori ini biasanya


digunakan dalam ilmu ekonomi yang berbasis perilaku sosial. Teori pertukaran sosial
adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa hubungan sosial memiliki
komponen imbalan, pengorbanan, dan manfaat yang saling mempengaruhi. Kesadaran
Diri, Keseimbangan Memberi dan Memperoleh dari Hubungan.

B. SARAN

Penulis memahami bahwa masih banyak kesalahan dalam artikel ini, Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Kami juga meminta
pengertian Anda atas kesalahan kata atau pendapat yang diungkapkan oleh penulis. 
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, Danus. (2011). Teoritisasi dan Implikasi Pertukaran Sosial Dalam


Komunikasi Antar

Pribadi. Surabaya : IAIN Sunan Ampel

Indra Rukmana, Febrian. (2011). Teori Pertukaran. Universitas Sebelas Maret : FISIP-
Sosiologi

Noname. 2009. Teori Pertukaran Sosial.


http://atpsikologi.blogspot.co.id/2009/11/makalah-social-exchange.html. Diunduh
pada 09 Desember 2015 pukul 20.08 WIB

Salahudin. (2010). Studi Deskriptif Melalui Pendekatan Teori Pertukaran Sosial


George Caspar

Homans dan Teori Pertukaran Sosial Peter M. Blau. Pasca Sarjana UMM

Wardhana, Amika. (2014). Perilaku sosial: Teori pertukaran blau. Yogyakarta : UNY

Anda mungkin juga menyukai