Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

OLEH :
LUH PUTU HARTADI (211310841)

DOSEN PENGAMPU :

PUTU DENNY ANDREANA GATSU Amd.AK

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah yang berjudul “LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI” Ini

sebagai pemenuhan tugas dari Sitohistoteknologi.

Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat

bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat

teratasi.

Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.

Singaraja, 11 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii


Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II. Pembahasan ...................................................................................
2.1 Jaringan.................................................................................................. 5
2.2 Pengertian Sitohistoteknologi................................................................ 5
2.3 Jenis-jenis pemeriksaan Sitohistoteknologi........................................... 5
2.4 Pemeriksaan Histopatologi.................................................................... 8
2.5 Pemeriksaan Sitologi............................................................................ 13
BAB III. Penutup ......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium Patologi Anatomi merupakan laboratorium khusus
untuk mendiagnosis penyakit melalui materi biologi yang berasal dari organ
jaringan, sel, atau cairan melalui proses sistematik tertentu. Sampel jaringan
atau sel tersebut diperiksa di bawah mikroskop cahaya oleh spesialis Patologi
Anatomi, lalu hasilnya dibuat laporan kepada klinisi yang mengirimkan
jaringan tersebut.
Sitohistoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
preparasi sel-sel dan jaringan tubuh sampai menjadi sediaan mikroskopis
yang digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan-kelainan dalam
tubuh. Lingkup pemeriksaan Patologi Anatomi terdiri dari histopatologi,
sitologi, potong beku atau frozen section, histokimia, imunohistokimia, dan
pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan histopatologi merupakan pemeriksaan
dengan spesimen yang diambil dengan prosedur anestesi pada manusia atau
binatang hidup atau post mortem (otopsi klinik). Pemeriksaan histopatologi
merupakan pemeriksaan gold standard dalam penegakan diagnosis Patologi
Anatomi. Pemeriksaan sitologi merupakan pemeriksaan sel dengan
menggunakan cairan tubuh misalnya pemeriksaan pap smear pada ginekologi.
Ada juga pemeriksaan sitologi non ginekologi, contohnya Fine Needle
Aspiration Citology (FNAC), pemeriksaan sputum atau dahak, pemeriksaan
efusi pleura, transthoracal biopsy (TTB), transthoracic needle aspiration
(TTNA).
1

Diagnosa histopatologi, sampai saat ini masih merupakan kunci


dalam diagnosa sebagian besar penyakit. Diagnosa penyakit secara
histologi dan sitologi dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis.
Untuk mendapatkan sediaan mikroskopis diperlukan metode pewarnaan
tertentu. Ada beberapa teknik pewarnaan yang dilakukan di laboratorium
Sitohistoteknologi, antara lain: pewarnaan Hematoksilin Eosin,
pewarnaan Papanicolaou, pewarnaan khusus imunohistokimia, dll.
Laboratorium ini memiliki kekhasan dibandingkan laboratorium kesehatan
lainnya. Hal ini terlihat dari instrumen dan reagen yang berbeda dan spesifik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
dalam makalah ini adalah bagaimana proses secara lengkap pelaksanaan
dalam pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi?
1.2 Tujuan
Dapat memberikan infomasi mengenai proses secara lengkap
pelaksanaan dalam pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jaringan
Jaringan adalah tingkat organisasi kehidupan di antara sel dan
organ. Jaringan merupakan kumpulan sel yang serupa beserta matriks
ekstraselulernya yang bersama-sama menjalankan fungsi tertentu. Di tingkat
selanjutnya, sejumlah jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk
membentuk organ. Cabang biologi yang mempelajari jaringan adalah
histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk
dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah
histopatologi. Peralatan klasik yang digunakan untuk mempelajari jaringan
yaitu blok parafin, tempat jaringan dilekatkan, dipotong, diberi warna,
kemudian diamati di bawah mikroskop. Perkembangan teknologi seperti
penggunaan mikroskop elektron dan imunofluoresen memungkinkan
pengamatan jaringan yang semakin mendetail.
Jaringan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.Sebagai pelindung terhadap jaringan di sebelah dalamnya
2.Sebagai penghasil kelenjar baik eksokrin maupun endokrin
3.Sebagai penerima rangsang.
4.Sebagai alat keluar dan masuknya zat-zat tertentu,misalnya
jaringan kulit dapat memasukkan oksigen tetapi mengeluarkan
CO2, H2O berupa keringat dan juga kelenjar lemak.
Macam-Macam Jaringan :
1. Jaringan Epitel
6

Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari lapisan-


lapisan sel yangmenutupi berbagai organ. Terbagi 5, yaitu :
- Jaringan epitel pipih dan lapisan tunggal, misalnya pada
pembuluh darah, usus.
- Jaringan epitel pipih dan lapisan banyak, misalnya pada
permukaan kulit rongga mulut, rongga hidung.
- Jaringan epitel kubus yang terdapat pada saluran
kelenja ludah,tyroid, saluran urine dan pada ginjal.
- Jaringan epitel kubus bersilia yang terdapat pada saluran
pernapasan,saluran spermatozoa
- Jaringan epitel silindris yang terdapat pada selaput
lendir usus danpada lambung.
2. Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang adalah jaringan kartilago / tulang rawan
terdiri darizat kondrin. Fungsinya sebagai pelindung dan
melancarkan gerakan.
2.2 Pengertian Sitohistoteknologi
Sitohistoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
preparasi sel-sel dan jaringan tubuh sampai menjadi sediaan mikroskopis
yang digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan-kelainan dalam
tubuh. Sitohistoteknologi adalah teknik pembuatan sediaan yang
mencakup tiga bagian yaitu sediaan histologi, sediaan sitologi dan sediaan
kariotipe. Sediaan Histopatologi menggunakan spesimen berupa
organ/jaringan, sediaan sitologi menggunakan specimen berupa cairan
tubuh, biopsy jaringan, sedangkan sediaan kariotipe adalah specimen
berupa kromosom yang berasal dari sel atau jaringan yang aktif
membelah pada saat metaphase.
2.3 Jenis-jenis pemeriksaan Sitohistoteknologi
1. Preparasi sampel jaringan.
Preparasi sampel merupakan proses sebelum sampel
diinjeksikan ke sistem kromatografi. Tujuan preparasi sampel yaitu
7

untuk meminimalkan adanya pengotor yang akan menganggu proses


analisis dengan mengeliminasi komponen- komponen selain analit
2. Pembuatan balok parafin.
Metode parafin adalah suatu metode pembuatan preparat
dengan melakukan penanaman jaringan di dalam blok parafin untuk
menghasilkan preparat jaringan hewan ataupun tumbuhan yang tipis.
Preparat parafin ini dilakukan penyelubungan karena jaringan
merupakan bahan yang lunak. Pembuatan sediaan dengan
pemotongan jaringan menggunakan parafin dan mikrotom sebagai
alat pemotongnya. Dilakukan infiltrasi agar parafin yang masuk
berfungsi sebagai penyangga.
3. Pemotongan sampel jaringan.
Pemotongan dilakukan menggunakan pisau khusus yang biasa
disebut mikrotom. Mikrotom adalah alat yang dilengkapi dengan
pisau yang tajam dan dapat mengiris potongan blok dengan sangat
tipis dan sesuai dengan ukuran ketebalan yang kita inginkan.
4. Pewarnaan sampel jaringan.
Pewarnaan jaringan sangat diperlukan untuk mewarnai
komponen- komponen jaringan yang transparan setelah melalui
proses pematangan jaringan. Pewarnaan dapat memperlihatkan
struktur dan morfologi jaringan, keberadaan dan prevalensi sel-sel
jaringan tertentu. Pewarnaan rutin yang biasanya digunakan untuk
histopatologi adalah pewarnaan Hematoxylin Eosin (H&E). Namun,
sebelum melakukan pewarnaan, jaringan yang telah melewati proses
pematangan jaringan masih mengandung parafin, sedangkan proses
pewarnaan adalah proses yang banyak melibatkan air, sehingga
sebelum proses pewarnaan, parafin harus dilunturkan terlebih dahulu.
Proses pelunturan parafin dari jaringan dinamakan deparafinisasi.
Selanjutnya adalah proses penarikan air yang disebut sebagai
rehidrasi :
a) Hematoxylin
8

Pewarnaan H&E ini didasarkan pada prinsip


sederhana, yaitu sifat asam basa dari larutan yang
kemudian akan berikatan dengan komponen jaringan yang
mempunyai kecenderungan terhadap sifat asam ataupun
basa tersebut sehingga terjadilah ikatan antara molekul
zat warna dengan komponen jaringan. H&E diminati
karena pewarnaan ini sederhana dan kemampuannya
untuk membedakan komponen- komponen yang ada di
dalam jaringan. H&E dapat diterapkan pada banyak
pemeriksaan dalam histologpatologi
b) Eosin
Eosin adalah Pewarnaan sintetis dari golongan
xantene Eosin bersifat asam dan akan mengikat molekul
protein yang bermuatan positif di sitoplasma dan
jaringan ikat. Eosin adalah counterstain yang dapat
mewarnai sitoplasma dan jaringan ikat menjadi bernuansa
merah dan oranye. Eosin juga mewarnai inti sel yang
telah terwarnai hematoxylin dari biru menjadi berwarna
ungu. Yang paling banyak digunakan dan digabungkan
dengan Hematoxylin adalah Eosin.
2.4 Pemeriksaan Histopatologi
2.4.1 Pengertian Histopatologi
Histopatologi adalah prosedur yang melibatkan pemeriksaan
jaringan utuh yang diambil melalui biopsi atau operasi di bawah
mikroskop. Pemeriksaan ini sering dibantu oleh penggunaan teknik
pewarnaan khusus dan tes terkait lainnya, misalnya penggunaan
antibodi Histopatologi adalah salah satu pelayanan pemeriksaan
laboratorium Patologi Anatomi dari sampel berupa jaringan
operasi/biopsi,kerokan. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat
perubahan morfologi sel dari jaringan dengan metode paraffin untuk
mengidentifikasi berbagai komponen jaringan pada tubuh.
9

2.4.2 Tahapan Pemeriksaan Histopatologi


Tahapan pemeriksaan Histologi:
a. Penerimaan dan identifikasi jaringan
Dalam hal ini, jaringan yang menjadi bahan pemeriksaan
seperti jaringan serviks, jaringan kuret (endometrium), uterus, dan
jaringan leher sebelah kanan. Bahan pemeriksaan (jaringan) yang
baru diambil, dicuci terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah dalam pemeriksaan makroskopi jaringan. Simpan
jaringan di dalam wadah tertutup berisi formalin.
b. Deskripsi jaringan yang akan diperiksa
Cara mendeskripsi jaringan yang baik untuk diperiksa, yaitu
1. Volume atau ukuran
2. Warna
3. Konsistensi
4. Kekenyalan atau keadaan jaringan
5. Kelainan-kelainan yang ada
Cara pelabelan jaringan untuk dilakukan prossesing jaringan
1. No. urut pemeriksaan
2. Jenis pemeriksaan
3. Nama rumah sakit
4. Tahun
c. Pemotongan gross jaringan
1. Lakukan pemeriksaan makroskopis jaringan ukuran panjang,
lebar, tinggi – volume, warna, konsistensi, jumlah potongan
2. Potong jaringan secara melintang menjadi beberapa “cope”
3. Pemotongan dipilih bagian yang kelainan dan mewakili, kemudian
bahan pemeriksaan dipotong dengan ukuran maksimal 2 x 3 cm,
dengan ketebalan 2 mm.
4. Masukkan ke dalam cassette processing, diberi label dan tutup
5. Masukkan cassette tadi ke dalam alat tissue prossesing untuk
processing jaringan.
10

d. Prossesing jaringan menggunakan Tissue prossesing


Tujuan dasar dari pemrosesan jaringan adalah untuk
memberikan kekakuan/kepadatan yang cukup pada jaringan
sehingga dapat dilakukan pemotongan menjadi bagian yang tipis
untuk pemeriksaan mikroskopis. Pemrosesan jaringan dirancang
untuk menghilangkan semua air yang dapat di ekstrak dari jaringan,
menggantikannya dengan
media pendukung yang memberikan kekakuan yang cukup untuk
memungkinkan pemotongan jaringan tanpa kerusakan atau distorsi
jaringan yang berlebihan. Tahapan pada tisue prosesing adalah
Wasshing, Dehydration &clearing.
a. Washing
Biasanya dalam metode parafin menggunakan ethanol
bertingkat, setelah sampai ethanol absolut jaringan direndam dalam
pelarut organik yang dapat larut dalam alkohol dan wax (parafin)(co.
xilol, toluol, benzen,dan lain lain). Pada tahap tersebut, jaringan yang
tampak keruh menjadi transparan reagen tersebut disebut clearing
agent.
b. Dehydration
Yaitu suatu proses untuk menarik air dari jaringan dengan
menggunakan bahan kimia tertentu, yang mempunyai syarat yaitu:
a. Mampu mengusir air dari jaringan,kemudian menggatikannya
b. Bahan-bahan dehidrasi harus dapat digantikan dengan clearing agent.
Tidak boleh mengganggu jaringan yang telah difiksasi misalnya,
tidak boleh menjadi lunak,menjadi keras,dan rapuh.
Dehidrasi harus dilakukan secara seksama dan sebaiknya
dilakukan secara bertahap,karena jika terjadi kesalahan pada proses
dehidrasi akibatnya jaringan menjadi buruk di dalam deretan teknik
parafin.
Di dalam deretan tenik parafin dehidrasi umumnya
dilakukan satu kali yaitu setelah proses pencucian namun apabila
11

proses pewarnaan terlalu tebal, dehidrasi juga bisa dilakukan, apabila


waktu fiksasi jaringan bentuk daripada jaringan yang bersangkutan
terlalu besar atau terlalu tebal. Sehingga tidak dapat diletakan di
dalam kaca sediaan maka jaringan tersebut di anggap rusak.
Bahan-bahan yang digunakan untuk cairan dehidrasi antara lain :
 Alkohol 100% (alkohol absolut)
 Alkohol 95-96 %
 Alkohol 70 %
c. Clearing
Untuk membuat material atau jaringan menjadi transparan atau
tembus cahaya dibandingkan dengan sebelumnya.
e. Pembuatan blok paraffin / embedding
Prosedur Kerja:
1. Letakkan cassette berisi jaringan yang sudah diproses dari alat
tissue prosessing ke dalam tissue Storage Tank
2. Pindahkan cassette ke bagian depan tissue Storage Tank dan
buka penutup cassette
3. Pilih dan ambil wadah stainless (base mold) dari mold storage
oven untuk memblok sesuai ukuran jaringan, letakkan di area
hotspot, kemudian isi dengan paraffin sesuai volume
4. Ambil jaringan dari cassette dengan pinset dan letakkan didalam
base mold tersebut
5. Pindahkan base mold ke area “Cold spot” dan susun jaringan
sesuai posisi seharusnya
6. Tutup base mold dengan cassette penutup, tekan bagian atas
base mold menggunakan pinset. Tambahkan paraffin lagi
apabila paraffin tidak sampai ke permukaan
7. Berikan etiket keterangan pasien dipermukaan base mold
8. Letakkan base mold tersebut ke “Calling surface”
12

9. Setelah lilin mengeras, keluarkan blok jaringan dari base mold,


bersihkan pinggiran blok jaringan dari sisa paraffin yang
melekat
10. Blok jaringan selanjutnya diproses dengan microtome
f. Pemotongan blok paraffin
Prosedur kerja:
1. Potong blok paraffin jaringan dengan menggunakan microtome
2. Pilih potongan yang layak, halus, rata, licin dan tidak putus
3. Ambil bagian yang layak tersebut, masukkan dalam tissue
Flotation bath yang berisi air
4. Dengan menggunakan slide, ambil potongan tersebut dan
keringkan
5. Setelah air kering, letakkan diatas Hotplate agar air benar-benar
kering
6. Beri etiket dengan cara menulis nomor pada slide sesuai dengan
nomor yang tertera pada cassette
7. Preparat selanjutnya diproses dengan pengecatan yang yang
diinginkan
Cara pembuatan sediaan atau preparat histologis disebut
mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai
dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Ilmu yang mempelajari
pewarnaan jaringan disebut histokimia
g. Pengecatan preparat histopatologi / Staining
Merupakan tahap pewarnaan jaringan dengan menggunakan
Hematoxillin Eosin (HE).
1. Deparafinisasi
Menggunakan larutan Xylol
Tujuan : Menghilangkan paraffin dari dalam jaringan
2. Hidrasi
Menggunakan Alkohol konsentrasi tinggi ke rendah
(96%, 90%, 80%)
13

Tujuan : menggantikan media minyak dengan alkohol


3. Cuci dengan air
Tujuan : untuk menyesuaikan media dengan pewarna HE
4. Pewarnaan Meyer Hematoksilin
Tujuan : sebagai pewarna inti sel
5. Cuci dengan air
Tujuan : Menghilangkan artefack dan sisa bahan cat
6. Pewarna Working Eosin
Tujuan : Sebagai pewarna sitoplasma
7. Dehidrasi
Menggunakan Alkohol konsentrasi rendah ke tinggi
(80%, 90%, 90%, 96%)
Tujuan : Mengeluarkan air dari dalam jaringan untuk
penyesuaian media agar jaringan biasa di infiltrasi
dengan xylol
8. Clearing
Menggunakan xylol
Tujuan : untuk penjernihan
h. Mounting
Merupakan langkah selanjutnya dari tahap staining. Yaitu
mengcover sediaan histopatologi menggunakan Entelan/EZ Mount. Yang
mana syaratnya sediaan jaringan harus transparan/jernih, tidak terdapat
lipatan, tidak terdapat gelembung udara, dan cover slip harus bebas noda
2.5 Pemeriksaan Sitologi
Adapun prinsip pemeriksaan sitologi adalah memeriksa sampel sel
yang terlepas (eksfoliasi) atau yang dilakukan aspirasi, dimana untuk hasil
yang akurat harus memperhatikan antara lain pengambilan sampel,
pengolahan sel di laboratorium dan pemeriksa dalam hal ini dokter spesialis
patologi anatomic. Dalam menghadapi kanker, pemeriksaan sitologi termasuk
pelayanandeteksi dini. Tindakan paling tepat dalam menghadapi kanker
adalah melakukan pencegahan primer yaitu mengenal faktor resiko dan
bahaya penyebab kanker kemudian menghindarinya, dan pencegahan
sekunder adalah melakukan deteksi kanker sedini mungkin – salah satunya
adalah pemeriksaan sitologi – kemudian dilakukan terapi adekuat. Dengan
melaksanakan pencegahan tersebut secaraterpadu, diharapkan angka
morbiditas dan mortalitas akibat kanker dapat diturunkan. sitopatologi
adalah pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil dari cairan atau
jaringan di bawah mikroskop. Sederhananya, prosedur ini dilakukan
dengan mengoleskan cairan sampel atau jaringan dari pengidap pada slide
yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel,
jenisnya, dan bagaimana rinciannya. Sitopatologi umumnya digunakan
sebagai alat skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah
perlu dilakukan tes lanjutan. Sediaan sitologi dapat dibuat dari berbagai
sumber dalam tubuh (urin, putting, dahak, vagina, sinus, dll), kerokan
diperoloeh (mukosa bukal, lambung, saluran pernapasan), dan dari cairan
yang terkumpul di dalam tubuh (pleura, peritoneal, pericardial) bahkan dari
aspirasi benjolan tubuh yang terlihat atau teraba.
Tahapan pemeriksaan Sitologi adalah
1. Penerimaan dan persiapan pasien.
2. Pengambilan sampel ( Pap Smear atau FNAB )
3. Pengambilan/ penerimaan bahan secret dan cairan tubuh
4. Pengolahan sampel
5. Pembuatan preparat
6. Pengecatan preparat
Pengolahan dan penanganan bahan pemeriksaan meliputi fase pre
analitik dan analitik. Fase pre analitik yaitu spesimen yang telah
diidentifikasi sumber, tingkat kekeruhan dan gejala awal serta diagnosis
awal pasien, kemudian dilakukan pembuatan sediaan sitologi, adapun
hal-hal yang harus diperhatikan sebelum teknik dilakukan adalah,

1. Melabel semua spesimen dengan identifikasi pasien, tanggal, dan


sumber spesimen.

11
2. Menggunakan pensil tebal untuk melabel slide dan tidak
menggunakan stiker label.
3. Memberi jarak kurang lebih 2 cm dari atas dan bawah kaca objek
untuk melakukan pembuatan sediaan. Hal ini dikarenakan ada
beberapa mikroskop yang tidak mampu membaca ke ujung kaca
objek.
4. Tidak menggunakan formalin untuk melakukan fiksasi sitologi,
kecuali ketika akan dilakukan pembuatan sitoblok.
5. Mengirim secepat mungkin spesimen yang didapatkan dari pasien.
Perubahan dapat terjadi dengan cepat pada spesimen sitologi seperti
perubahan pada mikroorganisme (30 menit) dan fagositosit eritrosit
(beberapa jam setelah spesimen di dapat). Namun ketika spesimen
sulit untuk diproses (jarak laboratorium jauh atau jumlah sediaan
yang akan diproses terlalu banyak), maka spesimen dapat disimpan
ke dalam lemari pendingin, hindari kontak langsung dengan es dan
jangan dibekukan
Fase analitik dimulai dari pengolahan bahan sampai sediaan
siap dibaca oleh Spesialis Patologi Anatomi. Untuk memperoleh kualitas
sediaan sitologi yang baik yang berasal dari cairan, ada beberapa tips
yang dapat digunakan sebelum dilakukan pembuatan sediaan sitologi,
antara lain :
a) Memastikan kaca objek benar-benar bersih
b) Menghindari teknik pemyemprotan tanpa dilakukan penyebaran. Hal
ini dapat menyebabkan sel menumpuk bahkan sulit untuk dilakukan
interpretasi.
c) Membuat hapusan dengan tekanan yang lembut
d) Melakukan fiksasi secepat mungkin (fiksasi basah atau kering)
Adapun prinsip pengecatan sitologi adalah Kromatin di dalam inti
akan mengikat cat yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein
sitolpasma akan mengikat cat yang bersifat asam (Orange G) dan

12
nukleus dalam inti akan mengikat cat asam (EA 50) sehingga sel akan
berwarna merah muda dengan inti berwarna biru.
Prosedur pengecatan sitologi
1. Setelah kering, preparat dimasukkan ke dalam alkohol absolut selama 2 menit.
2. Masukkan kedalam cat hematoksilin selama 5 menit.
3. Cuci dengan air mengalir. Masukkan ke dalam cat Orange G selama 3-5 menit.
4. Cuci dengan air mengalir.
5. Celupkan ke dalam alkohol sebanyak 5 kali celup.
6. Masukkan ke dalam cat EA 50 selama 3-5 menit.
7. Cuci dengan air mengalir.
8. Celupkan ke dalam alkohol sebanyak 5 kali celup.
9. Tekan dengan kertas saring, lap dengan kapas.
10. Masukkan ke dalam xylol. Tekan dengan kertas saring, lap dengan kapas.
11. Lakukan mounting preparat.
12. Diagnosa preparat oleh dokter spesialis patologi anatomi
Perbedaan utama antara pemeriksaan histopatologi dan sitologi terdapat
pada hasilnya. Pada pemeriksaan histopatologi, struktur jaringan dapat terlihat
dengan jelas, sedangkan pada pemeriksaan sitologi hanya nampak gambaran
sel-sel tubuh secara umum tanpa terlihat struktur jaringannya. Hasil dari
kedua pemeriksaan tersebut, kemudian akan dianalisa oleh Dokter Spesialis
Patologi Anatomi untuk menilai ada tidaknya keganasan, menentukan jenis
tumor, stadium atau grading, apakah sudah terjadi metastasis (menyebar) atau
belum, ataukah hanya infeksi akut atau kronik dan berbagai kelainan lainnya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :


1. Jaringan adalah tingkat organisasi kehidupan di antara sel dan organ.
Jaringan merupakan kumpulan sel yang serupa beserta matriks
ekstraselulernya yang bersama-sama menjalankan fungsi tertentu. Di
tingkat selanjutnya, sejumlah jaringan yang berbeda dapat bekerja
sama untuk membentuk organ. Sitohistoteknologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang preparasi sel-sel dan jaringan tubuh sampai
menjadi sediaan mikroskopis yang digunakan untuk mendiagnosa
adanya kelainan-kelainan dalam tubuh

2. Tahapan pemeriksaan Histologi : Penerimaan dan identifikasi


jaringan, deskripsi jaringan yang akan diperiksa, Pemotongan gross
jaringan, prossesing jaringan, pembuatan blok paraffin, pemotongan
blok paraffin,pembuatan preparat dan pengecatan

3. Tahapan pemeriksaan Sitologi adalah Penerimaan dan persiapan


pasien,pengambilan sampel ( Pap Smear atau FNAB ), pengambilan/
penerimaan bahan secret dan cairan tubuh, pengolahan
sampel,pembuatan preparat dan pengecatan preparat
3.2 Saran
Pada saat melaukan pekerjaan dibidang patologi anatomi harus teliti dan
sesuai dengan SOP. Penulisan makalah ini memang masih jauh dari kata
sempurna dan perlu ditingkatkan, dikarenakan masih banyak hal-hal yang perlu
ditambah dan diperhatikan ke depannya dalam penulisan sebuah makalah. Jadi
untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk mencari referensi lain
sebagai pembanding atas tulisan ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tersedia pada https://123dok.com/document/yr0j55oy-makalah-
sitohistoteknologi.html. Diakses pada tanggal 13 juni 2023.
Anonim. Tersedia pada http://repository.unimus.ac.id/2357/2/BAB%20I.pdf.
Diakses pada tanggal 13 juni 2023.
Kemenkes. 2022. Penanganan Jaringan Patologi Anatomi. Tersedia pada
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/285/penanganan-jaringan-
patologi-anatomi. Diakses pada tanggal 13 juni 2023.
Khalifa. 2020. Sitohistoteknologi azan. Medan. Tersedia pada
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
medan/pendidikan-ekonomi/makalah-sitohistotecnologi-
azan/49872315. Diakses pada tanggal 13 juni 2023.

15

Anda mungkin juga menyukai