OLEH :
KELOMPOK 1 A
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul ‘Formulasi Sediaan Tablet Dengan
Kombinasi Pvp Polivinil Pirolidon (Pvp) Sebagai Bahan Pengikat
Tablet’ dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah Preformulasi dari Ibu Apt. Rifa'atul Mahmudah, S.Farm., M. Farm. Selain
itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Sifat fisik suatu obat dengan menggunakan metode dispersi padat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………….
D. Manfaat ……………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...
A.Definisi Tablet...........................……………………………………………….
D.Pembuatan Tablet................................................................................................
E. Evaluasi Tablet..................................................................................................
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang Indonesia sering menggunakan bahan-bahan alami untuk
mengobati penyakit. Menurut Undang-Undang Obat dan Kesehatan, obat
alami merupakan bahan obat yang bahan dasarnya berasal dari alam,
seperti hewan, tumbuhan, atau mineral. Berdasarkan proses produksi dan
keterangan jenis pemakaian, serta tingkat bukti khasiatnya, obat bahan
alam dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: Herbal, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka. Salah satu tumbuhan obat yang sering
digunakan yaitu talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Masyarakat
menggunakan talas untuk menyembuhkan luka ringan, luka bakar dan
pendarahan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa talas mengandung
senyawa aktif berupa fenol, tanin, flavonoid, saponin dan selulosa yang
berperan sebagai antioksidan, antiseptik, antibakteri dan antiinflamasi.
Sediaan formulasi perlu dilakukan untuk memudahkan
pemanfaatan daun sirsak, mengatasi zat aktif yang tidak stabil dan untuk
menghantarkan obat ke tempat absorbinya. Sediaan formulasi dapat
berupa tablet, kapsul, serbuk, sirup, suspensi, emulsi. Tablet merupakan
sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi, tablet dipilih karena mempunyai kelebihan diantaranya : cocok
untuk industri skala besar, takaran dosis tepat, pemakaian mudah, lebih
stabil, penyimpanan dan pengemasan mudah. Pemilihan zat tambahan
harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia dari bahan obat serta dengan
tujuan yang ingin dicapai. Dalam pembuatan tablet diperlukan bahan
pengisi atau zat tambahan lainnya. Bahan tambahan yang terpenting
adalah bahan pengikat. Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan
adalah polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan bahan pengikat PVP
memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan
fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tablet
2. Mengapa penggunaan PVP sebagai bahan pengikat
3. Apa metode yang digunakan dalam pembuatan tablet
4. Bagaiamana cara pembuatan tablet
5. Apa saja evaluasi tablet
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tablet
2. Untuk mengetahui alasan penggunaan PVP sebagai bahan pengikat
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembuatan tablet
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan tablet
5. Untuk mengetahui apa saja evaluasi tablet
D. Manfaat
1. Kita dapat mengetahui definisi dari tablet
2. Kita dapat mengetahui alasan penggunaan PVP sebagai bahan pengikat
3. Kita dapat mengetahui metode yang digunakan dalam pembuatan
tablet
4. Kita dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan tablet
5. Kita dapat mengetahui apa saja evaluasi dari tablet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tablet
Tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan, hal ini
dikarenakan tablet memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sediaan
farmasi yang lain, baik dari segi produksi, penyimpanan, distribusi,
maupun pemakaiannya. Bahan tambahan merupakan bahan selain zat aktif
yang ditambahkan dalam pembuatan tablet untuk berbagai fungsi sehinnga
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembuatan tablet, selain itu
bahan tambahan juga membantu selama proses pembuatan, melindungi
dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas sediaan, membantu dalam
meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan
penggunan. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi (Depkes RI,2014), dibuat secara kempa-cetak
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Bentuk sediaan
tablet mempunyai keuntungan yang meliputi ketetapan dosis, praktis
dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas, tahan alam
penyimpanan, mudah dibawa dan bentuk nya memikat.
B. Penggunaan PVP
PVP merupakan pengikat polimer serbaguna yang memiliki
keunggulan yaitu dapat berfungsi sebagai pengikat yang baik untuk
metode granulasi basah dan granulasi kering atau kempa langsung,
mempunyai sifat alir yang baik sehingga menghasilkan tablet yang
kompak, ketersediaan hayati, bersifat inert dan stabil, tidak memiliki rasa
dan bau. PVP bersifat sedikit higroskopis namun tidak menjadi keras
seiring dengan bertambahnya waktu dan membuatnya menjadi bahan
pengikat yang baik untuk tablet kunyah
Bahan pengikat yang digunakan yaitu PVP (polivinilpirolidon)
yang merupakan pengikat polimer, PVP memiliki sifat alir yang baik
sehingga menghasilkan tablet yang kompak, ketersediaan hayati, bersifat
inert dan stabil, serta tidak memiliki rasa dan bau . Granul dengan bahan
pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum,
menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompatibilitasnya baik.
Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat mampu menghasilkan tablet
yang tidak keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga tablet cepat
terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorbsi, kemudian mampu terdistribusi
ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi
Dalam pembuatan tablet diperlukan bahan pengisi atau zat
tambahan lainnya. Bahan tambahan yang terpenting adalah bahan
pengikat. Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah
polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki
sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih
sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Menurut penelitian
Herawati, dkk. (2014), Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat
menghasilkan tablet yang tidak keras, waktu disintegrasinya cepat
sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu
terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek
terapi.
Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan
daya kompresi yang baik. Selain pengikat yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan adsorbent, karna yang digunakan dalam formulasi tablet
adalah ekstrak kental. Polyvinylpyrrolidone (PVP) digunakan sebagai
pengikat dalam penelitian ini. PVP dapat meningkatkan kekerasan tablet
dan compact tablet. Keunggulan PVP dibanding bahan pengikat lainnya
adalah dapat berperan sebagai bahan pengikat yang baik pada granulasi
basah, granulasi kering dan kempa langsung.
D. Pembuatan Tablet
Ada beberapa cara pembuatan tablet yaitu:
1. Formula Tablet Ekstrak Daun Talas
a. Pembuatan Ekstrak
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan
etanol 96% sebagai pelarut cair. Penguapan pelarut
dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada
suhu 50 °C dilanjutkan dengan penangas air hingga
terbentuk ekstrak kental. Ekstrak kering ekstrak daun talas
(Colocasia esculenta (L.) Schott.) dibuat dengan
menambahkan Aerosil,perbandingan antara ekstrak dan
Aerosil adalah (2:1). Kemudian dikeringkan selama 24 jam
pada suhu 40 derajat, kemudian dicampur dengan bahan
tambahan sesuai resep.
b. Pembuatan Granul
Saring semua bahan lalu giling ekstrak kering dengan
laktosa anhidrat dan bubuk hingga homogen. Secara
bertahap tambahkan larutan PVP (polyvinylpyrrolidone)
dan aduk sampai terbentuk kisi-kisi halus. Kemudian
disaring melalui ayakan 14 mesh dan dikeringkan pada
suhu 60°C selama 24 jam. Timbang granul kering dan
saring kembali No. 16. Evaluasi sifat fisik granul ekstrak
daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.), meliputi
waktu alir, kadar air, sudut diam dan kompresibilitas.
c. Pembuatan Tablet
Granul yang diayak, dievaluasi sifat fisik granulnya,
kemudian magnesium stearat dimasukkan ke dalam toples
kemudian dikocok secara homogen. Granula dikempa
menjadi tablet dengan berat 600 mg per tablet dengan
menggunakan mesin press tablet. Mengevaluasi sifat fisik
tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.),
meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran,
kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur.
2. Pembuatan Tablet Paracetamol
Pembuatan tablet parasetamol dilakukan dengan menggunakan
metode granulasi basah dengan dosis parasetamol 650 mg/tablet.
Ditimbang semua bahan sesuai bobot yang ditentukan, selanjutnya
dilakukan proses pembuatan tablet dimana zat aktif parasetamol
dimasukan ke dalam lumpang kemudian dimasukan sedikit demi
sedikit laktosa, digerus sampai halus. Ditambahkan primogel
sebagai bahan penghancur, setelah itu ditambah PVP dan dicampur
dengan amilum umbi porang (Amorphopallus oncophyllus) sedikit
demi sedikit hingga didapatkan masa basah, lalu ditekan granulasi
basah dengan ayakan No.12 lalu adonan granul basah dikeringkan
pada suhu 500C. Setelah itu granul yang telah dikeringkan diayak
dengan ayakan No.14. Kemudian dicampur granul kering yang
sudah diayak dengan magnesium stearate lalu dimasukkan ke
dalam mesin pencetak tablet
E. Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet meliputi beberapa evaluasi yaitu:
1. Keseragaman Bobot
Mengambil 20 tablet dari masing masing formula dan dihitung
bobot rata ratanya kemudian timbang tablet satu per satu.
Berdasarkan FI III (1979) untuk persyaratan uji keseragaman bobot
yaitu tidak boleh lebih dari II tablet yang menyimpang dari bobot
rata rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak
boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata rata lebih dari harga dalam kolom
2. Keseragaman Ukuran
Mengambil sampel 10 tablet, ukur diameter dan tebal masing
masing tablet dengan menggunakan jangka sorong. Catat hasil
pengukuran masing masing tablet. Berdasarkan FI III (1979) tablet
yang baik memiliki diameter tidak lebih dari 3 kali atau tidak
kurang dari 4/3 tebal tablet.
3. Uji Kerapuhan
Menyiapkan sebanyak 20 tablet dari masing masing formula,
bersihkan tablet dari debu dengan menggunakan kuas, kemudian
timbang tablet tersebut dan catat bobot keseluruhan dan
memasukkannya ke dalam alat friability tester dengan kecepatan
25 rpm selama 4 menit. Keluarkan tablet dan bersihkan dengan
menggunakan kuas kemudian timbang bobot tablet tersebut dan
hitung selisih bobot tablet sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan. Syarat untuk kerapuhan tablet yaitu 0,5-1% .
4. Uji Kekerasan
Menyiapkan sebanyak 10 tablet dari masing masing formula,
siapkan hardness tester. Ambil satu buah tablet letakkan tegak
lurus pada hardness tester kemudian di tekan, lihat pada tekanan
berapa tablet tersebut pecah. Syarat kekerasan tablet umumnya 4-8
kg .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, A. N., Susanto, A., Dewi, I. R., & Nurhikmah, I. (2023). FORMULASI
https://doi.org/10.46772/jophus.v4i02.886
Hidayati, N., Meilany, N., & Deti amdasari, S. (2020). Formulasi Tablet Kunyah
https://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/cerata/article/view/89
Rahmatullah, S., Pambudi, D. B., Permadi, Y. W., & Hikmah, N. (2023).
https://doi.org/10.48144/jiks.v16i1.1429