Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Maksud Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan sedian serbuk terbagi
(pulveres)
2. Agar mahasiswa dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan serbuk
terbagi
3. Agar mahasiswa dapat memahami, mengerti, dan mampu membuat sediaan
serbuk terbagi sesuai dengan aturan aturan yang telah ditetapkan
B. Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa mampu membuat resep dengan benar sesuai resep dokter
2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja dalam membuat sediaan
3. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan sesuai bahan dasarnya
4. Mahasiswa dapat mengetahui bahan, khasiat, efek samping dan informasi
dari sediaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (Ilmu
Resep edisi 2004,24).
Jenis Jenis Serbuk
1. Pulvis adspersorious adalah serbuk ringan bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. (Ilmu Resep edisi 2004,25).
2. Pulvis dentifricus adalah serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai
pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam choloroform / etanol 90%. (Ilmu
Resep edisi 2004,25).
3. Pulvis sternutatorius adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap
melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali. (Ilmu Resep edisi
2004,25).
4. Pulvis effervescent adalah serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat. (Ilmu Resep edisi 2004,25).
Kelebihan sediaan serbuk (Ilmu Resep edisi 2004,24) :
-

Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si

penderita
Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air
Penyerapan lebih cepat dan sempurna disbanding sediaan padat lainnya

Cocok digunakan untuk anak anak dan orang dewasa yang sukar

menelan kapsul dan tablet


Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat

dibuat dalam bentuk serbuk


Kelemahan sediaan serbuk :
Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah(bisa

diatasi dengan corrigen saporis)


Pada penyimpanan menjadi lembab

Kemasan untuk serbuk terbagi


Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau
dapat juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi
serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung
(tanpa penimbangan) sebelum dibungkus kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih
sama jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan
pemakaian terhadap dosis maksimal kurang dari 80%. Bila prosentase
perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80%
maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu. (Ilmu Resep
edisi 2004, 29)

Kemasan untuk serbuk tak terbagi

Untuk pemakain luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah
kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur.
Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam
botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui
mulut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.
Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat
higroskopis atau mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang
mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya
menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber. (Ilmu Resep edisi 2004,
29)
Syarat syarat serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan
homogen. (Ilmu Resep edisi 2004,24).

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Resep 1
I. Resep Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A.W.Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Cafmosol
Theophyllin

no. X
1,5

m.f.pulv no. XX
S.4.d.d pulv I pc

Pro

: Amin

Umur : 6 tahun

a. Resep standar
R/ Cafmosol (ISO 44, 5)
-

Parasetamol
Trimetil xantin

b. Kelengkapan resep
- Paraf dokter tidak tertera

600 mg
50 mg

c. Penggolongan obat
O:
G : Theophyllin, Trimetilxantin
W:
B : Acetaminophenum
d. Komposisi bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
-

Acetaminophen = 300 mg
Trimetilxantin = 25 mg
Theophllin
= 75 mg

II. Uraian Bahan


a. Sinonim

: Asetaminofen, Parasetamol

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Analgetikum, Antipiretikum

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Hablur atau serbuk putih; tidak berbau; rasa pahit

f. Kelarutan

: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol


(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut
dalam larutan alkali hidroksida.

g. Dosis

: - DL anak : sekali = 100 mg 200 mg


sehari = 400 mg 800 mg
-DM dewasa : sehari = 4 g

h. Inkompatibilitas

2. Theophyllinum (FI III, 597)


a. Sinonim

: Teofilina

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Spasmolitikum bronkial

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Serbuk hablur; putih; tidak berbau; pahit; mantap di


udara

f. Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 180 bagian air; lebih


mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih
kurang 120 bagian etanol (95%) P. mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonia
encer

g. Dosis

: - DL anak : sekali = sehari = 10 mg / kg (dibagi dalam 2 3 dosis)


- DM dewasa : sekali = 500 mg
sehari = 1 g

3. Coffeinum (FI III, 175)


a. Sinonim

: Kofeina , trimetilxantin

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Stimulan syaraf pusat, kardiotonikum

d. Farmakologi

: Bekerja langsung terhadap saraf otak dengan


mempengaruhi kerja neurotransmifer, suatu
neurohormon yang meneruskan impuls dari sistem
adrenergik otak, seperti noradrenalin, serotonin, dan
dopamine

e. Pemerian

: Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat, biasanya


menggumpal; putih; tidak berbau; rasa pahit

f. Kelarutan

: Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%)


P; mudah larut dalam kloroform P; sukar larut dalam
eter P

g. Dosis

: - DL anak : sekali = 30 mg 50 mg
sehari = 30 mg 300 mg
- DM dewasa : sekali = 500 mg
sehari = 1,5 g

4. Carminum (FI IV,488)


a. Sinonim

: Karmin

b. Khasiat

: Bahan tambahan, pewarna

c. Farmakologi

d. Pemerian

: Serbuk atau massa hablur, keras, merah, tidak berbau dan


rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau

e. Kelarutan

: Mudah atau pelan-pelan larut dalam air, mudah larut


dalam air mendidih sangat sukar dalam etanol, tidak
larut dalam kloroform

f. Inkompatibilitas : Diendapkan oleh asam.


3. Saccharum lactis (FI III, 338)
a. Sinonim

: Laktosa; Lactose; gula susu

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Zat tambahan (pemanis)

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak manis

f. Kelarutan

: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 7 bagian air


mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P.

g. Dosis

:-

III. Perhitungan Dosis


1. Acetaminophen
DL anak : sekali = 100 mg 200 mg
Sehari = 400 mg 800 mg

DM dewasa : sekali = 1,3 g =

Sehari =

6
6 +12

Dosis dalam resep : sekali =

1300 mg
4

= 332,5 mg

x 4 g = 1,3 g

600 mg
20

x 10 tab = 300 mg

Sehari = 300 mg x 4 = 1200 mg


Kesimpulan : Dosis Terapi
2. Trimetilxantin
DL anak : sekali = 30 mg 50 mg
Sehari = 30 mg 300 mg

DM dewasa : sekali =

6
6 +12

x 500 mg = 166,67 mg

Sehari =

6
6 +12

x 1500 mg = 500 mg

Dosis dalam resep : sekali = 25 mg


Sehari = 25 mg x 4 = 100 mg
Kesimpulan : Dosis Subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan : sekali = 30 mg
Sehari = 4 x 30 mg =120 mg
3. Theophyllin
DL anak : sekali = -

Sehari = 10

mg
kg

Berat anak 6 tahun = 15,8 kg

Sehari = 15,8 kg x 10

Sekali =

158 mg
4

mg
kg

= 158 mg

= 39,5 mg

DM dewasa : sekali =

6
6 +12

x 500 mg = 166,67 mg

Sehari =

6
6 +12

x 1000 mg = 333,333 mg

Dosis dalam resep : sekali =

1,5 g
20

= 0,075 g = 75 mg

Sehari = 75 mg x 4 = 300 mg
Kesimpulan : Dosis Terapi
IV. Penimbangan Bahan
1. Acetaminophen = 300 mg x 20 = 6000 mg = 6 g
2. Coffein

= 30 mg x 20 = 600 mg

3. Theophyllin

= 75 mg x 20 = 1500 mg = 1,5 g

4. Carmine

= 25 mg (pengenceran)

Pengenceran
Karmin = 50 mg
SL

= 450 mg +
500 mg

Yang diambil =

25 mg
50 mg

x 500 mg = 250 mg

Sisa pengenceran = 500 mg 250 mg = 250 mg


5. SL

= (500 mg x 20) (6 g + 0,6 g + 1,5 g + 0,25 g)


= 10 g 8,35 g

= 1,65 g

V. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditara timbangan
3. Ditimbang bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
4.Dibuat pengenceran carmin, dimasukkan 50 mg carmin kedalam mortir
ditambahkan 450 mg SL, gerus ad homogen, timbang hasil pengenceran 250
mg. sisanya dibungkus tersendiri
5. Dimasukkan coffein kedalam mortir gerus ad halus, ditambahkan sebagian SL,
gerus ad homogen, dikeluarkan (camp. 1)
6. Dimasukkan theophylline, gerus ad halus, ditambahkan campuran 1 gerus ad
homogen
7. Dimasukkan acetaminophen kedalam mortir gerus ad homogen
8. Dimasukkan sisa SL kedalam mortir, gerus ad homogen
9. Dimasukkan hasil pengenceran carmin kedalam mortir gerus ad homogen
dikeluarkan

10. Dibagi menjadi 2 serbuk , timbang lalu 1 serbuk dibagi 2 lalu ditimbang lagi
sehingga menjadi 4 serbuk , lalu 1 bagian bagi 5 1 bagian yang lain juga dibagi
5 sampai dengan 20 bungkus. Dimasukkan dalam plastik klip dan beri etiket
putih
VI. Penandaan
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
No. 1

Apt : Lintang ayu


Tgl : 30 Oktober 2012
Amin (6 tahun)
4 x sehari 1 bungkus

Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

VII. Edukasi
1. Obat ini berfungsi sebagai nyeri kepala, sakit gigi, dan disertai asma
2. Cara pemakaian diminum 4 x sehari 1 bungkus
3. Simpan di tempat sejuk dan kering
4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter

Resep 2
I. Resep Asli
Dr. Cornellia Sulla
Jl.A.W.Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Atropin sulfas
Aspirin

0,1 mg
0,5

m.f. pulv. no.X


S.t.d.d.pulv I
Pro

: Rahmi

Umur : 10 bulan

a. Resep standar
R/ Aspirin ( ISO vol 44, 3)
-

Asetosal 500 mg

b. Kelengkapan resep
- Paraf dokter tidak tertera
c. Penggolongan obat

O:
G : Atropin sulfas
W:
B : Asetosal
d. Komposisi bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
-

Atropin sulfas = 0,03 mg


Asetosal
= 100 mg

II. Uraian Bahan


1.Acidum Acetylsalicylicum (FI III, 43)
a. Sinonim

: Asam asetilsalisilat, asetosal

b. Rumus struktur :

c. Khasiat

: Analgetikum , Antipiretikum

c. Pemerian

: Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih; tidak


berbau atau hampir tidak berbau; rasa asam.

d. Farmakologi

: Anti demam kuat dan pada dosis rendah sekali (40 mg)
berdaya
menghambat agregasi trombosit. (OOP,298)

e. Kelarutan

: Agak sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol


(95%) larut dalam kloroform dan dalam eter.

f. Dosis

: -DL anak

: sekali = 30 mg - 40 mg / tahun
sehari = 90 mg 160 mg / tahun

-DM dewasa : sekali = 1 g


sehari = 8 g
g. Inkompatibilitas :
2. Atropini Sulfas (FI III, 98)
a. Sinonim

: Atropina sulfat

b. Rumus struktur :

c. Khasiat

: Parasimpatolitik

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Hablur tidsk berwarna atau serbuk putih; tidak berbau


rasa sangat pahit; sangat beracun

f. Kelarutan

: Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam lebih


kurang 3 bagian etanol (90%) P; sukar larut dalam
kloroform P; praktis tidak larut dalam kloroform P;
praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P

g. Dosis

: DL anak : sekali = -

sehari = 0,012

mg
kg

DM dewasa : sekali = 1 mg
sehari = 3 mg
h. Inkompatibilitas

3. Saccharum lactis (FI III, 338)


a. Sinonim

: Laktosa; Lactose; gula susu

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Zat tambahan (pemanis)

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak manis

f. Kelarutan

: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 7 bagian air


mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P.

g. Dosis

:-

h. Inkompatibilitas

III. Perhitungan Dosis


1. Acidum acetylsalisylicum

DL anak : sekali = 10

mg
bulan

mg
sehari = 30 bulan

x 10 bulan = 100 mg

mg
- 40 bulan

DM dewasa : sekali =

10
150

x 1 g = 0,067 g

sehari =

10
150

x 8 g = 0,533 g

Dosis dalam resep : sekali =

0,5
10

x 10 bulan = 300 mg - 400 mg

= 0,05 g = 50 mg

sehari = 3 x 50 mg = 150 mg

Kesimpulan : Dosis Subterapi


Rekomendasi dinaikkan menjadi : sekali = 100 mg
sehari = 100 mg x 3 = 300 mg

2. Atropin sulfas
Berat Badan 10 bulan = 7,6 kg

DL anak : sehari = 0,012

sekali =

mg
kg

0,0912
3

DM dewasa : sekali =

sehari =

x 7,6 kg = 0,0912 mg

= 0,0304 mg

10
x
1 mg = 0,067 mg
150

10
x
3 mg = 0,2 mg
150

Dosis dalam resep : sekali =

0,1mg
=0,01 mg
10

sehari = 3 x 0,01 mg = 0,03 mg


Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi dosis dinaikkan menjadi : sekali = 0,03 mg


Sehari = 0,03 mg x 3 = 0,09 mg
IV. Penimbangan Bahan
1. Asam asetilsalisilat = 1 g
2. Atropin sulfas

= 0,3 mg

3 SL

= (500 mg x 10) (1000 + 300) mg


= 5000 mg 1300
= 3700 mg = 3,7 g

Pengenceran bertingkat Atropin sulfas


Pengenceran 1
SL

= 400 mg

Carmin

= 50 mg

Atropin sulfas

= 50 mg +
500 mg

Yang diambil =

0,3 mg
x 500 mg=3 mg
50 mg

Pengenceran 2
SL

= 450 mg

Atropin Sulfas = 50 mg +
500 mg
0,3 mg
x 500 mg=30 mg
Yang diambil = 5 mg

Pengenceran 3
SL

= 450 mg

Atropin sulfas = 50 mg +
500 mg

Yang diambil =

0,3 mg
x 500 mg=300 mg
0,5 mg

Sisa pengenceran = 500 mg 300 mg = 200 mg


V. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditara timbangan

3. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan


4. Dilakukan pengenceran bertingkat atropin sulfas , disisihkan
5. Dimasukkan asam asetilsalisilat kedalam mortir gerus ad halus
6. Dimasukkan pengenceran Atropin sulfas gerus ad homogen
7. Dimasukkan SL kedalam mortir gerus ad homogen, dikeluarkan
8. Dibagi menjadi 2 bagian, ditimbang 1 bagian bagi 5, 1 bagian yang lain bagi 5,
sama rata bungkus dengan perkamen kemas dalam plastik klip diberi etiket
putih

VI. Penandaan
Etiket putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
No. 2

Apt : Lintang ayu


Tgl : 30 Oktober 2012
Rahmi (10 bulan)

3 x sehari 1 bungkus
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

VII. Edukasi

1. Obat ini berkhasiat sebagai penurun panas yang disertai kejang


2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 bungkus
3. Simpan obat ditempat kering dan sejuk

Resep 3
I. Resep Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl.A.W.Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325 / DKK-DU / III / 2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Hyoscyami Ext
Ioco Novalgin tab

25 mg

Elaeosacc. Menthae pip. qs


m.f. l.a pulv. d.t.d no X
S.o.8 h pulv 1 p.r.n
Pro

: Elina

Umur : 11 tahun

a. Resep standar
loco novalgin tab (ISO 2008, 19)
R/ Metampiron 500 mg
Elaeosacch Menthae pip (IMO 1997, 41)
R/ Saccharum lactis
Oleum menthae

2g
1 tetes

b. Kelengkapan resep
- Paraf dokter tidak tertera
c. Penggolongan obat
O:
G : Metampiron, Hyoscyami Ext
W:
B:
d. Komposisi bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :

Hyoscyami Ext = 25 mg
Metampiron
= 250 mg

II. Uraian Bahan


1. Metamphyronum (FI III, 369)
a. Sinonim

: Metampiron, antalgin

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: analgetik, antipiretik

d. Farmakologi

: Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor


nyeri perifer

e. Pemerian

: Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan

f. Dosis

: DL anak : sekali = 20 mg 300 mg


sehari = 600 mg 1200 mg
DM dewasa : -

g. Inkompatibilitas

2. Hyoscyami extractum (FI III, 302)


a. Sinonim

: Ekstrak hiosami

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Parasimpatolitikum, sedativ

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Massa kental; warna coklat tua

f. Dosis

: DL anak : sekali = 2 mg 10 mg
sehari = 6 mg 30 mg
DM dewasa : sekali = 125 mg
sehari = 500 mg

g. Inkompatibilitas

3. Saccharum lactis (FI III, 338)


a. Sinonim

: Lactosum, laktosa

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Zat tambahan sebagai pemanis

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis

f. Kelarutan

: Larut dalam 6 bagian air, larit dalam 1 bagian air


mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)

g. Dosis

h. Inkompatibilitas

4. Oleum menthae (FI III, 458)


a. Sinonim

: Minyak permen

b. Rumus struktur

c. Khasiat

: Zat tambahan, karminativum

d. Farmakologi

e. Pemerian

: Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan; bau


lemah; tidak tengik; rasa khas. Pada suhu rendah
sebagian atau seluruhnya membeku

f. Kelarutan

: Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut


dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah

g. Inkompatibilitas

III. Perhitungan Dosis


1. Metampiron
DL anak : sekali = 20 mg 300 mg

sehari = 600 mg 1,2 g


DM : Dosis dalam resep : sekali = tab x 500 mg = 250 mg
sehari = 3 x 250 mg = 750 mg
Kesimpulan : Dosis Terapi
2. Hyoscyami extractum
DL anak : sekali = 2 mg 10 mg
sehari = 6 mg 30 mg

DM dewasa : sekali =

11
20

x 125 mg = 68,75 mg

sehari =

11
20

x 500 mg = 275 mg

Dosis dalam resep : sekali = 25 mg


sehari = 25 mg x 3 = 75 mg
Kesimpulan : Dosis Terapi
IV. Penimbangan Bahan
1. Ext. Hyoscyami

= 25 mg x 10 = 250 mg

2. Metampiron

= tab x 10 = 5 tab

3. Elaeosacch M.pip. = Saccharum lactis = 2 g


Ol. Menthae

= 1 tetes

V. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditara timbangan
3. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
4. Dipanaskan mortir, keringkan dimasukkan hyoscyami extr. Tetesi etanol, gerus
ad larut dimasukkan SL, gerus ad homogen
5. Dimasukkan metampiron, gerus ad homogen, tetesi oleum menthae pip. Gerus
ad homogen dimasukkan sisa SL, gerus ad homogen, dikeluarkan
6. Dibagi menjadi 2 bagian, timbang. 1 bagian bagi 5 1 bagian yang lain bagi 5
dibagi sama rata, bungkus dengan perkamen, kemas dalam plastik klip
dan beri etiket putih
VI. Penandaan
Etiket putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
No. 3

Apt : Lintang ayu


Tgl : 30 Oktober 2012

Elina (11 tahun)


3 x sehari 1 bungkus tiap 8 jam
jika diperlukan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

VII. Edukasi
1. Obat ini sebagai pereda kejang
2. Diminum disaat terasa sakit, dan jika delapan jam kemudian masih terasa sakit,
obat disarankan diminum kembali
3. Disimpan ditempat sejuk dan kering

BAB IV
PEMBAHASAN
Resep 1
Pada praktikum ini resep pertama membuat serbuk terbagi (pulveres)
sebanyak 20 bungkus. Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang sesuai untuk
sekali minum. Berdasarkan resep yang ada obat ini ditujukan untuk pasien yang
berusia 6 tahun. Pada dasarnya sediaan serbuk ini sudah tepat diberikan untuk
pasien yang berusia 6 tahun. Karena pada dasarnya sediaan serbuk umumnya
diberikan pada bayi atau anak-anak yang susah menelan tablet atau kapsul.

Adapun bahan-bahan yang terkandung didalamnya adalah asetaminofen,


coffein, theophylline, carmin, dan SL. Dimana asetaminofen memiliki fungsi
sebagai analgetika dan antipiretika, coffein sebagai stimulan syaraf pusat dan
kardiotonikum serta memiliki farmakologi bekerja langsung terhadap saraf otak
dengan mempengaruhi kerja neurotransmifer, suatu neurohormon yang
meneruskan impuls dari sistem adrenergic otak, seperti noradrenalin, serotonin
dan dopamin. Theophylline yang berfungsi sebagai spasmolitikum bronkial,
Carmin sebagai zat tambahan (pewarna) dan saccharum lactis sebagai zat
tambahan (pemanis).
Dalam resep ini coffein di gerus ad halus, theophylline juga di gerus ad
halus, acetaminophen di gerus ad homogen. Karena obat ini termasuk obat dalam
(oral) maka di beri etiket putih.
Obat ini berfungsi untuk meringankan nyeri kepala, sakit gigi, yang
disertai asma. Cara pemakaian diminum 4 x sehari 1 bungkus sesudah makan.
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Resep 2
Pada praktikum ini resep kedua membuat serbuk terbagi (pulveres)
sebanyak 10 bungkus. Yang ditujukan untuk pasien yang berumur 10 bulan. Tiap
1 bungkusnya mengandung Atropin sulfas 300 mg, asam salisilat 100 mg, dan SL
500 mg. Dimana Atropin sulfas berfungsi sebagai parasimpatolitikum (pereda
kejang), asam salisilat yang berfungsi sebagai analgetik, antipiretik,dan memiliki
farmakologi anti demam kuat dan pada dosis (40 mg) berdaya menghambat

agregasi trombosit serta memiliki inkompatibilitas bila bercampur dengan asam


borat akan membentuk asam boratsalisilat yang mudah larut dan rasa pahit. Bila
bercampur dengan ZnO akan membentuk semen. dan Saccharum lactis yang
berfungsi sebagai zat tambahan.
Dalam resep ini atropine sulfas dibuat pengenceran 3 tingkat karena
bahannya tidak dapat ditimbang. asam asetilsalisilat harus di gerus ad halus
karena dia mempunyai serbuk yang mengkilat digerus sampai mengkilatnya
hilang. Obat ini diberi etiket putih karena dia termasuk dalam obat dalam (oral).
Obat ini berfungsi sebagai penurun panas yang disertai kejang. Obat ini
diminum 3 x sehari 1 bungkus. Disimpan ditempat kering dan sejuk.
Resep 3
Pada praktikum ini resep ketiga membuat sediaan serbuk terbagi sebanyak
10 bungkus. Yang ditujukan untuk pasien yang berusia 11 tahun. Yang tiap 10
bungkus mengandung hyoscyami extractum 250 mg, metampiron 5 tablet,
saccharum lactis 2 g, dan oleum menthae 1 tetes. Dimana hyoscyami extr.
berfungsi sebagai parasimpatolitikum dan sedativ yang mempunyai pemerian
massa kental dan berwarna coklat tua, metampiron berfungsi sebagai analgetik
dan antipiretik yang memiliki farmakologi merintangi terbentuknya rangsangan
pada reseptor nyeri perifer serta memiliki pemerian serbuk hablur; putih atau
putih kekuningan. Dan SL yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Pengerjaan hyoscyami extr dengan menggunakan mortir panas karena dia


berupa cairan kental, dan setelah itu dikeringkan dengan SL dan ditetesi dengan
etanol. Karena termasuk obat dalam (oral) maka beri etiket putih.
Obat ini berfungsi sebagai pereda kejang. Diminum 3 x sehari 1 bungkus
tiap 8 jam diminum bila diperlukan atau pada saat terasa sakit. Disimpan ditempat
sejuk dan kering.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resep 1
Pada praktikum sebelumnya diperoleh serbuk terbagi (pulveres) sebanyak
20 bungkus. Yang berkhasiat untuk meringankan nyeri kepala, sakit gigi yang
disertai asma. Dan serbuk berwarna sedikit kemerahan karena adanya sedikit
karmin yang ditambahkan didalamnya.
Resep 2

Pada praktikum sebelumnya diperoleh serbuk terbagi (pulveres) sebanyak


10 bungkus. Yang berkhasiat sebagai penurun panas yang disertai kejang. Dan
salah satu kandungan didalam sediaannya terdapat atropin sulfas yang harus
diencerkan bertingkat sebanyak 3 kali. Dan serbuk berwarna sedikit kemerahan
karena adanya sedikit karmin yang ditambahkan didalamnya.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan seharusnya selalu menjaga kebersihan alatalat yang akan digunakan untuk praktikum serta meja praktikum juga perlu
diperhatikan agar pada saat mengerjakan sediaan meja tidak terlalu berantakan
yang dipenuhi dengan kertas perkamen yang sudah tidak terpakai lagi serta
tumpahan dari serbuk-serbuk yang habis ditimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1988, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

1978, Formularium Nasional, Edisi II, Depkes RI, Jakarta.

Chaerunisaa, A., Y., dkk, 2009, Farmasetika Dasar. Widya Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai