TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori Umum
Keuntungan serbuk
Keuntungan serbuk adalah sebagai berikut (Ansel, 2008):
1. Sediaan padat pada umumnya lebih stabil daripada bentuk cair,
sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat-obat yang
kurang stabil.
2. Serbuk kering yang dipakai melalui mulut dan diminum (biasanya
setelah dicampur dengan air) kurang begitu umum dibandingkan
dengan kapsul atau tablet, tetapi disenangi oleh sebagian pasien yang
tidak sanggup menelan obat dengan bentuk sediaan pada lainnya.
Keuntungan serbuk adalah sebagai berikut (Ansel, 2008):
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak
ditemukan dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul
dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan
keadaan penderita.
b. Kerugian serbuk
Kerugian serbuk adalah sebagai berikut (Ansel, 2008):
1. Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk keengganan
meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan
menahan terurainya bahan-bahan higroskopis, mudah mencair atau
menguap yang dikandungnya dan waktu serta biaya yang dibutuhkan
pada pengolahan dan pembungkusnya dalam keseragaman dosis
tunggal.
2. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, serbuk harus merupakan
adonan yang homogen dari seluruh komponennya dan harus
sempurna ukuran partikelnya.
Kerugian serbuk adalah sebagai berikut (Ansel, 2008)
1. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak.
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
b.
1)
Serbuk curah
obat semprot.
d. Pembagian serbuk adalah sebagai berikut (Syamsuni, 2006):
1) Serbuk tabur dibatasi pada serbuk yang tidak keras dapat digunakan
secara aman oleh pasien antasida, laksatif dan serbuk yang dpat
disemprotkan termasuk dalam kategori ini.
2) Bahan teraupetik tunggal dapat dibuat obat dalam bentuk serbuk halus.
Tapi
pada
dasarnya
lebih
sering
digunakan
dengan
cara
10
dengan
mesin.
Penggiling
khusus
dirancang
untuk
menjadi
serbuk
dan
11
12
Garam-garam effervescent
Granul atau serbuk terdiri dari sodium bikarbonat, asam-asam organik
atau anorganik dan bahan-bahan obat disebut sebagai garam-garam
effervescent. Dengan adanya air, asam dan basa bereaksi membebaskan
b.
c.
13
II.2
Rancangan Formula
Tiap 5 gr serbuk effervencent mengandung:
Serbuk jahe
Asam sitrat
Asam tartrat
Natrium bikarbonat
Natrium benzoat
Sakarin
PVP
Essence orange
Dekstrin ad
II.3
20%
12,2%
24,6%
41,8%
0,1%
0,02%
1%
q.s
5g
Alasan penambahan
14
sehingga
digunakan
serbuk
untuk
menghindari
15
D. Metode Pembuatan
Metode yang digunakan untuk membuat granul effervescent jahe ini
adalah metode granulasi basah, dimana dibuat 2 campuran secara terpisah
yaitu campuran asam dan campuran basa. Pemisahan ini dilakukan agar
tidak terjadi reaksi dini effervenscent. Selain itu, pada formulasi terdapat
PVP yang berfungsi sebagai zat pengikat sehingga digunakan granulasi
basah karena penambahan air dimaksudkan sebagai unsur pelembap
untuk pembuatan granul (Sholihah, 2010; Ansel,215).
II.3.2 Alasan penambahan zat
a. Asam sitrat
1. Asam sitrat merupakan asam yang paling sering digunakan karena
hanya didapatkan dengan harga yang murah, sangat larut dalam air,
dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas (Lachman,
1989).
2. Asam sitrat digunakan dalam effervescent sebagai salah satu sumber
asam untuk dikombinasikan dengan basa, dimaksudkan untuk
menghasilkan buih (Parrot, 1978).
3. Salah satu komponen penyusun effervescent adalah asam sitrat
monohidrat sedangkan untuk asam sitrat anhidrat digunakan untu
penyusun tablet effervescent (Rowe, 2009).
4. Asam sitrat memiliki perbandingan 1 diantara pengasam dan basa
dalam serbuk effervescent (Parrot, 1978)
5. Digunakan untuk dikombinasikan dengan asam tartrat yang
menghasilkan granul. Asam sitrat tidak dapat digunakan sebagai
bahan asam tunggal. Dimana asam sitrat saja akan menghasilkan
16
akan
mudah
kehilangan
kekuatannya
dan
akan
17
satu
molekul
asam
tartrat
dalam
pembuatan
18
19
20
Uraian Bahan
1. Asam sitrat (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995; Rowe, 2009)
Nama Resmi
: Acidum citricum
Nama Lain
: Asam sitrat
RM/BM
: C6H8O7.H2O / 210,14
Rumus struktur
:
+ H2O
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Inkompatibilitas
Stabilitas
Jadi
bahan-bahan
anhidrat
dan
21
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Inkompatibilitas
etanol
: Dalam wadah tertutup baik
: penambahan rasa, bahan pengasam
: Asam tartrat inkom dengan perak dan bereaksi
dengan
Stabilitas
metal
karbonat
dan
bikarbonat
Hasil
reaksi
melalui
permukaan
yang
dipanaskan
pada
waktu
singkat.
22
4,5
untuk
menghindari
yang
merugikan kestabilan
Range
: 15% - 29% (Parrot, 64)
3. Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM 1995 ; Rowe,
2009)
Nama Resmi
: Natrii Subcarbonas
Nama Lain
RM/BM
: NaHCO3/84,01
Rumus Struktur
Pemerian
basa
terhadap
lakmus.
Kebasaan
Penyimpanan
Kegunaan
Inkompatibilitas
perubahan
dari
bikarbonat,
natrium
23
secara
konflik
kedalam
sodium
24
RM/BM
Rumus struktur
: C7H5N4O2/144.11
:
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
Inkompatibilitas
tembaga.
Akivitas
berkurang
apabila
ionik
: Larutan encer dapat disterilkan dengan autoclav
atau filtrasi
Range
: 0,2% - 0,5% (Excipient, 1627)
5. Sakarin (FI ed. IV hal. 748)
Nama Resmi
: Saccarinum
Nama Lain
: Sakarin
RM / BM
: C7H5NO3S/(183,18)n
Rumus Struktur
Pemerian
manis.
Stabilitas
25
Inkompatibilitas
Kegunaan
: Pemanis
Penyimpanan
Range
: 0,02 0,5%
gum,
dextrinum,
album
dextrinum,
RM/BM
Rumus struktur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Stabilitas
Inkompatibilitas
7. PVP (Rowe, 2009)
Nama Resmi
: Polivinil Pirolidon, povidon
Nama Lain
: E 1201; kolidon; plasdone; poly (1-(2-OxO-1
pyrrolidiny) ethylene 1; polyvidone; polyvinyl
26
Kelarutan
Penyimpanan
: Disimpan
dalam
kondisi
tanpa
mengalami
Stabilitas
Kegunaan
Range
panas
ekskosur
sekitar
110-1308oC.