PENDAHULUAN
Profesi seorang dokter hewan adalah untuk melakukan tindakan medis pada hewan. Hewan
merupakan makhluk hidup yang multispesies, dan hal tersebut termasuk dalam lingkup ranah
kedokteran hewan. Sehingga keahlian dalam berbagai bidang ilmu yang dipelajari selama kuliah
harus bisa dilakukan dan di komprehensifkan.Salah satu bidang ilmu yang dipelajari adalah ilmu
bedah.Pada bidang ilmu bedah, dokter hewan mempelajari mulai dari alat, bahan, teknik
menjahit, teknik sterilisasi saat mau melakukan operasi, hingga cara-cara melakukan teknik
operasi.Salah satu tindakan operasi yang dipelajari pada ilmu bedah khusus adalah teknik
orchiectomy atau yang dikenal dengan kastrasi. Kastrasi merupakan suatu teknik operasi yang
dilakukan untuk mengambil atau mengangkat testis dari suatu pasien.
Teknik Kastrasi merupakan teknik yang dilakukan salah satunya untuk mengurangi sifat
agresif pada pasien. Teknik ini banyak dilakukan pada hewan-hewan kesayangan termasuk
Kelinci. Sehingga seorang dokter hewan harus dapat melakukan tindakan orchiectomy,
dikarenakan sebagai seorang calon praktisi dihewan kesayangan, banyak klien yang
menginginkan hewan kesayangannya untuk di strerilkan.Dapat mencegah dari suatu penyakit
dikemudian hari.
1.2 Tujuan
1.2.1. Praktikan dapat mengetahui bagaimana persiapan untuk operasi.
1.2.2. Praktikan dapat mengetahui dan melakukan teknik orchiectomy pada pasien.
1.2.3. Praktikan dapat mengetahui dan melakukan perawatan post operasi.
1.3 Manfaat
1.3.1. Praktikan jadi bisa melakukan dari persiapan untuk operasi
1.3.2. Praktikan jadi bisa melakukan teknik orchiectomy pada pasien
1.3.3. Praktikan jadi bisa melakukan perawatan post operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kastrasi
Kastrasi adalah memutuskan saluran reproduksi kelinci jantan dengan jalan memotong
vasdeferen atau efididimis yang menghubungkan testis dengan penis, sehingga kelinci tidak
dapat memproduksi semen/spermatozoa, akibatnya kelinci menjadi mandul/in vertil. Indikasi
dilakukannya kastrasi adalah untuk menurunkan keagresifan dari hewan jantan, adanya
abnormalitas kongenital, abnormalitas testicular, neoplasia pada skrotum, dan mencegah
terjadinya penyakit karena abnormalitas dari sistem endokrin. Pada hewan anjing, teknik kastrasi
yang dilakukan ada 4 macam, yang pertama adalah open prescrotal dimana dilakukan insisi pada
bagian prescrotal dari anjing, dan membuka lapisan testis hingga sampai ke tunica vaginalis.
Kedua adalah closed prescrotal, dimana dilakukan sama dengan open prescrotal kecuali lapisan
testis yang dibuka tidak sampai ke tunica vaginalis. Ketiga adalah perianal castration, dan
keempat adalah scrotal ablation, yang dilakukan jika ada neoplasia pada skrotum (Fossum,
2007).Pada kelinci, teknik kastrasi yang dilakukan adalah kastrasi terbuka, dengan melakukan
insisi pada bagian skrotum (Fossum, 2007). Pada sumber lain, mengatakan bahwa kastrasi pada
kelinci dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutup (Howe, 2006). Komplikasi yang dapat
terjadi akibat dilakukannya kastrasi adalah hemoragi pada skrotum, memar-memar, dan juga
infeksi (Howe, 2006).
Organ reproduksi jantan memiliki organ internal dan eksternal. Organ internal terdiri dari testis
dan epididimis. Testis tedapat sepasang yang terletak dalam scrotum. Testis merupakan penghasil
sperma dikeluarkan melalui epididimis yang merupakan tempat pematangan kemudian ke vas
deferens. Sedangkan pada organ eksternal berupa penis. Penis merupakan alat kopulasi dan
tersusun dari corpus cavernosum penis dan corpus gavernosum urethae.
Maturity (dewasa kelamin) itu sendiri adalah suatu periode dimana organ-organ
reproduksi jantan atau betina yang berfungsi dan perkembangbiak. Hewan jantan purbertas
ditandai oleh kesanggupan berkopulasi dan menghasilkan sperma disertai perubahan-perubahan
kelamin sekunder lainnya. Sedangkan pada hewan betina, pubertas ditandai dengan terjadi estrus
dan ovulasi. Kelinci akan mulai mencoba kopulasi 1-2 bulan sebelum mencapai pubertas, tetapi
tidak bisa untuk memproduksi anak sampai ia pubertas. Pubertas pada kelinci bervariasi dan
terhitung pada breed. Kelinci jenis kecil mempunyai masa pubertas lebih dini dibandingkan
kelinci jenis besar. Kelinci betina lebih dulu mengalami pubertas dibandingkan kelinci jantan.
dewasa kelamin pada kelinci jantan jenis NZW (New Zealand White) dicapai pada umur 6 bulan.
Sedangkan kelinci jantan secara umum mencapai dewasa kelamin pada umur 4-8 bulan,
tergantung pada bangsa dan tingkat makanannya.
Kastrasi pada kelinci dilakukan dengan tiga teknik, dintaranya Kastrasi dengan
cara ikat atau potong pada epididymis. Biasa dilakukan pada kelinci umur < 2 bln. Kedua yaitu
mengikat pada testis yang telah terlihat jelas dilakukan pada kelinci umur > dari 3.5 bulan. Hal
ini sangat sulit dilakukan karena testis belum terlihat jelas pada umur < dari 3.5 bulan. Kemudian
sterilisasi menggunakan bahan kimia, dilakukan pada kelinci yang testisnya sudah terbentuk
dengan jelas pada umur > dari 3.5 bulan dengan Bahan kimia kalsium klorida yang dapat
menghilangkan fungsi testis melalui dehidrasi sel.
2.5 Anestesi
Anestesi merupakan obat yang digunakan untuk mengilangkan rasa sakit dan kesadaran
dari pasien.Penggunaan anestesi digunakan untuk dilakukannya tindakan operasi pada pasien.
Berdasarkan cara penggunaan obat, anestesi dibagi menjadi anestesi inhalasi, anestesi injeksi
(secara intravena, intamuscular, dan sub kutan. Stadium dari anestesi adalah sebagai berikut:
1. Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter), dimulai dari pemberian agen
anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran.Rasa takut dapat meningkatkan
frekuensi nafas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat terjadi urinasi dan defekasi.
2. Stadium II (stadium eksitasi involunter), dimulai dari hilangnya kesadaran sampai
permulaan stadium pembedahan.Pada stadium II terjadi eksitasi dan gerakan yang
tidak menurut kehendak, pernafasan tidak teratur, inkontinensia urin, muntah,
midriasis, hipertensi, dan takikardia.
3. Stadium III (pembedahan/operasi), terbagi dalam 3 bagian yaitu;
Plane I :yang ditandai dengan pernafasan yang teratur dan terhentinya anggota gerak.
Tipe pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal masih ada, bola mata bergerak-
gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea terdepresi.
Plane II: ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro medial
semua otot mengalami relaksasi kecuali otot perut.
Plane III: ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah
dan otot perut relaksasi.
4. Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau overdosis),ditandai dengan paralisis otot
dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan gambaran seperti mata
ikan karena terhentinya sekresi lakrimal (Duprey, 2007)
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
Sabun
Atropine sulfat
Xylazine
Ketamin
Povidine iodine
Amoxicilin
Tolfen
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Preoperasi
Peralatan yang akan digunakan untuk kastrasi harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.
Langkah kerja dalam melakukan sterilisasi alat adalah sebagai berikut:
Alat bedah
Kelinci Betina
Hasil
3.2.2 Operasi
Kelinci Jantan
dikeluarkan testis
Hasil
B. pemotongan/pengikatan saluran
Kelinci Jantan
dijepit kulit pada bagian dimana bakal terbentuk testis yaitu diantara
kedua belah kaki belakang. Penyayatan harus dilakukan dengan hati-
hati agar tidak mengenai pembuluh darah yang mengakibatkan
pendarahan dan blader/kantong kemih jangan sampai tergores yang
berakibat keluarnya air kemi/kencing.
Setelah itu segera dijahit dan jangan lupa pada bagian yang dijahit
dioleskan betadin, untuk menghindari kemungkinan infeksi dan
gangguan binatang pembusuk/lalat.
Hasil
Kelinci Jantan
Dilakukan pada kelinci yang testisnya sudah terbentuk dengan jelas pada
umur > dari 3.5 bulan
Hasil
3.2.5 Pasca Operasi
Kelinci Jantan
di cek suhu, pulsus, CRT dan respirasi kelinci setiap 5 menit sampai
suhu kelinci normal
Hasil
BAB IV
Pada Praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan kelinci di lab Bedah RSHP UB pada
hari Jumat, 25 Oktober 2019. Pemeriksaan yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
kesehatan kepada kelinci yang akan dilakukan kastrasi. Pemeriksaan fisik meliputi auskultasi
jantung, menghitung pernapasan dari pasien, mengukur suhu, melihat membrane mukosa,
melakukan cek CRT, melihat cara bergerak pasien, dan semuanya di cek apakah normal atau
tidak.
Pertama adalah pemeriksaan fisik, meliputi hal yang sudah dijelaskan sebelumnya dan
ditambah melakukan palpasi pada bagian abdominal dan rectal untuk dapat menentukan
ukuran dari kelenjar prostat, kesimetrisan, tekstur, dan ukurann limfonodul
sublumbar.Skorutm dan testis juga dilakukan palpasi untuk menentukan ukuran, simetris atau
tidak, tekstur, dan sensitifitas.Kedua adalah melakukan pemeriksaan patologi klinik, yaitu
salah satu test nya adalah cytology dari cairan prostat. Ketiga adalah mengukur kadar hormon
dari pasien, untuk anjing jantan dilakukan pengukuran pada hormone testosteron nya.
Keempat adalah melakukan diagnostic imaging untuk menentukan dari ukuran, posisi, dan
adanya abnormalitas atau tidak.
Persiapan pada alat operasi juga dilakukan yaitu menstrilisasi peralatan yang akann
digunakan dan memberikan perlakuan pada kelinci yang akan di laparatomi. Sterilisasi alat
dilakukan dengan memasukkan peralatan yang akan digunakan (kecuali peralatan tajam)
kedalam nierbeken. Kemudian nierbeken dibungkus koran dan dimasukkan ke dalam
autoclave. Kemudian nierbeken di autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 1
jam.Untuk peralatan tajam, dimasukkan ke cairan iodine atau alkohol.Penggunaan iodine dan
alkohol berguna untuk menjaga sterilitas dari alat-alat yang digunakan.Hal ini dikarenakan
iodine dan alkohol mempunyai sifat-sifat yang dapat digunakan sebagai sterilisasi alat. Pada
iodine, iodine merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala
kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih.
Selain peralatan, meja operasi juga harus disterilkan, yaitu dengan cara meja dilap dengan lap
basah, lalu dikeringkan. Kemudian disemprot dengan spiritus lalu dibakar.
Kelinci sudah memasuki stadium operasi anestesi, operator dan co-operator mulai
bekerjaTeknik melakukannya adalah pertama posisikan hewan pada posisi dorsal recumbensy,
kemudian ektrsmitas di fiksasi. Pergerakan testis ditahan, dengan cara memberi tekanan pada
bagian bawah skrotum, selanjutnya dilakukan insisi pada bagian subcrania intra skrotal. Insisi
membuka tunica dartos dan tunica vaginalis.Kemudian testis ditarik keluar, dan dilakukan
pemisahan anatar arteri spermatica denga corda spermatica.Dilakukan pengikatan pada coorda
spermatica dan kemudian testis dipotong kembali. Diikat kembali corda spermatica
menggunakan arteri spermatica atau dapat menggunakan benang chromic, dan selanjutnya
dimasukkan kembali kedalam testisa.
Kastrasi yang dilakukan pada kelinci adalah melakukan kastrasi tertutup, dengan
perlakukan insisi dibagian tengah dari skrotum, dan diakhir tidak dilakukan
penjahitan.Keuntungan cara ini adalah ikatan pembuluh darah terjamin. Akan tetapi
kerugiannya dapat menyebabkan hernia scrotalis karena dengan terbukanya tunica vaginalis
menyebabkan adanya hubungan dengan rongga abdomen.Stadium anestesi yang dilakukan
adalah stadium 3 plane 3 dengan ciri-ciri Respirasi teratur dan tipenya abdominal karena
terjadi kelumpuhan syaraf intercostalis, dilatasi pupil, tonus musculus makin menurun.
Digunakan sebagai tahap dimulainya pembedahan.
Berdasarkan literature insisi dilakukan pada antara skrotum kanan dan kiri dengan
ukuran 0,5-1 cm. Insisi dilakukan sampai membuka tunica vaginalis, kemudian pisahkan antar
pembuluh darah dan juga corda spermatica. Dilakukan pengikatan pada corda spermatica,
yang kemudian dapat dipotong testis.Selanjutnya corda spermatica diikat atau di knot lagi
menggunakan arteri spermatica agar benar-benar tidak bocor.Setelah itu dimasukan kembali
kedalam skrotum.Penjahitan tidak perlu dilakukan jika luka insisi hanya berukuran kecil,
tetapi jika ingin menjahit dapat melakukan jahitan intradermal (Fossum, 2007).
A
B
Gambar teknik kastrasi pada kelinci A). Ligasi pada penggantung testis; B). Incisi pada situs Kastrasi
Post operasi dilakukan pemantauan (pemeriksaan fisik) setiap lima menit sekali untuk
menjaga dan mengetahuui perkembangan terhadap kondisi kelinci. Dalam keadaan kelinci
menggunakan collar head, Kemudian diberikan Enrofloxacin 0,095 ml secara IM selama lima
hari dengan dosis 1 hari satu dosis. Kemudian diberi Ketoprofen 0,057 ml secara Subcutan
selama tiga hari berturut-turut dengan setiap hari satu dosis. Obat –obat tersebut membantu
setelah operasi untuk mengurangi rasa nyeri pada luka operasi dan juga diberikan salep topikal
selama proses pemulihan luka pasien hingga benar-benar kembali normal. Tidak lupa
dilakukan pemeriksaan dan pengamatan perilaku dan nafsu makan serta urinasi dan defekasi
pasien setelah operasi. Untuk pakan diberikan minum saat 3-4 jam pos operasi, kemudian
selama satu minggu diberikan sayuran dan buah-buahan seperti wortel dan tidak diberikan
pellet untuk menambah penigkatan penyembuhan luka.
4.2. Hasil
Pada praktikum kastrasi kelinci ini dapat dilakukan dengan lancar, kedua testis kelinci dapat
dilakukan pengangkatan dan melalui teknik kastrasi terbuka serta teknik tertutup untuk bagian testis
lainnya.
NO Gambar Keterangan
`1. Hari Rabu, 30 Okt 2019
Terapi cairan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cairan infus untuk mengganti ciran
dan energi makanan yang hilang saat puasa maupun saat operasi. Terapi cairan dilakukan saat operasi
dan beberapa jam setelah operasi hingga kucing sadar dan mulai pulih kondisinya. Terapi cairan
merupakan tindakan pengobatan untuk pasien dalam kondisi kritis atau memerlukan perawatan
intensif. Terapi cairan menjadi pilihan yang tepat terutama pada pasien anjing dan kucing yang telah
lama tidak mau makan dan minum. Tujuan utama terapi cairan adalah mengembalikan volume darah
yang bersirkulasi, menggantikan cairan yang hilang secara normal dan abnormal.
Setelah cairan infu dilepas maka diberi makan setelah 12 jam sadar dari anestesi dan selalu
diberikan air. Air sangat diperlukan dalam metabolisme dan melarutkan hasil metabolisme untuk
dimanfaatkan oleh sel tubuh .Dehidrasi merupakan kondisi tubuh kekurangan cairan yang diikuti oleh
kehilangan elektrolit, dan perubahan keseimbangan asam-basa. Gejala klinis dehidrasi adalah:
hilangnya elastisitas kulit (turgor), membran mukosa kering, serta dehidrasi yang berat dapat
menyebabkan kelelahan, depresi, dan shock. Cairan yang hilang akibat dehidrasi harus diganti dalam
jangka waktu 24 jam. Kandungan air pada kadar yang ideal di dalam tubuh hewan berfungsi untuk
membantu kerja sistem pencernaan, mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh serta sebagai
media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh dan menjaga kulit tetap sehat. Terapi cairan yang
digunakan pada kasus ini yaitu cairan ringer laktat.
Ringer laktat merupakan cairan solusion untuk mengganti cairan tubuh, sebagai
keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock. Larutan ringer laktat termasuk balance crystalloid
yang komposisinya dapat mengembalikan cairan ekstraseluler yang hilang. Metabolisme dari larutan
ini yaitu menyediakan alkali untuk tubuh. Tempat metabolisme cairan ringer laktat terutama pada
hati serta sebagian kecil pada ginjal. Ringer laktat meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan
fungsi-fungsinya, yaitu memberikan ekstrak kalsium bagi tubuh dan meningkatkan volume darah
karena memiliki kandungan natrium klorida. Rute pemberian cairan ringer laktat secara intravena.
Pemberian cairan secara intravena dilakukan jika tingkat dehidrasi yang diderita oleh hewan
mencapai 7% atau lebih. Pemberian secara intra vena juga dilakukan untuk perbaikan volume cairan
ekstraseluler yang harus segera dilakukan pada kasus luka atau operasi (bedah).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Orchiectomy merupakan suatu teknik operasi yang dilakukan untuk mengambil atau
mengangkat testis dari suatu pasien.Teknik ini dilakukan untuk menjadi salah satu solusi untuk
mengontrol populasi dari kelinci liar yang ada disekitar kita. Selain itu, dengan dilakukannya teknik
operasi tersebut akan mengurangi dari sifat agresif pada pasien. Teknik ini banyak dilakukan pada
hewan-hewan kesayangan.Manajemen pre operasi, operasi, dan post operasi harus dilakukan dengan
baik dan benar.Pada kelinci bernama Hitam, saat dilakukan kontrol pertama yaitu seminggu dari
dilakukan kastrasi, luka sudah menutup baik, dan dinyatakan bisa dikembalikan ke pemiliknya.
5.2 Saran
Semoga praktikan selanjutnya pada ilmu bedah selanjutnya dapat mencoba bagaimana rasanya
operasi. Praktikan selanjutnya harus lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Fossum Welch Theresa. 2007. Small Animal Surgery fourth edition. USA: ELSEVIER
Howe Lisa M. 2006. Surgical Methods of Contraception and Sterilization. USA: L.M.
Howe/Theriogenology 66 (2006) 500–509
Szabo, Zoltan,. Dr med vet. 2016. Rabbits Soft Tissue Surgery.Vet Clin Exot Anim no. 159-188