SENYAWA FENOLIK
Disusun Oleh:
Kelompok 9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami aktifitas antioksidan pada senyawa fenolik.
Mahasiswa mengetahui peranan penting senyawa fenolik untuk pengobatan
penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa fenolik alami adalah jenis biomolekul yang setidaknya mempunyai satu cincin
aromatik yang mengandung satu gugus hidroksil (fenol) atau lebih (polifenol) (Hättenschwiler &
Vitousek, 2000). Berdasarkan struktur molekul cincin aromatiknya, mereka diklasifikasikan
menjadi fenol dan benzoquinon sederhana (C6), asam fenolik (C6-C1), asetofenon dan asam
fenilasetat (C6-C2), asam hidroksinamatika, fenilpropen, kumarin-isocoumarin dan kromon (C6-
C3), naphthoquinones (C6-C4), xanthones (C6-C1-C6), stilbenes dan antrakuinon (C6-C2-C6),
flavonoid (C6-C3-C6), lignan dan neolignan (C6-C3)2, dan lignin (C6-C3)n.
Banyaknya variasi gugus yang mungkin tersubtitusi pada kerangka utama fenol
menyebabkan kelompok fenolik memiliki banyak sekali anggota. Terdapat lebih dari 8.000 jenis
senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa fenolik. Oleh karena senyawa kimia yang
tergolong sebagai senyawa fenolik sangat banyak macamnya, berbagai cara klasifikasi dilakukan
oleh banyak ilmuan (Nunung, 2016):
Senyawa fenolik yang terdapat di dalam tumbuhan termasuk ke dalam kelompok yang
secara kimiawi heterogen, hamper 10.000 berupa senyawa tunggal:
Senyawa fenolik terdiri dari beberapa kelompok, yaitu: flavonoid sederhana, asam-asam
fenolat, flavonoid kompleks, dan antosianin. Senyawa fenolik yang terdapat di dalam tumbuhan
biasanya dikaitkan dengan respon pertahanan tumbuhan. Selain itu, senyawa fenolik juga
berperan penting dalam mekanisme lain: aktran zat untuk mempercepat polinasi, warna untuk
kamuflase dan pertahanan hidup tumbuhan dari herbivor, serta aktivitas antifungi dan antibakteri
(Alasalvar et al., 2001).
Biosintesis pada senyawa fenolik dapat melalui dua jalur, yaitu jalur asam sikimat dan
jalur asam malonat. Pada jalur asam sikimat digunakan dalam sintesis kelompok tannin yang
dapat terhidrolisis dan senyawa-senyawa berbasis asam amino fenilananin, misalnya lignin. Jalur
asam malonat memanfaatkan asetil-koA sebagai bahan utamanya. Meskipun bukan merupakan
jalur utama, namun senyawa intermediet dibutuhkan dalam proses sintesis berbagai metabolisme
sekunder dengan penggabungan produk senyawa intermediet dari jalur asam sikimat, misalnya
dalam pembentuk kelompok flavonoid atau tannin yang tidak mudah terhidrolisis.
Senyawa fenolik pada tumbuhan disintesis melalui beberapa jalur. Pada tumbuhan tingkat
tinggi, mayoritas senyawa fenolik merupakan turunan dari senyawa besar fenilalanin, suatu
produk yang dihasilkan dari jalur asam sikimat. Formula dalam kurung mengindikasikan susunan
dasar kerangka dari karbon: C6 menunjukkan cincin benzena, sedangkan C3 merupakan rantai
tiga karbon.
Kategori kedua dari senyawa fenolik pada tumbuhan yang memiliki sifat seperti
pertahanan selain lignin adalah tannin. Senyawa ini merupakan senyawa yang memiliki potensi
toksik umumnya bersifat dapat mereduksi pertumbuhan dan kehidupan herbivor ketika dimakan.
Selain itu tannin juga berperan sebagai penolak berbagai jenis hewan. Seperti hewan mamalia,
contohnya sapi, rusa dan kera secara khusus menghindari tumbuhan yang memiliki kandungan
tannin yang tingi. Contoh lain adalah buah yang belum matang misalnya, seringkali mengandung
kadar tannin yang cukup tinggi, yang fungsinya adalah mencegah hewan untuk memakan buah
tersebut sampai biji buah cukup matang untuk disebarkan. Jenis herbivor yang biasanya
memakan tumbuhan yang mengandung tannin cukup tinggi telah mampu beradaptasi untuk
menghilangkan kadar tannin tersebut dari dalam pencernaannya. Tannin pada tumbuhan juga
berfungsi sebagai pertahanan tumbuhan terhadap mikroorganisme (Anggraito et al., 2018).
Pada industri makanan dan minuman, senyawa fenolik berperan dalam memberikan
aroma yang khas pada produk makanan dan minuman, sebagai zat pewarna makanan dan
minuman, dan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan berkaitan erat dengan radikal bebas.
Radikal bebas adalah sebuahmolekul yang tidak stabil dan sangat reaktif. Reaktivitasnya
yang tinggi ini membuat radikal bebas cenderung untuk menarik elektron dan menyebabkan
terjadinya reaksi rantai karena perubahan molekulmenjadi sebuah radikal bebas yang
baruyang akan berhenti jika diredam dengan zat antioksidan (Yuslianti, 2018). Senyawa
fenolik berperan dalam aktivitas antioksidan baik dalam bentuk polifenol maupun asam
fenolat yang terkandung di dalamnya (Apak et al., 2007).
Pada industri farmasi dan kesehatan, senyawa ini banyak digunakan sebagai antioksidan,
antimikroba, antikanker dan lain-lain, contohnya obat antikanker (podofilotoksan), antimalaria
(kuinina) dan obat demam (aspirin). Selain itu, senyawa ini juga banyak digunakan sebagai
insektisida dan fungisida. Selain itu, senyawa fenolik sangat penting untuk pertumbuhan dan
reproduksi tanaman, di mana diproduksi sebagai respon untuk mempertahankan tanaman dari
serangan terhadap patogen.
Obat Golongan
Hesperidine Antidiabetes
Xanthone Antioksidan
Gingerol Antibakteri
Kumarin Antiinflamasi
(Ervianingsih Et Al. 2022)
BAB III
KESIMPULAN
Alasalvar, C., Grigor, J. M., Zhang, D., & Quantick, P. C. 2001. Comparison Of Volatiles,
Phenolics , Sugars , Antioxidant Vitamins , And Sensory Quality Of Different Colored Carrot
Varieties. 1410–1416.
Anggraito, Y. U., Susanti, R., Iswari, R. S., Yuniastuti, A., Lisdiana, WH, N., Habibah, N. A., &
Bintari, S. H. 2018. Metabolit Sekunder Dari Tanaman : Aplikasi Dan Produksi. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Universitas Negeri
Semarang.
Anwar, K., Fadlillaturrahmah, Sari, D.P. 2017. Analisis Kandungan Flavonoid Ekstrak Etanol
Daun Binjai (Mangifera caesia Jack.) dan Pengaruhnya terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus
yang Diinduksi Fruktosa Lemak Tinggi, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina 2(1), 20-30.
Apak R., Güçlü K., Demirata B., Özyürek M., Çelik S.E., Bektaşoğlu B., Berker K.I. and
Özyurt D. 2007. Comparative evaluation of various total antioxidant capacity assays applied
to phenolic compounds with the CUPRAC assay. Molecules. 12 (7),1496–1547.
Hättenschwiler, S., & Vitousek, P. M. 2000. Hattenschwiller & Vitousek 2000 Polyphenols And
Nutrient Cycling. Tree, 15(6), 238–243.
Indrawati, Ni Luh., Razimin. 2013. Bawang Dayak : Si Umbi Ajaib Penakluk Aneka Penyakit.
PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi,. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar
Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar of Physics 2, 76-83.
Nunung, S. H. H. 2016. Penentuan Kadar Total Fenolik, Flavonoid, Dan Karotenoid Ekstrak
Etanol Kecambah Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
UIN Alauddin Makassar, 80.
Yunianti Et Al,. 2020. Ilmu Kayu. Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin.