METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Klinik Hewan Pendidikan Gunung Gede Sekolah Vokasi
Institut Pertanian Bogor, pada hari Jumat tanggal 12 April 2019 pukul 14.00 – 18.00 WIB.
SIGNALEMENT
Nama hewan Aki
Jenis/ras Kucing domestik
Jenis kelamin Jantan
Umur 1.5 tahun
Warna rambut Kuning
Berat badan 4,1 kg
Tabel 1. Signalement hewan
No Parameter Hasil
1 Temperatur (°C) 38.3°C
2 Fruekuensii nafas / menit 40
3 Frukuensi jantung / menit 108
4 Turgor kulit +++
5 Diameter pupil (cm) 1 cm
6 Mukosa Pink rose
7 Refleks kelopak mata +++
Tabel 2. Pemeriksaan hewan
DOSIS OBAT
a. Sulfas atropine
Dosis x BB = 4.1 kg x 0.025 mg/kg = 4.1 ml
Sediaan 0.025 mg/ml
b. Ketamine
Dosis x BB = 4.1 kg x 10 mg/kg = 0.41 ml
Sediaan 100 mg/ml
c. Xylazine
Dosis x BB = 4.1 kg x 2 mg/kg = 0.41 ml
Sediaan 20 mg/ml
d. Terramycin
Dosis x BB = 4.1 kg x 14 mg/kg = 1.148ml
Sediaan 50 mg/ml
e. Amoxicilin
Dosis x BB = 4,1 kg x 25 mg/kg = 4,1 ml
Sediaan 25 mg/ml
PENGERTIAN KASRASI
Orchidektomi atau kastrasi memiliki dua jenis kastrasi yaitu kastrasi tertutup dan
kastrasi terbuka. Kastrasi tertutup adalah tindakan bedah dimana testis dan spermatic cord
dibuang tanpa membuka tunica vaginalis yang biasanya dilakukan pada anjing ras kecil atau
masih muda dan kucing. Keuntungan cara ini adalah dengan tidak dibukanya tunica vaginalis,
maka kemungkinan terjadinya hernia scrotalis dapat dihindari. Sedangkan kastrasi terbuka
adalah tindakan bedah dimana semua jaringan skrotum dan tunica vaginalis diinsisi dan testis
serta spermatic cord dibuang tanpa pembungkusnya (tunica vaginalis). Keuntungan cara ini
adalah ikatan pembuluh darah terjamin. Akan tetapi kerugiannya dapat menyebabkan hernia
scrotalis karena dengan terbukanya tunica vaginalis menyebabkan adanya hubungan dengan
rongga abdomen (Widyaputri et al2014).
Metode kastrasi dibagi menjadi dua macam yaitu (Komang et al 2011):
1. Metode terbuka
Sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis
tidak lagi terbungkus
2. Metode Tertutup
Sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh
tunika vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan pada funiculus spermaticus
(Komang et al, 2011).
Dalam istilah medis, desexing (kastrasi) kucing betina disebut spaying dan pada
jantan disebut neutering. Keuntungan dari kastrasi anak kucing sejak usia 10-12 minggu
adalah mencegah penyebaran kucing secara berlebihan dan mengurangi kemungkinan terkena
penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda membutuhkan waktu bedah yang lebih
singkat dan pendarahan lebih sedikit sehingga akan sembuh lebih cepat, pada akhirnya
kucing dan pemiliknya akan mengalami stress yang lebih sedikit (Chandler 1985).
Kucing yang akan dikatrasi harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar kucing
dikebiri ketika berumur 5-8 bulan. Para ahli perilaku hewan menyarankan mengkebiri kucing
sebelum memasuki masa puber, karena dapa mencegah munculnya sifat/perilaku kucing yang
tidak diinginkan (Ibrahim 2000). Sterilisasi dapat dilakukan pada saat anjing/kucing berumur
8 minggu, tetapi lebih baik dilakukan setelah anjing dan kucing divaksinasi lengkap, setelah
sistem immunitas tubuh (kekebalan) mereka bekerja dengan baik, tetapi sebelum masuk masa
pubertas (umur 4-6 bulan).
Analisi persiapan
Obat yang digunakan
Obat yang digunakan farmakokinetik dari atropin sulfat dengan dosis 4,1 ml. Atropin
sulfat mudah diserap, sebagian dimetabolisme di dalam hepar, dan dibuang dari tubuh
terutama melalui air seni. Adapun efek samping dari atropin tergantung dari dosis, atropin
juga dapat menyebabkan mulut kering, penglihatan mengabur, takikardia, dan konstipasi,
menyebabkan rasa lelah,bingung, dan delirium (ketidakmampuan membedakan kondisi yang
nyata dan halusinasi) yang dapat berlanjut menjadi depresi dan penyumbatan pada sistem
pernapasan bahkan kematian (Mycek et al 2001).
Setelah pemberian premedikasi 15 menit dilakukan pemeriksaan fisik pasien dan
pemberian anestesi. Tahapan anestesi sangat penting untuk diketahui terutama dalam
menentukan tahapan terbaik untuk melakukan pembedahan, memelihara tahapan tersebut
sampai batas waktu tertentu, dan mencegah terjadinya kelebihan dosis anestetikum. Tahapan
anestesi dapat dibagi dalam beberapa langkah (McKelvey dan Hollingshead 2003) , yaitu
preanestesi, induksi, pemeliharaan, dan pemulihan.
Ketamine merupakan obat anasresi umum non barbiturate yang berefek cepat
mempunyai sifat analgesic, anastetik, kataleptik dengan kerja singkat (Gunawan et al 2009).
Ketamine diberikan dnegan dosisi 0,41 ml. Ketamine menyababkan hewan mengalami tidak
sadar atau terbius secara cepat, namun mata tetap terbuka tetapi tidak mengalami respon jika
diber ransangan dari luar. Untuk pemberiannya sendiri ketamine diberikan secar IM (intra
muscular). Kelebihan dari penggunaan ketamine sendiri yaitu menimbulkan efek analgesic
yang sangat baik dan dan bisa dikatan sempurndengan hanya diikuti tidur yang superfisial.
Kekurang ketamine sendiri menurut Jones dkk (1997) ketamine dapat menimbulkan efek
yang membahayakan, yaitu takikardia, hipersalivasi, meningkatakan ketegangan otot , nyeri
pada tempat penytuntikan dan pemberian berlebihan menyebabkan pemulihan berjalan
lambat.
Xylazin HCl digunakan sebagai obat penenang ,analgesik dan relaksasi otot. Didalam
anastesi biasanya xylazin dikombinasikan dengan ketamine. Xylazine diberikan dalam dosisi
0,41ml. Xylazine sendiri menyebabkan penekanan sistem saraf pusat yang diawali dengan
sedasi kemudian pada dosis yang lebih tinggi digunakan untuk hipnotis, sehingga akhirnya
hewan menjadi tidak sadar dan teranestesi. Xilazin dapat diberikan secara injeksi baik secara
subcutan, intra vena, dan intramuscular. Kelebihan penggunaan xilazine sendiri yaitu ketika
diberikan dengan dikombinasi ketamine akan menyebabkan perlambatan absorpsi ketamine
sehingga waktu anstesi akan lebih panjang. Kekurangan atau efek dari pengunaan xilazine
sendiri yaitu menyebakan peningkatan saliva, meningkatnya pneuomonia aspirasi, dan juga
Xylazin tidak dianjurkan pada hewan yang memiliki penyakit jantung, darah rendah, dan
penyakit ginjal
Teramycin injeksi di indikasikan untuk perawatan akibat infeksi bakteri, teramycin
injeksi sendiri mengandung bahan aktif oxytetracyline hydrochlorid Pada ternak digunakan
untuk pengobatan infeksi saluran pencernaan oleh E. coli dan salmonella, infeksi
pernafasan,footrot, anaplasmosis, theileriosis dan ehrilichiois (Brander et al 1991). Aplikasi
terramycin injeksi ini dilakukan dengan injeksi intra muscular.
Amoxicilin adalah anti biotikbeta lactam, dengan cara kerja menghambat sintesis
dinding sel bakteri. Amoksillin dapat digunakan pada berbagai spesies dan berbagai jenis
infeksi termasuk di saluran kemih, infeksi jaringan lunak ,dan pneumonia. Amoxicilin
diberikan secara oral pada kucing tersebut setiap dua kali sehari yaitu pada pagi hari selama
lima hari untuk mencegah timbulnya infeksi pada bekas jahitan.
38.4 38.3
38.2
38
37.8
37.6
37.4
37.4
37.2
37
36.8
0 15
waktu (menit)
35
30
25
20
20
15
10
0
0 15
waktu (menit)
140
135
130
125
120
115
110
105
0 15
waktu (menit)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 15
waktu (menit
30 28 28
25
20
20
15
10
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
waktu (menit)
140
120
120
108
100 92
88 88
80 80 80
80 72
60
40
20
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
waktu (menit)
37
36.6
36.5
35.9 35.9
36
35.6 35.6 35.5
35.5
35 34.9
35
34.5
34
33.5
0 15 30 45 60 75 90 105 120
waktu (menit)
1.2
1 1 1
1 0.9 0.9 0.9 0.9
0.8
0.6
0.4
0.2
0 0
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
waktu (menit)
Keterangan tabel
Post operasi yang dilakukan apa aja
Pada post operasi dilakukan pemeriksaan harian yang dilakukan dua kali sehari yaitu
pemeriksaan frukuensi jantung, frukuensi nafas, suhu, diameter pupil, defekasi dan urinasi,
keadaan hewan dan pemeriksaan keadaan scrotum. Pemeberian antibiotik yaitu amoxicilin
dengan dosis 4.1 ml dua kali sehari dengan selang waktu 12 jam sekali dan pembersihan
scrotum dengan air hangat, dilanjutkan dengan betadine sebagai antiseptik dan pemberian
bioplacenton®. Hewan menggunakan collar supaya tidak menginfeksi bagian scrotum.
Hasil pe tiap hari dan bahas
Parameter Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
13/4/2019 14//2019 15/4/2019 16/4/2019 17/4/2019 18/4/2019
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
Frek. Nafas 40 44 44 52 48 40 44 52 52 48 32
Suhu 39.0 39.1 38.4 38.2 38.4 37.7 38.4 38.5 38.2 38.3 38.7
Makan +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
Urinasi ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ - - +++
Mukosa Rose Rose Rose Rose Rose Rose Rose Rose Rose
Ket Kotoran
lembek
60
52 52 52
48 48
50
44 44 44
40 40
40
32
30
20
10
0
0
4/13/2019 4/14/2019 4/15/2019 4/16/2019 4/17/2019 4/18/2019
Pagi Sore
180 172
140 126
120
120
96
100 86
80
76 76
80
60
60
40
20
0
0
4/13/2019 4/14/2019 4/15/2019 4/16/2019 4/17/2019 4/18/2019
Pagi Sore
Pengamatan terhadap frekuensi jantung pada post operasi setiap harinya mengalami
perubahan seperti pada Gambar 10. Frekuensi jantung berkisar pada 60 kali/menit (terendah)
dan 172 kali/menit (tertinggi). Menurut Ifianti (2001), frekuensi jantung normal pada kucing
berada pada 110-130x/menit. Kenaikan frekuensi jantung dapat terjadi karena faktor usia,
penyakit, stress, ketakutan, maupun hewan melakukan aktivitas sebelumnya.
45 39 38.4
38.4 38.4 38.2
39.1 38.2 38.5 38.3 38.7
40 37.7
35
30
25
20
15
10
5
0
0
4/13/2019 4/14/2019 4/15/2019 4/16/2019 4/17/2019 4/18/2019
Pagi Sore
DAFTAR PUSTAKA
I Komang Wiarsa Sardjana dan Diah Kusumawati. 2011. Bedah Veteriner, Cetakan Pertama.
Airlangga University Press, Surabaya.
Ibrahim R. 2000. Pengantar Ilmu Bedah Veteriner, Edisi Pertama. Syiah KualaUniversity
Press, Darussalam Banda Aceh.
Chandler EA. 1985. Feline Medicine and Therapeutics. London. Hickman,. An Atlas of
Veterinary Surgery. University Press, Cambridge: Great Britain.
McKelvey, D dan K. W. Hollingshead. 2003. Veterinary Anesthesia and Analgesia, Edisi ke-
3. USA : Auburn.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial. Jember: Salemba Medika.
AHFS DI Essential. 2006. Neomycin Sulfate Topical. Drugs
Chakraborty, P.D. & Bhattacharyya, D., 2012. Aqueous Extract of Human Placenta. Recent
Advances in Research on the Human Placenta, (4), hal.77–92.
Cho, H., Ryou, J. & Lee, J., 2008. The effects of placental extract on fibroblast
proliferation. J. Cosmet. Sci., 202 (June), hal.195–202.
Pádua, C.A.M., A., Schnuch, H., Lessmann, J., Geier, A., Pfahlberg, W., Uter et al., 2005.
Contact allergy to neomycin sulfate: results of a multifactorial analysis.
Pharmacoepidemol Drug Saf., 14(10), hal.725–733.
Park, S.Y., Phark, S., Lee, M., Lim, J.Y., Sul, D., 2010. Anti-oxidative and anti-inflammatory
activities of placental extracts in benzo[a]pyrene-exposed rats. Placenta, 31(10),
hal.873–879.
Kalbemed. 2013. Bioplacenton. Kalbe Medical Portal.
MIMS. 2016. Bioplacenton. MIMS (C) 2016.
Ifianti, M. 2001. Durasi dan Beberapa Aspek Fisiologi Pemakaian Anaestetikum Xylazine
dan Ketmine Untuk Ovariohisterektomi Pada Kucing Lokal [skripsi]. Bogor: Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.