Anda di halaman 1dari 7

STRATIFIKASI SOSIAL

TUGAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah stratifikasi sosial pada jurusan komunikasi dan
penyiaran islam.

Dosen Pembina :

Rusnawati,S.Pd.,M.Si.

Oleh :

Nama : Haliul Haqqi

NIM : 200401058

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN AR-RANIRY

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Solawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad Saw.
Makalah ini berjudul “Stratifikasi Sosial” yang saya susun untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Melalui kata pengantar ini saya minta maaf dan mohon memaklumi jika ada
kekurangan dan tulisan yang kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada kita semua.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun.
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap masyarakat senantiasa  mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal dalam


masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan terhadap hal-hal tertentu , akan menempatkan  hal
tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih
menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang lebih banyak
mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan fihak-fihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat
(stratifikasi sosial), yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam
berbeda-beda secara vertikal.

Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial berbeda-beda dan banyak sekali. Stratifikasi tersebut tetap ada ,
sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis, komunistis dan lain sebagainya. Stratifikasi
Sosial mulai ada ada sejak manusia mengenal adanya  kehidupan bersama di dalam suatu
organisasi sosial, misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih
bersahaja. Untuk lebih jelasnya, pembahasan tentang Stratifikasi Sosial akan dijelaskan secara
terperinci pada bagian selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil sebuah masalah yang akan dikaji dalam
makalah ini diantaranya :

1.      Apa pengertian Stratifikasi Sosial ?

2.      Apa penyebab terjadinya Stratifikasi Sosial ?

3.      Bagaimanakah sistem Stratifikasi Sosial ?


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi atau strata social adalah struktur sosial yang berlapis-lapis didalam
masyarakat. Lapisan sosial menunjukkann bahwa masyarakat memmiliki strata, mulai dari yang
terendah sampai yang paling tinggi. Secara fungsional, lahirnya strata sosial ini kebutuhan
masyarakat terhadap siste produksi yang dihasilkan oleh masyarakat disetiap strata, dimana
system produksi ituu mendukkung secara fungsional masing-masing strata.

Menurut Pritirim Sorokim yang dikutip dari soekanto, Social Steatification adalah pembedaan
penduduk dan masyarakat kedalam kelas-kelas sosial secara bertingkst (Soekanto, 2002:228),
yaitu kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah. Setiap masyarakat mempunyai lapisan, mulai
dari sederhana sampai yan rumit, terantung teknologi yang dikuasai msyarakat tersebut. Dalam
masyarakat yang komplek, maka perbedaaan kedudukan dan peranan juga bersifat kompleks.

Secara umum, strata sosial dimasyarakat melahirkan kelas-kelas sosial yang terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu atas (Upper class), menengah (Middle Class), Dan bawah (Lower Class). Kelas
atas mewakili kelompok elite dimasyarakat yang jumlahnya sangat terbatas. Kelas menengah
mewakili kelompok professional, kelompok pekerja, wiraswaastawan, pedagang, dan kelompok
fungsional lainnya.

Sedangkan kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar, buruh harian, buruh lepas, dan
semacamnya. Secara khusus, kelas social ini terjadi pada lingkungan-lingkungan khusus pada
bidag tertentu sehingga content varian sastra social sangat spesifik berlaku pada lingkungan itu.
Content varian lebih banyak menyankut variasi strata pada lingkungan lainnya. Jadi, apabila
kelas social disuatu lingkungan social menempati struktur strata yang paling tinggi belum tentu
kelas yang sama terjadi pada strata sosial lainnya ditempat lain pula.

Kelas social dengan strata sosiall tertentu adakalanya terbentuk dengan sendirinya, ada
pula yang dibentuk berdasarkan hukumnya. Strata social yang terbentuk dengan sendirinya
adalah berdasarkan pada kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggtotaan kerabat, harta
dalam batas-batas tententu. Sedangkan strat kelas social dibentuk berdasarkan tujuan tertentu
adlah seperti pemimpin dan yang dipimpin, yang memiliki kekayaan dan tidak, dan yang
memiliki kekusaan atau yang rakyat biasa.
B.     Terjadinya Stratifikasi Sosial

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang
kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang
digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu
hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap
dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-
orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di
mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama  membuka tanah, dianggap mempunyai
kedudukan yang tinggi.

Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial, yaitu
antara lain :

1.Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran; artinya
strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan srrorang dalam masyarakat.

2.Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen, buruh atau pekerja
teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan status seseorang dalam masyarakat.

3.Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan ketulusan
dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh
masyarakat.

4.Status  atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat ( ningrat )
merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.

5.Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang lebih tua
umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis
kelamin; laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan
masyarakat.

C.    Sistem Stratifikasi

Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat
tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah
dari status satu kestatus yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang
berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu
meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh tani dapat
mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin
belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat
mencapai status presiden.
Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertengahan dalam masyarakat. Sistem
demikian hanya mempuyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi obyek
penyelidikan.

2.      Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam rung lingkup unsur-unsur sebagai brikut :

a)      Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,
keselamatan, wewenang dan sebagainya:

b)      Sistem pertentangan yang diciptakan warga-warga masyarakat (prestise dan penghargaan)

c)      Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan :

d)     Lambang-lambang status, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya;

e)      Mudah atau sukarnya bertukar status;

f)       Solidaritas  diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki


status yang sama dalam sistem sosial masyarakat:

i.            Pola-pola interaksi (struktur cliqe, keanggotaan organisasi perkawinan dan sebagainya);

ii.            Kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai;

iii.            Kesadaran akan status masing-masing;

iv.            Aktivias sebagai oprgan kolektif.


BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

            Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan
dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah socil
stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (secara hirarkis).

        Sistem lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertubuhan
masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Sifat Sistem lapisan dalam masyarakat dapat tertutup dan dapat pula terbuka. yang
bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain,
baik gerak pindahnya itu ke atas atau kebawah. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri naik
lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di
bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai