Anda di halaman 1dari 9

Judul

Airel Malik Savero1), Raudhatul Jannah2), Zerina Nurkhamamah3)


S1 Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
airell.malik.1907416@students.um.ac.id

Abstrak
Tokoh yang mendasari teori pertukaran ini adalah George C Homans, Peter Blau,
John Thibaut dan Harrold Kelley. Teori pertukaran ini merupakan teori yang
berhubungan mengenai tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-
objek yang berisi nilai antar individu berdasarkan tatanan sosial tertentu.
Pertukaran atau tingkah laku seseorang akan berpengaruh dalam
mempertimbangkan untung dan rugi atau costs and rewards. Dengan adanya
pertukaran ini juga akan memotivasi seseorang untuk bisa memiliki interaksi
dengan orang lain atau suatu kelompok. Kemudian dengan adanya hal tersebut
akan mendorong seseorang untuk saling timbal balik dalam memenuhi suatu
kebutuhannya. Pada teori pertukaran juga harus memperhatikan mengenai tatanan
sosial yang ada di masyarakat untuk bisa menentukan perilaku setiap individu
yang harus dilakukan. Tatanan sosial dalam teori pertukaran ini dapat dilihat dari
adanya kepatuhan pada siapa, lalu pada siapa yang memiliki kedudukan paling
tinggi di suatu kelompok dan lain sebagainya. Dengan berprinsip sesuatu yang
diamati dalam penelitian ini memainkan peran penting dalam menerangkan
tatanan sosial dan individu. Serta prinsip motif pertukaran yang beranggapan
bahwa setiap orang memiliki keinginan sendiri. Setiap orang akan membutuhkan
sesuatu tetapi itu bukanlah tujuan yang umum.
Kata Kunci : Teori Pertukaran, Prinsip, Tatanan

PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam teori pertukaran yang ada dalam kehidupan itu jika memberi
akan mendapatkan kembali yang sepadan dengan apa yang telah di beri tersebut.
Karena di dalam teori ini pertukaran atau tingkah laku seseorang akan
mempengaruhi juga dalam mempertimbangkan untung dan rugi atau costs and
rewards. Dengan adanya pertukaran ini juga akan memotivasi seseorang untuk
bisa memiliki interaksi dengan orang lain atau suatu kelompok. Kemudian dengan
adanya hal tersebut akan mendorong seseorang untuk saling timbal balik dalam
memenuhi suatu kebutuhannya. Sebenarnya, konsep pada pertukaran sosial ini
sudah ada dalam karya Simmel dan Malinowski, tapi lebih dikembangkan lagi
oleh Homans, Peter, dan lainnya (Raho, 2007).
Interaksi menjadi hal yang utama dilakukan pada setiap individu untuk memiliki
suatu hubungan sosial di masyarakat. Hal ini akan mendukung suatu perilaku
individu di kehidupan sosialnya. Sehingga dari adanya perilaku sosial yang
terdapat pertukaran untuk memperhitungkan untung dan rugi yang diperoleh ini
akan dibahas pada teori pertukaran. Karena pertukaran ini dilakukan untuk
bertujuan mendapatkan suatu timbal balik, tapi timbal balik ini bukan selalu
tentang material saja. Namun timbal balik pada pertukaran sosial yang dimaksud
adalah mengenai hal-hal yang nyata maupun tidak nyata pada kehidupan
masyarakat. Selain itu, pada teori pertukaran juga harus memperhatikan mengenai
tatanan sosial yang ada di masyarakat untuk bisa menentukan perilaku setiap
individu yang haru dilakukan (Fadhilah dan Indarti, 2020).
Kemudian, teori pertukaran ini akan lebih menekankan pada perilaku individu
pada setiap kelompok ketika berinteraksi atau berkomunikasi sekali pun. Oleh
karena itu, apa yang ditunjukkan mengenai perilaku individu itu akan memberikan
timbal balik suatu ganjaran atau sanksi sosial. Suatu ganjaran atau sanksi sosial
yang dimaksud di sini bukan selalu yang buruk tapi juga jika menanam hal-hal
baik juga akan menuai hal baik juga (Setyarsih, 2017). Selanjutnya dengan
perkembangan zaman teori pertukaran ini semakin lebih berkembang dan menuai
beberapa pendapat dari tokoh seperti Homans, Peter Blau dan lain-lain. Adanya
pendapat dari beberapa tokoh mengenai teori pertukaran ini akan dapat lebih
memahami perannya di kehidupan sosial dan masih terdapat prinsip-prinsip dari
teori pertukaran yang dapat menyesuaikan dengan tatanan sosial yang ada di
lingkungan sosial.

PEMBAHASAN
Pengertian Teori Pertukaran

Saifuddin (dalam Wirawan, 2012 :172) menjelaskan bahwa teori


pertukaran adalah teori yang berhubungan mengenai tindakan sosial yang saling
memberi atau menukar objek-objek yang berisi nilai antar individu berdasarkan
tatanan sosial tertentu Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda nyata,
melainkan hal-hal yang tidak nyata. Teori yang dibangun oleh George C. Homans
mengenai teori exchange merupakan reaksi terhadap paradigma fakta sosial yang
dikemukakan terutama oleh Durkheim. Homans berpendapat bahwa akibat dari
interaksi tersebut proses interaksi sosial bisa memunculkan suatu fenomena baru.
Meskipun Homans mengakui proses interaksi, akan tetapi Homans juga
mempermasalahkan bagaimana cara menjelaskan fenomena yang muncul dari
proses interaksi (Mighfar, 2015).

Prinsip - Prinsip Teori Pertukaran

Terdapat beberapa prinsip-prinsip teori pertukaran, diantaranya (Wirawan,


2012 : 174 - 176) :

1. Satuan analisis artinya sesuatu yang diamati dalam penelitian yang


memainkan peran penting dalam menerangkan tatanan sosial dan individu.
2. Motif pertukaran yaitu anggapan bahwa setiap orang memiliki keinginan
sendiri. Setiap orang akan membutuhkan sesuatu tetapi itu bukanlah tujuan
yang umum.
3. Keuntungan berwujud biaya yang dikeluarkan seseorang akan
mendapatkan suatu hadiah (reward) yang terkadang tidak
memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Cost bisa diartikan sebagai
upaya yang diperlukan untuk memperoleh kepuasan ditambah dengan
hadiah apabila melaksanakan sesuatu. Kepuasan atau reward yang didapat
seseorang itu bisa dinilai sebagai sebuah keuntungan.
4. Pengesahan sosial yaitu suatu pemuas yang merupakan motivator umum
dalam sistem pertukaran. Besarnya ganjaran tidak ada batasan karena
bersifat individual dan emosional. Reward merupakan ganjaran yang
mempunyai kekuatan pengesahan sosial.

Tatanan Sosial Menurut Teori Pertukaran

Pada teori pertukaran ini dalam tindakan kelompok belum tentu


menggambarkan apa yang sudah di perlihatkan oleh setiap individunya. Karena
dalam tindakan di kelompok ini sangat mempengaruhi sebuah hubungan antar
individu seperti apakah nanti hubungan setiap individu satu dengan yang lain akan
tetap bertahan, atau mungkin mendapatkan sebuah ganjaran dan sebagainya. Hal
ini juga dipengaruhi oleh adanya interaksi yang diciptakan oleh setiap individu
yang satu atau lebih. Selain itu, dalam teori sosial ini begitu membina derajat
pertukaran ketika interaksi itu terjadi (Wirawan, 2012). Derajat pertukaran yang
ada pada interaksi yaitu adanya sebuah hubungan komunikasi yang dilakukan
secara terus menurus dan akan membentuk keeratan, keakraban, sampai dengan
saling menjalin kepercayaan. Karena adanya komunikasi ini termasuk unsur
utama pada kebutuhan seseorang dalam pertukaran sosial.

Kemudian, tatanan sosial dalam teori pertukaran ini dapat dilihat dari
adanya kepatuhan pada siapa, lalu pada siapa yang memiliki kedudukan paling
tinggi di suatu kelompok dan lain sebagainya. Selain itu, dalam unsur-unsur
tatanan sosial pada suatu kelompok dapat dilihat dari adanya runtutan posisi
kelompok. Runtutan posisi kelompok ini menurut teori pertukaran dapat berupa
ide-ide mengenai nilai dan kelangkaan (Wirawan, 2012). Adanya suatu pertukaran
di kehidupan masyarakat ini membuat perubahan pada struktur masyarakat
menjadi berubah dan hal ini juga dipengaruhi oleh interaksi yang melibatkan
anggota masyarakat. Pada dasarnya, pertukaran sosial yang ada dalam masyarakat
ini juga akan menuntun pada perilaku seseorang dengan berdasarkan tatanan
sosial tertentu (Haliim, 2017).

Pendapat Beberapa Tokoh Mengenai Teori Pertukaran

a. George C. Homans
George Casper Homans, atau sering dikenal dengan George
Homans lahir di Boston Massachusetts tanggal 11 Agustus 1910 dan
meninggal pada tanggal 29 Mei 1989 dalam usia 78 tahun. George
Homans merupakan sosiolog asal Amerika dan pendiri sosiologi perilaku
dan teori pertukaran sosial. Homans dianggap sebagai salah satu teori
sosiologis utama pada 5 periode dari tahun 1950 hingga 1970-an. Karya-
karyanya yang terkenal antara lain Human Group, Social Behavior: Its
Elementary Forms dan Teori pertukaran yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku sosial.
Menurut (Umar, 2017), Pendekatan teori pertukaran sosial (social
exchange) yang dipelopori oleh George C. Homans lebih mengutamakan
pada persoalan sisi psikologis interaksi sosial antara individu yang satu
dengan individu lainnya, dalam membangun suatu hubungan dalam
kehidupan sehari-hari. Homans memulai teorinya lewat penekanan
pengembangan ilmu ekonomi tidak dengan aspek psikologis. Sejatinya,
teori pertukaran milik Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat
dalam prilaku untuk memperoleh ganjaran. Konsepsi teori pertukaran yang
dilakukan oleh Homans menekankan adanya pertukaran yang sepadan baik
itu material, maupun spiritual contohnya seperti mendapat pujian.
Homans kemudian memecah proses pertukaran sosial menjadi ke
dalam 5 proposisi. Antara lain yakni :
a) Proposisi sukses, artinya dalam setiap tindakan semakin sering
tindakan tertentu memperoleh ganjaran, semakin orang melaksanakan
tindakan itu.
b) Proposisi Stimulus, yakni semakin mirip stimulus yang ada sekarang
ini dengan yang lalu, akan semakin mungkin orang melakukan
tindakan yang serupa.
c) Proposisi Nilai, semakin tinggi nilai suatu tindakan maka semakin
senang orang melaksanakan.
d) Proposisi Deviasi Satiasi, artinya semakin orang memperoleh ganjaran
tertentu maka semakin berkurang nilai itu bagi orang yang
bersangkutan; Apa yang dikatakan Homans sebagai kunci penjelasan
ialah kejenuhan dengan ganjaran tertentu.
e) Dan, Proposisi Restu-Agresi, yang berarti ganjaran yang tidak seperti
yang diharapkan maka akan menyebabkan marah dan kecewa serta
dapat menyebabkan perilaku yang agresif.
b. Peter Blau
Peter Michael Blau, lahir di Wina Austria 7 Februari 1918 dan
meninggal pada 12 Maret 2002. Peter Blau merupakan sosiolog
terkemuka6 dalam abad ke 20 yang dimana konsepsinya berkontribusi
besar dalam struktur makrososial pada organisasi, kelas sosial, dan
dimensi masyarakat yang terstruktur.
Menurut (MANDASARI, 2018), teori pertukaran yang
dikemukakan Peter Blau yaitu memusatkan pada level perilaku sosial
individu pada tingkat mikro ke makro. Terdapat empat tipe dasar nilai
menurut Blau, pertama adalah nilai partikularistik sebagai nilai solidaritas,
kedua adalah nilai yang bersifat universal, ketiga adalah diferensiasi nilai-
nilai organisasi sebagai media organisasi, dan yang ke empat adalah nilai-
nilai ideal oposisi sebagai media reorganisasi. Selain itu, menurut
(Prasetya, 2018), konsepsi teori pertukaran dari Peter Blau berpedoman
pada perilaku yang merupakan dasar dari bagian besar hubungan–
hubungan sosial, akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar di antara
pertukaran seperti itu terdapat dalam organisasi sosial yang kompleks.
Teori pertukaran perilaku sosial Peter Blau tersebut sangat relevan dengan
fungsionalisme struktural, akan tetapi lebih memperhatikan fenomena
perubahan sosial dari pada fungsionalisme klasik.
Peter Blau mengklasifikasikan empat hal komponen atau dimensi
perubahan perilaku sosial dari lapangan reduksionisme psikologis
menempatkan dalam lapangan sosiologis yang dapat digunakan sebagai
dasar bahas “pertukaran perilaku dan kekuasaan dalam
organisasiorganisasi besar” tetapi teorinya berlandaskan premis bahwa
perilaku manusia ditentukan oleh pertukaran. Blau juga mengutarakan
tentang konsepsi jika terjadi ketidakseimbangan dalam suatu pertukaran
sosial. Terjadinya ketidakseimbangan pada pertukaran dapat terjadi, jika
pemberian reward pihak lain menerima lebih banyak reward. Pihak
terkecil dalam pertukaran yang tidak seimbang dapat memperoleh
kompensasi social approval atau disebut sebagai kerelaan. Kerelaan dalam
pertukaran tidak seimbang adalah suatu kredit kepada pihak superior, yaitu
posisinya menjadi dominasi sehingga memungkinkan untuk memerintah
orang lain.
c. John Thibaut dan Harrold Kelley
Menurut (Udin, 2015), Teori pertukaran sosial merupakan bagian
dari teori yang menjabarkan tentang bagaimana seseorang tinggal dan
memasuki 7 suatu interaksi sosial dengan mempertimbangkan konsekuensi
yang didapatkan dari suatu interaksi interpersonal yang biasa diutarakan
lewat komunikasi interpersonal. Teori pertukaran sosial yang
dikembangkan oleh Thibaut dan Kelley ini dapat dipraktikkan dalam
konteks komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil. Secara
umum, teori ini lebih sering digunakan untuk menganalisis perilaku
komunikasi interpersonal.
Menurut Rakhmat dalam (Nuraryo, 2019), Thibaut dan Kelley
menitikberatkan pada penggunaan teori ini dalam konsep-konsep psikologi
yang terjadi pada hubungan atau komunikasi antar pribadi dan kelompok
kecil. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya. Contohnya dengan penerapan konsep ganjaran, laba, biaya, dan
tingkat perbandingan yang menjadi dasar dalam Teori Pertukaran Sosial
menurut Thibaut dan Kelley. Menurut West dan Turner dalam (Nuraryo,
2019), Thibaut dan Kelley juga menyatakan dua konseptualisasi. Pertama
adalah fokus pada sifat dasar manusia dan keduanya adalah sifat dasar dari
hubungan. Ada tiga asumsi pada konsep yang pertama yaitu; (a) manusia
mencari penghargaan dan menghindari hukuman, (b) manusia adalah
makhluk yang rasional dan (c) standard yang digunakan oleh manusia
untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring
dengan berjalannya waktu. Konsep yang kedua terdapat dua asumsi yakni,
hubungan memiliki sifat ketergantungan dan kehidupan berhubungan
adalah sebuah proses

SIMPULAN
Teori pertukaran adalah teori yang berhubungan mengenai tindakan sosial yang
saling memberi atau menukar objek-objek yang berisi nilai antar individu
berdasarkan tatanan sosial tertentu. Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda
nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata. Ada 3 tokoh yang mendasari teori ini
yaitu Gerge C Homans, Peter Blau, John Thibaut dan Harrold Kelley. Adapun
beberapa prinsip dari teori ini, diantaranya satuan analisis, motif pertukaran,
keuntungan, dan pengesahan sosial. Tatanan sosial dalam teori pertukaran ini
dapat dilihat dari adanya kepatuhan pada siapa, lalu pada siapa yang memiliki
kedudukan paling tinggi di suatu kelompok dan lain sebagainya. Karena
pertukaran ini dilakukan untuk bertujuan mendapatkan suatu timbal balik, tapi
timbal balik ini bukan selalu tentang material saja. Namun timbal balik pada
pertukaran sosial yang dimaksud adalah mengenai hal-hal yang nyata maupun
tidak nyata pada kehidupan masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
tauhid, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Book Chapter
hingga selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Ucapan terimakasih kepada orang tua tercinta yang selalu
memberikan doa dan dukungan baik secara material maupun non material. Serta
ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Idris, SS, MM. selaku dosen
pembimbing yang telah membantu dalam mata kuliah ini. Dan juga teman-teman satu
kelompok yang sudah bekerja sama dengan kompak dan baik demi kelancaran
dalam proses penyusunan Book Chapter.

DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah, S. U. K., & Indarti, T. 2020. Pertukaran Sosial Dalam Novel Sang
Pewarta Karya Aru Armando (Prespektif Teori Pertukaran Sosial George
C. Homans). BAPALA, 7(4).
Haliim, W. 2017. Perspektif Pertukaran Sosial dalam Perilaku Politik Masyarakat
pada Pilkada Kota Malang 2013. Politik Indonesia: Indonesian Political
Science Review, 2(2), 201-226.
MANDASARI, A. 2018. Perubahan Nilai Dan Relasi Antar-Generasi Keluarga Di
Perkotaan. Surabaya: Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga.
Mighfar, S. 2015. Social Exchange Theory: Telaah Konsep George C. Homans
tentang Teori Pertukaran Sosial. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan
Pemikiran dan Kebudayaan, 9(2), 259-282.
Nuraryo, I. 2019. Model Pengembangan Kualitas Hubungan Students College
Exchange Berbasis Public Relations Evaluation. PRofesi Humas, 255-272.
Prasetya, A. 2018. Preferensi Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Di
Kota Madiun. Jurnal Pamator, 12-19.
Raho, B. 2007. Teori sosiologi modern. Prestasi Pustaka.
Setyarsih, E. 2017. Fenomena Makelar Kost dalam Sudut Pandang Sosio
Ekonomi Ditinjau dari Teori Pertukaran Peter Michael Blau. Jurnal
Analisa Sosiologi, 6(2).
Udin, M. D. 2015. Analisis Perilaku Sosial Masyarakat Dusun Plosorejo Desa
Kemaduh Kab. Nganjuk Dalam Tradisi Yasinan Dan Tahlilan. IAIT
Kediri, 341-361.
Umar. 2017. Pendekatan Social Exchange Perspekstif George C. Homans. Tajdid:
Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, 97-111.
Wirawan, I.B. 2012. Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai