Seorang apoteker pada bagian QC di suatu Industri farmasi melakukan evaluasi sifat fisik
tablet asetosal dengan menggunakan alat berikut :
a. Kekerasan d. Kerapuhan
b. Kandungan lembab e. Bobot jenis
c. Organoleptis
Penjelasan : Evaluasi tablet perlu dilakukan untuk mengetahui sifat fisika, kimia, dan biologi
sediaan tersebut dan dapat menggambarkan kualitas kerapuhan dari tablet atau formulasi
tablet serta kondisi penyimpanan.
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 1 No 2, Agustus 2018
2. Sebuah industri obat tradisional akan memproduksi jamu dalam bentuk tablet dan kapsul
untuk membantu pemeliharaan tekanan darah penderita hipertensi. Berapakah jumlah
minimal apoteker yang harus dimiliki oleh industri tersebut agar sesuai PP 51 tahun 2009?
a. 5 orang d. 2 orang
b. 4 orang e. 1 orang
c. 3 orang
Penjelasan : PP 51 TAHUN 200, Pasal 9, Industri farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang
Apoteker sebagai penanggung jawab masing-masing pada bidang pemastian mutu, produksi,
dan pengawasan mutu setiap produksi Sediaan Farmasi.
3. Seorang apoteker yang bekerja di badan POM menarik produk makanan kaleng di beberapa
supermarket karena dicurigai terkontaminasi mikroba yang ditandai dengan kaleng menjadi
gembung. Toksin yang dihasilkan kikroba tersebut dapat mengakibatkan keracunan bagi
konsumen yang mengkonsumsinya. Apakah bakteri yang dicurigai mengkontamiasi produk
makanan tersebut?
Penjelasan: Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena
dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keberadaan bakteri maupun toksin
(botulin) pada makanan kaleng antara lain adanya cairan jernih agak keputihan, kemasan
yang retak, tutup dan sambungan kaleng yang kendor, atau timbulnya bau menyimpang.
Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat.
4. Seorang pasien datang ke apotek membeli suplemen untuk meningkatkan nafsu makan
anaknya. Apoteker memilihkan produk supplement yang dalam kemasannya terdapat logo:
Obat yang memiliki simbol berwarna hijau dengan gambar pohon itu tergolong pada obat
yang berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang biasa disebut dengan jamu.
http://smkfarmasicefada.sch.id
5. Seorang apoteker di suatu industri obat tradisional telah mengembangkan ekstrak suatu
tanaman sebagai Imunomodulator. Ekstrak tersebut telah distandarisasi serta telah terbukti
berkhasiat dan aman pada pengujian menggunakan mencit. Apoteker selanjutnya
mendaftarkan produk tersebut kepada Badan POM. Apakah nama penggolongan yang tepat
dicantumkan waktu mendaftarkan produk tersebut ?
Penjelasan: Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-
klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia) serta terbukti keamanannya
melalui uji toksisitas. Uji praklinik sendiri me;liputi beberapa uji, yaitu: uji khasiat dan
toksisitas, uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan baku yang
terstandarisasi. Fitofarmaka diproduksi secara higienis, bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan. (Rahayuda, 2016; Satria, 2013)