Anda di halaman 1dari 8

PETUNJUK PRAKTIKUM

ILMU FARMASI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan

Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan petunjuk

praktikum Ilmu Farmasi Veterine untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana.

Penerbitan petunjuk praktikum ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam

mempelajari serta memahami Ilmu Farmasi Veteriner sehingga sangat membantu kelancaran

proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pada penuntun

praktikum seri ini lebih memfokuskan pada bimbingan untuk memahami cara pembuatan

bentuk sediaan obat pulvis et pulveres, pulvis da in kapsul dan salep, dikarenakan

keterbatasan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan praktikum.

Perlu disadari bahwa penuntun ini masih jauh dari sempurna, dan akan terus kami

lengkapi pada penerbitan seri berikutnya. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat diharapkan untuk kesempurnaan dalam pengajaran. Pada kesempatan ini kami juga

sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan,

kami berharap semoga petunjuk praktikum ini bermanfaat untuk kita semua terutama bagi

mahasiswa Fakultas kedokteran Hewan Udayana yang sedang menempuh matakuliah Ilmu

Farmasi Veteriner.

Denpasar, Juli 2018

(Staff Farmasi FKH Unud)

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam mengikuti praktikum Ilmu

Reseptir dan Farmasi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yaitu :

1. Peserta praktikum telah hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Mahasiswa selama praktikum diharuskan memakai jas laboratorium berwarna putih

dan bersih.

3. Selama praktikum berlangsung dilarang membawa makanan, minuman, merokok,

menggunakan telepon seluler dan berdiskusi diluar materi Ilmu Reseptir dan Farmasi

Veteriner.

4. Sebelum memulai praktikum, mahasiswa/group harus mengecek alat yang disiapkan

oleh petugas lab. Bila ada alat yang rusak atau hilang setelah pelaksanaan praktikum,

merupakan tanggung jawab dari group yang bersangkutan.

5. Sebelum memulai bekerja, semua peserta praktikum telah membaca seluruh bagian

resep yang akan dipraktikkan.

6. Bekerjalah secara aktif bersama-sama dan selalu menjaga keamanan dan kebersihan.

7. Setelah selesai praktikum semua alat harus dibersihkan dan dikembalikan kepada

petugas lab.

8. Bagi mahasiswa yang berhalangan praktikum harus memberikan surat keterangan

yang jelas, dan harus menggantikan praktikum bila gelombang berikutnya masih ada

untuk topik yang sama. Bila tidak hadir dinyatakan gugur menempuh matakuliah Ilmu

Reseptir dan Farmasi.

9. Setiap kali praktikum mahasiswa diwajibkan membuat laporan praktikum secara

individu, dan dikumpulkan paling lambat dua minggu setelah praktikum atau sesuai

kesepakatan dengan dosen pembimbing.

3
Format Laporan Praktikum

1. Judul praktikum

2. Tujuan dan manfaat pelaksanaan praktikum

3. Teori yang melandasi pelaksanaan praktikum

4. Bahan dan metode : R/ yang akan dikerjakan

5. Pembahasan :

- Bentuk sediaan :

- Pengertiam BSO,

- Fungsi bahan obat dalam resep (Remedium cardinale, R. Adjuvan, Coringen,

Vehikulum dan seterusnya),

- singkatan latin (kepanjangan dan arti).

6. Obat : Khasiat obat dan efek samping obat

7. Kesimpulan

4
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Pulvis et Pulveres (Serbuk dan serbuk terbagi-bagi)

Serbuk adalah campuran dua atau lebih bahan obat yang diserbukkan. Dapat

juga sediaan serbuk hanya mengandung satu macam obat. Serbuk diracik dengan

mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat

yang jumlahnya lebih sedikt. Jika jumlah obat sedikit atau kurang dari 50 mg, harus

ditambahkan bahan pengencer dengan bahan tambahan yang cocok dan netral. Jika

obat serbuk mengandung bagian yang mudah menguap ataupun bahan dalam bentuk

cairan, pelarutnya harus dikeringkan terlebih dahulu dengan diuapkan atau dengan

bahan penyerap yang cocok, hingga hamper kering dan diserbukkan dengan bantuan

zat tambahan yang sesuai.

Serbuk bagi adalah serbuk yang telah dibagi-bagi dengan berat yang hampir

sama dengan kandungan obat yang hampir sama pula dan dikemas dalam takaran

sekali minum. Kemasan dengan menggunakan kertas perkamen sehingga dapat

mencegah penguapan obat. Keseragaman berat pulvis harus memenuhi persyaratan

yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.

R/ Amoxicillin 100 mg
Cholpheniramine maleat 4 mg
Prednison 5 mg
Saccharum lactis q.s
m.f.pulv.dtd. No. X
S.b.dd.pulv.I
# da1/2
Pro : Anjing 10 Kg
Milik : ……

5
Langkah kerja :

- Ambilah/timbang amoxicillin 500 mg, ambil Clorpheniramine maleat 5 tab

(20 mg), Prednison 5 tab (25 mg), masukkan kedalam mortar, gerus perlahan

sampai homogen.

- Tambahkan Saccharum lactis (5 x 200 mg = 1000 mg), gerus hingga

homogen. Siapkan 5 buah kertas perkamen, campuran serbuk tadi dibagi

menjadi 5 bagian dan bungkus dengan rapi.

B. Capsulae (Kapsul)

Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul baik lunak ataupun

keras. Cangkang kapsul terbuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain. Kapsul

harus sesuai dengan persyaratan dalam Farmakope Indonesia mengenai keseragaman

bobot dan waktu hancur setelah diminum. Obat yang dimasukkan kedalam kapsul

tidak boleh merusak dinding kapsul. Obat yang dimasukkan kedalam kapsul dapat

berbentuk serbuk ataupun cair.

R/ Ascorbic acid 100 mg


Phenobarbitol 30 mg
Vit B complex Tab I
m.f.pulv.da in caps.t.d.no.XV
s.t.d.d.caps.I
# da 1/3
Pro : Anjing 20 kg
Milik : …..

Langkah Kerja:

6
- Timbang Ascorbic acid 500 mg, Phenobarbitol 150 mg, masukkan kedalam

mortir dan tambahkan vitamin B kompleks 5 tablet, gerus sampai homogen.

- Siapkan kertas perkamen, bagi serbuk tersebut menjadi 5 bagian dan masing-

masing bagian dimasukkan kedalam satu kapsul.

C. Unguenta (Zalf/Salep)

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar. Bahan obat dalam salep haru terdispersi homogeny dalam basis

(dasar) salep yang sesuai. Sebagai basis salep kecuali dinyatakan lain digunakan

Vaseline putih, tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian.

Homogenitas yang dimaksud bila dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok akan menunjukkan susunan yang homogen. Penandaan

pada etiket harus tertera “Obat luar”.

Pada pembuatan sediaan salep harus mengikuti ketentuan yang tercantum pada

Farmakope yang diacu, diantaranya Farmakope Indonesia dan Farmakope Belanda.

R/ Acid Salicyllic 2%
Sulfur 4%
Vaselin flavum ad 100
m.f.l.a.ungut.
S.u.e.2.d.d.
# da 1/4
Pro : Sapi
Milik : …..

Langkah kerja :

7
- Timbang Acid salisilyc 500 mg, masukkan kedalam mortir, tambahkan

spiritus 4 tetes, gerus sampai larut.

- Timbang sulfur ppt 1000 mg, tambahkan kedalam mortir tadi, gerus sampai

homogen.

- Timbang vaselin flavum 23,5 g dan tambahkan sedikit demi sedikit kedalam

mortir tadi dan digerus sampai homogen.

Anda mungkin juga menyukai