Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN PRODUK SABUN PADAT TRANSPARAN DARI MINYAK KELAPA

SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK UBI UNGU

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2:

1) HANIFAN DICKY PERMANA(J1A220046)


2) RIZKY FAUZ RIVALDI.R(J1A220043)
3) JHOSE DASTAMA SARAGIH(J1A220049)
4) AFDUL RAFIF(J1A220052)
5) YOLANDA SELVIA (J1A220053)

DosenPengampu :

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI
2022
A. PENGERTIAN SABUN TRANSPARAN

Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan
sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa dengan atau tanpa zat tambahan lain
serta tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit (BSN, 1994). Sabun dapat dibuat dengan dua
metode, yaitu saponifikasi dan netralisasi minyak. Pada proses saponifikasi akan diperoleh
produk samping berupa gliserol, sedangkan sabun yang diperoleh dengan proses netralisasi
tidak menghasilkan gliserol (Kirk et. al., 1954). Seiring dengan perkembangan zaman, maka
berkembang pula jenis sabun yang beredar di pasaran. Menurut Hambali et. al., (2005), sabun
padat yang beredar di pasaran saat ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sabun opaque,
translucent, dan transparan. Sabun transparan memiliki tampilan yang menarik, berkelas dan
mewah sehingga membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif mahal, dan dapat
dijadikan Pembuatan sabun padat transparan berbasis minyak zaitun....(Asri Widyasanti dan
Jayanti Mega Rohani) 15 cinderamata atau souvenir yang memberikan kesan sangat unik dan
memberikan tampilan yang eksklusif. Selain itu, sabun transparan juga menjadi salah satu
sediaan emulsi yang difungsikan sebagai penghantar obat yang baik. Dalam proses pembuatan
sabun dibutuhkan minyak sebagai bahan baku utama. Jenis minyak yang digunakan akan
mempengaruhi karakteristik dari sabun yang dihasilkan.

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Minyak Kelapa Sawit 60 Gram
 Ekstrak Ubi Ungu
 Asam stearat 21 gram
 NaOH 60,9 Gram
 Gliserin 39 Gram
 Gula pasir 45 gram
 Etanol (sebagai bahan transparan) 45 gram
 NaCL 0,6 gram
 Aqua destilasa
 kokoamide DEA 3 gram
 pewarna dan parfum
C. PROSES PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

Sabun padat transparan standar terdiri dari dari asam sterat,asam lemak,NaOh,NaCL,
gliserin,etanol(Mitsui,1997). Metode pembuatan sabun menggunakan metode semi panas (paul
et al.2014)

1. Minyak kelapa sawit yang telah ditemapatkan dalam beaker glass dipanaskan dengan
waterbath.
2. Masukkan asam stearat, lalu aduk hingga homogen
3. Kemudian masukkan larutan NaOH 30%.
4. Setelah itu masukkan bahan pendukung lainnya yaitu, etanol 96%, gliserin, sirup gula
(gula pasir+akuades yang dicairkan terlebih dahulu), coco-DEA, NaCl, dan fragrance oil
kemudian aduk hingga seluruh adonan tercampur sempurna.
5. Ekstrak ubi ungu dilarutkan dalam air secukupnya kemudian dimasukkan aduk hingga
larut, kemudian angkat dan ditunggu sampai agak dingin. Setelah larutan menjadi
homogen masukkan parfum aduk hingga homogeny
6. .kemudian tuangkan ke dalam cetakan silikon dan diamkan selama 24 jam pada suhu
ruang. Setelah 24 jam, sabun dilakukan proses curing selama ±3 minggu
. Diagram Alir Proses Pembuatan

MINYAK KELAPA
SAWIT

ASAM SETARAT (21 G)


PENCAMPURAN1.T=60-70C

NaOH30%(60,9 GRAM PENCAMPURAN 2.T=60-70C

ETHANOL 95%(45 g)
STOCK SABUN
GLISERIN(39 g)

Gula pasir(45 g aquades)

Cocoa DEA(3 g)
PENCAMPURAN 3.T=60-70C NaCL (0,6 g)

Fragrance(0,3 g)
Ekstrak Ubi Ungu
Secukupnya PENCAMPURAN 4.T-50C

PENCETAKAN

SABUN
TRANSPARAN
D. KARAKTERISTIK BAHAN BAKU

1. MINYAK SAWIT

Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari daging
buah (mesokarp) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar
atau crude palm oil (CPO). Sedangkan minyak yang kedua berasal dari inti kelapa sawit, tidak
berwarna, dikenal sebagai minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO).
(Mangoensoekarjo, 2003) Minyak sawit tersusun dari unsur – unsur C, H, dan O. Minyak sawit
ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi
padat terdiri dari asam lemak jenuh antara lain asam maristat, asam palmitat, dan asam stearat.
Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat dan asam
linoleat. Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit
dan minyak kelapa. (Tim Penulis PS,1993)

2. UBI UNGU

Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia
selain yang berwarna putih, kuning, dan merah (Lingga, 1995). Ubi jalar ungu jenis Ipomea
batatas L. memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging ubinya, sehingga banyak
menarik perhatian. Menurut Pakorny et al., (2001). Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh
adanya zat warna alami yang disebut antosianin. Antosianin adalah kelompok pigmen yang
menyebabkan warna kemerah-merahan, letaknya di dalam cairan sel yang bersifat larut dalam
air (Nollet, 1996). Senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal
bebas, sehingga berperan untuk mencegah terjadi penuaan, kanker, dan penyakit degeneratif.
Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik,
mencegah gangguan fungsi hati, antihipertensi, dan menurunkan kadar gula darah (Jusuf et al.,
2008)

3. ASAM STEARAT
Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang panjang,
mengandung gugus karboksil di salah satu ujungnya dan gugus metil di ujung lain. Asam
stearat memiliki 18 gugus karbon dan merupakan asam lemak jenuh karena tidak memiliki
ikatan rangkap diantara atom karbonnya (Poucher, 1974). Asam stearat berbentuk padatan
bewarna putih kekuningan (Wade dan Weller, 1994). Asam stearat meleleh pada suhu 69,6ºC
dan mendidih pada suhu 240ºC. Titik didih dan titik leleh asam stearat relatif lebih tinggi
dibandingkan asam lemak jenuh yang memiliki atom karbon yang lebih sedikit dan relative
lebih rendah disbanding asam lemak jenuh yang memiliki atom karbon yang lebih banyak.
(Ketaren, 1986).

4. NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai basa kuat atau sodium hidroksida
merupakan jenis basa logam kuat. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium
oksida yang dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat
ketika dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida digunakan di dalam berbagai macam bidang
industri. Kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses industri bubur kayu, kertas, tekstil,
air minum, sabun, dan deterjen. Selain itu natrium hidroksida juga merupakan basa yang paling
umum digunakan dalam laboratorium kimia (Williams dan Schmitt, 2011).

5. GLISERIN

Gliserin berbentuk cairan bening, tidak berbau dan memiliki rasa manis, serta bersifat
humektan. Diperoleh dari hasil sampingan proses pembuatan sabun atau dari asam lemak
tumbuhan dan hewan. Gliserin salah satu bahan pendukung dalam pembuatan sabun transparan
yaitu gliserin. Pada pembuatan sabun transparan, gliserin bersama dengan larutan gula dan
alkohol berfungsi dalam pembentukan struktur transparan (Usmania dkk, 2012).

7. GULA PASIR
Gula pasir adalah suatu karbohidrat sederhana yang tersusun dari glukosa dan fruktosa
(Santoso, 1999). Gula merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa, dengan
rumus kimia C12H22O11. (Buckle dkk, 1987). Gula dalam pembuatan sabun digunakan untuk
membantu dalam pembentukan transparansi, membentuk tekstur sabun, membantu
perkembangan kristal pada sabun, dan pengontrol kelembaban sabun. Semakin banyak
konsentrasi gula pasir halus maka tekstur sabun yang dihasilkan akan semakan keras. Gula pasir
halus dan gliserol jika dipanaskan akan membentuk polimer sederhana yang mudah
terdegradasi dan pH yang tinggi, berfungsi untuk menyangga sabun agar tidak lembek,
(Hambali dkk., 2005).

E.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PRODUKSI

Faktor yang mempengaruhi transparansi sabun Ketika sabun akan dibuat jernih dan
bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, etanol (alkohol) dan gliserin. Oleh
karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna dan kemurniannya

Gliserin

Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air
untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi
sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun pada kondisi kelembaban
tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan mudah di bilas.

Etanol

Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena


sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Gula Gula bersifat humektan, dikenal membantu
pembusaan sabun. Semakin putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang
dihasilkan.
Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar ungu sebagai pewarna dan sebagai antioksidan dalam proses pembuatan sabun
transparan. Didalam ubi ungu terdapat zat warna alami yang disebut antosianin. Antosianin
adalah kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerah-merahan, letaknya di dalam
cairan sel yang bersifat larut dalam air (Nollet, 1996).

F. PENGUJIAN MUTU SABUN PADAT TRANSPARAN

Prosedur untuk uji sifat kimia terhadap sabun padat transparan yang dihasilkan sesuai
dengan SNI 06-3532-1994 mengenai syarat mutu sabun mandi padat, yaitu meliputi kadar air
dan zat menguap sabun, jumlah asam lemak, kadar alkali bebas (dihitung sebagai NaOH), dan
kadar fraksi tak tersabunkan. Untuk pengukuran pH sabun sesuai dengan ASTM D 1172-95
(2001).

Sabun transparan yang dihasilkan sudah sesuai dengan SNI sabun mandi padat 06-3532-
1994, kecuali untuk nilai jumlah asam lemak. Nilai kadar air dan zat menguap sebesar 12,17%,
nilai alkali bebas sebesar 0,101%, kadar fraksi tak tersabunkan sebesar 2,10%, nilai pH sebesar
10, dan jumlah asam lemak sebesar 35,67%.

Anda mungkin juga menyukai