Anda di halaman 1dari 16

Phlebotomy

Kerokan dan Jaringan

Dosen Pembimbing

Dr. Citra Trisna, MARS

Disusun Oleh :

1. Rahmat Ramadhan Hasibuan


2. Junarni
3. Rocki Riandi Wijaya

Kelas Reguler Karyawan Tingkat I


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
PRODI ANALIS KESEHATAN
2018
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Kerokan dan Jaringan ............................................................ 3
2.2 Klasifikasi Jaringan Tubuh .................................................................. 4
2.3 Fungsi Jaringan Tubuh ........................................................................ 6
2.4 Pemeriksaan Kerokan dan Jaringan .................................................... 7
2.5 Proses Pengambilan sampel Kerokan dan Jaringan ............................ 9
2.6 Proses Pengiriman sampel Kerokan dan Jaringan ............................... 11
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
Bab IV Kesimpulan .......................................................................................... 13

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kerokan dan Jaringan” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen


pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah. Rasa terima kasih juga
hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.

Jakarta, 27 Maret 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan


untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, membantu menegakkan
diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan.
Didalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang akurat dan dapat dipercaya, diperlukan
perhatian terhadap tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik.

Tahapan pra analitik adalah tahapan yang sangat penting dan perlu
diperhatikan dengan baik. Tahapan pra analitik diantaranya adalah proses
pengambilan sampel, pengiriman sampel, pencatuman jenis pemeriksaan,
persiapan sampeldan pemilihan alat

Salah satu sampel yang diambil berupa kerokan, dimana sampel ini
diambil dengan cara melakukan kerokan pada bagiankulit yang akan
dilakukan pemeriksaan. Biasanya pengambilan sampel kerokan bertujuan
untuk mengetahui jenis-jenis jamur yang menginfeksi kulit.

Selain sampel kerokan, ada juga contoh sampel jaringan atau disebut
dengan biopsy. Biopsi adalah tindakan diagnostik yang dilakukan dengan
mengambil sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik
untuk mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis pengobatan
atau terapi yang terbaik bagi pasien. Tindakan ini juga dikenal sebagai
pengambilan sampel jaringan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian kerokan dan jaringan?
2. Bagaimana cara pengambilan sampel krokan dan jaringan?
3. Bagaimana cara penanganan sampel kerokan dan jaringan?
4. Bagaimana cara penyimpanan sampel kerokan dan jaringan?

1.3 Tujuan
Memahami pengertian, pengambilan, penanganan, serta penyimpanan sampel
kerokan dan jaringan.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Defenisi Kerokan dan Jaringan


Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi
fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang
biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang
mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya
dengan penyakit.
Kerokan adalah suatu tindakan pengambilan sampel dengan cara
mengikis sebagian di daerah kulit yang terinfeksi untuk diperiksa dan
dipastikan di laboratorium untuk mengetahui penyebab infeksi. Kerokan
biasa dilakukan pada bagian permukaan kulit yang terinfeksi.
Sedangkan Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk
mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum
melakukan transplantasi organ. Risiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan
proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Jaringan yang akan diambil
untuk biopsi dapat berasal dari bagian tubuh manapun, di antaranya kulit,
perut, ginjal, hati, dan paru-paru. Beberapa tipe dari biopsi adalah:
1. Biopsi kapsul, untuk mengambil sampel dari lapisan usus.
2. Biopsi endoskopik, yaitu pengambilan sampel jaringan menggunakan alat
yang disebut endoskop.
3. Biopsi jarum, untuk mengambil jaringan dari organ tubuh atau jaringan di
bawah kulit.
4. Biopsi eksisional, untuk mengambil bagian lebih besar dari jaringan.
5. Biopsi dengan alat untuk membuat lubang (punch biopsy), untuk
mengetahui kondisi kulit.

3
2.2 Klasifikasi Jaringan Tubuh
A. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra
seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks.Fungsi jaringan
ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi
organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ
dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:
a. Jaringan Ikat Longgar
Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang
mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat
longgar terdapat di sekitar organ-organ pembuluh darah dan syaraf.
Fungsinya untuk memebungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah
dan syaraf.
b. Jaringan Ikat Padat
Nama lain jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen
yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput
pembungkus otot, fasia, ligament, dan tendon.
Fasia adalah jaringan ikat berbentu lembaran yang menyelimuti otot.
Ligament adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung
antar tulang. Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang.
Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot
dengan tulang-tulang.

B. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)


Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan
embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari
selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung
kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk
menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
a. Kartigo hialin
Matriknya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi,
cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang
tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan
pada ujung tulang panjang Kartigo hialin merupakan bagian terbesar
dari kerangka.

4
b. Kartigo fibrosa
Matriknya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada
perekatan ligament-ligamen tertentu pada tulang persendian tulang
pinggang. Pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan
antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberi
proteksi dan penyokong.

c. Kartigo elastic
Matrisnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat
pada daun telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring.

C. J aringan Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan
di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan
garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur).
Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan
untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :
a. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat
b. Tulang spons, bila matriksnya berongga

D. Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena
berupa cairan. Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :
a. Sel darah dibagi menjadi sel darah merah (Eritrosit) berfungsi untuk
mengangkut oksigen dan sel darah putih (Leukosit) berfungsi
melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
b. Keeping-keping darah (Trombosit) berfungsi untuk proses
pembekuan darah
c. Plasma darah, komponen terbesar air, berperan mengangkut sari
makanan, hormone, zat sisa hasil metabolism, antibody dan lain-lain

E. Jaringan Limfe/Getah Bening


Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari
pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat
antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen
selulernya adalah limfosit.
Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe.
Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga
untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan
zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

5
2.3 Fungsi Jaringan Tubuh
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda:
jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.

A. Jaringan epitelium.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan
organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi
organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh

Fungsi jaringan epitelium yakni:


a. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan
b. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
c. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
d. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
e. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya
f. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar
g. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan
h. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan
i. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat jika tubuh kepanasan
B. Jaringan pengikat.
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat
jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.

C. Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin
yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat
ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di
jantung.

D. Jaringan saraf.
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur
aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.

E. Jaringan penyokong
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan
tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan
menguatkan bentuk tubuh

6
2.4 Pemeriksaan Kerokan dan Jaringan
Pemeriksaan jaringan biasanya dilakukan untuk mengetahui infeksi kulit
yang berhubungan atau disebabkan dengan infeksi jamur seperti Tinea,
Pitriasis Versikolor (Panu), Dermatitis Seboroik dll. Sedangkan pemeriksaan
jaringan biasanya untuk melakukan diagnose pasti, tipe histologi, grading,
stadium, sehingga dokter klinis dan dokter bedah dapat menentukan terapi
dan kemungkinan perjalanan penyakit.
Jenis pengambilan sampel jaringan:
1. Biopsi sumsum tulang
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan dalam rongga
tulang yang ukurannya besar. Sumsum merupakan tempat sel-sel darah
diproduksi. Biopsi sumsum tulang biasanya dilakukan untuk
mendiagnosis kelainan pada darah atau untuk mendeteksi kanker yang
menyerang sumsum tulang
Biopsi sumsum tulang dilakukan dengan cara menyedot cairan
sumsum tulang dari tulang pinggul menggunakan jarum panjang.
Meskipun dilakukan anestesi lokal, sebagian orang masih dapat
merasakan nyeri pada bagian dalam tulangnya. Sebagian lain hanya
merasa nyeri ketika anestesi diberikan.

2. Biopsi Endoskopi
Biopsi endoskopi adalah biopsi yang biasanya dilakukan untuk
mengambil jaringan abnormal yang berada pada kandung kemih, usus
besar, atau paru-paru. Prosedur biopsi satu ini menggunakan alat bernama
endoskop yang merupakan tabung tipis fleksibel yang memiliki kamera
dan cahaya di bagian ujungnya.
Endoskop dimasukkan ke dalam tubuh melalui sayatan kecil atau
lubang di tubuh seperti hidung, mulut, anus, atau uretra. Alat bedah kecil
juga dimasukkan bersama bersama endoskop untuk mengambil jaringan.
Setelah itu dokter akan memonitor lewat video yang terekam oleh
endoskop dan melakukan pengambilan jaringan. Prosedur biopsi
endoskopi membutuhkan waktu selama 5-20 menit.

3. Biopsi Jarum
Biopsi jarum biasanya dipilih untuk mengambil sampel jaringan kulit
atau jaringan yang mudah diakses di bawah kulit. Selama prosedur biopsi
ini, jarum khusus akan digunakan untuk mengekstrak sel dari jaringan
yang abnormal tersebut. Biopsi jarum dibedakan menjadi beberapa
prosedur seperti berikut ini:

7
a. Aspirasi jarum halus atau Fine Needle Aspiration adalah prosedur
biopsi jarum dengan menggunakan jarum berukuran panjang dan
tipus yang dimasukkan ke dalam jaringan yang mencurigakan. Jarum
suntuk digunakan untuk mengambil cairand an sel untuk dianalisis.
b. Biopsi jarum inti atau Core Needle Biopsy adalah biopsi menggunakan
jarum yang lebih besar dengan pemotong di bagain ujungnya untuk
mengelurkan kolom jaringan keluar dari area yang dicurigai.
c. Vacuum-assited Biopsy adalah biopsi jarum dengan bantuan vakum.
Alat hisap diguakan agar jumlah cairan dan sel yang diekstraksi lebih
banyak. Cara ini dapat menurunkan jumlah berapa kali jarum
dimasukkan untuk mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan.
d. Image-guided Biopsy atau biopsi degan bantuan gambar adalah biopsi
yang menggabungkan tes pencitraan dengan biopsi jarum. Biopsi satu
ini juga dapat menjangkau jaringan yang tidak dapat dirasakan di kulit
seperti pada hati, paru-paru, dan prostat.

4. Biopsi Kulit
Biopsi kulit dilakukan untuk mengangkat sel atau sampel jaringan
yang ada di atas permukaan tubuh Anda. Prosedur biopsi kulit dibagi
menjadi beberapa metode berbeda bergantung pada jenis kanker yang
dicurigai dan luasnya jaringan abnormal. Prosedur biopsi kulit meliputi:
a. Shave biopsy adalah penggunaan alat mirip dengan pisau cukur untuk
mengikis permukaan kulit.
b. Punch biopsy adalah penggunaan alat melingkar yang dugunakan
untuk menghilangkan bagian kecil lapisan kulit yang lebih dalam.

5. Biopsi Bedah
Biopsi bedah akan dilakukan jika hasil biopsi lain dianggap kurang
meyakinkan. Ahli bedah akan membuat sayatan di kulit untuk dapat
mengakses area sel atau jaringan abnormal. Biopsi bedah dapat dilakukan
untuk mengangkat keseluruhan jaringan abnormal (biopsi eksisi) atau
mengangkat sebagian jaringan saja (biopsi insisi).

8
2.5 Proses Pengambilan Sampel Kerokan dan Jaringan
1. Pengambilan Spesimen Kerokan
 Alat
- Skalpel
- Pinset
- Alcohol 70 %
- Kapas
- Kertas / wadah yang bersih

 Prosedur Pengambilan
a. Keroan kulit
- Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70%
untuk menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
- Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari
atas kebawah (cara memegang skalpel harus miring
membentuk sudut 45o ke atas).
- Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah

b. Kerokan/ guntingan kuku


- Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alkohol 70% dengan
maksud seperti diatas.
- Kerokalah bagian kuku yang sakit pada bagian permukaan dan
bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut
digunting.
- Letakkan kuku tersebut pada kertas / wadah yang bersih.

c. Rambut
- Rambut yang sakit dicabut dengan pinset.
- Letakkan rambut tersebut pada kertas/ wadah yang bersih.

 Tekhnik membuat sediaan langsung dari sampel kerokan kulit


- Larutan KOH 20% diteteskan pada objek glass
- Ujung oose dibasahi dengan larutan KOH 20%, kemudian
ditempelkan pada kerokan kulit, sehingga kerokan tersebut
menempel pada jarum oose.
- Kerokan kulit diletakan pada tetesan larutan KOH 20% kemudian
ditutup dengan kaca penutup.
- Dilewatkan beberapa kali diatas api menyala dan biarkan ± 10
menit.
- Diperiksa dibawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-
mula objektif 10x untuk mencari lapang pandang, kemudian
dengan pembesaran 40x untuk mencari adanya hifa dan spora.

9
 Tekhnik pembuatan biakan/kultur dari sampel kerokan kulit
- Diambil sampel kerokan menggunakan oose atau pinset yang
dilakukan secara aseptis yaitu dengan bantuan api spirtus.
- Sampel diletakan ditengah-tengah media PDA yang telah
disiapkan.
- Sampel agak ditekan sedikit kearah media PDA, agar sampel
melekat di media.
- Media ditutup kembali dan dibungkus dengan kertas buram dan
diinkubasi pada suhu ruang (35o) selama ± 7 hari.
- Diamati pertumbuhan koloni pada media PDA setiap hari selama
± 7 hari.

 Pembuatan sediaan langsung (direct preparat) dari kultur jamur


kerokan kulit
- Disiapkan alat dan bahan
- Diamati makroskopis jamur yang tumbuh pada media PDA
- Objek glass dan cover glass di desinfeksi menggunakan alcohol
70%
- Objek glass yang telah didesinfeksi dibiarkan hingga kering
- 1-2 tetes larutan LCB dipipet dan diteteskan pada permukaan
objek glass

2. Pengambilan Spesimen Jaringan


 Prosedur Pengambilan
a. Fine Needle Aspiration Biopsy
Menggunakan alat yang terdiri dari tabung suntik plastik
ukuran 10 ml, jarum halus, gagang pemegang tabung suntik, kaca
objek dan desinfektan alkohol atau betadin. Tumor dipegang
lembut lalu jarum diinsersi segera ke dalam tumor. Piston di
dalam tabung suntik ditarik ke arah proksimal; tekanan di dalam
tabung menjadi negatif; jarum manuver mundur-maju. Dengan
cara demikian sejumlah sel massa tumor masuk ke dalam lumen
jarum suntik. Piston dalam tabung dikembalikan pada posisi
semula dengan cara melepaskan pegangan. Aspirat dikeluarkan
dan dibuat sediaan hapus, dikeringkan di udara dan dikirimkan ke
laboratorium. Sering terjadi false negative karena kemungkinan
jarum tidak tepat mengambil sel yang terkena kanker.

b. Core Needle Biopsy


Dilakukan pada suatu gumpalan (bengkak) yang sulit untuk
dilihat atau dirasakan. Jarum akan dituntun ke area yang dicurigai
dengan bantuan mammography atau ultrasound, dan X-ray akan
memastikan area yang ingin dibiopsi.

10
c. Incisional Biopsy
Seperti operasi pembedahan pada umumnya. Pengambilan
irisan dari benjolan. Pada umumnya tipe ini dilakukan pada
pembengkakan di jaringan ikat seperti otot.

d. Excisional Biopsy
Keseluruhan benjolan diambil. Sering dilakukan pada
benjolan di dada. False negative jarang terjadi

2.6 Proses Pengiriman Sampel Kerokan dan Jaringan


1. Sampel Kerokan
a. Bungkus spesimen yang telah diletakkan pada kertas/wadah yang
bersih dan kering.
b. Kemudian masukkan kedalam amplop.
c. Tulis identitas pasien diatasnya : nama dan umur pasien, tanggal
pengambilan.
d. Kemudian masukkan lagi kedalam amplop yang lebih besar dan
tebal. Lalu rekatkan.
e. Spesimen siap dikirim.

2. Sampel Jaringan
a. Fiksasi Basah (Wet Fixation)
Sediaan segar yang baru saja diperoleh segera dicelupkan ke
dalam fiksasi selama 30-40 menit. Kemudian dikirim ke laboratorium
Patologi Anatomi serta botol perendamnya. Untuk mengatasi risiko
pengiriman yang sulit dengan botol yang berisi cairan yang mungkin
tumpah, maka setelah sediaan tersebut difiksasi selama 30 menit,
dikeluarkan dari cairan dan dikeringkan di udara kamar. Setelah
kering sediaan dapat dimasukkan ke dalam tabung atau di dalam
karton yang telah disiapkan. Bahan fiksasi sebaiknya digunakan
alkohol yang mudah didapat.

b. Fiksasi Pelapis (Coating Fixative)


Zat-zat ini adalah campuran dari alkohol basa yang memfiksasi sel-
sel dan bahan seperti lilin yang membentuk lapisan pelindung yang
tipis di atas sel.
- Aerosol yang dipakai dengan cara menyemprotkannya pada
sediaan
- Liquid basa diteteskan di atas sediaan sesegera mungkin

11
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi
fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi
yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya
bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah
histopatologi.

3.2. Saran
penyusun sangat membutuhkan saran, demi meningkatkan kwalitas dan
mutu makalah yang kami buat dilain waktu. Sehingga penyusun dapat
memberikan informasi yang lebih berguna untuk penyusun khususnya dan
pembaca umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://doktersehat.com/biopsi/
2. https://dokumen.tips/documents/kerokan-kulit.html
3. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/hematologi-dan-
onkologi/aspirasi-sumsum-tulang/teknik
4. http://www.kerjanya.net/faq/6177-biopsi.html
5. https://dokumen.tips/documents/kerokan-kulit.html
6. https://medlineplus.gov/ency/article/003840.htm
7. https://medlineplus.gov/ency/article/003416.htm
8. organisasi.or Ilmu Pengetahuan Alam › Biologi

13

Anda mungkin juga menyukai