Di
Oleh :
Dosen Pembibing :
UIN AR-RANIRY
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan
sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini
menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai
dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
1. Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan
dari hubungan itu.
2. Jenis hubungan yang dilakukan.
3. Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
4. Teori Pertukaran Sosial Menurut Thibaut dan Kelley
Pada umumnya, hubungan sosial terdiri dari masyarakat, maka kita dan masyarakat lain dilihat
mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi d
alam hubungan tersebut, yang terdapat unsur ganjaran (reward), pengorbanan (cost) dan
keuntungan (profit).
Thibaut dan Kelley menyimpulkan model/konsep pertukaran sosial sebagai berikut : “setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang
dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan
berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.
Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya dapat
berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi
lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-
efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan
waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam
suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan
mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran standar yang dipakai sebagai kriteria dalam
menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran standar ini dapat berupa
pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya.
Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang
memuaskan, tingkat perbandingannya turun.
Bahwa manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting bagi teori pertukaran
sosial.
Asumsi ketiga, menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman.
Tak ada satu standar yang dapat digunakan pada semua orang untuk menentukan apa
pengorbanan dan penghargaan itu.
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu
hubungan :
Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan, baik partisipan yang
satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat.
Pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu
mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian
mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-pertukaran
selanjutnya.
Dalam hal ini kampung B sudah melakukan suatu pengorbanan terhadap kampung A. Dan di
suatu hari, kampung B pun ingin mengajak/mengundang kampung A untuk melakukan kerja
bakti juga, namun sebaliknya yang terjadi, kampung A malah mengabaikan ajakan/undangan
kampung B untuk melakukan kerja bakti tersebut hanya karna alasan kampung A memiliki
kesibukan dikampungnya. Maka, dalam hal ini belum tejadi suatu proses pertukaran sosial
karena kampung A belum bisa memberikan suatu reward atau penhgargaan kepada kampung B
sebagaimana apa yang telah dilakukan kampung B terhadap kampung A.
Tetapi apabila kampung A menerima ajakan dari kampung B dan melakukan apa yang telah
dilakukan kampung B maka dalam hal ini telah terjadi suatu proses pertukaran, karna tidak ada
pihak yang merasa berat sebelah baik itu dari kampung A maupun kampung B.
Perilaku sosial yang setidaknya terdiri dari pertukaran antara dua orang berdasarkan perhitungan
biaya-manfaat. Misalnya, pola-pola perilaku di percintaan, tempat kerja, persahabatan dan
perkawinan.
Analogi ini, di beberapa titik menemukan bahwa salah satu teman Anda dalam satu kelas selalu
berusaha untuk mendapatkan sesuatu dari Anda. Saat ini Anda selalu memberikan apa yang
Anda butuhkan dari teman Anda, tetapi sebaliknya sebenarnya terjadi ketika Anda membutuhkan
sesuatu dari teman Anda.
Setiap individu harus memiliki tujuan membuat teman-teman untuk merawat satu sama lain.
Individu pasti diharapkan untuk melakukan sesuatu untuk satu sama lain, saling membantu jika
diperlukan, dan saling mendukung ketika yang sedih.
Namun, juga mempertahankan ramah hubungan (biaya), seperti kehilangan waktu dan energi
serta kegiatan lain yang tidak begitu diadakan. Meskipun biaya ini tidak dilihat sebagai sesuatu
yang mahal atau memberatkan ketika penghargaan cahaya (reward) yang diperoleh dari
persahabatan.
Namun, biaya tersebut harus dipertimbangkan ketika kita menganalisis secara objektif hubungan
persahabatan transaksi yang ada. Jika biaya tampaknya tidak tepat untuk kembali, yang terjadi
hanya perasaan buruk pada mereka yang merasa bahwa kompensasi yang terlalu rendah
dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang telah diberikan.
Analisis hubungan sosial yang terjadi sesuai dengan biaya dan remunerasi merupakan salah satu
ciri dari teori pertukaran. Teori pertukaran ini berfokus pada analisis tingkat mikro, utamanya
pada tingkat realitas sosial (interpersonal). Dalam diskusi ini akan fokus pada pertukaran ide
dengan teori Homans dan Blau. Homans dalam analisis menyusul penggunaan wajib prinsip-
prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku sosial tidak hanya menjabarkan hal itu.
Namun bila di sisi lain mencoba untuk naik dari tingkat pertukaran antarpribadi ke tingkat mikro,
ke tingkat yang lebih makro, organisasi sosial. Ia berusaha untuk memperlihatkan bagaimana
organisasi sosial yang lebih besar yang muncul dari proses pertukaran dasar.
Berbeda dengan analisis yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran
terutama melihat perilaku nyata, bukan hanya proses subjektif. Hal ini juga dianut
oleh Homans dan bila tidak terfokus pada tingkat kesadaran hubungan subjektif atau timbal balik
yang dinamis antara subjektif dan tingkat interaksi nyata seperti yang diterjadi pada interaksi
berupa simbolik.
Homans berpendapat lebih jauh bahwa penjelasan ilmiah harus difokuskan pada perilaku nyata
yang dapat diamati dan diukur secara empiris (empirik). Proses dari pertukaran sosial juga sudah
diungkap oleh para ahli dari klasik sosial.
Seperti diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19 ekonomi seperti Adam
Smith telah menganalisis ekonomi pasar sebagai akibat dari koleksi yang komprehensif dari
jumlah transaksi ekonomi individu yang tidak dapat dilihat ukurannya. Dia mengasumsikan
bahwa transaksi pertukuran akan terjadi hanya jika kedua belah pihak bisa mendapatkan
keuntungan dari pertukaran, dan kesejahteraan masyarakat luas dapat dengan mudah diamankan
jika individu yang tersisa untuk mengejar kepentingan pribadi melalui pertukaran pribadi
dinegosiasikan.
Dalam pertukaran ini berdampak pada integrasi dan solidaritas kelompok yang lebih besar
dengan cara yang lebih efektif. Tujuan utama dari proses pertukaran ini tidak memungkinkan
pasangan yang terlibat dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan individualistik. Tapi untuk
mengungkapkan komitmen moral individu untuk kelompok. Analisis perilaku perkawinan dan
keluarga adalah kritik dari penjelasan dari Sir James Frazer antropolog pola pertukaran ekonomi
Inggris yang terjadi antara pasangan menikah di masyarakat primitif.
Disamping itu juga jika menerapkan teori ini maka hubungan dalam suatu masyarakat sosial
ataupun individu akan tetap terjaga dan tidak akan ada yang merasa dirugikan.
Kekurangan
Apabila seseorang menerapkan teori ini maka dikala seseorang tersebut memberikan atau
melakukan sesuatu kepada orang lain maka penerima tersebut akan merasa risih menerima
pemberian atau jasa yang telah dilakukan untuknya karna merasa apa yang telah dilakukan atau
diberikan akan harus dibalas dengan yang demikian pula, sedangkan belum tentu si penerima
mampu membalas apa yang telah dilakukan pemberi kepadanya. Disamping itu juga teori ini bisa
saja membuat kita menjadi orang yang tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu untuk seseorang
karena terbiasa mengharapkan balasan atas apa yang telah dilakukan terhadap orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/teori-pertukaran-sosial/
https://media.neliti.com/media/publications/99781-ID-pertukaran-sosial-pada-masyarakat-
petamb.pdf