Anda di halaman 1dari 11

MATRIK MATERI PENGATURAN SEDIAAN FARMASI

ASPEK OBAT TRADISIONAL


PMK 007/2012 (Pasal 7)
PERSYARATAN PRODUK Obat tradisional dilarang mengandung:
a.etil alkohol lebih dari 1%, kecuali dalam bentuk sediaan
tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran;
b.bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik
berkhasiat obat;
c. narkotika atau psikotropika; dan/atau
d.bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan dan/atau
berdasarkan penelitian membahayakan kesehatan.

PMK 007/2012 ( Pasal 8)


Obat tradisional dilarang dibuat dan/atau diedarkan dalam
bentuk sediaan:
a. intravaginal;
b. tetes mata;
c. parenteral; dan
d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.

PKaBPOM No.HK.00.05.41.1384 Pasal 34 ayat 1


(1) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
dilarang mengandung :
a. bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat;
b. narkotika atau psikotropika;
c. bahan yang dilarang tercantum pada Lampiran 14;
d. hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(2) Obat tradisional dilarang dalam bentuk sediaan :
a. intravaginal;
b. tetes mata;
c. parenteral;
d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.
(3) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
dalam bentuk sediaan cairan obat tidak boleh mengandung
etil alkohol dengan kadar lebih besar dari 1% (satu persen),
kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya
dengan pengenceran
SARANA & PROSES PkaBPOM No. HK.03.1.23.06.11.5629/2012
PRODUKSI
BANGUNAN DAN FASILITAS
1. Area produksi hendaklah memenuhi persyaratan CPOTB
2. Untuk mempermudah pembersihan dan menghindarkan
kontaminasi silang tindakan pencegahan yang tepat
hendaklah diambil saat mengambil sampel, menimbang,
menggiling, mencampur dan memproses produk, misal
dengan menggunakan sistem penghisap debu dan sistem
penanganan udara untuk memperoleh perbedaan tekanan
dan aliran udara yang diinginkan
3. Tata letak ruang produksi hendaklah dirancang
sedemikian rupa untuk:
a) memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area
yang saling berhubungan antara satu ruangan dengan
ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan
menurut kelas kebersihan yang dipersyaratkan;
b) mencegah kesesakan dan ketidakteraturan; dan
c) memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang
efektif
4. Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau
produk yang sedang dalam proses hendaklah memadai
untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan
secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga
dapat memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara
produk atau komponen yang berbeda, mencegah
pencemaran silang dan memperkecil risiko terlewat atau
salah melaksanakan tahapan proses produksi atau
pengawasan.
5. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian
dalam ruangan di mana terdapat bahan awal dan bahan
pengemas primer, produk antara atau produk ruahan
yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas
retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan
partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan
pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang mudah dan
efektif.
6. Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat
dari bahan kedap air, permukaannya rata dan
memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien
apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding
dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk
lengkungan.
7. Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana
penunjang lain hendaklah dirancang dan dipasang
sedemikian rupa untuk menghindarkan terbentuk ceruk
yang sulit dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan,
sedapat mungkin instalasi sarana penunjang seperti ini
hendaklah dapat dijangkau dari luar area pengolahan.
8. Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh
menempel pada dinding tetapi digantungkan dengan
menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk
memudahkan pembersihan menyeluruh
9. Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di
dalam ruangan hendaklah dihindari..
10. Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan
salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk
mencegah pencemaran terhadap produk.
11. Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar,
dirancang dan dilengkapi dengan bak kontrol serta
ventilasi yang baik untuk mencegah aliran balik.
Sedapat mungkin saluran terbuka dicegah tetapi bila
perlu hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan
pembersihan dan disinfeksi.
12. Area produksi di mana terdapat bahan awal dan bahan
pengemas primer, produk antara atau produk ruahan
yang terpapar ke lingkungan hendaklah diventilasi
secara efektif dengan menggunakan sistem pengendali
udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang
dapat mencegah pencemaran dan pencemaran-silang,
pengendali suhu dan, bila perlu, pengendali kelembaban
udara
13. Area di mana dilakukan kegiatan yang menimbulkan
debu misalnya pada saat pengambilan sampel,
penimbangan bahan atau produk, pencampuran dan
pengolahan bahan atau produk, pengemasan produk
serbuk, memerlukan sarana penunjang khusus untuk
mencegah pencemaran silang dan memudahkan
pembersihan
14. Tata letak ruang area pengemasan hendaklah dirancang
khusus untuk mencegahcampur baur atau pencemaran
silang.
15. Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang
memadai, terutama di mana pengawasan visual
dilakukan pada saat proses berjalan.
16. Pengawasan selama-proses dapat dilakukan di dalam
area produksi sepanjang
17. kegiatan tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap
produksi obat tradisional.
18. Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke
lingkungan luar, seperti pintu bahaya kebakaran,
hendaklah ditutup rapat

PROSES PRODUKSI
Pengumpulan/pembudidayaan dan /atau pemanenan, proses
pasca panen termasuk pemotongan pertama dari bahan alamiah
hendaklah dijelaskan secara rinci.
Jika diperlukan penghalusan lebih lanjut dalam proses
pembuatannya hendaklah hal tersebut dilakukan sesuai CPOTB.
Dalam hal bahan aktif, sesuai definisi dalam Glosarium,
terdiri hanya dari rajangan atau serbuk, aplikasi dari persyaratan
teknis ini dimulai pada proses fisik yang mengikuti pemotongan
awal dan perajangan, dan termasuk pengemasan.
Jika ekstraks digunakan, prinsip-prinsip dari persyaratan
teknis ini hendaklah diberlakukan pada setiap tahap produksi
mengikuti proses pasca panen / pasca pengumpulan.
Dalam hal produk jadi diolah secara fermentasi penerapan
CPOTB hendaklah meliputi seluruh tahap produksi sejak
pemotongan awal dan penghalusan
IZIN EDAR/PEREDARAN PMK 007/2012 (Pasal 2)
1. Obat tradisional yang diedarkan di wilayah Indonesia
wajib memiliki izin edar.
2. Izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh Kepala Badan.
3. Pemberian izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Dilaksanakan melalui mekanisme registrasi sesuai
dengan tatalaksana yang ditetapkan

PMK 007/2012 (Pasal 3)


Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.

PMK 007/2012 (Pasal 4)


Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) terhadap:
a. obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan
usaha jamu gendong;
b. simplisia dan sediaan galenik untuk keperluan industri dan
keperluan layanan pengobatan tradisional;
c. obat tradisional yang digunakan untuk penelitian, sampel
untuk registrasi dan pameran dalam jumlah terbatas dan tidak
diperjualbelikan.

PMK 007/2012 (Pasal 6)


Obat tradisional yang dapat diberikan izin edar harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. menggunakan bahan yang memenuhi persyaratan keamanan
dan mutu;
b. dibuat dengan menerapkan CPOTB;
c. memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia atau
persyaratan lain yang diakui;
d. berkhasiat yang dibuktikan secara empiris, turun temurun,
dan/atau secara ilmiah; dan
e. penandaan berisi informasi yang objektif, lengkap, dan tidak
menyesatkan.
PEMASUKAN DAN PMK 007/2012 Pasal 9
PENGELUARAN Registrasi obat tradisional produksi dalam negeri hanya dapat
dilakukan oleh IOT, UKOT, atau UMOT yang memiliki izin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PMK 007/2012 Pasal 10


1. Registrasi obat tradisional kontrak hanya dapat
dilakukan oleh pemberi kontrak dengan melampirkan
dokumen kontrak
2. Pemberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa IOT, UKOT, atau UMOT yang memiliki
izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pemberi dan penerima kontrak bertanggung jawab atas
keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu obat tradisional
yang diproduksi berdasarkan kontrak.
4. Penerima kontrak hanya dapat berupa IOT atau UKOT
yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan dan sertifikat CPOTB untuk
sediaan yang dikontrakkan

PMK 007/2012 Pasal 11


Registrasi obat tradisional lisensi hanya dapat dilakukan oleh
IOT atau UKOT penerima lisensi yang memiliki izin sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan

PMK 007/2012 Pasal 12


1. Registrasi obat tradisional impor hanya dapat dilakukan
oleh IOT, UKOT, atau importir obat tradisional yang
mendapat penunjukan keagenan dan hak untuk
melakukan registrasi dari industri di negara asal.

2. Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


memenuhi persyaratan:
a. memiliki fasilitas distribusi obat tradisional sesuai
ketentuan yang berlaku; dan
b. memiliki penanggung jawab Apoteker.
3. Penunjukan keagenan dan hak untuk melakukan
registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat diberikan untuk 1 (satu) nama produk kepada 1
(satu) IOT, UKOT, atau importer
4. Pemenuhan persyaratan CPOTB bagi industri di luar
negeri dibuktikan dengan sertifikat cara pembuatan yang
baik untuk obat tradisional dan jika diperlukan
dilakukan pemeriksaan setempat oleh petugas yang
berwenang.
5. Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
dilengkapi dengan data inspeksi terakhir paling lama 2
(dua) tahun yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang
setempat.
6. Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Badan.

PMK 007/2012 Pasal 13


1. Registrasi obat tradisional khusus ekspor dilakukan oleh
IOT, UKOT, dan UMOT yang memiliki izin sesuai
ketentuan peraturanperundangundangan.
2. Obat tradisional khusus ekspor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6.
3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bila ada persetujuan tertulis dari negara
tujuan.
KEMASAN PkaBPOM No. HK.03.1.23.06.11.5629/2012 (lampiran)
Praktik Pengemasan
6.120 Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat
diperkecil dengan cara sebagai berikut:
a) menggunakan label dalam gulungan;
b) pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label;
c) dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label
elektronis;
d) label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga
masing-masing mempunyai tanda khusus untuk tiap produk
yang berbeda dan
e) di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan
berlangsung, hendaklah dilakukan pula pemeriksaan secara\
independen oleh bagian Pengawasan Mutu selama dan pada
akhir proses pengemasan.
PENANDAAN DAN Iklan : KEPMENKES 386/Menkes/SK/IV/1994 (lampiran 2)
IKLAN 1. Obat tradisional dapat diiklankan apabila telah mendapat
nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen
Kesehatan RI.
2. Iklan Obat tradisional dapat dimuat pada media
periklanan setelah rancangan iklan tersebut mendapat
persetujuan dari Departemen Kesehatan RI.
3. Iklan Obat tradisional tidak boleh mendorong
penggunaan obat tradisional tersebut secara berlebihan.
4. Iklan Obat tradisional tidak boleh diperankan oleh
tenaga kesehatan atau seseorang yang berperan sebagai
profesi kesehatan dan atau menggunakan setting yang
beratribut profesi kesehatan atau laboratorium.
5. Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan
harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal
41 ayat (2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan sebagai berikut;
a. Obyektif : harus memberikan informasi sesuai
dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh
menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat
tradisonal yang telah disetujui.
b. Lengkap: harus mencantumkan tidak hanya informasi
tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional, tetapi
juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi efek
samping, pantangandan lainnya.
c. Tidak menyesatkan : informasi obat tradisional harus
jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh
memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu
masalah kesehatan.Disamping itu, cara penyajian
informasi harus baik dan pantas serta tidak boleh
menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang
mengakibatkan penggunaan obat tradisional yang
berlebihan dan tidak benar.
6. Iklan obat tradisional tidak boleh menggunakan kata-
kata: super, ultra,istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur
dan kata-kata lain yang semakna yang menyatakan
khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji
bahwa obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan
7. Iklan obat tradisonal tidak boleh memuat pernyataan
kesembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi
dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan
dan lain sebagainya.
8. Iklan obat tradisional tidak boleh menawarkan hadiah
atau memberikan pernyataan garansi tentang khasiat
dan kegunaan obat tradisonal
9. Iklan obat tradisional tidak boleh menampilkan adegan,
gambar, tanda, tulisan dan atau suara dan lainnya yang
dianggap kurang sopan.
10. Iklan obat tradisional todak boleh mencantumkan
gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi
obat tradisional yang disetujui.
11. Iklan yang berwujud artikel yang menguraikan tentang
hasil penelitian harus benar-benar berkaitan secara
langsung dengan bahan baku (simplisia) atau produknya,
dan informasi tersebut harus mengacu pada hasil
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
12. Pada setiap awal iklan obat tradisional dicantumkan
identitas kata "JAMU" dalam lingkaran
13. Pada setiap akhir iklan obat tradisional harus
mencantumkan spot peringatan sebagai berikut: BACA
CARA PEMAKAIAN
14. Ketentuan minimal yang harus dipenuhi untuk
peringatan pada butir (13) sebagai berikut:
a. Untuk media televisi, spot iklan harus dicantumkan
dengan tulisan yang jelas terbaca pada satu gambar
teakhir dengan ukuran minimal 30% dari layar kaca dan
ditayangkan minimal 3 detik.
b. Untuk media radio, spot iklan harus dibacakan dengan
jelas dengan nada suara tegas, pada akhir iklan.
c. Untuk media cetak, spot iklan dicantumkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Tulisan harus jelas terbaca dan terlihat menyolok.
- Huruf yang digunakan harus merupakan huruf kapital,
hitam dan tebal
(bold letter)
- Ukuran huruf minimal harus sama dengan huruf body
copy
- Diberi kotak tepi hitam
15. Iklan obat tradisional khusus untuk media cetak harus
mencantumkan nomor pendaftaran.
16. Dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan
berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit
kanker, tuberkolosis, poliomelitis, penyakit kelamin,
impotensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes,
lever dan penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan

Penandaan : PKaBPOM No.HK.00.05.41.1384 (Pasal 4)


Untuk dapat memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang
memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan /
khasiat;
b. dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik atau Cara Pembuatan
Obat yang Baik yang berlaku;
c. penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang
dapat menjamin penggunaan obat tradisional, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka secara tepat, rasional dan aman
sesuai dengan hasil evaluasi dalam rangka pendaftaran.
PEMELIHARAAN PkaBPOM No. HK.03.1.23.06.11.5629/2012 (BAB 7)
MUTU Tiap pemegang izin usaha industri obat tradisional harus
mempunyai Bagian Pengawasan Mutu. Bagian ini harus
independen dari bagian lain dan di bawah tanggung jawab dan
wewenang seorang dengan kualifikasi dan pengalaman yang
sesuai, yang membawahi satu atau beberapa laboratorium.
Sarana yang memadai harus tersedia untuk memastikan bahwa
segala kegiatan Pengawasan Mutu dilaksanakan dengan efektif
dan dapat diandalkan

KMK/381/MENKES/2007
Mutu obat tradisional sangat bergantung dari berbagai factor,
mulai dari penanaman, pengumpulan, pengolahan bahan baku,
proses produksi sampai dengan peredaran

PENGUJIAN & PkaBPOM No. HK.03.1.23.06.11.5629/2012 BAB 10


PENARIKAN 7.21Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan mencakup
KEMBALI sekurang-kurangnya data berikut:
a) nama bahan atau produk, dan bentuk sediaan jika ada;
b) nomor bets, produsen dan/atau pemasok jika ada;
c) referensi ke spesifikasi yang relevan dan prosedur pengujian;
d) hasil uji, termasuk observasi dan kalkulasi dan referensi ke
sertifikat analisis;
e) tanggal pengujian;
f) paraf analis yang melakukan pengujian;
g) paraf orang yang melakukan verifikasi pengujian dan
kalkulasi, jika ada;
h) pernyataan yang jelas tentang pelulusan atau penolakan atau
status lain,tanggal dan tanda tangan dari personil penanggung
jawab

Pelaksanaan Penarikan Kembali


a) Tindakan penarikan kembali produk hendaklah dilakukan
segera setelah diketahui ada produk yang cacat mutu atau
diterima laporan mengenai reaksi yang merugikan ;
b) Hendaklah dicegah pemakaian produk berisiko tinggi
terhadap kesehatan dengan cara embargo, dilanjutkan dengan
penarikan kembali segera. Penarikan kembali hendaklah
menjangkau sampai tingkat konsumen;
c) Sistem dokumentasi penarikan kembali produk di industry
obat tradisional hendaklah menjamin bahwa embargo dan
penarikan kembali dilaksanakan secara cepat, efektif dan tuntas;
dan
d) Pedoman dan prosedur penarikan kembali produk hendaklah
dibuat untuk memungkinkan embargo dan penarikan kembali
dilakukan dengan cepat dan efektif dari seluruh mata rantai
distribusi.
e) Hasil pelaksanaan penarikan kembali serta tindak lanjutnya
hendaklah dilaporkan kepada Badan POM.

PELENGGARAN & - PMK 007/2012 Pasal 23


SANKSI Kepala Badan dapat memberikan sanksi administratif berupa
pembatalan izin edar apabila:
a. obat tradisional tidak memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 berdasarkan data terkini;
b. obat tradisional mengandung bahan yang dilarang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
c. obat tradisional dibuat dan/atau diedarkan dalam bentuk
sediaan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
d. penandaan dan informasi obat tradisional menyimpang dari
persetujuan izin edar;
e. pemegang nomor Izin edar tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22;
f. izin IOT, UKOT, UMOT, dan importir OT yang
mendaftarkan, memproduksi atau mengedarkan dicabut;
g. pemegang nomor izin edar melakukan pelanggaran di bidang
produksi dan/atau peredaran obat tradisional;
h. pemegang nomor izin edar memberikan dokumen registrasi
palsu atau yang dipalsukan; atau
i. terjadi sengketa dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap

PKaBPOM No.HK.00.05.41.1384 Pasal 35


Kepala Badan dapat membatalkan izin edar obat tradisional,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka apabila :
a. berdasarkan penelitian atau pemantauan setelah beredar tidak
memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atau;
b. penandaan tidak sesuai dengan yang telah disetujui atau;
c. promosi menyimpang dari ketentuan yang berlaku atau;
d. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 atau;
e. selama 2 (dua) tahun berturut-turut obat tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka tidak dibuat atau obat
tradisional tidak diimpor atau;
f. izin industri di bidang obat tradisional, izin industri farmasi
atau badan usaha dicabut atau;
g. pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang
pembuatan obat tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka atau impor obat tradisional.
MATRIK MATERI PENGATURAN SEDIAAN FA
PERATURAN PERUNDANGAN & KEBIJAKAN KEFARMASIAAN TERKAIT

INDUSTRI MANUFAKTUR

ASPEK YANG OBAT TRADISIONAL


DIATUR
TAHAPAAN PROSES Pembatalan PKaBPOM No.HK.00.05.41.1384 (Pasal 35)
PERIZINAN DAN Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat
PERSYARATAN TIAP dikenai sanksi administrative berupa :
TAHAP a. peringatan tertulis;
b. penarikan obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka dari peredaran termasuk penarikan iklan;
c. penghentian sementara kegiatan pembuatan, distribusi,
penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan obat tradisional,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka dan impor obat
tradisional;
d. pembekuan dan atau pencabutan izin edar obat tradisional,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
FUNGSI/KEGIATAN
YANG
ADA DIINDUSTRI

PENDISTRIBUSIAN
PRODUK

PENCATATAN DAN
PELAPORAN

KEMUNGKINAN
PELANGGARAN &
SANKSI

Anda mungkin juga menyukai