Anda di halaman 1dari 4

OBAT ASMA

Dosen :Defirson

Asma dikarakteristikkan dengan adanya respon yang berlebihan dari trakea dan bronki
terhadap berbagai rangsangan dan bermanifestasi dengan penyebaran penyempitan saluran
nafas yang beratnya dapat berubah-ubah secara spontan atau sebagai hasil terapi.
Asma adalah penyakit yang diperantarai oleh antibody reaginik (IgE) yang terikat pada
selmastosit di mukosa saluran nafas. Adanya pemaparan, terjadi interaksi antigen-antibodi
pada permukaan sel mastosit, mencetuskan pembebasan mediator-mediator yang tersimpan
dalam granu-granul sel dan yang disintesis serta pembebasan mediator-mediator lain
(leukotriene, prostaglandin, eusinofil, neutrophil, senyawalainnya). Senyawa-senyawa ini
berdifusi melalui dinding saluran nafas dan menyebabkan kontraksi otot, edema, infiltrasi
seluler, perubahan sekresi mukus.
Tanda-tanda klinik asma adalah berulang-ulangnya serangan episode batuk, nafas
pendek, sesak nafas (dyspnea), mengik (wheezing). Gambaran patologik asma adalah kontraksi
otot polos, penebalan mukosa akibat edema dan infiltrasi seluler, penyempitan lumen saluran
nafas yang abnormal, sumbatan oleh mukus yang kental dan liat.

Obat antiasma dibagi menjadi 2 golongan utama :


1. Bronkodilator (reliever) : Beta-2 agonis, teofilin, antimuskarinik
2. Antiinflamasi (controller) : kortikosteroid

 BRONKODILATOR
A. Beta-2 agonis
Mekanismekerja : merangsang aktivitas adenilatsiklasepeningkatan kadar cAMP
relaksasi otot polos bronkus.
Indikasi : mencegah dan mengatasi bronkospasme, menstabilkan sel mastosit,
meningkatkan bersihan mukosiliar, mengurangi pembebasan spasmogen (asetilkolin)
dari vagus.
Contoh :
Masa kerja Selektifitasβ2 Sediaan
Kerja singkat (1-3 jam)
Epinefrin α/β1/ β2 Injeksi
Isoproterenol/isoprenalin β1/ β2 Injeksi, sublingual, inhalasi,
Kerja sedang (3-6 jam)
Salbutamol ++++ Oral, inhalasi
Fenoterol ++++ Inhalasi
Procaterol ++++ Oral, inhalasi
Terbutalin +++ Oral, inhalasi
Metaproterenol + Oral, inhalasi
Kerja lama (>12 jam)
Formoterol ++++ Inhalasi
Salmeterol ++++ Inhalasi
Bambuterol +++ Inhalasi

B. Metilxantin (teofilin, aminofilin)


Mekanisme kerja:
- Memblok reseptor adenosine (mengatur kontraksi otot polos saluran nafas)
bronkodilatasi.
- Menghambat aktifitas fosfodiesterase konsentrasi cAMP intraseluler tinggi
bronkodilatasi
Indikasi : terapi penunjang asma kronis yang gejalanya masih sulit dikontrol oleh
kombinasi β2 agonis dan obat antinflamsi
Efek samping : gugup, tremor, mual, anoreksia, aritmia jantung, kejang.
Sediaan : tablet, injeksi

C. Antimuskarinik (Ipratropium Br)


Mekanisme kerja : menghambat efek asetilkolin pada reseptor muskarinik secara
kompetitif dalam saluran nafas.
Indikasi : asma kronis, tidak dindikasikan pada pengobatan awal bronkospasme akut.
Efek samping: rasa tidak enak pada lidah
Sediaan : inhalasi

 ANTIINFLAMASI
A. Stabilizer selmastosit (Na kromolin, Na nedokromil)
Mekanisme kerja : mencegah degranulasi sel mastosit paru dan mencegah pembebasan
mediator inflamasi, yang selanjutnya menurunkan aktivitas eosinofill, neutrophil,
makrofag.
Indikasi : pengontrol dan pencegahan asma ringan hingga sedang. Tidak mempunyai
efek bronkodilatasi langsung. Kurang efektif dibanding steroid inhalasi.
Efek samping : iritasi tenggorokan, mulut kering. ES lebih sedikit dibanding steroid
Sediaan : inhalasi

B. Kortikosteroid (budesonide, beklometason, triamsinolon, metilprednisolon, flutikason,


flunisolid)
Mekanisme kerja :
- Mengurangi produksi sitokin inflamasi
- Menurunkan jumlah selmastosit, makrofag, limfosit T, eosinophil di saluran nafas
- Relaksasi bronkospasme
- Mengurangi sekresi mukosa
- Dll
Indikasi : asma sedang sampai berat
Efek samping : kandidiasis orofaring (inhalasi), osteoporosis, BB meningkat, DM,
hipertensi, katarak, dll (oral)
Sediaan: oral, inhalasi, injeksi
 Untuk asma ringan dengan serangan sewaktu-waktu, hanya memerlukan bronkodilator β2
agonis inhalasi yang digunakan bila perlu saja
 Untuk asma sedang dengan serangan yang lebih sering atau timbul asma nocturnal, perlu
tambahan obat antiinflamasi inhalasi secarateratur (β2 agonis inhalasi seperlunya +
antiinflamasi inhalasi secara teratur)
 Untuk asma yang masih sulit dikontrol dengan kombinasiβ2 agonis inhalasi seperlunya +
antiinflamasi inhalasi secara teratur, perlu ditambahkan teofilin

Derajat asma Gejala Pengobatan


Asma ringan Serangan sewaktu-waktu kurang dari 1- - β2 agonis inhalasi, bila perlu
2x/minggu 3x/minggu
Serangan nocturnal kurang dari 1-
- Na-kromoglikat inhalasi
2x/bulan
Aktivitas biasa tidak terganggu
PEFR/FEV1 > 80%
Asma sedang Serangan > 1-2x/minggu - Kortikosteroid inhalasi/hari
Serangan nocturnal > 2x/bulan
- β2 agonis inhalasi, bila perlu
Aktivitas dan istirahat terganggu
PEFR/FEV1 > 60-80% Tidak lebih 3-4x/minggu
- Tambahkan teofilin oral
Asma berat Sering kambuh Kombinasi :
Serangan nocturnal lebih sering
- Kortikosteroid inhalasi/hari+
Gejala terus-menerus
Aktivitas terbatas - Teofilin lepas lambat
PEFR/FEV1 < 60% dan/atauβ2 agonis oral, atau
- β2 agonis inhalasi kerja lama
dengan/tanpaβ2 agonis inhalasi
kerja singkat
PEFR (Peak Expiratory Flow Rate) = arus puncak ekspirasi.
FEV1 (Flow Expiratory Volume) = volume ekspirasi paksa detik pertama

Anda mungkin juga menyukai