Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

GREEN SCHOOL (SEKOLAH HIJAU) DI SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Musriani
Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana Green School (sekolah hijau) di SMA
Negeri 12 Makassar, (2) Apakah faktor pendorong dan penghambat Green school di SMA Negeri12
Makassar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan teknik Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria sumber data yang
ingin di teliti. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun
yang menjadi Kriteria informan peneliti yaitu kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru sosiologi, biologi,
mulok, kesenian, olahraga, bahasa indonesia dan siswa X dan XI. Peneliti memperoleh data dengan
mengunakan Pengecekan keabsahan data mengunakan member check. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) Green School (Sekolah Hijau ) di SMA Negeri 12 Makassar terlaksana sesuai indikator pedoman
adiwiyata. Hal tersebut dilihat dari kebijakan sekolah; visi misi berwawasan lingkungan, ekstrakulikuler
remaja cinta lingkungan (RCL), semua mata pelajaran terintengrasi mengembangkan materi upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan, pemberian rewoard,aksi peduli lingkungn dengan menanam
pohon, pengelolaan dan pemanfaatan sampah, pembuatan pupuk kompos dan kerja sama Dinas Pendidikan,
Dinas Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Yayasan Makassar Green School, dan Mitra SMP Negeri 8
Makassar, sosialisasi hemat listrik dan ATK. Sarana dan prasaran pembelajaran lingkungan yang ramah
lingkungan yaitu rumah Composting, Green Hause, dan Toga. Pelaksanaan Green school di SMA Negeri 12
Makassar merupakan gerakan penyelamat lingkungan dan terdapat pola hubungam antara manusia dan
lingkungan yang seimbang. (2) Faktor pendorong bahwa SMA Negeri 12 Makassar memiliki visi misi
menghasilkan lulusan yang berprestasi, berakhlak, bertaqwa dan berbudaya serta berwawasan lingkungan
dan kebijakan Pemerintah Kota Makassar bahwa semua sekolah berwawasan lingkungan dan Faktor
penghambat dari segi waktu dan dana operasional perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan.

Keywords: green school

ABSTRACT
This study aims to determine ( 1 ) How Green School in SMA Negeri 12 Makassar , ( 2 ) What are
the factors driving and inhibiting Green school in SMA Negeri12 Makassar . The method used in this study is
a qualitative research method with purposive sampling technique is a sampling technique based on the
criteria of data sources that wish to investigate. Data collected through interview, observation and
documentation . As for the criteria informant researchers that the principal, vice principal of curriculum ,
teacher of sociology , biology , mulok , art, sport , Indonesian and students of X and XI . Researchers
obtained data by using Checking the validity of the data using a check. The results showed that (1) Green
School in SMA Negeri 12 Makassar carried out as indicators Adiwiyata guidelines. It is seen from the school
policy; vision and mission of environmental, extracurricular teens love the environment (RCL), all subjects
terintengrasi developing materials protection and environmental management, administration rewoard,
actions matter of an environmental tree planting, management and utilization of garbage, composting and
cooperation of the Department of Education, Office Forestry, Environment Minister Makassar Green School
Foundation, and Partners SMPN 8 Makassar, socialization saving electricity and ATK. Facilities and
infrastructure that are environmentally friendly learning environment that is home Composting, Green
Hause, and Toga. Implementation of the Green school in SMA Negeri 12 Makassar is a movement of
environmental rescue and there is a pattern hubungam between humans and the environment are balanced.
(2) The driving factors that SMA Negeri 12 Makassar has a vision and mission to produce graduates who
excel, morals, pious and cultured and environmentally sound policies and the Government of Makassar that
all schools and environmentally sound barrier factor in terms of time and operational cost improvement of
education facilities environment.

Keywords: green school

PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan tidak lepas dari tindakan manusia yang melakukan
eksploitasi lingkungan untuk mendapatkan materi agar mampu memenuhi kebutuhan

Musriani | 95
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

hidup. Tampa memikirkan daya dukung yang dimiliki, lingkungan pun menjadi korban.
Dalam rangka pelestarian lingkungan hidup Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin
Limpo membuat sebuah program gerakan Sulsel hijau atau Sulsel Go Green yang menjadi
sasaran sulsel Go Green yaitu, jalur sekolah, dunia usaha, istansi dan masyarakat. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan sangat efektif untuk mengajarkankan kepada peserta didik
tentang penyelamatan lingkungan hidup. Keterlibatan generasi muda dalam penyelatan
lingkungan lebih dini merupakan langkah pengendalian masalah sosial secara prefentif
untuk membentuk karakter sehat dan peduli lingkungan sejak dini sehingga dapat
meningkatkan kreativitas, kemandirian, dan inovasi dalam mencegah kerusakan
lingkungan hidup. Program green school telah terbentuk di Kota Makassar baik pada
tingkat SD, SMP, dan SMA. salah satu diantaranya adalah adalah SMA Negeri 12
Makassar, Berdasarkan hasil observasi sekolah ini melaksanakan program Green school
(Sekolah hijau) dan pernah meraih juara 1 lomba green school antar sekolah. Adapun
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Green School dan
faktor pendorong dan penghambat Green School (sekolah hijau) di SMA Negeri 12
Makassa
Green school secara bahasa di artikan sebagai sekolah hijau, green school bukan
hanya tampilan fisik sekolah yang hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki
program dan aktifitas pendidikan mengarah pada kesadaran lingkungan dalam
(http://freemixmatters.blogspot.co.id/2010/10/kumpulan-artikel-tentang-green school.html)
bahwa green school sebagai sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis
mengembangkkan program untuk mengintermalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam
seluruh aktivitas sekolah. Karenanya, tampilan fisik sekolah di tata secaara ekologis
sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif
dan berperilaku ramah lingkungan. Hamzah (2013) mengatakan Pendidikan harus dapat di
manfaatkan sebagai sarana pembentuan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan secara
efektif, melalui pendidikan yang intensif sangat dimungkinkan untuk meningkatkan
kualitas sikap dan perilaku yang positif terhadap lingkungan, karena melalui pendidikan
dapat di wujudkan kesiapan mental dan kecenderungan untuk berprilaku positif terhadap
suatu objek tertentu yang dalam hal ini adalah lingkungan hidup. Sasaran pelaksanaan
green school yaitu seluruh warga sekolah. dengan maksud untuk membangun serta
menggali partisipasi warga sekolah dalam kegiatan yang memiliki muatan pengelolaan dan
pelestarian lingkungan.
Syarbini (2012) Pelaksanaan pendidikan karakter yang di identifikasi menjadi 18
nilai oleh pemerintah salah satunya adalah Perilaku Peduli lingkungan merupakan sikap
dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi. Pendidikan lingkungan adalah suatu proses untuk mengenali nilai-nilai dan
menjelaskan konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan, sikap yang di perlukan
untuk memahami serta menghargai hubungan timbal balik antara manusia, budaya, dan
lingkungan biofisiknya. Kementrian Negara lingkungan hidup salah satu programnya
adalah adiwiyata atau green school dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. Adiwiyata program sekolah
peduli dan berbudaya lingkungan atau green school mempunyai pengertian atau makna
sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Dalam mewujudkan program green school telah ditetapkan beberapa indikator
dalam https://www.scribd.com/doc/185890174/11/vi-panduan-penilaian yaitu buku

Musriani | 96
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

panduaan Adiwiyata yaitu Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya


lingkungan adalah (a) Visi dan Misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.(b)
Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup. (c)
Kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non kependidikan) di bidang
pendidikan lingkungan hidup. (d) Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber
daya alam. (e) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat. (f) Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi
kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. Pengembangan kurikulum
berbasis lingkungan. (a) Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran. (b)
Penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada
dimayarakat sekitar. (c) Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
(d) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif. yaitu (a)
Menciptakan kegiatan ektrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
partisipatif di sekolah. (b) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh
pihak luar. (c) Membangun kegiatan kemitraan dalam pengembangan pendidikan
lingkungan hidup di sekolah.
Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah yaitu (a)
Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan
hidup. (b) Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan
sekolah (c) Penghematan sumber daya alam (air,listrik) dan ATK. (d) Peningkatan kualitas
pelayanan makanan sehat. (e) Pengembangan sistem pengolahan sampah. Green school
bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah
tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama program Adiwiyata atau green
school adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Arifin (2014) mengemukakan bahwa
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang di harapkan mampu untuk
meningkatkan taraf kehidupan bangsa. Karena dengan pendidikan tinggi masyarakat akan
mampu untuk menyongsong kehidupan yang layak dan mampu untuk memanfaaatkan
sumber daya alam yang sangat melimpah ruah di bumi pertiwi yang kita cintai. Sekolah
menjadi pranata sosial yang berperan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM)
yang di perlukan untuk menjadi pelaku dalam proses pembangunan bangsa.
Ritzer (2013) mengemukakan bahwa manusia merupakan suatu sistem sosial yang
terdiri atas bagian- bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula
terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem
sosial fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu
tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya. Talcott Parson dalam Wirawan (2012)
mencetuskan tentang struktural fungsional menganggap bahwa individu memiliki peranan
yang sesuai norma dalam masyarakat. Perilaku individu dalam sistem sosial mengalami
saling pertukaran dengan lingkungan sehingga berlangsung interaksi dan kesepakatan.
empat fungsi tindakan sosial yang disebut teori AGIL(Adaptasi, Goal Attetment, Integrasi
dan Latten Patteren Mainteneice). Susilo (2009) mengatakan Ekosentrisme merupakan
perjuangan penyelamatan dan kepedulian terhadap lingkungan alam tidak hanya
mengutamakan penghotmatan atas spesies (makhluk hidup saja), tetapi yang tidak kalah
penting pula adalah perhatian setara atas seluruh kehidupan. Ekosentrisme merupakan
paham yang peduli terhadap lingkungan dan memperjuangkan keseimbangan bukan hanya

Musriani | 97
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

hubungan manusia dengan manusia akan tetapi adanya hubungan timbal balik antara
manusia dengan alam yang harus seimbang

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini


dilaksanakan di SMA Negeri 12 Makassar jln. Moha Lasuloro No.57, jumlah informan
dalam penelitian ini yaitu 10 orang yaitu Kepala sekolah, Guru bidang studi (sosiologi,
bahasa Indonesia, olahraga, mulok, biologi dan kesenian),Tata usaha bagian kurikulum
dan Siswa. Dengan menggunakan purposive sampling merupakan teknik penelitian yang
digunakan berdasarkan kriteria yang ingin di teliti. Penentuan informan pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut
a) Observasi, b) Wawancara, c) Dokumentasi. Peneliti menggunkan Triangulasi sumber
untuk menguji kredibilitas data tentang pelaksanaan Green School, dilakukan kepada
kepala sekolah, guru, serta siswa. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,sehingga datanya sudah
jenuh, yaitu data reduction data display, dan conclusion drawing/ verification.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti berusaha untuk menjelaskan dan menjawab beberapa data
yang sudah di temukan baik dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi sesuai
rumusan masalah terkait (1) Bagaimana Green School (Sekolah Hijau) di SMA Negeri 12
Makassar dan (2) Faktor pendorong dan penghambat green school (sekolah hijau) di SMA
Negeri 12 Makassar. Ada upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu pemberian
bendera berwarna hijau untuk kelas terbersih sedangkan bendera warna hitam kepada kelas
yang terkotor pengumuman kebersihan kelas dilaksanakan setiap hari ssenin, pemberian
hadiah berupa uang tunai, piagam dan piala, kegiatan sabtu bersih, pemgembangan
ekstrakulikuler Remaja Cinta Lingkungan (RCL), penanaman pohon di lingkungan
sekolah, mengembangkan isu-isu tentang lingkungan baik secara lokal maupun global,
Penanaman pelestarian dan peduli lingkungan disampaikan dalam proses belajar mengajar
yang terintegrasi maupun monolitik dalam mata pelajaran, terjalin kerjasama dengan
masyarakat, Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Makassar
geen school (MGS), membangun kemitraan kepada sekolah yang yang pernah mendapat
Adiwiyata mandiri yaitu SMP 8 Makassar.
Hal tersebut sejalan dengan UU Nomor 23 tahun 1997 memuat tentang pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Lingkungan SMA Negeri 12 Makassar
menjadi wahana pembelajaran bagi peserta didik dengan menyediakan pengelolaan
sampah (3R) seperti membuat pupuk, membuat kerajingan tangan dari barang bekas
sehingga bernilai seni dan ekonomis, tersedia tempat sampah organik dan non organic,WC
khusus bagi siswa dan guru, rumah Composting, Green Hause, Toga dan ada upaya
pemanfaatan listrik, air dan ATK secara efesien telah di laksanakan oleh pihak sekolah
melalui sosialisasi pelarangan mencas barang elektronik di sekolah seperti HP dan Leptop,
Pemanfaatan dan penghematan pengunaan kertas yaitu dengan cara bagian belakang kerta
yang kosong di gunakan dan slogam hemat listrik peserta didik di himbau untuk hemat
energi melalui sosialisasi maupun poster yang tertempel di dinding sekolah.

Musriani | 98
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Melalui proses pembelajaran yang di dapatkan siswa mampu berinovasi karena


memiliki bekal keterampilan baik dari pengelolaan sampah, pemeliharaan tanaman, dan
pembuatan pupuk mereka bukan hanya di bekali teori atau materi akan tetapi pembelajaran
yang membuat siswa terlibat aktif untuk berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Hungerford dan volk (Hamzah, 2013) bahwa Pendidikan
lingkungan mencatat bahwa pendidikan dapat mengubah perilaku siswa sehingga mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat sekarang maupun yang
akan datang karena sejak dini mereka memiliki bekal ilmu pengetahuan tentang
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pelaksanan green school (sekolah hijau) di SMA Negeri 12 Makassar merupakan
gerakan penyelamatan lingkungan dengan upaya pembangunan berkelanjutan dan
menciptakan keseimbangan. Seluruh komponen sekolah (kepala sekolah, guru, siswa dan
staf) bersama-sama memikirkan keberlanjutan lingkungan, bahwa bukan hanya hubungan
dengan sesama manusia yang harus diperhatikan akan tetapi bagaimana hubungan
manusia dengan alam juga harus seimbang. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah
mengajarkan kepada siswa untuk lebih bijak dalam memanfaatkan sumberdaya alam
karena manusia dan alam tidak bisa dipisahkan karena ada hubungan timbal balik. Gerakan
peneyelamatan lingkungan di SMA Negeri 12 Makassar sesuai paham ekosentrisme bahwa
hubungan antara manusia dan alam harus seimbang. Susilo (2009) mengatakan
Ekosentrisme merupakan perjuangan penyelamatan dan kepedulian terhadap lingkungan
alam tidak hanya mengutamakan penghotmatan atas spesies (makhluk hidup saja), tetapi
yang tidak kalah penting pula adalah perhatian setara atas seluruh kehidupan.
Mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan ada faktor-faktor yang
mendorong sehingga pelaksanaan green school (sekolah hijau) di SMA Negeri 12
Makassar salah satunya fasilitas berupa sarana dan prasaran pendukung pembelajaran
lingkungan di sekolah. Faktor pendorong green school Pertama faktor internal bahwa
SMA Negeri 12 Makassar memiliki visi misi membuat sekolah untuk terus melakukan
inovasi menjadikan sekolah media pembelajaran tentang lingkungan dan materi tentang
lingkungan terintegrasi dalam mata pelajaran. Kedua faktor eksternal green school adanya
kebijakan pemerintah kota Makassar ingin melihat semua sekolah itu bersih, indah, hijau,
dan berwawasan lingkungan atau sekolah Adiwiyata sehingga pemerintah melakukan
pendampingan langsung pembinaan Adiwiyata agar tewujudnya kota Makassar dua kali
lebih baik, kota nyaman untuk semua, dan kota dunia, dan adanya kerjasama dengan
lembaga yaitu Yayasan Makassar Green School (MGS) untuk memberikan sosialisasi
untuk peduli dan melestarikan lingkunga serta membentuk perlombaan green school.
Setiap rencana tidak selamanya berjalan dengan mulusnya terkadang ada
penghambat Seperti hanya pelaksanaan green school (sekolah hijau) di SMA Negeri 12
Makassar ada faktor penghambat. Pertama terkendala dalam dana untuk melakukan
perbaikan-perbaikan sarana dan prasaran pendukung sekolah yang berwawasan
lingkungan. Pelaksanaan green school memang membutuhkan dana yag banyak untuk
menunjang proses belajar sekitar 20% dana bersumber dari RKS (rencana kerja sekolah)
yang di gunakan untuk mengolah sampah, perbaikan fasilitas wc, kompos, selokan dan
drainase maupun fasilitas lain yang ada kaitanya dengan lingkungan, Kedua dari segi
waktu di mana banyaknya kegiatan-kegiatan sekolah yang lain ,akan tetapi hambatan ini
tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan green school.

PENUTUP
Green School (Sekolah Hijau) di SMA Negeri 12 Makassar merupakan program
pendidikan lingkun gan yang menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan

Musriani | 99
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

dengan menata sekolah secara ekologis mengajarkan siswa untuk memelihara, mengolah,
dan memanfaatkan alam secara seimbang. Green school di SMA Negeri 12 Makassar
terlaksana sesuai indikator pedoman adiwiyata merupakan upaya penyelamatan lingkungan
yang di lakukan di sekolah dan terdapat pola hubungam antara manusia dan lingkungan
pun harus seimbang. Faktor pendorong green school Pertama faktor internal bahwa SMA
Negeri 12 Makassar memiliki visi misi "Menghasilkan lulusan yang berprestasi, berakhlak,
bertaqwa dan berbudaya serta berwawasan lingkungan dan kondisi lingkungan sekolah
memang mendukung untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan. Kedua
faktor eksternal adanya kebijakan pemerintah kota Makassar ingin melihat semua sekolah
itu bersih, indah, hijau, dan berwawasan lingkungan dan adanya kerjasama dengan
lembaga yaitu Yayasan Makassar Green School (MGS) untuk memberikan sosialisasi
untuk peduli dan melestarikan lingkunga serta membentuk perlombaan green school.
Faktor penghambat green school yaitu terkendala dalam dana operasional untuk
memperbaiki sarana dan prasana pendukung pendidikan lingkungan dan banyaknya
kegiatan sehingga terkendala dalam segi waktu. Kepada Pemerintah Kota Makassar perlu
memberikan perhatian dan bantuan yang lebih kepada sekolah yang melaksanakan
pendidikan berwawasan lingkungan agar membantu pembangunan secara berkelanjutan
sehingga sejalan dengan visi Kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Sosiologi Pendidikan (Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup, Manusia
dan Pedidikan Sebagai Kapital). Makassar: Anugrah Mandiri.

Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan (Sekelumit Wawasan Pengantar).


Bandung: PT Refrika Aditama.

Matters, Free Mix. ”Kumpulan Artikel Tentang Green School” 3 September 2015
http://freemixmatters.blogspot.co.id/2010/10/kumpulan-artikel-tentang-green-
school.html
Ross, Kevin. “Buku Panduan Adiwiyata 2011”. 23 Desember 2015
https://www.scribd.com/doc/185890174/11/Vi-Panduan Penilaian

Ritzer, George. 2013. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:


Rajawali Pers.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susilo, Rachmad K.Dwi. 2009. Sosiologi Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.

Musriani | 100

Anda mungkin juga menyukai