Anda di halaman 1dari 14

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Di susun

Oleh :

Yuni Desi Mulyani

(20329108)

Dosen Pengampu

Dr. Novriyanti Achyar.M.pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENTINGNYA MEMPELAJARI ADMINISTRASI DAN
SUPERVISI PENDIDIKAN”

Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana pentingnya mempelajari administrasi dan supervisi pendidikan. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya mempelajari administrasi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiinn.

PADANG,7 Juli 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB 1 2
PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG MASALAH 3
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 3
BAB 11 5
PEMBAHASAN 6
D. kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan 3
E. konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan 3
F. Konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan 3
G. Konsep, proses, peranan guru dalam administrasi keuangan,husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah 3
H. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan 3
I. Pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan 3
BAB 111 1
PENUTUP 1
A. KESIMPULAN 3
B. SARAN3
REFERENSI 1
BAB 1

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang
ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Administrasi pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah dan administrasi
itu sendiri mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan serta
humas atau hubungan dengan masyarakat yang ini semua merupakan cangkupan dari administrasi pendidikan.
Setiap aktivitas besar atau pun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, di perlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak
langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan sistuasi di sekolahnya dalam
segala bidang.
Usaha Pimpinan dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya disebut supervisi atau pengawasan sekolah.
Istilah supervisi ini kiranya belum begitu lajim dipergunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian kita di saat sekarang, tetapi makin
lama makin dikenal dan makin banyak di pergunakan orang. Namun demikian mengenai arti, fungsi dan tujuan yang terkandung di dalamnya masih
merupakan tanda tanya.
Pendidikan merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen yang satu dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi
sorotan sekaligus ujung tombak pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen lain yang harus diberdayakan dalam
aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu peran kepala sekolah.
Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai pemecahannya, sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa telah
menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempat yang utama. Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai
tujuan pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-
prinsip itupun kiranya akan mendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang akan tercermin dalam perencanaan pendidikan atau
dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang
melaksanakan pendidikan secara formal.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam
manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai
urusan pendidikan daerah masing-masing. Salah satu sarana terpenting dalam pendidikan adalah sekolah. Guru sebagai tenaga pengajar merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangankan secara terus menerus.
Potensi sumber daya guru harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional. Oleh karena itu diperlukanlah
supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Seorang supervisor membina
peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademik, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien. Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai konsep dasar supervisi pendidikan, fungsi-fungsi dan tujuan supervisi
pendidikan, teknik-teknik supervisi pendidikan, prosedur kegiatan supervisi pengajaran atau pelayanan profesional guru, dan perilaku-perilaku etik
yang perlu dimiliki supervisor pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu aspek terpenting dalam penentu keberhasila pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusioanal pada lembaga pendidikan, sehngga kurikulum memegang peran penting dalam mewujud kan
sekolahyang bermutu dan berkualitas. Demi mewujudkan mutu dan kualitas pendidikaan yang baik, pemerintah samapai saat ini terus melakukan
perubahan dan perombakan terhadap kurikulum pendidikan. Tercatat enam kali pergantian terhadap kurikulum. Pergantian ini bertujua untuk
mempersiapkan masyarakat dan bangsa indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demoraksi yang mantap dalam memasui eraglobalisasi.
Untuk menentukan keberhasilan kurikulum dipengaruhi oleh pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum dilembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Dalam administrasi pendidikan terhadap beberapa bidang bidang yang dkaji. Komponen sekolah yang menjadi objek fungsi administrasi itu
sendiri. Ada juga yang menganggap nya sebagai substansi administrasi pendidikan. Menurut suryo subroto (2004:25) adapun bidang bidang
admnistrasi pendidikan adalah administrasi kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, administrasi perlengkapan dan administrasi
keuangan.
Maka dari itu, sebagai calon penndidikan, agar mampu melakukan administrasi bagi siswanya sehingga proses pembelajaran dengan baim
maka perlu memahami administrasi kesiswaan /peserta didik tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat sebuah makalah yang membahas
mengenai pentingnya pembelajaran administrasi dan supervisi pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan.
2. konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan.
3. Konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan.
4. Konsep, proses, peranan guru dalam administrasi keuangan,husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah.
5. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan.
6. Pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendeskripsikan kedudukan administrasi dan supervise pendidikan bagi profesi kependidikan.
2. Mendseskripsikan konsep dan unsur unsur serta ruang lingkup administrasi dan supervise pendidikan .
3. Menganalisis konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan.
4. Mendeskripsikan konsep,proses,peranan guru dalam administrasi keuangan, husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah.
5. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan.
6. Menjelaskan pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan.
BAB 11

Pembahasan

A. Kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan


1. Pengertian administrasi dan supervisi pendidikan
Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.

Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual
maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut : “Administrasi itu merupakan pelayanan terhadap semua
kebutuhan institusional dengan cara efektif dan efesien dan administrsi sebagai salah satu komponen dari system yang subsistemnya saling berkaitan
satu dengan yang lainnya, karena administrasi adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau proses penyelenggaraan kerja untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang supervisi pada bidang pendidikan :

1.      NA. Ametembun dalam supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan  adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan
bermaksud berupa bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan termasuk pengajaran pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar
pada umumnya.

2.      Drs. M. Ngalim Purwanto, dalam Administrasi Pendidikan “Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.

Dari pendapat diatas dapat di analisis agar kita memahami pengertian supervisi pendidikan dengan cara mengetahui  unsur-unsur penting didalamnya.
Unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai berikut :

a.              Aktivitas pembinaan yang direncanakan

b.              Perbaikan situasi pengajaran (belajar-mengajar)

c.              Mengefektifkan para guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainnya

d.             Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.


Dengan adanya unsur-unsur penting tersebut dapat menjadi sebuah pengertian supervise pendidikan yaitu pembinaan yang direncanakan dalam
perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan tujuan pendidikan
secara lebih efektif dan efesien.

Maksud dari pembinaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan bagi guru dan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dalam tugas yang di
embannya, agar supervise pendidikan itu mengarah perbaikan dalam pengajaran yang baik dan terjaminnya dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.

Administrasi supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang direncanakan bagi personel dalam proses kerjasama di bidang pendidikan dan
peningkatan sumber  daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

2.     TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam
merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu:

1)      Teknik perseorangan

Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

·         Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan
kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

·         Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke
sekolah lain.

·         Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.

·         Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat
program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.

2)      Teknik kelompok

Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

·         Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun.
Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
·         Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang
studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang
diperlukan.

·         Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru
bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah
mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan
berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi.
Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi
merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.

3.     METODE-METODE SUPERVISI PENDIDIKAN

Terdapat dua metode supervisi pendidikan yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai tujuan supervisi pendidikan, yaitu:

1.       Metode Langsung (direct method)

Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara atau media, maka dikatakan bahwasanya dia mengunakan metode
langsung, baik individu maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan guru bidang studi dan sebagainya.

2.      Metode tak langsung (indirect method)

Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi menggunakan alat/benda perantara dalam melaksanakan supervisi, maka hal
tersebut dengan metode supervisi tidak langsung. Misalkan dengan menggunakan media papan pengumuman, handphone, telephone, e-mail dan
sebagainya.

4.    PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

·         Cara Melaksanakan Supervisi

Salah satu cara melakukan supervisi yang baik adalah dengan cara demokratis, ciri-cirinya adalah:

1)        Pengawasan dijalankan secara gotong-royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu kepala sekolah

2)        Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi seperti pengawasan
polisi resersir.

3)        Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri Handayani (bersifat pembimbing) seperti dikehendaki oleh pemerintah kita.

Dalam melaksanakan supervisi pendidikan yang perlu dilakukan adalah antara lain :
1.      Observasi kelas: observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran karena dapat melihat kegiatan guru,
murid dan masalah yang timbul.

1)      Perancanaan: Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku,
tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas
undangan.

2)      Mekanisme observasi

a.       persiapan yang diperhatikan :

-          guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi

-          kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi

b.      sikap observasi didalam kelas

-          memberikan salam kepada guru yang mengajar

-          mencari tempat duduk yang tidak mencolok

-          tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas

-          mencatat setiap kegiatan

-          bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera

-          mempersiapkan isian berupa check list

c.       membicarakan hasil observasi

Hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :

-          kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)

-          waktu percakapan

-          tempat percakapan

-          sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan

-          percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi

-          guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat

-          kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan


-          saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis

-          kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.

d.      laporan percakapan

-          hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi

-          isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran

2.      Saling mengunjungi: Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :

a.       untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

b.      untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)

3.      Domonstrasi mengajar: Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar
menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah,
sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan
gambaran tentang pembelajaran yang baik

4.      Supervisi klinis: Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur
pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan
perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.

Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :

a.       bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.

b.      kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)

c.       instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor

d.      guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah

e.       pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas

f.       balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif

g.      guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya

h.      supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan

i.        supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka


j.        supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran

5.      Kaji tindak: Fokus utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil
penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap
yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan balik.Laporan hasil penelitian
kaji tindak terdiri dari :

a.       gagasan umum

b.      perumusan masalah

c.       perencanaan penelitian kaji tindak

d.      pelaksanaan penelitian kaji tindak

e.       monitoring

f.       evaluasi dan refleksi

g.      saran dan rekomendasi

5.     HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Administrasi dan supervise itu tidak dapat dipisahkan, karena administrasi dan supervise saling berkaitan ataupun mempunyai hubungan yang sangat
erat. Seperti pengertian administrasi dan supervisi yang telah disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang direncanakan bagi
personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan sumber daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar
tercapainya suatu tujan pendidikan yang efektif dan efesien,  namun dalam hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.

1.       Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise didasarkan pelayanan bimbingan dan pembinaan;

2.       Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekolah, termasuk manajement sekolah, sedangkan supervise adalah sebagian dari
tugas dari pengarahan (directing), satu segi manajement sekolah;

3.       Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk pelaksanaan program pendidikan, sedangkan supervise menggunakan
kondisi-kondisi yang telah disediakan itu untuk peningkatan mutu belajar mengajar.

Hal diatas merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise, namun keduanya saling berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan
untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.

Selain itu juga disini ada dibahas sedikit tentang bagaimana cara-cara melaksanakan supervise, dimana seorang pemimpin tidak sama dengan
pemimpin yang lain, hal ini juga tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya.
Seorang otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-kesalahan petugas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan
dan intruksi yang diberikan oleh pusat (atasan) kepada bawahannya.  Supervisi dijalankan dengan sekonyong-sekonyong tanpa sepengetahuan petugas
yang diawasi, seolah-seolah supervisor bertugas sebagai reseriser yang mengintai untuk menemukan pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah
dibawah pimpinan diktatoris seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada sama sekali, karena ada juga kepala sekolah atau
pemimpin yang bercorak leissez faire atau pemimpin yang masa bodoh, tidak mau tahu, acu tidak acu dalam menjalankan pengawasan.

Kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siuran, perselisihan, karena semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan
dan kepentingan masing-masing, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Situasi buruk makin lam semakin menjadi, sehingga akhirnya
tidak teratasi lagi. Pemimpin seperti ini tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan tidak pantas menjadi pemimpin sekolah, karena dapat
merusak tunas bangsa muda yang seharusnya melanjutkan untuk kedepannya agar yang lebih baik tapi malah sebaliknya yang ada adalah kehancuran.

Kemudian kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis menjalankan pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah
sudah ditentukan organisasi pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi menurut kecakapan masing-masing, koordinasi serta komunikasi,
program dan pengarahan kerja dan sebagainya. Dengan demikian semua karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tugas yang
diembanya dan yang tidak bertentangan satu sama yang lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar tercapainya atau terwujudnya pendidikan sesuai
pengawasan yang dijalankan dan sesuai dengan program kerjanya.

Hal tersebut dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin atau kepala sekolah dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha
untuk menghilangkan hal-hal yang negative yang menghambat lancarnya jalan kehidupan sekolah, serta bersama-sama mendapatkan metode-metode
bekerja gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat.

Dan ada juga hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan sekolah seperti adanya paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan
pemecahannya dengan cara musyawarah. Kekeliriuan cara bekerja segera diketahui, sehingga tidak mejadi berlarut-larut dan guru yang kurang
bersemangat dipimpindan diisyaratkan untuk menjalankan tugasnya denagan baik.

Pengawasan secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1.      Pengawasan dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu tangan saja, yaitu khususnya bagi kepala sekolah;

2.      Pengawasan dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi;

3.      Pengawasan dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani (bersifat pembimbing).

Yang dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya kehidupan sekolah adalah seorang kepala sekolah atau pemimpin yang
mempunyai kualifikasi kepemimpinan yang memadai, terutama kebijaksanaan dan kewibawaan yang luar biasa.

B. Konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan

Anda mungkin juga menyukai