PEMBIMBING : WIDARTI.,S.si,APT,M.M.Kes
Disusun oleh
Fitriana
PO714203171013
Histoteknik adalah metoda atau cara/proses untuk membuat sajian histologi dari
spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap
untuk diamati atau dianalisa. Sajian histologi yang baik dapat digunakan untuk
Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut sajian histologi yang dibuat harus dapat
memberikan gambaran tentang bentuk dan besar serta susunan sel; inti sel dan
sitoplasma; badan inklusi (glikogen, tetesan lemak, pigmen dsbnya); susunan serat
jaringan ikat; otot dan lain sebagainya sesuai dengan gambaran jaringan tubuh tersebut
dalam kondisi hidup.
Sajian yang baik juga akan memberikan hasil yang benar-benar shahih
(valid/akurat) yang sangat dibutuhkan oleh para peneliti untuk menjawab permasalahan
yang timbul. Di samping itu sajian yang baik juga diperlukan oleh klinikus untuk
menunjang diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien.
1. Manusia
Jaringan yang berasal dari manusia tentulah yang paling ideal karena struktur
histologi yang harus dipelajari oleh mahasiswa adalah struktur histologi
manusia. Jaringan tubuh ini dapat di ambil dari cadaver (jenazah) dengan syarat
jaringan atau organ tersebut di ambil kurang dari 3 jam setelah kematian,
sebab bila lebih lama sudah terjadi pembusukan atau autolisis. Sayangnya
syarat tersebut pada masa kini hampir mustahil dapat dipenuhi. Cara lain
adalah mengambil jaringan atau organ tersebut dari kamar operasi.
2
2. Hewan
Jaringan atau organ yang diambil dari hewan merupakan alternatif.
Beberapa hewan yang sering dipakai adalah
a. Kera, paling menyerupai jaringan tubuh manusia karena sama-sama
tergolong mahluk primata
b. Kambing, terutama untuk melihat serat Purkinje di jantung
c. Babi untuk melihat lobulus klasik hepar dan arteri Hulsen pada limpa.
d. Kucing dan anjing
e. Tikus putih (mice) dan rat
f. Kelinci
Jaringan dapat diambil dari hewan yang difiksasi dalam keadaan hidup (fiksasi
supra/
intravital) atau hewan yang telah mati (fiksasi emersi/rendam).
Histoteknik ini dapat dilakukan oleh staf pengajar, peneliti atau teknisi
laboratorium. Setiap staf pengajar bagian biomedik harus menguasai teknik pembuatan
sajian histologi dengan baik, karena setiap staf pengajar bagian biomedik dituntut
untuk dapat melakukan riset yang sering kali melibatkan teknik pembuatan sediaan
histologi. Setiap peneliti sebaiknya membuat sajian histologi sendiri, karena dengan
melakukannya sendiri setiap peneliti dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang terjadi
sekaligus cara untuk mengatasinya. Disamping peneliti juga dapat mengamati hal-hal
yang terjadi pada jaringan selama proses pembuatan sajian.
3
MATERI I
(PENGAMBILAN ) JARINGAN TUBUH
A. Persiapan
Sebelum jaringan tubuh diambil beberapa pesiapan perlu dilakukan yang
terdiri atas
1. Persiapan alat dan bahan/cairan
2. Persiapan sampel
4
B. Pelaksanaan
Untuk jaringan yang berasal dari kadaver dan dari jaringan operasi, jaringan
yang telah diambil langsung dimasukkan kedalam wadah yang berisi
cairan fiksasi. Sedangkan untuk jaringan yang berasal dari hewan tahapan
pengambilan jaringan adalah sebagai berikut
1. Pembiusan
5
terlihat jantung. Aurikula atrium kanan dan ventrikel kiri lalu
diidentifikasi. Perikardium lalu dibuka. Dinding aurikula atrium kanan
digunting dan darah dibiarkan mengalir. Setelah darah mengalir
keluar, jarum yang disambung ke slang infus ditusukkan kedalam
ventrikel kiri. Peristaltik pump lalu dinyalakan dan cairan infus akan
mengalir masuk kedalam ventrikel kiri menggantikan darah yang
hilang lewat atrium kanan. Cairan infus yang pertama mengalir
adalah cairan NaCl 0.9% untuk membilas darah dari jaringan tubuh
sehingga jaringan tubuh yang akan diambil bebas dari kontaminasi
darah. Selanjutnya akan mengalir cairan fiksasi yang akan
memfiksasi seluruh jaringan tubuh. Cairan fiksasi dibiarkan mengalir
hingga seluruh jaringan terfiksasi sempurna yang ditandai oleh
adanya leher dan ekor yang kaku. Selama cairan fiksasi mengalir akan
terlihat kedutan pada seluruh otot. Setelah seluruh jaringan terfiksasi
sempurna, sisa bekuan darah dibersihkan dari tubuh hewan dengan
mencuci dengan air kran. Jaringan tubuh yang diinginkan kemudian
diisolasi, dipotong-potong dan dimasukkan kedalam wadah yang berisi
cairan fiksasi yang sama dengan cairan fiksasi yang diinfuskan.
Wadah yang berisi cairan fiksasi dan jaringan kemudian dilabel dan
disimpan hingga saat proses pengolahan jaringan selanjutnya.
6
MATERI II
PEMBUATAN PREPARAT OLES (HAPUSAN)
Reagensia :
Giemsa
Bufer Fosfat
Aquades
Alat :
Obyek glass
Mikroskopis
Dekglas
Pipet pasteur
Jembatan pengecatan
Cara kerja :
Malid dengan ujung rata, lebih sempit dari gelas obyek digunakan.
7
Meneteskan darah pada obyek glas secukupnya
Sudut pendorongan bisa dengan sudut 25-45 derajat sesuai kekentalan darah
8
Secara makroskopis sediaan apusan darah yang sempurna dapat
dilihat dari kepala (bagian awal) dan ekor (bagian akhir) sebagai berikut :
b. Pengecatan
Sediaan apusan kering difiksasi dengan methanol selama 5 menit (sebaiknya
dalam staining jar) fiksasi lebih lama (10-15 menit) untuk jumlah lekosit
tinggi.
Cat giemsa diencerkan dengan larutan buffer ph 6,8 dengan perbandingan 1:9
9
Pegamatan preparat preparat kemudian siap diamati dengan mikroskop
perbesaran 40X,100X.
Alat penghitung Sel
MATERI III
PEMBUATAN PREPARAT METODE RENTANG
ALAT:
1. Bak Parafin 1 buah
2. Seperangkat alat bedah lengkap
10
3. Petridis 6 buah
4. Nampan 1 buah
5. Objeck glass 6 buah
6. Deck glass 6 buah
7. Jarum secukupnya
8. Pipet 6 buah
9. Mikroskop 1 buah
10. Alat tulis lengkap
BAHAN:
1. Subkutis(jaringan ikat atau jaringan lemak), mesenterium, pericardium dll dari
mencit (Mus musculus)
2. Methyl alkohol 3% secukupnya
3. Alkohol(Absolut, 96%, 90%, 80%, 70%) secukupnya
4. Eosin secukupnya
5. Toluol secukupnya
CARA KERJA
11
Alkohol 70%……………………… 1-3menit
Alkohol 80%……………………… 1-3menit
Alkohol 90%……………………… 1-3menit
Alkohol 96%……………………… 1-3menit
Alkohol Absolut…………………. 1-3 menit
Toluol………………………………. 1-3menit
Xylol………………………………… 1-3menit
HASIL:
Gambar 1.
Preparat rentang
Gambar 2.
Preparat rentang
Spesies: Mus musculus (mencit)
12
Keterangan:
1. Bagian dibawah kulit (sub kutis)
2. Berbentuk jaringan ikat longgar
MATERI IV
FIKSASI (FIXATION)
13
Dasar dari pembuatan sajian histologi yang baik adalah melakukan fiksasi yang
benar.
Kesalahan yang dilakukan pada tahap fiksasi tidak akan pernah dapat diperbaiki lagi pada
tahapan selanjutnya. Jadi hasil akhir sajian histologi yang baik sangat tergantung pada
cara
melakukan fiksasi dengan baik.
Tujuan dari fiksasi adalah untuk
1. Mengawetkan jaringan.
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan susunan jaringan agar mendekati
kondisi seperti sewaktu hidup.
2. Mengeraskan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mengeraskan jaringan terutama jaringan lunak agar
memudahkan pembuatan irisan tipis.
Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses adalah
1. Menghambat proses pembusukan dan autolisis
Fiksasi akan menghambat terjadinya pembusukan yang disebabkan oleh kuman-
kuman pembusuk yang berasal dari luar tubuh. Waktu pembusukan untuk setiap
jaringan atau organ berbeda-beda tergantung kepada konsistensi dan
kandungan unsur-unsur penyusun jaringan tersebut. Jaringan usus dan otak
sangat rentan terhadap proses pembusukan dibandingkan jaringan tubuh
lainnya. Pembusukan seringkali disertai oleh pembentukan gas yang berbau.
2. Pengawetan
14
Sel-sel dan jaringan diawetkan mendekati kondisinya seperti sewaktu hidup.
3. Pengerasan
Efek pengerasan akan mempermudah penangan jaringan lunak, misalnya otak
4. Pemadatan koloid
Fiksasi akan mengubah konsistensi sel yang setengah cair (Sol) menjadi
lebih padat (Gel)
5. Differensiasi optik
Fiksasi akan mengubah indeks refraksi berbagai unsur sel dan jaringan sehingga
unsurunsur yang belum diwarnai dapat dilihat dengan lebih mudah
dibandingkan dengan jaringan yang belum difiksasi.
6. Pengaruh terhadap pewarnaan
Sebagian besar cairan fiksasi yang ada mempengaruhi reaksi histokimia
karena mengikat bagian reaktif jaringan.
A. Micro-anatomical fixation
Fiksasi ini digunakan apabila struktur histologis jaringan hendak dipertahankan
dengan hubungan yang benar antara lapisan jaringan dan kelompok sel. Cairan
15
fiksasi yang tergolong kelompok ini adalah cairan formalin atau modifikasinya, cairan
acetic alkohol formalin, cairan Heidenhain Susa, cairan Zenker, cairan Bouin
B. Cytological fixatives
Fiksasi ini digunakan apabila struktur intraselular atau badan inklusi hendak
dipertahankan
dan di ekspresikan. Untuk mencapai tujuan ini sering di capai
denganmengurbankan
penetrasi cairan yang merata, kemudahan pemotongan dengan mikrotom dan
hilangnya struktur sel lainnya. Fiksasi ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
fiksasi inti (nuklear) dan fiksasi sitoplasma. Cairan fiksasi yang tergolong dalam
kelompok ini adalah fiksasi inti (larutan Carnov) dan fiksasi sitoplasma (larutan
Muller, formol saline, formol calcium, Zenker formol).
C. Histochemical fixatives
Fiksasi ini digunakan apabila jaringan hendak diwarnai dengan pewarnaan
histokimia Cairan fiksasi yang digunakan tidak boleh mengubah atau sedapatnya
mengubah seminim mungkin unsur-unsur yang akan didemonstrasikan. Fiksasi
histokimia yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mengawetkan unsur yang akan didemonstrasikan
2. Mengikat atau mengawetkan unsur jaringan khusus, tanpa mempengaruhi gugus
reaktif yang digunakan pada visualisasi.
3. Tidak mempengaruhi reagen yang digunakan pada proses visualisasi, misalnya
fiksatif glutaraldehida memfiksasi protein jaringan sedemikian rupa dengan suatu
coating terdiri atas gugus aldehida reaktif sehingga menghasilkan reaksi PAS atau
Schiff positif.
LARUTAN FORMALIN
16
Air .................................................................................................. 90 ml
Formaldehida 40% adalah gas yang larut dalam air dengan volume 40% dari
total berat larutan. Larutan jenuh ini secara komersial diperdagangkan sebagai
Formalin atau 40% Formaldehida. Telah disepakati bahwa yang dimaksud
dengan formaldehida 40% = larutan jenuh gas formaldehida.
Formalin terutama terdapat dalam bentuk polimer dari formaldehida. Bentuk ini
tak dapat digunakan untuk fiksasi. Yang dapat digunakan adalah bentuk
monomernya. Untuk menghasilkan formalin dalam bentuk monomer diperlukan
waktu, kecuali bila pH larutan netral atau sedikit alkalis, karena kecepatan
depolarisasi tergantung pada pH. Jadi jangan sekali-kali menggunakan formalin
10% yang baru dibuat karena jaringannya keburu membusuk sebelum terfiksasi
dengan baik. Selain itu formalin bersifat asam karena mengandung asam formiat
akibat oksidasi formaldehida. Oleh sebab itu larutan formalin 10% harus dibuat netral
atau sedikit alkalis dengan menggunakan larutan buffer phosphate dengan pH
7.2 sebagai pelarut, atau dengan menambahkan kalsium asetat. Yang paling
mudah dan murah adalah Formol Saline dengan formulanya
Larutan formalin 10% dengan phosphate buffer yang sering digunakan adalah
1. Formol Calcium (Lillie 1965)
Formalin (40% formaldehida) ....................................................... 10 ml
Kalsium asetat ................................................................................. 2 gr
Akuades ................................................................................... ad 100 ml
17
3. Buffer formalin
Formalin ............................................................................................ 10 ml
Acid sodium phosphate monohydrate ............................................... 0.40 gr
Anhydrous disodium phosphate ........................................................ 0.65 gr
Akuades ...........................................................................................ad 100 ml
4. Buffered formalin sukrosa (Holt dan Hicks, 1961)
Formalin ............................................................................................. 10 ml
Sukrosa ................................................................................................ 7.5 gr
M/15 Phosphate buffer (pH 7.4) .......................................................ad 100 ml
Cairan fiksatif formalin akan mengawetkan struktur halus (fine structure) dengan
sangat baik, phospholipid dan beberapa ensim. Cairan ini sangat dianjurkan untuk
dipakai pada penelitian gabungan secara sitokimia dan mikroskop elektron.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik jaringan harus di dinginkan sampai 4 derajat
Celsius dalam refrigerator.
18