Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOSMETOLOGI

KOSMETIK DEKORATIF LIPSTIK

Disusun Oleh:

Edo Hary Wibowo 1308010097

Arinda Nur C. 1408010080

Yuni Wulansari 1408010106

Rosyana Eka R. 1408010136

Diana Martalia Doti 1408010154

Wahyu W.S 1408010165

Ayu Listia N. 1408010174

Reza Sistanti R. 1408010185

Venna Krisna B. 1408010197

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN. 1

JENIS-JENIS LIPSTIK.. 2

PERSYARATAN LIPSTIK. 3

BAHAN-BAHAN UTAMA SEDIAAN LIPSTIK. 3

ZAT TAMBAHAN SEDIAAN LIPSTIK. 4

CONTOH FORMULA LIPSTIK. 5

PARAMETER UJI LIPSTIK. 6

BAHAN YANG BERBAHAYA UNTUK LIPSTIK. 8

DAFTAR PUSTAKA. 11
I. PENDAHULUAN

Kosmetik dekoratif pada prinsipnya terkait dengan mempercantik dan


menghias, dibandingkan fungsionalnya. Untuk mambahas produk dekoratif sangatlah
menyeluruh mulai dari pentingnya pewarna sampai komponen utama yang ada dalam
setiap kosmetik dekoratif. Konvensional pigmen menciptakan warna dengan absorpsi
gelombang khusus dari cahaya. Formulasi kosmetik dekoratif sangatlah menantang bagi
ahli kosmetik. Sebelum memformulasikan warna-warna produk kosmetik, satu hal yang
mesti diperiksa yaitu pengaturan arus dalam Negara dimana produk diusulkan yang akan
di jual disesuaikan dalam peraturan.
Kekhasan kosmetik dekoratif (make up) bahwa kosmetik ini bertujuan
semata-mata mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda
atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambahkan
kesehatan kulit. Kosmetik dianggap memadai kalau tidak merusak kulit atau sesedikit
merusak kulit.
Dalam kosmetik dekoratif, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar.
Sejak zaman dahulu, wanita cenderung mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya,
bulunya, dan matanya mereka juga cenderung ingin menutupi hal-hal yang mengurangi
kecantikannya, misalnya garis-garis penuaan ditutupi, rambut putih disemir, warna bibir
dipersegar, kuku dicat, alis dan bulu mata dibuat lebih hitam dan lain-lain. Karena itu,
mereka membutuhkan kosmetik dekoratif dalam bentuk lipstick, rouge, mascara, dan
sebagainya.
Pemakaian kosmetik dekoratif lebih alas an psikologi daripada kesehatan
kulit dengan memakai kosmetik dekoratif, seseorang ingin menyembunyikan kekurangan
pada kulitnya atau ingin mempercantik penampilan agar lebih menarik dan indah di
lihat.
Sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif anatar lain adalah : warna
yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit
tampak berkilau, yang sudah tentu dapat merusak dan mengganggu kulit, rambut, bibir,
kuku, adneksia lainnya.
Kosmetik dekoratif dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan
dan pemakainan sebentar, misalnya : bedak, lipstick, pemerah pipi,
eye shadow, dan sebagainya.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan baisanya dalam waktu
lama baru luntur. Misalnya : kosmetik pemutih kulit, cat rambut,
pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut.
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang
dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan
warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan
menarik (Ditjen POM, 1985).

Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up)
yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Bila pengemasan dilakukan dalam bentuk
batang lepas disebut lip crayon yang memerlukan bantuan pensil warna untuk
memperjelas hasil usapan pada bibir. Sebenarnya lipstik adalah juga lip crayon yang
diberi pengungkit roll up untuk memudahkan pemakaian dan hanya sedikit lebih lembut
dan mudah dipakai. Lip crayon biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih
padat dan kompak.

Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari
campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal
yang sesungguhnya diatur suhunya hingga mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-
38C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca
disekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, maka suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi
yang dianggap lebih sesuai dan diatur pada suhu lebih kurang 62C, atau bisanya
berkisar antara 55-75C.

II. JENIS-JENIS LIPSTIK

1. Sheer/Gloss: lipstik ini berbentuk transparan dan tidak terlalu menonjolkan


warna lipstik tersebut. Ringan dan memberikan efek glossy pada bibir. Cocok
digunakan sehari-hari, karena warna yang ditimbulkan tidak terlalu mencolok.
2. Matte: kandungan pigmen lebih banyak yang menyerap cahaya, tapi
kandungan minyaknya lebih sedikit. Sehingga menimbulkan efek polesan
yang tidak mengilap dan lebih terlihat powdery.
3. Satin: menghasilkan polesan antara glossy dan matte. Jadi warna tetap keluar
tanpa efek glossy yang sangat mengkilap.
4. Cream: hasil polesan dari lipstik jenis ini agak matte, tapi terasa lembut di
bibir. Cocok untuk daerah beriklim dingin, tetapi agak berat untuk daerah
tropis seperti kita.
5. Transferproof: sifatnya tahan lama berkat teknologi silikon non-volatile dan
tidak mudah menempel di baju atau di pipi.
III. PERSYARATAN LIPSTIK
Persyaratan untuk lipstik yang diinginkan atau dituntut oleh masyarakat, antara lain
(Tranggono dan Latifah, 2007):

1. Melapisi bibir secara mencukupi


2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.

IV. KOMPONEN UTAMA DALAM SEDIAAN LIPSTIK


Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin , lemak dan zat
warna.

1. Minyak

Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan,


dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak yang
sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain.
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang
tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak
merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya
yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen
yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata.

2. Lilin

Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal
akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat fase
minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah
dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara
lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol.
Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena
memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk
meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik.
3. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan
kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.
Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam
basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen.
Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin,
lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.

4. Zat Warna

Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.
Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya,
sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya. Kedua macam zat warna ini masing- masing memiliki arti tersendiri, tetapi
dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk
memperoleh warna yang diinginkan.

V. ZAT TAMBAHAN PADA SEDIAAN LIPSTIK


Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik
untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada
tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi,
stabil, dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat
tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.

1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang
paling sering digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan yang digunakan harus
memenuhi syarat (Wasitaatmadja, 1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
2. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik


sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik
diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik
sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan
pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben
dan propil paraben.

3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau
dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul
selama penyimpanan dan penggunaan lipstik .

VI. CONTOH FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK

FORMULA 1
1. Formula
Cera alba (malam putih) 15,99
Lanolin anhidrat 3,37
Vaselin 14,30
Setil alkohol 2,52
Olium ricini 3,37
Carnauba wax 2,10
Ekstrak biji coklat 5,00
Propilen glikol 2,50
Tween 80 0,50
Minyak rosa 0,25
BHT 0,05
Nipagin 0,05
2. Fungsi bahan
Cera alba (malam putih) berfungsi sebagai basis
Lanolin anhidrat berfungsi sebagai basis
Vaselin berfungsi sebagai basis
Setil alkohol berfungsi sebagai memberi struktur yang kuat pada lipstick (zat
lilin)
Olium ricini sebagai pelarut dan pendispersi zat-zat yang bersifat tidak larut
Carnauba wax berfungsi untuk memberikan struktur pada stik dan menjaga
agar tetap padat meskipun dalam kondisi hangat.
Ekstrak biji coklat berfungsi sebagai pewarna.
Propilen glikol berfungsi sebagai zat pembawa
Tween 80 berfungsi sebagai agen pelarut
Minyak rosa sebagai parfum berfungsi untuk menutup bau yang tidak sedap
dari lilin serta member rasa pada lipstick
BHT sebagai antioksidan
Metil paraben (nipagin) berfungsi sebagai pengawet
FORMULA 2
1. Formula

Cera alba 6 g
Lanolin 1,8 g
Vaselin 7,6 g
Setil alcohol 1,3 g
Carnauba wax 1,1 g
Oleum ricini 1,8 g
Ekstrak bunga kecombrang 6 g
Oleum rosae 0,15 g
Propilen glikol 1,5 g
Butil hidroksitoluen 0,03 g
Metil paraben (nipagin) 0,03 g
2. Fungsi bahan
Cera alba (malam putih) berfungsi sebagai basis wax
Lanolin berfungsi sebagai basis lemak
Setil alcohol berfungsi sebagai memberi struktur yang kuat pada lipstick (zat
lilin)
Carnauba wax berfungsi sebagai basis
Oleum ricini berfungsi sebagai pelarut dan pendispersi zat-zat yang bersifat
tidak larut
Ektrak bunga kecombrang berfungsi sebagai antioksidan, pewarna alami
Oleum rosae berfungsi sebagai parfum berfungsi untuk menutup bau yang
tidak sedap dari lilin serta member rasa pada lipstick
Propilen glikol berfungsi sebagai zat pembawa
Butyl hidroksitoluen berfungsi sebagai antioksidan
Metil paraben (nipagin) berfungsi sebagai pengawet

VII. PARAMETER UJI LIPSTIK

A. Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Uji kesukaan (Hedonic Test) adalah pengujian terhadap kesan subyektif yang
sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Pelaksanaan uji ini memerlukan
dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana. Panel adalah seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan uji melalui proses penginderaan, orangnya disebut
panelis.Jumlah panel uji kesukaan makin besar semakin baik, sebaiknya jumlah itu
melebihi 20 orang. Jumlah lebih besar tentu akan menghasilkan kesimpulan yang dapat
diandalkan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap
sediaan lipstik yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara visual oleh panelis dengan
kriteria yang digunakan adalah wanita, berusia 20 tahun keatas, tidak memiliki kulit
yang sensitive atau alergi. Setiap panelis diminta untuk mengoleskan lipstik yang dibuat,
pada kulit punggung tangan. Parameter uji hedonik yang diuji meliputi warna, aroma,
kerataan dan kelekatan yang masing masing akan mendapat penilaian 1: tidak suka,
2:netral, 3: agak suka, 4: suka, 5: sangat suka, 6:amat sangat suka. Hasil uji hedonik
dianalisis menggunakan SPSS dengan rancangan friedment test.

B. Uji stabilitas sediaan


Pada uji stabilitas perlu diperhatikan apakah terjadi perubahan bentuk dari
bentuk awal pencetakan atau tidak, pada perubahan warna diperhatikan apakah lipstik
terjadi perubahan warna dari warna awal pembuatan lipstik atau tidak, titik lebur lipstik
apakah ada penurunan atau tidak, pada perubahan bau diperhatikan apakah lipstik
masih berbau khas dari parfum atau tidak.

C. Uji Organoleptik
Evaluasi uji organoleptis meliputi :
1. Penampilan Fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati permukaan lipstik, mengenai
pembentukan kristal dan uap air.
2. Aroma
Pengamatan dilakukan dengan mengamati aroma lipstik pada penyimpanan pada
suhu kamar dan dipercepat (45C).

3. Tekstur
Pengujian dilakukan dengan mengoleskan lipstik pada permukaan licin seperti
punggung tangan atau bibir, kemudiaan dilihat apakah bertekstur halus atau kasar.

D. Uji Kehomogenan Sediaan Lipstik


Uji kehomogenan sediaan lipstick meliputi :
1. Homogenitas Sediaan
Masing masing sediaan lipstik diperiksa homogenitasnya dengan cara
mengambil sejumlah tertentu sediaan lipstik dan diletakkan pada kaca yang transparan
(objek glass).Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butir butir kasar.
2. Homogenitas Polesan
Pengujian dilakukan dengan mengoleskan lipstik pada permukaan licin seperti
punggung tangan atau bibir, kemudiaan dilihat dispersi warnanya homogen atau tidak.
3. Dispersi Warna Dalam Lipstik
Pengujian dilakukan dengan membelah lipstik menjadi dua bagian baik secara
horizontal ataupun vertikal, kemudiaan dilihat dispersi warnanya homogen atau tidak.

E. Uji Bobot Lipstik


Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan atau pengurangan bobot
yang mungkin terjadi pada saat lipstik disimpan pada suhu kamar dan suhu dipercepat.
Lipstik yang tidak baik akan memberikan peningkatan atau pengurangan bobot yang
berarti selama penyimpanan.

F. Uji Titik Lebur


Pemeriksaan Suhu Lebur, dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada dua
metode yang biasanya digunakan yaitu metode melting point dan metode drop point.
Metode melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop point
menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting point adalah 60C
atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah diatas 50C. Penetapan suhu
lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa lipstik akan meleleh dalam
wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu tersebut menunjukkan batas suhu
penyimpanan lipstik yang selanjutnya berguna dalam proses pembentukan,
pengemasan, dan pengangkutan lipstik.

G. Penentuan pH Sediaan
Sediaan lipstik ditimbang 1gr kemudiaan dilelehkan dengan penangas air,
kemudiaan setelah lipstik meleleh pH indikator dicelupkan pada sediaan tersebut setelah
itu dilihat pH nya pada tabel indikator pH. Dicatat pHnya dan dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan. Sediaan lipstick yang baik yaitu syarat fisiologis kulit bibir 4.

VIII. BAHAN YANG BERBAHAYA


Bahan yang berbahaya digunakan dalam lipstik yaitu :

1. Methyl paraben
Bahan ini merupakan bahan pengawet yang digunakan dalam produk-produk
kecantikan. Penggunaan bahan ini di eropa sudah dilarang karena bahan ini dapat
menyebabkan kanker dan dapat mengganggu sistem endokrin. Penggunaan yang
sedikit pada bahan ini tidak terlalu menjadi masalah. Namun, permasalahannya
penggunaan yang tidak diketahui seberapa banyak yang digunakan. Untuk lipstik
dengan kualitas rendah biasanya tidak mencantumkan bahan ini. The cosmetics
database memberi label bahan ini dengan High Hazard atau disebut dengan
bahaya tingkat tinggi.
2. Propil paraben
Menurut The cosmetic database bahan ini diberi label dengan Moderate Hazard
atau bahaya tingkat menengah. Seringkali digunakan sebagai bahan baku
kosmetik dan bisa mengiritasi kulit juga mata maupun bisa lebih parah dapat
memicu reaksi alergi. Penelitian menyatakan bahwa propil paraben dapat
mengakibatkan gangguan hormon endokrin, kanker dan gangguan beracun
lainnya.
3. Retinil palmitat
Bahan ini merupakan bentuk sintetis dari vitamin A yang bisa menyebabkan
racun terutama pada ibu hamil. The cosmetic database mengkatagorikan bahan
ini menjadi Moderate Hazard atau bahaya tingkat menengah. Bahaya dari bahan
ini dapat menyebabkan masalah kesehatan dari kanker hingga masalah
reproduksi.
4. Tocopheryl asetat
Bahan ini banyak digunakan dalam berbagai jenis produk misalnya lipstik,
pelembab, dan foundation. Bahan ini dikenal sebagai vitamin E asetat. The
cosmetic database menyatakan bahan ini ke dalam Moderate Hazard atau
bahaya tingkat menengah. Bahaya dari penggunaan bahan ini yaitu gatal-gatal,
ruam merah karena iritasi, kult bersisik, bintik-bintik gatal dan melepuhnya kulit.
5. Paraffin
Paraffin sering digunakan dalam pembuatan lilin. Namun, sekarang paraffin
terdapat pada lipstik yang jumlahnya kecil. Tetapi, jika bahan ini digunakan
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi
yang menyebabkan karies pada gigi.
6. Triklosan
Triklosan digunakan sebagai pengawet pada lipstik. Penelitian menemukan bahwa
triklosan berhubungan dengan masalah otot dan jantung. Bahan ini memicu
adanya bakteri yang akan menggangu antibodi.
7. Rhodamin B
Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil, dan
kertas. Rhodamin B dilarang digunakan untuk produk kosmetika khususnya lipstik
karena jika dioleskan pada bibir, mulut merupakan daerah yang paling sensitive
terhadap pemakaian pewarna tekstil. Efek Rhodamin B pada mulut dapat
menimbulkan iritasi sampai dengan terjadi peradangan. Jika lipstik yang
mengandung Rhodamin B termakan, maka akan menumpuk di lemak sehingga
dalam jangka waktu yang lama jumlahnya terus bertambah di dalam tubuh dan
dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh sampai mengakibatkan
kematian. Selain itu zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta
Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
8. BHA (Butylated Hydroxyanisole)

Merupakan sintetis antioxidants yang sama dengan bahan pengawet yang dipakai
untuk campuran, pada umumnya penggunaan bahan pengawet pada lipstik
adalah salah satu zat yang menyebabkan kanker.

9. Lead

Lipstik diketahui memiliki kandungan Lead yaitu suatu bahan logam yang berguna
untuk menjaga agar lipstik tahan pengoksidan udara atau tahan
air (waterproof). Dalam dunia kedokteran, diketahui Lead sebagai bahan logam
yang menyebabkan kanker. Semakin tinggi kandungan Lead, semakin besar juga
resiko terkena penyakit kanker jenis apa saja. Setelah dilakukan penelitian justru
merek-merek terkenalah yang memiliki kandungan Lead tertinggi. Lipstik menjadi
lebih tahan lama di bibir dan itu merupakan pengaruh Lead sebagai bahan
logamnya. Tidak hanya berbahaya bagi bibir, namun ternyata juga berbahaya
bagi makanan yang akan di konsumsi, udara yang dihirup dan air liur yang di
telan, paling tidak melewati zat ataupun gas ammonia yang hasilkan
dari Lead tersebut.
IX. DAFTAR PUSTAKA

Nur Adliani, Nazliniwaty*, Djendakita Purba. 2012. Journal of Pharmaceutics and


Pharmacology: Formulasi Lipstik Menggunakan Zat warna dari Ekstrak Bunga
Kecombrang (Etlingera elatior (jack) R.M.Sm.). Vol. 1 (2): 87 - 94
Departemen Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia
Nurhaida, Ardelia, dkk. (-) . Aktivitas antioksidan sediaan lipstik dengan pewarna alami
ekstrak buah naga super merah (hylocereus costaricensis l.).Tersedia pada
http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id diakses tanggal 6 maret 2017
Risnawati, Nazliniwaty*, dan Djendakita Purba. 2012. Journal of Pharmaceutics and
Pharmacology: Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak Biji Coklat (Theobroma
cacao L.) Sebagai Pewarna. Vol. 1 (1): 78 - 86
Departemen Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai