KELOMPOK 7
ANNISA DEWI FAJAR 1511011042
DONY AFRIYANDI 1511011044
PRATIWI YANEL PUTRI 1511012008
NADYA ZAHRA HENNI 1511012009
VIVI DWI MARYETI 1511012010
KELAS
A
COMPOUNDING
(USP, 2004)
Peralatan compounding harus memiliki desain dan ukuran
yang sesuai untuk sediaan yang akan disiapkan.
(Syamsuni, 2006)
4. Alat-alat gelas :
Gelas ukur
Labu erlenmayer
Cawan penguap
Kaca arloji
Gelas corong
Batang pengaduk
dll.
5. Sendok, pipet, spatel/sudip, corong
6. Panci infus, untuk membuat larutan infus seduhan
7. Papan pil, pengayak, dll.
(Syamsuni, 2006)
PENGENCERAN
Bahan obat dalam resep, umumnya ditulis dalam satuan :
Gram, biasanya tidak dituliskan satuannya. Misalnya
Lactosum 2 artinya lactosum beratnya 2 gram.
Gram tidak boleh disingkat dengan gr, karena 1 grain =
0.06479891 gram
Microgram (mcg)
Contoh : vitamin B12 20 mcg
(Suprapti, 2016)
SI (Satuan Internasional) atau UI (Unit International),
obat dengan satuan ini biasanya digunakan untuk
bahan obat yang tidak dapat diperoleh dalam keadaan
murni. Satuan ini merupakan konsentrasi zat aktif
didalam campurannya.
Contoh : sediaan Vitamin A 1000 UI, Bacitracin
4.000.000 UI, Insulin 100 UI, Asparaginase 5000 UI, dll.
Satuan volume :
Contoh : mililiter (mL), centimeter cubic (cc), microgram
(μg), microliter (μL).
1 cc = 1 mL = 1000 μL.
(Suprapti, 2016)
Berat bahan obat yang boleh ditimbang minimal 50
mg, bila beratnya kurang dari 50 mg maka harus dibuat
pengenceran. Pengenceran juga berlaku untuk sediaan
tablet/capsul yang jumlahnya dalam bentuk pecahan
misalnya 0,6 tablet, 1/4 tablet/capsul juga harus dibuat
pengenceran.
(Suprapti, 2016)
MACAM-MACAM BENTUK
PENGENCERAN
Contoh :
Di dalam resep dibutuhkan Chlorpheniramini maleas 30 mg.
Caranya adalah dengan menimbang : Chlorpheniramini
maleas 50 mg + pewarna qs + Lactosum sampai diperoleh
berat 500 mg Ketiga bahan dicampur dan gerus halus aduk
hingga homogen. Dari campuran itu kita ambil sebanyak =
30 mg/50 mg x 500 mg = 3000 mg
(Suprapti, 2016)
2. Pengenceran bahan obat padat dalam cairan.
Contoh :
(Suprapti, 2016)
3. Pengenceran bahan obat cair dalam sediaan cairan.
P1. V1 = P2. V2
(Suprapti, 2016)
P1 = % etanol 70%
P2 = % etanol 95%
V1 = volume etanol 70%
V2 = volume etanol 95%
Penyelesaian :
70% x 500 ml = 95% x V2
V2 = 368.42 ml
V2 = ml -> volume etanol 95% yang harus diukur
Volume air yang ditambahkan :
500 ml – 368.42 ml = 131.58 ml
(Suprapti, 2016)
4. Pengenceran zat padat dalam cairan
(Suprapti, 2016)
5. Pengenceran zat padat dalam bahan setengah padat
(Suprapti, 2016)
Dibutuhkan :
a. Triamcinolone acetas = 0,1% x 30.000 mg = 30 mg
(berat < 50 mg) harus dibuat pengenceran dengan
menggunakan basis cream.
Pengenceran Triamcinolon acetas: Triamcinolon
ditimbang 50 mg + Basis cream ad 500 mg, diaduk
homogen.
Kemudian diambil sebanyak = 30 mg/50 mg x 500 mg
= 300 mg (mengadung basis cream = 300 mg – 30
mg = 270 mg).
(Suprapti, 2016)
6. Pengenceran bertingkat ( dalam puyer )
Pengenceran bertingkat dilakukan bila jumlah bahan
obatnya sangat kecil, dan akan dicampur dengan bahan
obat lain dan bahan tambahan lainnya. Pengenceran
bertingkat banyak dilakukan di industri farmasi yang
memproduksi tablet dengan kadar zat aktif yang sangat
kecil.
(Suprapti, 2016)
Contoh perhitungan pengenceran bertingkat : misalnya
dibutuhkan Atropin Sulfat 0,5 mg.
Pengenceran I : timbang atropin sulfat 50 mg +
pewarna qs + Lactosum ad 500 mg Pengenceran I
diambil 50 mg (mengandung Atropin Sulfat = 50 mg/
500 mg x 50 mg = 5 mg) dan dilanjutkan ke
pengenceran II.
(Suprapti, 2016)
7. Pengenceran sediaan obat jadi
(Suprapti, 2016)
Ketentuan lainnya bila tablet yang akan diencerkan
ukurannya kecil < 500 mg (valium, CTM tablet), dibuat
pengenceran dengan Saccharum lactis hingga berat
500 mg dan bila tablet yang akan diencerkan beratnya
> 500 mg (Paracetamol, Cotrimoxazol tablet)
pengenceran dibuat hingga berat 1000 mg.
(Suprapti, 2016)
Contoh :
Dibutuhkan Prednison 28 mg, didalam laboratorium
tersedia tablet prednison 5 mg, sehingga dibutuhkan
tablet Prednison sebanyak = 28 mg/5 mg x 1 tablet =
5,6 tablet
(Suprapti, 2016)
TATA NAMA OBAT DAN SINONIM OBAT
KELOMPOK 7
ANNISA DEWI FAJAR 1511011042
DONY AFRIYANDI 1511011044
PRATIWI YANEL PUTRI 1511012008
NADYA ZAHRA HENNI 1511012009
VIVI DWI MARYETI 1511012010
KELAS
A
TATA NAMA OBAT
Di dalam penulisan resep nama obat dapat dituliskan
dengan menggunakan nama resmi (nama generik)
seperti yang terdapat dalam Farmakope Indonesia
namun ada juga dokter yang menuliskan sinonim
maupun nama dagang.
(Suprapti, 2016)
NAMA OBAT DAN SINONIM
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
(Suprapti, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Suprapti, Tati. 2016. Praktikum Farmasetika Dasar. Jakarta :
Kemenkes.