Beberapa siswa masih belum mampu menentukan bentuk paling sederhana dari perbandingan dua komponen.
Perhatikan contoh kasus berikut.
Jawaban siswa:
8 : 32
8:8 : 32
1 : 32
Pada masalah 1, siswa melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan pertama, siswa tidak teliti dalam membaca soal.
Pada soal, siswa diminta untuk menentukan perbandingan antara banyaknya siswa putra dengan banyaknya siswa
putri. Sementara respon siswa menuliskan angka 8 : 32. Angka tersebut menunjukkan perbandingan antara
banyaknya siswa putra dengan banyaknya keseluruhan siswa dalam satu kelas. Dalam hal ini, siswa cenderung
menggunakan data yang ada pada soal, akan tetapi kurang tepat dalam penggunaan data tersebut. Kesalahan kedua,
siswa melakukan kesalahan dalam prosedur penyederhanaan perbandingan tersebut. Pada baris kedua, siswa
membagi angka 8 dengan 8 tanpa mengubah nilai pada angka 32 (komponen kedua). Siswa cenderung membagi
dengan angka terkecil pada perbandingan tersebut. Siswa memilih angka 8 dari 8 dan 32. Akan tetapi tidak
mencermati bahwa angka pembagi seharusnya juga membagi kedua komponen. Hasil penyederhanaan 1:32
tentunya tidak senilai dengan 8 : 32. Padahal hasil penyederhanaan suatu perbandingan seharusnya senilai dengan
perbandingan awalnya.
Pembahasan dan Solusi:
Hal yang perlu ditekankan pada masalah 1 adalah memastikan siswa mampu memahami permasalahan dalam soal.
Dalam hal ini, siswa harus mampu menentukan data apa saja yang diketahui, hal apa yang ditanyakan, apakah dalam
penyelesaian soal membutuhkan data lain, apakah ada data yang bisa digunakan untuk menemukan data baru,
bagaimana prosedur dan strategi penyelesaian soal yang dapat digunakan, dan adakah strategi lain dalam
penyelesaian masalah yang lebih efektif.
Masalah 2
Beberapa siswa masih belum mampu menyelesaikan operasi hitung pada soal perbandingan dua komponen.
Perhatikan contoh kasus berikut.
Jawaban siswa :
Siswa sudah memahami hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Siswa sudah mencoba menggunakan
strategi yang tepat dalam penyelesaian masalah. Meskipun siswa masih menebak-nebak, akan tetapi prosedur yang
digunakan sudah sesuai dengan konsep perbandingan. Hal ini terlihat ketika siswa menuliskan kelipatan 7 untuk
Rudi dan 8 untuk Arman hingga diperoleh total 75. Siswa menuliskan angka 7 dan 8 dengan jumlah yang sama yaitu
5 kali. Hal ini menunjukkan siswa sudah memahami konsep perbandingan. Kesalahan yang dilakukan siswa adalah
tidak menyelesaikan soal hingga tahap kesimpulan. Siswa tidak menuliskan jumlah kelereng yang dimiliki oleh
Rudi maupun Arman.
Pembahasan dan Solusi :
Pada saat pembelajaran, jawaban siswa tersebut dapat kita susun menjadi format yang lebih mudah dipahami. Data
bisa disusun dalam tabel sebagai berikut.
Rudi Arman Jumlah Kelereng
7 8 15
14 16 30
21 24 45
28 32 60
35 40 75
Setiap baris menunjukkan jumlah kelereng Rudi dan Arman dengan perbandingan 7:8. Misalnya baris ke-2, 14 : 16
senilai dengan 7 : 8. Begitu juga baris ke 3 hingga baris ke-5. Langkah berikutnya adalah menjumlahkan masing-
masing kelereng milik Rudi dan Arman hingga diperoleh total 75 buah. Pada baris terakhir, total jumlah kelereng 75
diperoleh ketika jumlah kelereng Rudi dan Arman masing-masing 35 dan 40 buah.
Selain menggunakan cara tersebut, Guru juga bisa menjelaskan dengan membuat bagan perbandingan. Langkah
pertama adalah melengkapi tabel dengan data yang diketahui pada soal.
Nama Angka pembanding Pengkali Jumlah Kelereng
Rudi 7 (a) (b)
Arman 8 (a) (c)
Jumlah Keduanya 15 (a) 75
c = 8 x 5 = 40
Langkah berikutnya adalah menentukan nilai (b) dan (c). Hasil akhirnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Nama Angka pembanding Pengkali Jumlah Kelereng
Rudi 7 5 35
Arman 8 5 40
Jumlah Keduanya 15 5 75
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa total jumlah kelereng 75 diperoleh ketika jumlah kelereng Rudi
dan Arman masing-masing 35 dan 40 buah.