Perlu ada pemahaman dasar mengenai arah kebijakan dan strategi sanitasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui RPJMN 2020-2024 (termasuk target 2024).
Menurut Sekarina (2022) Kebijakan sanitasi merupakan salah satu upaya dalam
merealisasikan tujuan pembangunan manusia, yang mana dinilai melalui program
sanitasi yang tepat. Dinilai melalui, sebuah kebijakan merupakan panduan dalam
melaksanakan suatu kegiatan dalam pelayanan dalam bidang kesehatan promotif dan
preventif, sehingga akan mempermudah dalamproses penyelesaian tindakan sanitasi.
Dengan adanya kebijakan, memiliki manfaat sebagai bentuk penetapan dan penegasan
agar masyarakat lebih patuh untuk merubah perilaku-perilaku yang merugikan bagi
lingkungan (Andriani et al., 2022).
1. Perbedaan persepsi tentang rumah layak huni . masalah rumah dan perumahan
sering hanya didekati dengan penyelesaian teknis –ekonomi yang sepihak, tanpa
melibatkan masyarakat pemakai yang berhubungan erat dengan latar belakang
budaya, tradisi dan perilaku mereka. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam
memandang rumah yang layak huni . salah satu akibatnya adalah rumah siap huni
berupa rumah susun, misalnya ditinggalkan oleh penghuninya, atau berkembang
menjadi sangat rawan akan kriminalitas, atau dipugar\, yang tentunya
membutuhkan biaya tambahan.
2. Ketidakseimbangan sediaan ( suplay ) dan permintaan ( demand) . Kebutuhan
paling banyak adalah berasal dari golongan rumah menengah kebawah, sementara
ada kecenderungan pihak pengembang –terutama swastamembangun untuk
masyarakat menengah atas yang memang menjajikan keuntungan yang besar.
3. Keberlanjutan ( sustainability) rumah danperumahan. Belum ada system yang
efektiv untuk mengevaluasi perumahan , agar dapat diperoleh gambaran
kehidupan masyarakat didalamnya paska okupansi. Padahal hal ini penting untuk
perbaikan kualitas secara berkelanjutan.
4. Ketidakseimbangan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kota.
Masyarakat yang berpendapatan rendah yang membangun rumahnya dalam batas
pada ruang-ruang kota, karena dianggap illegal, jadi tidak memiliki akses yang
semestinya kefasilitas pelayanan kota , seperti prasarana dan sanitasi lingkungan.
Hal ini menunjukkan tidak telindunginya hak –hak mereka sebagai warga kota.
5. Pola pembanguna perumahn dan permukiman masih memberikan gambaran
bahwa aspek kesehatan lingkungan belum dijadikan dasar komponen yang
diperlukan dalam perencaan teknis.
6. Masih banyak dijumpai lingkungan permukiman baru diperkotaan yang tidak
menjamin peningkatan status kesehatan keluarga. Seperti ukuran yang terlalu
kecil dibanduing dengan jumlah penghuni, Tata letak yang terlalu dekat dengan
pusat industry dan kegiatan lalu lintas yang padat , mutu bangunan yang sub
standar.
7. Dipedesaan pada umunya, perumahan masih berkaitan erat dengan budaya atau
tradisi setempat yang sering kali tidak memenuhi kondisi kesehatan lingkungan.
8. Belum terlaksanya secara optimal fungsi dan peranan sector-sektor yang terkait
dalam system penangan perumahan dan lingkungan terutama didaerah kumuh
perkotaan , daerah permukiman baru perkotaan dan permukiman transmigrasi
DAFTAR PUSTAKA
Vivi Fikia Elvira, S.KM., M.Kes.2022.Modul Mata Kuliah Sanitasi Perumahan dan
Permukiman.Samarinda: Universitas Mulawarman