Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT


“PEMBUATAN TABLET VITAMIN B1 DENGAN METODE GRANULASI
BASAH”

Dosen Pengampu : Apt. Erni rustiani, M.Farm

Apt. Septia Andini, M.Farm

Apt. Dra. Dwi Indriati, M.Farm

Apt. Wilda Nurhikmah,

M.Farm Apt. Rini Ambarwati,

M.Farm

Apt. Cyntia Wahyuningrum, M.Farm

Asisten Dosen : 1. Suci puspa 3. Siti Mariam Rangkuti

2. Shintia Mustikafebriana 4. Nuha Dzikri

Devikasari Nama Kelompok/Kelas: 5 ( F )

Nama Ketua : Alvina Sofiani (066119181)

Nama Anggota : 1. Seania Restu Mahallia (066118176)


2. Siti Silpia Ningrum (066119191)
3. Eneng Imas (066119196)
4. Ibnu Abas (066119205)

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PEMBUATAN TABLET VITAMIN B1 DENGAN METODE
GRANULASI BASAH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas praktikum pada praktikum teknologi sediaan padat pada program studi
farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana cara pembuatan tablet Vit. B1 melalui granulasi kering bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Rini dan ibu Cyntia selaku
dosen pengampu praktikum Teknologi Sediaan Padat yang telah membimbing dan
menyampaikan materi pada praktikum ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tempuh.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
ilmu dan pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin.
Kami menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 13 April 2021

Penyusun

Kelompok 5
KATA PENGANTAR............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
BAB III DATA PREFORMULASI......................................................................8
BAB IV METODOLOGI KERJA......................................................................10
4.1 Alat dan Bahan.......................................................................................................10
4.1.1 Alat..................................................................................................................10
4.1.2 bahan...............................................................................................................10
4.2 Formulasi...............................................................................................................10
4.3 Prosedur Pembuatan...............................................................................................11
4.3.1 Pembuatan larutan Pengikat .........................................................................11
4.3.2 Granulasi..........................................................................................................11
4.3.3 Pencampuran akhir..........................................................................................12
4.4 Prosedur Evaluasi Granul ..................................................................................12
4.5 Prosedur Evaluasi Tablet ....................................................................................13
4.6 Prosedur Penetapan Kadar.....................................................................................15
BAB V HASIL DAN PENGAMATAN..............................................................16
5.1 Data Pengamatan....................................................................................................16
5.2 Perhitungan dan Penimbangan...............................................................................16
5.3 Evaluasi Granul......................................................................................................16
5.4 Pembahasan............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin
yangmempunyai tingkat kestabilan yang kurang.Berbagai operasi pengolahan
makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1dalam bahan
pangan.Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH netral atau basa dapat
mengakibatkan perusakan vitamin B1 inisedangkan cahaya tidak mengurangi
vitamin ini.Di samping itu, vitaminB1 juga membantu proses metabolisme
proteindan lemak.Bila terjadidefisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami
berbagai gangguan
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin.Setiap
orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak,orang tua, orang
yang menderita penyakit atau wanita hamilmembutuhkan jumlah yang lebih
tinggi akan beberapa vitamin dalammakanan mereka sehari-hari.
Menurut Farmakope edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Warna tablet umumnya putih.
Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya memang berwarna,
tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih menarik,
mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet
yang lain. Pemberian etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau
zat aktif yang dikandung, dan jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter
maupunpasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan
karenadisamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya
lebihterjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah
teroksidasioleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga
mudah sampaikepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih
murah harganya,memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya
kompak danmudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur
aktifnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan tablet Vit. B1 menggunakan metode granulaasi
basah?
1.3 Tujuan
Mampu membuat sediaan tablet dengan metode granulasi basah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau


tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, 1995).
Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah, granulasi
kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah
untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa. Dalam
pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelican dibuat
granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan
tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free
flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping)
(Anief, M., 2005).
Cara pembuatan granul ada 2 macam :
1. Cara Basah
Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik,
lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan
pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 40⁰-50⁰. Setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.
2. Cara Kering
Dikerjakan sebagai berikut: Zat berkhasiat, zat pengisi, zat
penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat
dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar(sugging,setelah itu
tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa
cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet.
(Anief,Moh.,IMO,1988)

Vitamin adalah molekul organik dalam makanan yang dibutuhkan untuk


metabolisme normal tetpi tidak dapat disintesis dalam jumlah cukup oleh tubuh
manusia. Defisiensi diet atau fisiologis dari salah satu vitamin menyebabkan
sekumpulan gejala penyakit khas yang dapat diperbaiki dengan pemberian vitamin
itusendiri. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah
milligram atau mikrogram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini
digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat. Protein
dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan
atau sedikitnya lusinan gram per hari. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah
besar untuk menyediakan energi menghasilkan prekursor organik berbagai
komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino bagi sintesa protein tubuh,
sebaliknya , vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja
sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang
secara bersama-sama kita sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif
vitamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam
jaringan(Lehninger,2008).

Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat


penting dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi
pemrosesan tertentu dan penyimpanan, dan karena itu aras kandungan vitamin
dalam makanan yang diproses dapat sangat menurun. Vitamin sintetik dipakai
secara luas untuk menggantikan vitamin yang hilang dan untuk mengembalikan
aras kandungan vitamin dalam makanan. Beberapa vitamin berfungsi sebagai
koenzim yang tanpa vitamin itu enzim tersebut tidak efektif sebagai biokatalis
(Deman,2007).
BAB III

DATA PREFORMULASI

1. Vit. B1 (Tiamin)
 Pemerian : hablur atau serbuk, putih, bau khas lemah (Depkes RI, 1995)
 Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam eter dan dalam benzene (Depkes RI, 1995).
 Dosis : 50 mg (Kastrup, 2004).
 Stabilitas : mudah rusak oleh pemanasan dan mudah dioksidasi (Roche,
2002).
 Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik (Depkes RI, 1995)
 Fungsi : metabolisme karbohidrat, pertumbuhan, pencernaan dan aktivasi ion
channel pada sistem saraf (Foster dan Smith, 1994).
 Dosis maksimum 40 mg.
2. Corn starch sol (Dirjen POM 1979,109)
 Rumus Molekul : C₆H₁₀0₅
 Pemeriaan : Serbuk Sangat Halus,Putih
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air.
 Penyimpanan : Wadah tertutup baik
 Khasiat : Sebagai bahan pengikat
3. Avicel ph 102
 Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori ; berwarna putih ;
tidak berbau ; dan tidak berasa
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dansebagian
besar pelarut organik
 Luas permukaan : 1,21 – 1,30 m2/g (avicel PH 102)
 Bobot jenis : 0,337 g/cm3 (baik), 0,478 g/cm3(tapped), 1,512– 1,668
g/cm3(true)
 Stabilitas : Material higroskopis yang stabil. Disimpan diwadah tertutup
rapat pada tempat yang sejuk dan kering
 Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
 Kegunaan : pengisi atau pengikat pada sediaan tablet dankapsul,
mempunyai kegunaan sebagai lubrikan dandisentegrant
4. Aquadest (FI 3 hal 96)
 Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
 Khasiat : pelarut
5. Laktosa (FI 3 hal 338)
 Pemerian : serbuk hablur; putih; tiak berbau; rasa agak manis
 Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam
kloroform p dan dalam eter p
 Khasiat : zat tambahan
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
6. Talkum ( FI 3 hal 591)
 Pemeriaan : Serbuk hablur, sangat halus
 Kelarutan : Tidak larut hampir semua pelarut
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
7. Magnesium stearat ( FI 3 hal 354)
 Pemerian : serbukk halus; licin dan mudah melekat pada kulit; bau
lemah khas
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; dalam etanol (95%) p dan
eter p
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
 Khasiat : antasidum : zat tambahan
BAB IV
METODOLOGI KERJA

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat
 Alat gelas
 Kertas perkamen
 Timbangan

4.1.2 bahan
 Aquadest
 Avicel pH 102 (Dalam)
 Avicel pH 102 (Luar)
 Laktosa
 Mg stearate
 Starch 1500
 Talk
 Vitamin B1

4.2 Formulasi
Formula Vit. B1 (Bobot per tablet 150 mg, batch .... tablet) formulasi
yang digunakan yaitu formulasi .....

Bahan F1 F2 F3 F4
Vit. B1 25 mg 25 mg 25 mg 25 mg
Avicel PH 102 25 % 25% 30% 30%
Aquadest ɋs ɋs ɋs ɋs
Starch 1500 10% 15% 10% 15%
Laktosa ** ** ** **
Talk 3% 3% 3% 3%
Magnesium stereat 0,5% 0,5% 0,5% 0,5%
4.3 Prosedur Pembuatan
4.3.1 Pembuatan larutan pengikat
1. Dituang air kedalam wadah gelas sambil di aduk disupensikan kedalamnya
bahan pengikat

2. Ditambahkan air mendidih (95˚C) diteruskan pengadukan hingga diperoleh


cairan yang jernih

3. Dilarutkan pewarna dan essence dalam 5 ml alkohol 95% dimasukkan


larutan kedalam larutan pengikat dan aduk hingga homogen

4.3.2 Granulasi

1. Diayak zat aktif, bahan pengawet, bahan penghancur dan pengisi sebelum
dicampur menggunakan ayakan mesh 30.

2. Dituang zat aktif, bahan pengisi dan penghancur kedalam wadah baskom di
aduk hingga homogen selama 5 menit.

3. Ditambahkan larutan pengikat (Suhu 60˚C) / hangat ) aduk hingga menjadi


massa kompak, bila perlu bias di tambahkan dengan air hangat.

4. Diayak granulasi massa basah dengan mesh 8 atau mesh 12 hingga terbentuk
granul yang baik.

5. Dikeringkan granulat di dalam lemari pengering yang telah dialasi kain batis
pada suhu 40-50˚C semalaman

6. Diuji kadar air granul dengan air moisture balance (kadar air granul < 5% )

4.3.3 Pencampuran akhir

1. Diayak granul yang telah kering dengan ayakan mesh 12 atau mesh 16

2. Dimasukkan granul kedalam kantong plastik

3. Ditambahkan kedalamnya bahan penghancur, glidan dan anti adheren yang


telah di ayak dengan mesh 30. Dikocok kantong plastik selama 5 menit

4.4 Prosedur Evaluasi Granul

1. Uji Organoleptik

a.) Dilakukan dengan organ tubuh manusia dengan mengamati


warna,bentuk, rasa dan aroma granul
2. Uji Alir

a.) Ditimbang massa granul sebanyak 20-30 gram

b.) Dimasukkan granul kedalam corong

c.) Dicatat waktu selama granul melewati corong (duplo)

3. Uji Pemampatan Granul


a.) Ditimbang massa granul sebanyak 20-30 gram

b.) Dimasukkan kedalam gelas ukur (catat tinggi awal granul pada gelas
ukur )

c.) Diketukkan gelas sebanyak 20x

d.) Dicatat tinggi akhir granul (duplo)

4. Uji Sudut Istirahat


a.) Granul yang telah dilakukan uji alir dihitung tinggi granul
(menggunakan penggaris)
b.) Dibuat lingkaran disisi granul da dihitung diameter granulnya

5. Uji hasil akhir granul


a.) Ditimbang berat akhir granul
b.) Dan dihitumg dengan menggunakan rumus :
(Berat akhir granul)/ (Berat teoritis granul) x 100

4.5 Prosedur Evaluasi Tablet


1. Uji Keseragaman Bobot
1. Ditimbang 20 tablet dari masing-masing formula
2. Dihitung bobot rataratanya.
(Syarat Farmakope Indonesia III, Jika ditimbang satu per satu tidak
boleh lebih dari dua tablet yang masingmasing bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satupun tablet
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan
kolom B)

2. Uji Keseragaman Ukuran


1. Dipilih 20 tablet dari masingmasing formula
2. Diukur tebal dan diameter masing-masing tablet menggunakan alat
ukur
(Menurut Farmakope Indonesia III, syarat keseragaman ukuran kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 ⁄ kali tebal tablet).

3. Uji Kekerasan Tablet


1. Diletakkan sebuah tablet tegak lurus diantara anvil dan punch
2. Dijepit tablet dengan cara memutar sekrup pengatur sampai tanda
lampu stop menyala
3. Ditekan knop sampai tablet pecah. Angka yang ditunjukkan jarum
penunjuk skala dibaca
4. Dilakukan sampai 5 kali percobaan. (Persyaratan kekerasan tablet: 4-8
kg)

4. Uji Friabilitas atau Kerapuhan


1. Ditimbang 20 tablet, dicatat beratnya (A gram)
2. Dimasukkan ke dalam alat dan alat dijalankan selama 4 menit (100 kali
putaran)
3. Dikeluarkan dan dibersihkan dari serbuk-serbuk halus, jika sudah
mencapai batas waktu yang ditentukan, lalu ditimbang lagi (B gram).
(Syarat: kehilangan bobot ≤ 1%).

5. Uji Waktu Hancur


1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang
2. Dimasukkan cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan
3. Digunakan air dengan suhu dengan suhu 37⁰C sebagai medium,
kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan yang tercantum pada
masing-masing monografi.
4. Diangkat keranjang dan amati semua tablet, pada akhir batas waktu
4.5 Prosedur Penetapan Kadar
1. Ditimbang dan serbukkan 20 tablet
2. Dikocok dengan 20 ml asam sulfat 0,1 N selama 5 menit
3. Ditambahkan 20 ml eter P, kocok hati-hati, saring lapisan asam kedalam
corong pisah kedua
4. Dicuci penyaring dengan asam sulfat 0,1 N
5. Ditambahkan 2 ml natrium hidroksida 1 N secukupnya hingga bereaksi
alkalis terhadap kertas lakmus P
6. Ditambahkan 2 ml natrium hidroksida 1 N, sari 2 kali, tiap kali dengan
50 ml eter P
7. Dicuci tiap sari eter dengan 20 ml air yang sama
8. Dikumpulkan sari asam, encerkan dengan asam sulfat 0,5 N secukupnya
hingga 50,0 ml
9. Diencerkan 10,0 ml larutan dengan asam sulfat 0,5 N secukupnya
hingga 25,0 ml
10. Diukur serapan -1 cm pada maksimum lebih kurang 265 mm.
11. Dihitung kadar C16H19C1N2.C4H4O4 A (1%, 1cm) pada maksimum
lebih kurang 265 nm adalah 212.
12. Dihitung bobot rata-rata klorfeniramina maleat, C16H19C1N2.C4H4O4
dalam tablet
BAB V

HASIL DAN PENGAMATAN


5.1 Data Pengamatan
No. Evaluasi Hasil Syarat Keterangan
1. Uji Aliran Granul I = 2,02 detik ≥ 10 bebas Mudah
II = 2,24 detik mengalir mengalir
=2,02 + 2,24 /2 4-10 mudah
mengalir
= 2,13
1,4-4
= 9,44/2,13
kohesif/sukar
= 4,43 g/s mengalir
≤ 1,4 sangat
sukar
mengalir/sangat
kohesif
2. Uji Sudut Istirahat 19,03˚ < 40˚ sulit Sangat mudah
mengalir mengalir
31-40˚ cukup
mudah mengalir
25-30˚ mudah
mengalir
< 25˚sangat
mudah mengalir
3. Uji Pemampatan 27,72% 5-12 sangat baik Buruk
12-16 baik
18-23 cukup
13-25 buruk
35-38 sangat
buruk
>40 SBS
4. Uji hasil akhir 98,84%
granul /uji yield

5.2 Perhitungan dan Penimbangan


5.2.1 Perhitumgan
Formula

Vitamin B1 50 Mg
Corn starch 10 %
Avicel Ph 102 10%
Lactosa**
Avicel Ph 102 5%
Talk 5%
Mg stearat 2%
Aqua qs
Perhitungan
 Vitamin B1 = 50 Mg + 5%
= 52,5 mg x 250 tablet
=13.125 mg

10
 Corn Starch = x 250 mg
100
= 25 mg x 250 tablet
= 6.250 mg

10
 Avicel pH 102 (dalam) = x 250 mg
100
= 25 mg x 250 tablet
= 6.250 mg

5
 Avicel Ph 102 (Luar) = x 250 mg
100
=12,5 mg x 250 tablet
=3.125 mg

5
 Talk = x 250 mg
100
=12,5 mg x 250 tablet
= 3.125 mg

2
 Mg stereat = x 250 tablet
100
= 5 mg x 250 tablet
= 1.250 mg

 Laktosa = 250 mg – ( 52,5 mg + 25 mg + 25 mg + 12,5 mg+


12,5 mg + 5 mg )
=250 mg - 132,5 tablet
= 117,5 mg

5.2.2 Penimbangan

 Vitamin B 1 = 13.125 mg
=13,125 g

 Corn starch = 6.250 mg


= 6,25 g

 Avicel pH 102 (dalam) = 6.250 mg


= 6,25 g
 Avicel Ph 102 (luar) = 3.125 Mg
= 3,125 g

 Talk = 3.125 Mg
= 3,125 g

 Laktosa = 117,5 Mg
= 0,1175 g

 Mg stearat = 1.250 Mg
=1,25 g

5.3 Evaluasi Granul

 Uji Aliran Granul


Evaluasi Hasil
Uji Aliran Granul I. 2,02 g/s
II. 2,04 g/s
Diketahui : Bobot granul = 9,44 gram
I = 2,02 g/s
II = 2,04 g/s
= 2,02 + 2,04 / 2
= 2,13
= 9,44 / 2,13
= 4,43 %

 Uji sudut istirahat


Evaluasi Hasil
Uji sudut istirahat 19,03 ˚
Diketahui :
d1 = 6,3 cm d3 = 6,4cm

d2 = 6,0 cm d4 = 6,2 cm

6,3 cm+ 6,0 cm+6,4 cm+ 6,2 cm


Rata-rata d =
4 cm
D = 6,2
r= 3,1
h= 1.1 cm
1,1cm
=h/r =
3,1cm
= 0,345
= 19,03˚
 Uji pemampatan
To = 2,7 cm
T1 = 2,2 cm
t awal−t akhir
= x 100%
t awal
2,7 cm x 2,2cm
= x 100%
2,7 cm
= 27,72 %

 Uji hasil akhir granul/ uji yield


Bobot granul = 9,44 g
9,44 g
= x 100%
9,51 g
= 98,84 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Pembahasan
Dimana Farmakope Indonesia Edisi III menyatakan bahwa kadar thiamine tidak
kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 115,0 %.
Setelah dilikukan pembuatan granul vit B1 selanjutnya dilakukan evaluasi granul
yang terdiri dari kadar air, uji alir granul, uji sudut istirahat, uji pemampatan,
evaluasi granul yang pertama dilakukan yaitu :
1. Uji kadar air
Uji kadar air dilakukan dengan cara granul basah ditimbang kemudian dikeringkan
dalam oven hingga diperoleh bobot yang tetap. Syarat kadar air yang baik
adalah 2-5 % (Williams dan Allen, 2007)
2. Uji alir granul

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir
melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran partikel
dan kadar air. Sifat aliran dapat diperbaiki melalui penambahan bahan pelicin
yang menurunkan gesekan antar partikel. Pengujian laju daya alir dilakukan
untuk menjamin keseragaman pengisian kedalam cetakan. Dalam percobaan ini
kualitas granul akan semakin baik apabila kecepatan alirnya semakin cepat.
Aliran granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
100 gram tidak lebih dari 10 detik (Voight, 1994).
3. Uji sudut istirahat

Sudut istirahat adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk
kerucut dengan bidang horizontal. Granul dimasukkan ke dalam corong uji
waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada
bidang datar. Waktu alirgranul dicatat , sudut diamnya dihitung dengan
mengukur diameterdan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong.
Waktu alir yang dipersyaratkan dengan sudut diam antara 250 sampai 300
(Depkes RI, 1995).
4. Uji pemampatan
1. Uji pemampatan

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampatan campuran granul selama


dikempa. Persen kemampatan granul stelah dilakukan pengujian adalah
sebesar 22,72%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa granul tidak memenuhi
syarat karena persen keraptannya yang lebih dari 20%. Pemampatan
tergantung pada penurunan volume granul atau serbuk akibat keretakan
atau getaran. Semakin kecil harga % indeks pengetapan, semakin baik sifat
alirnya. menurut Voight (1994:158), granul memenuhi syarat kadar
pemampatan apabila ≤ 20%
2. Uji % kompresibilitas

Uji kompresibilitas bertujuan untuk menentukan apakah sifat bahan dapat


membentuk masa yang stabil dan kompak bila diberikan tekanan. Uji
kompresibilitas yang memenuhi persyaratan menunjukkan persen indeks
kompresibilitas dari seluruh formula yaitu kurang dari 20%. Besar kecilnya
persen kompresibilitas dipengaruhi oleh ukuran granul dan bentuk granul.
Semakin kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat
alirnya
3. Uji rasio hauster

Hausner ration merupakan salah satu uji metode dalam menetapkan sifat lair
serbuk atau granul dengan cara mengukur tapped density dan bulk density.
Rasio < 1,00 menunjukan sifat alir yang sangat baik, sedangkan rasio >1,60
menunjukan sifat alir yang sangat buruk
4. Uji yield/ uji hasil akhir granul

Yaitu dengan cara menghitung berat akhir granul dengan berat teoritis,
menggunakan rumus
Berat akhir granul
x 100 %
Berat teoritis granul
Berikut ini merupakan evalusi dari tablet vit B1 diantaranya adalah pengamatan
penampilan fisik, keragaman bobot, keseragaman ukuran, keketasan tablet,
friabilitas atau kerapuhan, uji disolusi dan uji waktu hancur tablet.
1. Uji pengamatan penampilan fisik

Pengujian stabilitas tablet dilakukan pada suhu kamar, 27°C dengan kelembaban
75%, dalam turun waktu satu bulan. Pengaruh suhu dan waktu pada
karakteristik fisik tablet dievaluasi untuk menilai stabilitas fisik.
2. Uji bobot rata-rata

Digunakan sampel sebanyak 20 tablet, alat yang digunakan timbangan analitik.


Timbang tablet satu per satu kemudian hitung nilai rata-rata bobot tablet dan
simpangan baku (Relative standar devition).
3. Uji kekerasan tablet

Digunakan alat hardness tester. Cara kerjanya yaitu sebuah tablet diletakkan tegak
lurus diantara anvil dan punch, tablet dijepit dengan cara memutar sekrup
pengatur sampai tanda lampu stop menyala. Lalu knop ditekan sampai tablet
pecah. ngka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala dibaca. Persyaratan
kekerasan tablet: 4-8 kg
4. Uji kerenyahan

Alat yang digunakan ialah friability tester. Caranya ditimbang 20 tablet, dicatat
beratnya (A gram), lalu dimasukkan ke dalam alat dan alat dijalankan selama 4
menit (100 kali putaran). Setelah batas waktu yang ditentukan, tablet
dikeluarkan dan dibersihkan dari serbuk-serbuk halus
lalu ditimbang lagi (B gram). Syarat: kehilangan bobot ≤ 1%
5. Uji waktu hancur

Pengujian dilakukan dengan memasukan enam tablet ke dalam tabung alat


disintegration tester. Gunakan air sebagai media dengan suhu 37°C ± 2°C.
Semua tablet harus hancur sempurna yang dinyatakan dengan tidak adanya
bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan lima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut
6. Uji disolusi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terlarut dan
memberikan efek terapi di dalam tubuh. Antara beberapa faktor yang boleh
mempengaruhi proses disolusi tablet adalah kecepatan pengadukan, temperatur
pengujian, viskositas, pH, komposisi medium disolusi, dan ada atau tidak
bahan pembasah (wetting agent)
7. Uji keseragaman sediaan

Dipilih 20 tablet dari masing-masing formula, diukur tebal dan diameter masing-
masing tablet menggunakan alat ukur. Menurut Farmakope Indonesia III,
syarat keseragaman ukuran kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih
dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 ⁄ kali tebal tablet.
8. Uji keragaman bobot

Ditimbang 20 tablet dari masing-masing formula dan dihitung bobot rata-


ratanya. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A
dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang
ditetapkan kolom B sesuai syarat yang tercantum pada Farmakope.
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV dinyatakan disolusi tablet vitamin b1
dilakukan dengan kondisi :
Media : air 900 ml
Waktu : 45 menit
Alat : metode 2 (metode dayung) 50 rpm
Syarat : tidak kurang dari 75 % dari yang tertera pada etiket dalam waktu 45
menit.
Prosedur :
1. Dimasukan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera pada monografi
kedalam bejana dan biarkan media disolusi bersuhu 370C ± 0,50.
2. Dimasukan 1 tablet kedalam masing-masing bejana, hilangkan gelembung udra
dari permukaan sediaan uji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi.
3. Didalam interval waktu tertentu, ambil cuplikan pada pertengahan alat.
4. Dilakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
KESIMPULAN
1. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran partikel dan kadar
air.
2. Persen kemampatan granul stelah dilakukan pengujian adalah sebesar
22,72%.
3. Uji kompresibilitas yang memenuhi persyaratan menunjukkan persen
indeks kompresibilitas dari seluruh formula yaitu kurang dari 20%.
4. Uji kadar air dilakukan dengan cara granul basah ditimbang kemudian
dikeringkan dalam oven hingga diperoleh bobot yang tetap
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan

Anief, M., 2005, Manajemen Farmasi.Yogyakarta:Gadjah Mada University

Anief, M . 1988. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press

Lehninger, 2008, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga

Deman, J.M., 2007, Kimia Makanan, Bandung, Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai