Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FARMASI PRAKTIS

(DRUG DILUTION)
BY: GROUP 3

ANGGOTA:
1. AMALIA REFINA P. (1611011002)
2. RAHMATUL NAZMI (1611011004)
3. ASTIKA (1611011006)
4. MONICA MARTHA DINA(1611011008)
5. UTAMI BUDHI FADILLA (1611011010)
ALAT PERACIKAN OBAT
Dalam peracikan obat di butuhkan alat-alat sebagai berikut :
1. Timbangan Obat

Menurut FI edisi III, ada 3 macam timbangan obat yaitu :


1) Timbangan kasar: daya beban 250-1000 g, dan
kepekaannya 200 mg
2) Timbangan gram halus: daya beban 100-200 g,
dan kepekaannya 50 mg
3) Timbangan milligram: daya beban 10-50 g, dan
kepekaannya 5 mg

 Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang.


 Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada
satu piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum,
menyebabkna ayunan jarum timbangan tidafk kurang dari 2 mm tiap dm
panjang jarum.

(Syamsuni, 2007)
Gambar 1. Alat Timbang Miligram dan bagian-bagiannya
(Syamsuni, 2007)
Gambar 2. Alat Timbang Gram

(Syamsuni, 2007)
2. Alat Gelas

Cawan Penguap :
Digunakan untuk wadah
menimbang, menguapkan
ataumengeringkan cairan,
melebur atau
mencampur bahan.
Terbuat dari porcelain, tahan Kaca arloji :
panas, tidak tahan banting Digunakan untuk
menimbang bahan
yang mudah menguap,
menyublinm dan cairan
yang tidak boleh
ditimbang dengan
kertas perkamen.

(Syamsuni, 2007)
3. Mortir dan Stamper

 Digunakan untuk menghaluskan dan mencampur bahan-


bahan
 Terbuat dari porcelain
 Sifat : tahan panas

4. Alat Pengisi Kapsul

(Syamsuni, 2007)
5. Sendok, spatel/sudip, corong

6. Panci infus untuk membuat larutan infus seduhan

7. Pencetak pil dan pengayak

(Syamsuni, 2007)
CARA MENIMBANG OBAT
 Secara umum, cara penimbahan bahan baik padat,
setengah padat atau cair adalah sama.
 Tahap pertama => memastikan semua alat yang
diperlukan tersedia dan diatur berjajar di meja
peracikan.
 Kedua => Timbangan berada dalam posisi
setimbang.
 Lakukan penimbangan
 Cara menimbang bahan setangah padat => kertas
perkamen sebaiknya dilipat dan bahan diletakkan
di tengah kertas

(Pristianty, 2011)
(Pristianty, 2011)
Langkah Penimbangan
1. Periksa semua komponen timbangan
2. Periksa kedudukan timbangan (sudah sejajar atau belum); Jika
belum tepat, atur tombol pengatur tegaknya timbangan
3. Periksa apakah pisau sudah pada tempatnya; jika sudah tuas
penyangga diputar hingga timbangan terangkat dan akan
kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah. Jika
tidak seimbang kita dapat memutar mur kiri atau kanan sesuai
dengan kesetimbangannya hingga neraca setimbang
4. Letakkan kertas perkamen di atas kedua piring timbangan,
kemudian lihat apakah neraca seimbang atau berat sebelah. Jika
belum seimbang, lakukan dengan penambahan sedikit kertas
pada salah satu piring timbangan hingga neraca jadi setimbang.
5. Selanjutnya penimbangan bahan-bahan atau obat dapat dimulai.

(Syamsuni, 2007)
Cara penimbangan bahan-bahan
atau obat :
a. Bahan padat seperti serbuk, lilin, dan lain-lain ditimbang di atas
kertas perkamen
b. Bahan setengah padat seperti vaselin, dan adeps lanae
ditimbang di atas kertas perkamen atau di atas cawan penguap
c. Bahan cair dapat ditimbang di atas kaca arloji, cawan penguap,
atau langsung dalam botol atau wadah
d. Bahan cair kental seperti extr. Belladone dan extr. Hyosiami
ditimbang di atas kertas perkamen yang sebelumnya dibasahi
dengan parafin cair atau vaselin
e. Bahan oksidator seperti KMnO4, iodin ditimbang pada gelas
timbang atau pada gelas arloji yang dapat ditutup
f. Bahan yang bobotnya kurang dari 50mg dilakukan pengenceran

(Syamsuni, 2007)
Some Notes:
 Zat < 1 gram; ditimbang pada timbangan miligram
 Obat berkhasiat keras ditimbang pada timbangan
miligram; walaupun lebih dari 1 gr
 Zat <30 mg; tidak boleh ditimbang. Lakukan
pengenceran dengan SL (atau zat lain yang bersifat
netral/inert)
 Pengambilan zat padat dari wadah=> sendok.
Lemak=> spatel
 Ekstrak kental ditimbang pada kertas parafin dan
dengan spatel dimasukkan dalam mortir
 Zat cair ditimbang dalam botol atau gelas beker yang
telah ditara

(Syamsuni, 2007)
PENGENCERAN OBAT
1. Pengenceran bahan baku obat dalam bentuk sediaan
padat/puyer
 Sebagai contoh:
a. Di dalam resep dibutuhkan Chlorpheniramini maleas 30 mg, karena
kadarnya kurang dari 50 mg maka harus dibuat pengenceran.
Caranya adalah dengan menimbang : Chlorpheniramini maleas 50 mg +
pewarna qs + Lactosum sampai diperoleh berat 500 mg
 Ketiga bahan dicampur dan gerus halus aduk hingga homogen. Dari
campuran itu kita ambil sebanyak = 30 mg x 500 mg = 300 mg
50mg
 Batasan jumlah pengenceran yang akan dibuat harus berpegang pada
jumlah pengenceran yang akan diambil. Prinsipnya adalah jumlah
pengenceran yang akan diambil harus merupakan bilangan bulat dan
dapat ditimbang karena nilai hasil pengenceran, bilangannya tidak boleh
dibulatkan lagi.

b. Dalam suatu resep dibutuhkan 23 mg Chlorpheniramini maleas, bila


diambil tabletnya misalnya tablet yang mengandung 4 mg
chlorpheniramini maleas sebanyak = 23 mg/4 mg x 1 tablet = 5 ¾
tablet. Tablet CTM yang diambil 5 tablet + 1 tablet untuk pengenceran.
Suprapti, 2016
 Pengenceran: 1 tablet CTM digerus halus ditambahkan Saccharum lactis
sampai 400 mg. Jumlah pengenceran yang diambil = ¾ tablet x 400 mg =
300 mg. Sisanya dibungkus dalam perkamen dan diberi
identitas/keterangan = yang menyatakan kadar tablet dalam
pengenceran.
 Bila tabletnya sudah berwarna pada pengenceran tidak perlu ditambahkan
pewarna.
 Sisa pengenceran dapat dituliskan sebagai berikut: pengeceran
mengandung CTM dengan kadar 1 tablet CTM dalam 400 mg pengenceran
atau 4 mg CTM/ chlorpheniramini maleas dalam 400 mg pengenceran.

 Sisa pengenceran dapat ditulis seperti salah satu dari contoh berikut:

Suprapti, 2016
2. Pengenceran bahan obat padat dalam cairan.
 Dalam pembuatan sediaan obat cair yang didalam komposisinya terdapat bahan
obat padat yang jumlahnya kecil (kurang dari 50 mg), maka obat ini harus
diencerkan dengan menggunakan pembawa/ pelarut yang terdapat dalam
komposisi dalam resep tersebut.

 Dalam komposisi resep diatas terdapat Vanillin sebagai corringent odoris yang
beratnya kurang dari 50 mg, sehingga harus dibuat pengenceran dengan
pelarutnya yang terdapat dalam komposisi resep tersebut yaitu etanol 90%. Jumlah
volume pengenceran harus disesuaikan dengan jumlah pelarut yang tersedia.
Perhitungan pengenceran:
 Vanillin ditimbang 50 mg, dilarutkan dalam etanol 90% hingga volume 12 mL. Hasil
pengenceran diambil sebanyak = 25 mg x 12 mL = 6 mL
 50 mg
 Hasil pengenceran 6 mL sudah termasuk etanol 90% yang berasal dari resep
standar.
Suprapti, 2016
3. Pengenceran bahan obat cair dalam sediaan cairan.
 Larutan zat cair dalam cairan, sebagai contoh adalah etanol 70% yang
merupakan larutan alkoho 95% dalam air.
 Sebagai contoh akan dibuat etanol 70% sebanyak 600 ml, dalam
laboratorium tersedia etanol 95%, berapa banyak volume etanol 95%
yang harus diambil dan berapa aqua destillata yang harus ditambahkan
untuk membuat etanol 70% tersebut?
 Untuk menyelesaikan resep tersebut kita menggunakan rumus :

Suprapti, 2016
4. Pengenceran zat padat dalam cairan
 Pengenceran zat padat dalam cairan, tetapi sifat zat padat
tersebut sukar larut tanpa bantuan bahan lain sehingga perlu
adanya senyawa lain yang dapat membantu kelarutannya.
 Sebagai contoh membuat larutan Iodium dalam air. Iodium

sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan jenuh
Kalium Iodida.
5. Pengenceran zat padat dalam bahan setengah padat
 Pengenceran zat aktif dalam bentuk padat didalam bahan
setengah padat, cntohnya adalah pengenceran Hydrocortison
acetas di dalam sediaan cream. Prinsipnya sama seperti
pengenceran obat dalam puyer

Suprapti, 2016
Dibutuhkan
a. Triamcinolone acetas = 0,1% x 30.000 mg = 30 mg (berat < 50 mg) harus
dibuat pengenceran dengan menggunakan basis cream.
 Pengenceran Triamcinolon acetas: Triamcinolon ditimbang 50 mg + Basis cream
ad 500 mg, diaduk homogen. Kemudian diambil sebanyak = 30 mg/50 mg x
500 mg = 300 mg (mengadung basis cream = 300 mg – 30 mg = 270 mg).
b. Gentamycin sulfas = 1% x 30 = 300 mg
 Basis Cream = 30 – (300 mg + 30 mg + 270 mg) = 29,400 + 10% -> 32
gram

 Penambahan perhitungan basis cream menjadi 32 gram, karena ada basis cream
yang akan digunakan untuk pengenceran. Tetapi jangan lupa basis cream yang
akan dicampur dengan Gentamycin sulfas dan pengenceran Hydrocortison acetas
harus ditimbang lebih dulu sebanyak 29,4 gram, sehingga hasil akhir beratnya
30 gram (Basis cream + Gentamycin sulfat + pengenceran Hydrocortison acetas
= 29,400 + 0,300 + 0,300 = 30)
6. Pengenceran bertingkat ( dalam puyer )
 Pengenceran bertingkat dilakukan bila jumlah bahan obatnya
sangat kecil, dan akan dicampur dengan bahan obat lain dan
bahan tambahan lainnya. Agar bahan obat tersebut dapat
terbagi rata dalam campurannya, maka perlu dilakukan
pengenceran bertingkat.
 Saat ini pengenceran bertingkat banyak dilakukan di industri
farmasi yang memproduksi tablet dengan kadar zat aktif yang
sangat kecil. Contoh Digoxin tablet yang mengandung Digoxin
0,25 mg. Pengenceran bertingkat harus dilakukan agar kadar
zat aktif yang jumlahnya sangat kecil dapat terbagi rata
dalam masa tablet yang jumlahnya besar. Sehingga pasien
yang menggunakan obat tersebut dapat memperoleh dosis
obat yang tepat.

Suprapti, 2016
 Contoh perhitungan pengenceran bertingkat : misalnya dibutuhkan Atropin
Sulfat 0,5 mg.
Jawab:
 Pengenceran I :
 Timbang atropin sulfat 50 mg + pewarna qs + Lactosum ad 500 mg
 Pengenceran I diambil 50 mg
 (mengandung Atropin Sulfat = 50 mg x 50 mg = 5 mg)
500mg
dilanjutkan ke pengenceran II.
 Pengenceran II :
 Lima puluh miligram pengenceran I (mengandung Atropin Sulfat 5 mg)
dicampur dengan Lactosum hingga diperoleh berat 1000 mg, dicampur dan
diaduk hingga homogen
 Hasil pengenceran II diambil sebanyak = 0,5 mg x 500 mg = 50 mg.
 5 mg
7. Pengenceran sediaan obat jadi
 Dalam pembuatan puyer obat yang digunakan pada umumnya dalam
bentuk obat jadi seperti tablet, capsul.
 Bila jumlah tablet yang dibutuhkan tidak genap misal : 2,4
tablet/capsul, maka yang 0,4 tablet/capsul harus dibuat pengenceran,
dan tabletnya sudah berwarna tidak perlu lagi ditambah pewarna
dalam membuat pengencerannya. Ketentuan lainnya bila tablet yang
akan diencerkan ukurannya kecil < 500 mg (valium, CTM tablet),
dibuat pengenceran dengan Saccharum lactis hingga berat 500 mg
dan bila tablet yang akan diencerkan beratnya > 500 mg
(Paracetamol, Cotrimoxazol tablet) pengenceran dibuat hingga berat
1000 mg.
 Sebagai contoh: dibutuhkan Prednison 28 mg, didalam laboratorium
tersedia tablet prednison 5 mg, sehingga dibutuhkan tablet Prednison
sebanyak =
 28 mg x 1 tablet = 5,6 tablet
 5 mg Suprapti, 2016
 (diambil 5 tablet, yang 0,6 tablet dibuat pengenceran )
DAFTAR PUSTAKA
 Pristianty et al. 2011. Buku Ajar Preskripsi: Obat
dan Resep Jilid I. Surabaya: Airlangga University
Press
 Suprapti, Tati. 2016. Praktikum Farmasetika Dasar.
Jakarta: Kemenkes RI
 Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Jakarta :EGC.
 Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan
Farmasi. Jakara : EGC

Anda mungkin juga menyukai