Anda di halaman 1dari 11

Bahan Ajar

Kelas IV A
SDN 1 Sungai Dua

Tema 1 Indahnya
Kebersamaan
Subtema 3 Bersyukur atas
keberagaman
Pembelajaran 3
Oleh: Herlindayani, S.Pd
Sebelum belajar jangan lupa membaca doa dulu ya nak...

Pendalaman
Materi Muatan BI 3.2 dan
4.2

Gagasan pokok dan gagasan


pendukung (Bagian 2)
kita lanjut materinya ya nak..

Coba sekarang perhatikan dan


simak cerita tentang permainan
tradisional yang berasal dari
kepulauan Nias, apa ada yang
sudah tahu permainan apakah itu?
Ya, benar! Permainan tradisional
itu yaitu Fahambo Batu.
Famaho Batu
Tradisi lompat batu berasal dari suku Nias. Suku
Nias berasal dari Pulau Nias, yang terletak di sebelah
barat Pulau Sumatera. Lompat batu atau yang dikenal
dengan nama “fahombo Batu” merupakan ciri khas
masyarakat Nias.
Tradisi melompati batu hanya dilakukan oleh
kaum laki-laki, khususnya pemuda. Mereka harus
melompati susunan batu setinggi 2 meter dengan
ketebalan 40 cm. Tradisi ini bertujuan untuk
menunjukkan kekuatan dan ketangkaan para pemuda
yang melakukannya.
Seseorang yang berhasil melakukan tradisi ini
dianggap hebat, baik bagi dirinya, maupun keluarga dan
masyarakat di desa itu.
Permainan tradisional Indonesia mengajarkan
kita pada banyak hal, antara lain kerja sama,
kejujuran dan kekompakkan. Dari bacaan di atas
kamu dapat mencatat informasi apa saja yang
telah kamu temukan. Kamu dapat membuat peta
pikiran untuk dapat mencacat gagasan pokok
dan gagasan pendukungnya.
Pemantulan Bunyi Muatan IPA KD 3.6 dan 4.6

Kamu telah mempelajari sifat-sifat bunyi, yaitu


bunyi dapat merambat, dapat dipantulkan, dan dapat
diserap. Bunyi dapat dipantulkan karena mengenai
benda yang permukaannya keras, seperti batu, kayu,
dan kaca.
Bunyi dapat diserap jika mengenai permukaan
benda yang lunak, seperti karet, karpet dan busa.
Benda-benda tersebut dapat digunakan untuk
mencegah terjadinya gaung atau kerdam. Dinding dan
langit-langit gedung pertemuan, studio rekaman, dan
gedung bioskop dilapisi dengan bahan-bahan tersebut
agar tidak terjadi gaung atau kerdam.
Berdasarkan jenisnya, bunyi pantul
dibedakan sebagai berikut:
1. Bunyi pantul yang memperkuat
bunyi asli, yaitu bunyi pantul yang
terdengar saat jarak antara sumber
bunyi dan dinding pantul kurang dari
10 meter. Bunyi yang dipantulkan akan
terdengar lebih nyaring.
2. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar
bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi
yang tidak terdengar menjadi tidak jelas.
Gaung terdengar saat jarak antara sumber
bunyi dan dinding pantul sekitar 10 – 20
meter. Hal ini menyebabkan hanya sebagian
bunyi pantul yang tiba bersamaan dengan
bunyi asli. Misalnya:
Bunyi asli : ke – ma – ri
Bunyi pantul : ke – ma – ri
ke - ri
3. Gema adalah bunyi pantul yang
terdengar setelah bunyi asli. Gema
terdengar saat jarak antara sumber
bunyi dan dinding pantul lebih dari
20 meter. Gema sering terdengar jika
kita berteriak di gua, lembah, dan
bukit yang jaraknya jauh serta
permukaannya keras dan rapat.
Sumber Belajar

• Irene MJA, dkk. 2016.Penilaian Tema indahnya kebersamaan, tema


selalu berhemat energi, dan tema peduli terhadap makhluk hidup jilid
4 A untuk D/MI Kelas IV. Penerbit Erlangga, Jakarta.
• Buku Pedoman Guru Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Rev.2017).

Anda mungkin juga menyukai