Anda di halaman 1dari 16

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS


MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK SISWA SMK

Jimat Susilo dan Umi Kholifah


jimatsusilo@fkip-unswagati.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan hasil siswa SMK dalam memproduksi
teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan menggunakan
nonequivalent control group design.Populasi yang dipilih yaitu siswa kelas XI SMK 1 PGRI
Palimanan yang berjumlah 306 siswa.Sampel yang digunakan adalah kelas XI TKJ 3 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI MM 1 sebagai kelas kontrol.Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tes dan lembar observasi.Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan
bahwa pembelajaran berbasis proyek efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal dengan nilai
rata-rata 58, mengalami peningkatan pada tes akhir dengan nilai rata-rata 78,5.Berdasarkan hasil
pengolahan data nilai lebih besar dari pada taraf signifikansi 5% yaitu
7,6614>1,998.Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan kriteria baik dengan rata-rata 70,3%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
kompleks dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk siswa SMK efektif
dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks

A. PENDAHULUAN adalah teks yang sesuai dengan langkah-


Menulis dapat digunakan sebagai langkah penulisan teks eksplanasi secara
media untuk berkomunikasi untuk koheren dan sesuai dengan karakteristik teks
menyampaikan pesan secara tertulis tersebut.
(Dalman, 2013:3).Beberapa jenis teks yang Penelitian awal dilakukan dengan
dihasilkan dari kegiatan menulis, yang salah cara wawancara dan penyebaran angket
satunya adalah menulis teks eksplanasi.Teks kepada beberapa guru dan siswa di beberapa
eksplanasi merupakan penjelasan proses sekolah SMA dan SMK di Kabupaten
terjadinya atau terbentuknya fenomena Cirebon.Didapatkan hasil bahwa
(Pradiyono, 2007:155). Teks eksplanasi ini pembelajaran menulis teks eksplanasi
juga terdapat dalam Kurikulum 2013 banyak mengalami kendala, di antaranya:
SMA/SMK. Tujuan pembelajaran yang siswa kurang memahami tahapan fenomena
ditekankan dalam kurikulum ini yaitu siswa dalam membuat teks eksplanasi, siswa
dapat merancang dan memproduksi teks kurang mampu mengembangkan teks
eksplanasi.Teks eksplanasi yang dihasilkan eksplanasi sesuai dengan strukturnyaa,

76
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

kurangnya keterampilan siswa dalam model pembelajaran berbasis proyek, siswa


menghubungkan pengetahuan di luar dituntut aktif dalam menyelasaikan
kebahasaan, dan kurangnya sarana tugasnya.Model pembelajaran ini terdapat
pendukung di sekolah seperti keterbatasan penekanan pada pencapaian tujuan dengan
buku pengetahuan dan kamus istilah. jadwal kegiatan proyek yang harus ditepati
Sekait dengan pengetahuan siswa oleh siswa.
tentang teks eksplanasi, peneliti
menyebarkan angket di tiga sekolah yaitu B. METODE PENELITIAN
SMK PGRI 1 Palimanan Cirebon, SMK Al Metode yang digunakan dalam
Musyawirin Cirebon, dan SMA N 1 penelitian ini adalah metode eksperimen
Plumbon Cirebon. Berdasarkan angket yang kuasi atau eksperimen semu.Metode ini akan
disebarkan, dapat disimpulkan bahwa dalam ditentukan dua kelompok sampel, yaitu
pembelajaran menulis teks eksplanasi masih kelompok eksperimen dan kelompok
ditemukan kendala, di antaranya siswa kontrol. Dalam penentuan sampel tidak
kurang menyukai teks eksplanasi karena dipilih secara random, tetapi mengacu pada
siswa kurang memahami teks ekplanasi, hasil rekomendasi dari sekolah yang secara
siswa mengalami kesulitan dalam umum kedua kelompok memiliki rata-rata
menentukan tahapan dari proses fenomena, kemampuan awal yang sama. Penelitian
membutuhkan wawasan yang luas, dan dengan menggunakan metode penelitian
membutuhkan bakat menulis. eksperimen semu bertujuan untuk
Untuk itu menyikapi kendala-kendala mengetahui efek dari perlakuan yang
tersebut, dibutuhkan solusi yang dapat diberikan pada kelas eksperimen dan untuk
mengatasi kendala itu, salah satunya dengan mengetahui apakah ada perbedaan antara
menggunakan model pebelajaran yang dapat kelas yang diberi perlakuan dengan kelas
membuat siswa aktif dan kreatif.Model yang tidak diberi perlakuan. Perlakuan yang
pembelajaran yang dimaksud yaitu model diberikan pada kelas eksperimen ini adalah
pembelajaran berbasis proyek (project based model pembela2jaran berbasis proyek dalam
learning).Model pembelajaran ini pembelajaran memproduksi teks
merupakan model pembelajaran saintifik eksplanasi.Sementara itu, sebagai
yang dapat membuat siswa aktif dan dapat pembanding kelas kontrol menggunakan
digunakan untuk menunjang pembelajaran model pembelajaran berbasis penemuan
agar pembelajaran sesuai dengan tujuan (Discovery Learning).
yang ingin dicapai.MenurutMahsun
(2014:135) model pembelajaran berbasis C. PEMBAHASAN
proyek sebagai suatu kegiatan pembelajaran a. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
yang menekankan pada upaya pelaksanakan Dalam penelitian ini,pengamatan
suatu kegiatan yang memiliki tujuan khusus terhadap aktivitas siswa dilakukan saat
dan dapat selesai berdasarkan waktu yang proses pembelajaran. Pengamatan ini
telah ditentukan.Dengan menggunakan bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa

78
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

saat proses pembelajaran memproduksi teks kekurangan pada saat publikasi. Siswa yang
eksplanasi kompleks. Observasi dilakukan aktif memberikan tanggapan pada saat siswa
dengan menggunakan tabel yang telah lain berpresentasi masih kurang. Hal ini
disiapkan sebelum proses pembelajaran. terkendala oleh ketersediaan waktu. Untuk
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui meningkatkan siswa lebih aktif, diperlukan
tingkat keaktifan siswa pada setiap aspek waktu yang cukup sehingga siswa akan lebih
dalam proses pembelajaran. Jumlah siswa merata dalam mengapresiasi hasil karya
yang diobservasi sebanyak 34 siswa.Hal ini siswa lain.
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
b. Data Hasil Tes Memproduksi Teks
Tabel 1
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Eksplanasi Kompleks
Jumlah nilai tes awal di kelas
No Aspek yang Jumlah % Kategori
Diobservasi eksperimen diperoleh 1.974 dengan rata-rata
1 Perhatian siswa 28 82,3 SB 58.Hasil tersebut sudah cukup baik, karena
dalam
pembelajaran beberapa siswa memenuhi kriteria
2 Siswa menjawab 16 47 C penilaian.Adapun rincian hasil nilai yang
pertanyaan guru
3 Kecermatan 30 88,2 SB diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel
terhadap contoh berikut ini.
teks
4 Penentuan tema 34 100 SB
Tabel 2
untuk tugas
Data Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen
5 Pembuatan 34 100 SB
kerangkat teks No Nilai Frekuensi %
eksplanasi 1 44 4 11,2
6 Pembuatan desain 32 94 SB 2 50 8 23
proyek 3 55 3 8,8
6 Pembuatan 30 88,2 SB
4 61 10 29,4
langkah
penyelesaian 5 66 5 14,7
proyek 6 72 3 8,8
7 Pembuatan jadwal 34 100 SB 7 77 1 2,9
proyek
8 Penyelesaian 34 100 SB
proyek Rata-rata yang diperoleh pada tes
9 Penyuntingan teks 26 76,4 B awal ini masih termasuk cukup. Hal ini perlu
sebelum publikasi
10 Publikasi teks 18 52 C dimaklumi karena siswa belum mendapatkan
eksplanasi
kompleks
penjelasan mengenai penulisan teks
11 Partisipasi siswa 11 32,3 K eksplanasi kompleks. Data yang didapatkan,
dalam publikasi
siswa yang memperoleh nilai baik hanya
Berdasarkan data observasi
empat orang.Mereka secara umum belum
tersebut,rata-rata keatifan siswa dalam
memahami bagaimana dan seperti apakah
pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
bentuk dan struktur teks eksplanasi
kompleks dengan menggunakan model
kompleks.Selanjutnya, dilakukan
pembelajaran berbasis proyek yaitu 70,3%
pembelajaran menulis teks eksplanasi
yang termasuk kategori baik (B).Namun, ada

79
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

kompleks dengan menggunakan model kelas kontrol, diperoleh data bahwa jumlah
pembelajaran berbasis proyek.Hasil yang nilai yang didapatkan berjumlah 2.457
didapatkan pada siswa kelas eksperimen dengan rata-rata 72,2. Untuk mengetahui
setelah dilakukan pembelajaran mengalami perbedaan hasil akhir antara kelas
peningkatan yang sangat signifikan, yaitu eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
jumlah nilai yang diperoleh yaitu 2.670 pada tabel berikut ini.
dengan nilai rata-rata 78,5. Berikut ini tabel Tabel 5
Data Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol
hasil tes akhir pada kelas eksperimen No Nilai Frekuensi %
1 44 1 2,9
Tabel 3 2 50 1 2,9
Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 3 55 2 5,8
No Nilai Frekuensi % 4 61 5 14,7
1 61 4 11,2 5 66 4 11,2
2 66 4 11,2 6 72 8 23,6
3 72 6 17,6 7 77 4 11,2
4 77 3 8,8 8 82 3 8,8
5 83 9 26,4 9 88 3 8,8
6 88 2 5,8 10 94 2 5,8
7 94 4 11,2 11 100 1 2,9
8 100 2 5,8
Sementara itu, jumlah nilai tes awal c. Data Skor Setiap Unsur Kelas
di kelas kontrol diperoleh 1.876 dengan rata- Eksprimen
rata 55,7. Hasil tersebut termasuk kategori Berdasarkan data yang diperoleh
cukup.Adapun rincian hasil nilai yang dapat disimpulkan bahwa rata-rata kriteria
diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel penilaian pernyataan umum sebesar 2,3
berikut ini. dengan rincian 6 siswa mendapat skor 1, 10
Tabel 4
Data Hasil Tes Awal Kelas Kontrol siswa mendapat skor 2, dan 18 siswa
No Nilai Frekuensi % mendapat skor 3. Rata-rata kriteria deretan
1 38 1 2,9 penjelas sebesar 2,1 dengan rincian 4 siswa
2 44 7 20,5
3 50 9 26,4
mendapat skor 1, 21 siswa mendapat skor 2,
4 55 1 2,9 dan 9 siswa mendapat skor 3. Rata-rata
5 61 9 26,4 penutup/ kesimpulan sebesar 1,8 dengan
6 66 3 8,8
rincian 12 siswa medapat skor 1, 10 siswa
7 72 3 8,8
8 83 1 2,9 mendapat skor 2, 8 siswa mendapat skor 3,
Rata-rata nilai tes awal pada kelas kontrol dan 4 siswa tidak memberikan penutup.
tidak jauh berbeda dengan hasil yang Rata-rata penggunaan istilah sebesar 2,3
diperoleh pada kelas eksperimen.Sehingga, dengan rincian 4 siswa mendapat skor 1, 9
penentuan sampel sudah memiliki standar siswa mendapat skor 2, dan 19 siswa
normal karena kedua kelompok memiliki mendapat skor 3. Rata-rata penngunaan
kemampuan awal yang tidak jauh konjungsi temporal dan sebab-akibat sebesar
berbeda.Setelah dilakukan tes akhir pada 2,6 dengan rincian 13 siswa mendapat skor 2

80
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

dan 221 siswa mendapat skor 3. Rata-rata aktif.Menurut Patton (Sani, 2014:171)
penggunaan kata kerja material dan pembelajaran berbasis proyek harus
relasional sebesar 3 dengan rincian 34 siswa melibatkan siswa dalam menciptakan proyek
mendapat skor 3. atau produk.Selain itu, kelebihan model
Berdasarkan hasil penelitian, rata- pemebelajaran berbasis proyek menurut
rata tes awal kelas eksperimen adalah 58. Hosnan (2014:325).dapat membuat siswa
Hasil tersebut meningkat ketika sudah aktif mengembangkan dan meningkatkan
diberikan perlakukan, pada tes akhir rata- keterampilan siswa dalam mengelolah
rata menjadi 78,5. Sedangkan nilai rata-rata sumber/ bahan/ alat untuk menyelesaikan
kelas kontrol pada tes awal yaitu 55 dan tugas, meningkatkan kemampuan siswa
pada tes akhir meningkat menjadi 72,2. dalam bekerja sama, mendorong siswa
Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada mempraktikkan keterampilan
tes awal yaitu 55 dan pada tes akhir berkomunikasi. Peningkatan keterampilan
meningkat menjadi 72,2. Model dalam pengolahan sumber dapat digunakan
pembelajaran berbasis proyek memberikan pada saat memilih sumber yang relevan
pengaruh positif pada kemampuan menulis untuk menemukan fakta-fakta proses
siswa.Pada tes awal, nilai terendah yang terjadinya fenomema, sehingga siswa dapat
didapatkan siswa adalah 44 dan nilai mengembangkannya menjadi sebuah teks
tertinggi adalah 77.Kemudian pada tes akhir, eksplanasi yang utuh. Selain itu, jika siswa
siswa yang mendapatkan nilai terendah mengalami kesulitan maka siswa dapat
adalah 61 dan nilai tertinggi adalah bertukar pendapat dengan temannya
100.Berdasarkan hasil tes akhir pada kelas sehingga dapat meningkatkan kerja sama
eksperimen, nilai yang diperoleh siswa dan keterampilan berkomukasi dalam
mengalami peningkatan. mengungkapkan gagasannya.
Penerapan model pembelajaran Hasil penskoran memproduksi teks
berbasis proyek dalam pembelajaran eksplanasi kompleks menggunakan model
memproduksi teks eksplanasi kompleks pembelajaran berbasis proyek dengan
yang diterapkan mampu membuat memperhatikan struktur dan kaidah
peningkatan nilai menulis siswa.dapat kebahsaan teks eksplanasi kompleks sebesar
disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes akhir 78,5. Jika dinilai berdasarkan aspek
pembelajaran memproduksi teks eksplanasi penilaian, maka rata-rata hasil penilaian
kompleks pada siswa kelas eksperimen lebih pernyataan umum 61,76%, aspek deretan
besar daripada siswa kelas kontrol. Hal penjelas 29,41%, aspek penutup 23,52%,
tersebut dikarenakan pengaruh dari aspek penggunaan istilah 47,05%, aspek
penerapan model pemebalajaran berbasis penggunaan konjungsi temporal dan sebab-
proyek dalam pembelajaran memproduksi akibat 58,82%, dan kata kerja material dan
teks eksplanasi kompleks pada kelas rerasional 97,05%.
eksperimen.Model pembelajaran berbasis
proyek dapat membuat siswa lebih

81
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

a. Pernyataan Umum Jadi, jika pada teks eksplanasi tampak


Krieria penilaian pernyataan umum tiga deskriptor maka skor 3
dalam struktur teks eksplanasi kompleks
mengacu pada kriteria sebagai berikut. c. Penutup
1) Topik fenomena yang dijelaskan Krieria penilaian penutup dalam struktur
sesuai dengan tema. Apabila teks teks eksplanasi kompleks mengacu pada
eksplanasi sesuai dengan kriteria kriteria sebagai berikut.
tersebut mendapat skor 1. 1) Simpulan atau penjelasan tentang
2) Topik fenomenayang dijelaskan fenomena sesuai dengan yang
bukan berupa opini penulis. Apabila dijelaskan. Apabila teks eksplanasi
teks eksplanasi sesuai dengan kriteria sesuai dengan kriteria tersebut
tersebut mendapat skor 1. mendapat skor 3.
3) Topik fenomenayang dijelaskan 2) Simpulan atau penjelasan tentang
berupa definisi dari sebuah fenomena fenomena kurang sesuai dengan yang
yang faktual. Apabila teks eksplanasi dijelaskan. Apabila teks eksplanasi
sesuai dengan kriteria tersebut sesuai dengan kriteria tersebut
mendapat skor 1. mendapat skor 2.
Jadi, jika pada teks eksplanasi tampak 3) Simpulan atau penjelasan tentang
tiga deskriptor maka skor 3 fenomena tidak sesuai dengan yang
dijelaskan. Apabila teks eksplanasi
b. Deretan Penjelas sesuai dengan kriteria tersebut
Krieria penilaian deretan penjelas dalam mendapat skor 1.
struktur teks eksplanasi kompleks Jadi, jika simpulan teks eksplanasi sesuai
mengacu pada kriteria sebagai berikut. dengan fenomena yang dijelaskan maka
1) Mendeskripsikan proses skor 3.
terbentuknya suatu fenomena secara
rinci. Apabila teks eksplanasi sesuai d. Penggunaan Istilah
dengan kriteria tersebut mendapat 1) Istilah yang digunakan tepat.
skor Apabila teks eksplanasi
2) Mendeskripsikan proses menggunakan istilah yang tepat
terbentuknya suatu fenomena secara mendapat skor 3.
bertahap. Apabila teks eksplanasi 2) Istilah yang digunakan kurang tepat.
sesuai dengan kriteria tersebut Apabila teks eksplanasi
mendapat skor 1. menggunakan istilah kurang tepat
3) Mendeskripsikan proses mendapat skor 2.
terbentuknya suatu fenomena secara 3) Istilah yang digunakan tidak tepat.
kausal. Apabila teks eksplanasi Apabila teks eksplanasi
sesuai dengan kriteria tersebut menggunakan istilah tidak tepat
mendapat skor 1. mendapat skor 1.

82
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Jadi, jika penggunaan istilah dalam teks kerja material dan relasional tidak
eksplanasi tepat, maka skor 3. tepat mendapat skor 1.
4) Jadi, jika penggunaan kata kerja
e. Penggunaan Konjungsi Temporal dan material dan relasional dalam teks
Sebab-akibat eksplanasi tepat, maka skor 3.
1) Menggunakan kata hubung temporal
dan sebab-akibat dengan tepat.
D. PEMBAHASAN HASIL
Apabila teks eksplanasi
PENELITIAN
menggunakan kata hubung yang Penelitian ini dilakukan pada siswa
tepat mendapat skor 3. kelas XI SMK PGRI 1 Palimanan tahun
2) Menggunakan kata hubung ajaran 2016/2017 yang bertujuan untuk
temporaldan sebab-akibat kurang mengetahui efektifitas model pembelajaran
tepat. Apabila teks eksplanasi berbasis proyek dalam pembelajaran
menggunakan kata hubung kurang memproduksi teks eksplanasi kompleks dan
tepat mendapat skor 2. aktivitas siswa selama pembelajaran.
3) Menggunakan kata hubung temporal Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
dan sebab-akibattidak tepat.Apabila TKJ 3 sebagai kelas eksperimen dengan
teks eksplanasi menggunakan menggunakan model pembelajaran berbasis
konjungsi tidak tepat mendapat skor proyek dan kelas XI MM 1 sebagai kelas
1. kontrol dengan menggunakan model
Jadi, jika penggunaan kata hubung pembelajaran berbasis penemuan.
dalam teks eksplanasi tepat, maka skor 3.

f. Penggunaan Kata Kerja Material dan a. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Relasional Memproduksi Teks Eksplanasi
1) Menggunakan kata kerja material Kompleks dengan Model
dan relasional akibat dengan tepat. Pembelajaran Berbasis Proyek pada
Apabila teks eksplanasi Siswa Kelas XI SMK PGRI 1
menggunakan kata kerja material Palimanan Tahun Ajaran 2016/2017
dan relasional yang tepat mendapat Rumusan masalah yang pertama
skor 3. dalam penelitian ini yaitu mengetahui
2) Menggunakan kata kerja material aktivitas siswakelas XI SMK PGRI 1
dan relasional kurang tepat. Apabila Palimanan dalam pembelajaran
teks eksplanasi menggunakan kata memproduksi teks eksplanasi dengan model
kerja material dan relasional kurang pembelajaran berbasis proyek. Untuk
tepat mendapat skor 2. menengetahui aktivitas siswa proses
3) Menggunakan kata kerja material pemebalajaran penulis menggunakan
dan relasional tidak tepat. Apabila instrumen lembar observasi. Menurut
teks eksplanasi menggunakan kata Sugiyono (2014:145) observasi digunakan
jika penelitian berkenaan dengan perilaku

83
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

manusia, proses kerja, gejala alam, dan bila Pada aspek siswa mentukan tema
responden yang diamati tidak terlalu besar. untuk pembuatan proyek menulis teks
Berdasarkan pengamatan yang eksplanasi kompleks sudah sangat baik,
dilakukan selama proses pembelajaran, karena secara bersama-sama siswa
secara keseluruhan siswa berperan aktif menentukan tema.Jumlah siswa yang aktif
dalam membuat proyek. Siswa mengikuti dalam aspek ini adalah 34 siswa
seiap langkah-langkah yang dibuat oleh (100%).Setelah menetukan tema siswa
guru.Dengan demikian pembelajaran ini membuat kerangka teks eksplanasi kompleks
dapat membuat siswa lebih aktif.Patton berdasarkan tema yang telah ditentukan.Pada
(Sani, 2014:171) mengungkapkan bahwa aspek ini aktivitas siswa sudah sangat
dalam pembelajaran berbasis proyek harus baik.Jumlah siswa yang aktif dalam aspek
melibatkan siswa dalam menciptakan proyek ini yaitu 34 siswa (100%). Kemudian Siswa
atau produk.Dalam membuat proyek, siswa membuat desain proyek yang akan
dituntut aktif untuk melakukan kegiatan dijalankan secara. Pada aspek ini sudah
mulai dari perencanaan hingga pembuatan sangat baik, karena jumlah siswa yang aktif
proyek. yaitu 32 siswa (94%).
Berikut hasil pengamatan selama Pada aspek membuat langkah-
proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam langkah penyelesaian proyek sudah sangat
menulis teks eksplanasi kompleks dengan baik. Jumlah siswa yang aktif dalam aspek
model pembelajaran berbasis proyek pada ini yaitu 30 siswa (88,2%). Pada aspek
kelas eksperimen sudah baik dengan membuat jadwal proyek dari awal
persentase 70,3% karena hampir semua pengerjaan sampai proyek tersebut selesai,
siswa mengikuti dengan baik langkah- meliputi waktu pelaksanaan, menentukan
langkah pembelajaran yang guru berikan. sumber-sumber yang digunakan, media yang
Adapun rincian perolehan persentase digunakan, dan batas waktu pengerjaan
aktivitas siswa sebagai berikut.Pada aspek proyek sudah sangat baik, karena siswa yang
mendengarkan penjelasan guru mengenai aktif pada aspek ini berjumlah 34 siswa
tujuan pembelajaran siswa sudah sangat (100%). Setalah menadapatkan sumber-
baik, karena jumlah siswa yang aktif dalam sumber seperti kumpulan ensiklopedia
aspek ini yaitu 28 siswa (82,3%). Kemudian pengetahuan, buku pengetahuan alam atau
siswa menjawab pertanyaan dari guru sosial, dan media elektronik untuk
mengenai teks eksplanasi kompleks menunjang pembuatan teks eksplanasi
sejumlah 16 siswa (47%), kemudian kompleks, siswa mencatat hal-hal penting
sebagian siswa lainnya tidak menjawab.Pada yang kemudian dikembangkan menjadi
aspek ini, jumlah yang diperoleh sudah keranka.Pada aspek siswa mengembangkan
termasuk kategori cukup. Kemudian pada kerangka sesuai dengan struktur teks
aspek mencermati contoh teks eksplanasi menjadi teks eksplanasi kompleks yang
kompleks sudah sangat baik, jumlah siswa utuh.Pada aspek ini aktivitas siswa sudah
aktif dalam aspek ini adalah 30 siswa (88,2).

84
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

sangat baik, karena siswa yang aktif bahwa pembelajaran berbasis proyek
berjumlah 34 siswa (100%). berpusat pada siswa untuk memperkaya
Pada aspek siswa menyunting pembelajaran.Kemudian langkah-langkah
terhadap tulisannya sebelum model pembelajaran berbasis proyek pun
menampilkannya di depan kelas sudah baik menekankan pada keterlibatan siswa dalam
karena jumlah siswa yang aktif dalam aspek pembelajaran sehingga membuat siswa lebih
ini yaitu 26 siswa (76,4%). Kemudian aspek aktif.Seperti pada langkah-langkah model
siswa memublikasikan hasi proyeknya di pembelajaran pembelajaran berbasis proyek
depan kelas sudah cukup, karena jumlah yang dikemukakan Hosnan (2014:325)
siswa yang aktif dalam aspek ini berjumlah bahwa siswa terlibat dalam kegiatan
18 siswa (52%). Pada aspek siswa memberi perencanaan proyek.Dalam kegiatan
komentar terhadap proyek yang perencanaan ini, siswa ikut serta untuk
dipublikasikan masih kurang, karena tidak menentukan tema proyek.Tema tidak
semua siswa berkomentar terhadap ditentukan oleh guru semata, tetapi
karyanya. Jumlah siswa yang aktif dalam melibatkan siswa dalam mencurahkan
aspek ini hanya 11 siswa (32,3%). penegtahuannya untuk menentukan tema.
Kemudian siswa dan guru mengadakan Siswa juga harus menyusun jadwal
evaluasi tentang pengalaman selama untuk menyelesaikan proyeknya.Oleh karena
menyelesaikan proyek sudah baik, karena itu, siswa harus pandai memanfaatkan
jumlah siswa yang aktif pada aspek ini waktu.Selain itu, siswa juga harus mencari
berjumlah 28 siswa (82,3%). Setelah itu, sumber yang relevan untuk menunjang
pada aspek siswa bersama guru melakuakan kegiatan peroyek.Degan demikan siswa
refleksi terhadap pembelajaran yang telah harus lebih aktif dan kreatif.Hal ini senada
dilaksanakan sudah baik, karena siswa yang dengan penadapat Sani (2014:173), yang
aktif dalam aspek ini berjumlah 28 siswa mengungkapkan kelebihan model
(82,3%). pemebalajaran berbasis proyek membuat
Bedasarkan hasil observasi selama siswa lebih aktif dalam menyelesaikan
proses pembelajaran pada kelas eksperimen, masalah, meningkatkan motivasi siswa
aktivitas siswa sudah baik dengan rata-rata untuk belajar dan mendorong mereka untuk
persesntase 70,3%. Hal ini sebabkan karena melakukan pekerjaan penting, meningkatkan
siswa turut berperan selama proses kemampuan siswa dalam menyelesaikan
pembelajaran. Dalam model pembelajaran masalah, dan emberikan pengalaman kepada
berbasis proyek siswa yang menjadi pusat siswa dalam mengorganisasi proyek,
dalam pembelajaran, artinya siswa harus mengalokasikan waktu, dan mengelola
lebih aktif dalam mempelajari pengetahuan sumber daya seperti peralatan dan bahan
dan keterampilan untuk membuat untuk menyelesaikan tugas.
produk.Hal tersebut seperti prinsip Pendapat di atas menekankan pada
pembelajaran berbasis proyek yang salah kelebihan model pembelajaran berbasis
satunya dikemukan oleh Priyatni (2014: 122) proyek dapat dijadikan sebagai cara untuk

85
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

membuat kerangka teks eksplanasi Dapat disimpulkan bahwa penerapan


kompleks. Untuk membuat sebuah tulisan model pembelajaran berbasis proyek
tidak serta-merta hanya menuangkan berhasil meningkatkan keaktifan siswa
gagasan secara tiba-tiba tanpa tahu dalam belajar di kelas eksperimen. Hal ini
bagaimana cara menulis. Dengan langkah- karena siswa menjadi sentral dalam
langkah model pembelajaran berbasis pembelajaran dan berperan aktif selama
proyek, siswa kan menulis teks eksplanasi proses pembelajaran. Dengan demikian,
kompleks. Sehingga kegiatan siswa dalam penerapan model pembelajaran berbasis
menulis lebih terarah dan sistematis.Dalam proyek dalam pembelajaran memproduksi
membuat kerangka tulisan menggunakan teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas
model pembeajaran berbasis proyek, siswa XI SMK PGRI 1 Palimanan tahun ajaran
saling mengemukakan dan bertukar 2016/2017 dapat membuat siswa aktif
pendapat.Dalam hal ini, siswa terlibat dalam selama proses pembelajaran.
pembuatan proyek sebagai kerangka tulisan.
Model pembelajaran berbasis proyek b. Efektivitas Model Pembelajaran
membuat pembelajaran lebih kreatif dan Berbasis Proyek dalam Pembelajaran
aktif. Proses pengerjaan proyek dari Memproduksi Teks Eksplanasi
perencanaan hingga pembuatan proyek Kompleks pada Siswa Kelas XI SMK
dilakukan oleh bersama-sama dengan siswa, PGRI 1 Palimanan Tahun Ajaran
sehingga siswa mengatahui dan dapat 2016/2017
mengatasi hambatan yang siswa temukan Rumusan masalah yang kedua
saat menulis. adalahmengetahuiefektivitas model
Dengan demikian, dapat disimpulkan pembelajaran berbasis proyek dalam
bahwa siswa aktif mengikuti proese pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK PGRI
kompleks dengan menggunakan model 1Palimanan tahun ajaran 2016/2017. Hasil
pembelajaran berbasis proyek.Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
siswa yang dilakukan sesua dengan aspek memproduksi teks eksplanas kompleks dapat
penilaian yang teradapat pada lembar diukur menggunakan instrumen tes tertulis.
observasi. Hal itu, dapat dilihat ketika proses Menurut Arikunto (2013:266) tes dapat
pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa digunakan untuk mengukur kemampuan
pada kelas eksperimen dengan menggunakan dasar dan pencapaian atau prestasi.
model pembelajaran berbasis proyek Penggunaan teknik ini tujuannya untuk
mencapai rata-rata 70,3%. Nilai tersebut mengetahui kemampuan siswa dalam
termasuk dalam kategori baik.Menurut menulis teks ekspalanasi melalui hasil tes
Sugiyono (2014: 184) kategori aktivitas yang berupa nilai. Tes dilakukan pada subjek
siswa dengan rentang 60% sampai dengan dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen
79% termasuk kategori baik. dan kelas kontrol. Tes yang digunakan
adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal

86
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

digunakan untuk mengetahui kemampuan aspek penilaian yang ditentukan, sehingga


awal siswa sebelum proses pembelajaran, hasil tes awal dikatakan masih belum
sedangkan tes akhir digunakan untuk berhasil.
mengetahui kemampuan siswa setelah Setelah tes awal dilakukan, penulis
mengikuti proses pembelajaran. Tujuan memberikan perlakuan pada kelas
diberikannya tes akhir yaitu untuk mengukur eksperimen dengan menggunakan model
ketercapaian siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berbasis proyek. Kemudian
pemebalajaran, baik pada kelas eksperimen siswa diberikan tes akhir untuk mengetahui
yang diberikan perlakuan berupa model efektivitas penerapan model pembelajaran
pembelajaran berbasis proyek, maupun pada berbasis proyek dalam pemebelajaran
kelas kontrol dengan model pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks pada
lain. kelas eksperimen. Berdasarkan tes akhir,
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata jumlah nilai yang diperoleh yaitu 2670
tes awal kelas eksperimen adalah 58. Hasil dengan nilai rata-rata 78,5. Hasil tersebut
tersebut meningkat ketika sudah diberikan menunjukan adanya peningkatan hasil
perlakukan, pada tes akhir rata-rata menjadi belajar siswa setelah menggunakan model
78,5. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pembelajaran berbasis proyek dalam
pada tes awal yaitu 55 dan pada tes akhir pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
meningkat menjadi 72,2. kompleks. Berikut rincian nilai yang
Berdasarkan hasil tes, terdapat diperoleh siswa. Siswa yang mendapat nilai
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas 61 berjumlah 4 siswa (11,2%), siswa yang
kontrol. Hasil nilai tes awal diperoleh 1974 medapatkan nilai 66 berjumlah 4 siswa
dengan rata-rata 58. Hasil tersebut sudah (11,2%), siswa yang medapatkan nilai 72
cukup baik, karena beberapa siswa berjumlah 6 siswa (17, 6%), siswa yang
memenuhi kriteria penilaian. Adapun rincian medapatkan nilai 77 berjumlah 3 siswa
hasil nilai yang diperoleh siswa yaitu, siswa (8,8%), siswa yang medapatkan nilai 83
yang medapatkan nilai 44 berjumlah 4 siswa berjumlah 9 siswa (26,4%), siswa yang
(11,2%), siswa yang medapatkan nilai 50 medapatkan nilai 88 berjumlah 2 siswa
berjumlah 8 siswa (23%), siswa yang (5,8%), siswa yang medapatkan nilai 94
medapatkan nilai 55 berjumlah 3 siswa berjumlah 4 siswa (11,2%), dan siswa yang
(8,8%), siswa yang medapatkan nilai 61 medapatkan nilai 100 berjumlah 2 siswa
berjumlah 10 siswa (29,4%), siswa yang (5,8%).Hasil tes awal dan tes akhir
medapatkan nilai 66 berjumlah 5 siswa menunjukkan adanya peningkatan, dapat
(14,7%), siswa yang medapatkan nilai 72 dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa
berjumlah 3 siswa (8,8%), dan siswa yang pada tes awal 58 meningkat menjadi 78,5
medapatkan nilai 77 berjumlah 1 siswa pada tes akhir.
(2,9%). Berdasarkan hasil tersebut, terdapat Model pembelajaran berbasis proyek
banyak siswa yang mendapatkan nilai memberikan pengaruh positif pada
kurang memuaskan karena belum memenuhi kemampuan menulis siswa.Pada tes awal,

87
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

nilai terendah yang didapatkan siswa adalah (14,7%), siswa yang medapatkan nilai 66
44 dan nilai tertinggi adalah 77.Kemudian berjumlah 4 siswa (11,2%), siswa yang
pada tes akhir, siswa yang mendapatkan nilai medapatkan nilai 72 berjumlah 8 siswa
terendah adalah 61 dan nilai tertinggi adalah (23,55%), siswa yang medapatkan nilai 77
100. berjumlah 4 siswa (11,2%), siswa yang
Berdasarkan hasil tes akhir pada kelas medapatkan nilai 82 berjumlah 3 siswa
eksperimen, nilai yang diperoleh siswa (8,8%), siswa yang medapatkan nilai 88
mengalami peningkatan.Penerapan model berjumlah 3 siswa (8,8%), siswa yang
pembelajaran berbasis proyek dalam medapatkan nilai 94 berjumlah 2 siswa
pembelajaran memproduksi teks eksplanasi (5,8%), dan siswa yang medapatkan nilai
kompleks yang diterapkan mampu membuat 100 berjumlah 1 siswa (2,9%).
peningkatan nilai menulis siswa. Pembelajaran memproduksi teks
Sementara itu, jumlah nilai tes awal eksplanasi kompleks menggunakan model
pada kelas kontrol yaitu 1876 dengan rata- pembelajaran berbasis penemuan ini dapat
rata 55,7. Adapun rincian hasil nilai yang memberikan pengaruh positif pada
diperoleh siswa sebagai berikut. Siswa yang kemampuan menulis siswa.Pada tes awal,
medapatkan ilai 38 berjumlah 1 siswa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah
(2,9%), siswa yang medapatkan nilai 44 38 dan nilai tertinggi adalah 83.Sedangkan
berjumlah 7 siswa (20,5%), siswa yang pada tes akhir nilai terendah yang diperoleh
medapatkan nilai 50 berjumlah 9 siswa siswa adalah 44 dan nilai tertinggi adalah
(26,4%), siswa yang medapatkan nilai 55 100.
berjumlah 1 siswa (2,9%), siswa yang Berdasarkan hasil tes akhir, nilai yang
medapatkan nilai 61 berjumlah 9 siswa diperoleh siswa mengalami
(26,4%), siswa yang medapatkan nilai 66 kenaikan.Pembelajaran memproduksi teks
berjumlah 3 siswa (8,8%), siswa yang eksplanasi kompleks menggunakan model
medapatkan nilai 72 berjumlah 3 siswa pembelajaran berbasi penemuan mampu
(8,8%), dan siswa yang medapatkan nilai 83 membuat nilai siswa meningkat, namun
berjumlah 1 siswa (2,9%) peningkatan tersebut sedikit lebih kecil
Sedangkan data tes akhir pada kelas dibandingkan dengan peningkatan nilai
kontrol, jumlah nilai yang diperoleh yaitu siswa pada kelas eksperimen.
2457 dengan nilai rata-rata 72,2. Hasil Berdasarkan uraian di atas, dapat
tersebut menunjukan adanya peningkatan disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes akhir
hasil belajar siswa. Berikut rincian nilai yang pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
diperoleh siswa yaitu, siswa yang mendapat kompleks pada siswa kelas eksperimen lebih
nilai 44 berjumlah 1 siswa (2,9%), siswa besar daripada siswa kelas kontrol.Hal
yang medapatkan nilai 50 berjumlah 1 siswa tersebut dikarenakan pengaruh dari
(2,9%), siswa yang medapatkan nilai 55 penerapan model pemebalajaran berbasis
berjumlah 2 siswa (5,8%), siswa yang proyek dalam pembelajaran memproduksi
medapatkan nilai 61 berjumlah 5 siswa teks eksplanasi kompleks pada kelas

88
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

eksperimen.Model pembelajaran berbasis untuk menyelesaikan tugas, dan melibatkan


proyek dapat membuat siswa lebih siswa untuk belajar mengumpulkan
aktif.Menurut Patton (Sani, 2014:171) informasi dan menerapkan pengetahuan
pembelajaran berbasis proyek harus tersebut untuk menyelesaikan permasalahan
melibatkan siswa dalam menciptakan proyek di dunia nyata.
atau produk.Selain itu, kelebihan model Dalam menulis dibutuhkan
pemebelajaran berbasis proyek menurut perencanaan, mulai dari menentukan tema,
Hosnan (2014:325).dapat membuat siswa mencari sumber atau informasi yang relevan,
aktif mengembangkan dan meningkatkan dan menentukan waktu
keterampilan siswa dalam mengelolah pengerjaan.Begitupun dengan pembelajaran
sumber/ bahan/ alat untuk menyelesaikan berbasis proyek.Proyek yang dijalan siswa
tugas, meningkatkan kemampuan siswa dimulai dari perencanaan hingga batas waktu
dalam bekerja sama, mendorong siswa pengerjaan.Dengan menggunakan model
mempraktikkan keterampilan pembelajaran berbasis proyek siswa dapat
berkomunikasi. Peningkatan keterampilan mengunakan langkah-langkahnya untuk
dalam pengolahan sumber dapat digunakan menyelesaikan tugasnya. Pertama
pada saat memilih sumber yang relevan menentukan tema fenomena apa saja
untuk menemukan fakta-fakta proses dikuasai oleh siswa. Kemudian siswa
terjadinya fenomema, sehingga siswa dapat menetukan langkah-langkah untuk
mengembangkannya menjadi sebuah teks menyelesaikan tugasnya, selanjutnya siswa
eksplanasi yang utuh. Selain itu, jika siswa merancang jadwal pengerjaan proyek. Siswa
mengalami kesulitan maka siswa dapat menentukan kapan ia harus memulai,
bertukar pendapat dengan temannya sumber-sumber mana saja yang digunakan
sehingga dapat meningkatkan kerja sama untuk menulis, dan batas waktu pengerjaan.
dan keterampilan berkomukasi dalam Setelah siswa telah menemukan sumber
mengungkapkan gagasannya. informasi yang sesuai dengan fenomena
Sejalan dengan pendapat di atas, Sani yang akan ditulis, siswa mencatat fakta-fakta
(2014:173) mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya fenomena tersebut. Dari
kelebihan model pembelajaran berbasis sumber informasi yang didapat siswa
proyek dapat meningkatkan motivasi siswa membuat kerangka berdasarkan fakta-fakta
untuk belajar dan mendorong mereka untuk terjadinya fenomena yang telah didapatkan,
melakukan pekerjaan penting, meningkatkan dan dikembangkan menjadi sebuah teks
kemampuan siswa dalam menyelesaikan dengan mudah.
masalah, membuat siswa lebih aktif dalam Selain itu, berdasarkan perhitungan
menyelesaikan permasalahan yang uji t dapat diketahui bahwa lebih
kompleks, memberikan pengalaman kepada besar dari pada taraf signifikan 5%
siswa dalam mengorganisasi proyek, yaitu 7,6614>1,998.Hal ini menunjukkan
mengalokasikan waktu, dan mengelola bahwa hasil H0 ditolak dan HI diterima.Jadi,
sumber daya seperti peralatan dan bahan dapat disimpulkan penerapan model

89
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

pembelajaran berbasis proyek dalam aktivitas siswa berdasarkan lembar


pembelajaran memproduksi teks eksplanasi observasi yaitu 70,3% dengan kategori
kompleks pada siswa kelas XI SMK PGRI 1 baik. Berdasarkan tabel kategori tabel
Palimanan diterima. aktivitas siswa menurut Sugiyono (2014:
257), menunjukkan bahwa rentang 60%-
E. SIMPULAN 79% termasuk dalam kategori baik (B).
“Penerapan Model Pembelajaran Dengan demikian, model pembelajaran
Berbasis Proyek dalam Pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih aktif dan
Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks mandiri.
pada Siswa Kelas XI SMK 1 PGRI 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
Palimanan Tahun Ajaran 2016/2017” rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah
merupakan judul dari penelitian ini. 58, meningkat menjadi 78,5 pada tes
Rumusan masalah penelitian ini yaitu 1) akhir. Sedangkan nilai rata-rata tes awal
bagaimana aktivitas siswa kelas XI SMK 1 kelas kontrol adalah 55,7 meningkat
PGRI Palimanan dalam pembelajaran menjadi 72,2 pada tes akhir. Dengan
memproduksi teks eksplanasi dengan model demikian, dapat dilihat bahwa rata-rata
pembelajaran berbasis proyek? 2) Apakah nilai kelas eksperimen lebih tinggi
model pembelajaran berbasis proyek efektif dibanding kelas kontrol. Selain itu,
dalam memproduksi teks eksplanasi pada
berdasarkan uji t lebih besar dari
siswa kelas XI SMK 1 PGRI Palimanan?
yaitu 7,6614>1,998. Maka,
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
berdasarkan hasil penelitian ini dapat
ini yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa
disimpulkan bahwa penerapan model
kelas XI SMK 1 PGRI Palimanan dalam
pembelajaran berbasis proyek dalam
pembelajaran memproduksi teks eksplanasi
pembelajaran memproduksi teks
dengan model pembelajaran berbasis proyek
eksplanasi kompleks efektif.
dan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan model pembelajaran berbasis
D. DAFTAR PUSTAKA
proyek dalam memproduksi teks eksplanasi Amalia et al. 2015.Kemampuan Menulis
pada siswa kelas XI SMK 1 PGRI Teks Eksplanasi Kompleks
Palimanan. Menggunakan Media Audiovisual
Berdasarkan analasisi dan pembahasan SMA Mujahidin Pontianak.
yang telah dijelaskan pada bab IV dapat Pontianak: FKIP Untan.
disimpulkan sebagai berikut.
1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
pembelajaran memproduksi teks Penelitian Suatu Pendekatan
eksplanasi kompleks menggunakan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
model pembelajaran berbasis proyek
dapat membuat siswa aktif. Hal ini dapat Astuti, Dewi et al. 2015. Keefektifan
dilihat dari hasil rata-rata perolehan nilai Model Pembelajaran Berbasis
Proyek dalam Meningkatkan

90
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Kompetensi Menyusun Teks Cerita Muntasir.2015. Pembelajaran Menulis


Prosedur Peserta Didik Kelas VII Teks Ekplanasi Kompleks dengan
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Menggunakan Model Penemuan
Sastra Indonesia. Semarang: (Discovery Learning) Di Kelas Xi
Universitas Negeri Semarang. Mia SMAN 1 Ciamis Jurnal Ilmiah
Mahasiswa. Ciamis: Fakultas
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jakarta: Raja Grafindo. Universitas Galuh
Damayanti, Ni Komang Ayu et al. Pradiyono. 2007. Pasti Bisa!! Teaching
2014.Pembelajaran Menulis Teks Genre-Based Writing. Yogyakarta:
Anekdot Berpendekatan Saintifik Andi.
dengan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Priyatni, Tri Endah. 2014. Desain
Learning) Pada Siswa Kelas X Tata Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kecantikan Kulit 1 SMK Negeri 2 dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Singaraja e-Journal Universitas Bumi Aksara.
Ganesha. Vol 2.No 1. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha. Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa
Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Djiwandono, Soenardi. 1996. Tes Bahasa
dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Sani, Ridwan Abdullah. 2014.
Pembelajaran Saintifik untuk
Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Implementasi Kurikulum 2013.
Kontekstual dalam Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara.
Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesia. Semi, Atar. 2007. Dasar-Dasar
Keterampilan Menulis.Bandung:
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran
Angkasa.
Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kosasih. 2014. Jenis-Jenis Teks Analisis
Bandung: Alfabeta.
Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta
Langkah Penulisannya. Bandung: Susanti, Evi dan Mutsyuhito Solin. 2015.
Yrama Widya. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Kemampuan Menulis Cerita Pendek
Bahas Indonesia. Jakarta: Raja
tentang Korban Erupsi Gunung
Grafindo Persada. Sinabung pada Siswa Kelas VII

91
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SMP Masehi Berastagi T.P.


2014/2015.

Sutirman. 2013. Media dan Model-Model


Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Syaidati. 2015. Pembelajaran Menulis


Teks Eksplanasi Kompleks
Berdasarkan Kurikulum 2013.
Pontianak: FKIP Untan.

Tarigan. 2008. Menulis sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Warsono dan Hariyanto.2013.


Pembelajran Aktif Teori dan
Asesmmen. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Wiratno, Tri. 2009. Kiat Menulis Karya


Ilmiah dalam Bahasa Inggris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

92

Anda mungkin juga menyukai