Anda di halaman 1dari 15

Kasus Mandiri Koasistensi Ilmu Bedah dan Radiologi

KASTRASI ANJING

Miftachul Huda 19/451429/KH/10348


Diah Ristya Oktaviani 19/451376/KH/10295

Departemen Ilmu Bedah dan Radiologi 
Fakultas Kedokteran Hewan 
Universitas Gadjah Mada
2020
Pendahuluan
Latar Belakang

Masyarakat Indonesia gemar menjadikan hewan kesayangan


(Anjing domestik/Canis lupus familiaris) sebagai hewan
peliharaan (McGreevy, 2017). Anjing juga bisa dijadikan penjaga
rumah dan pelengkap upacara adat (Arya dkk., 2014)

Tingginya populasi anjing di Indonesia menyebabkan adanya


anjing yang dilepas liarkan dan menjadi tidak terurus. Anjing ini
lebih rentan terkena penyakit menular dan juga meningkatkan
resiko terjadinya zoonosis (Ghasemadeh, 2015)

Kastrasi pada hewan jantan dapat mencegah kenaikan populasi


anjing dan dipercaya mampu mencegah beberapa sifat hewan
yang tidak diinginkan serta menghilangkan kondisi medis atau
penyakit terutama penyakit reproduksi (Howe, 2015)
Pendahuluan

Tujuan
Tujuan dilakukan tindakan kastrasi pada hewan di
koasistensi Bedah dan Radiologi adalah sebagai media
pembelajaran untuk melatih dan meningkatkan
keterampilan dalam melakukan persiapam operasi,
pelaksanaan operasi, dan perawatan pasca operasi
khususnya pada kasus kastrasi.
Tinjauan Pustaka

Kastrasi
Pendekatan Kastrasi :
merupakan
1. Prescrotal
prosedur operasi
2. Scrotal
untuk
3. Perineal
menghilangkan
Teknik Operasi:
testis dan organ
1. Kastrasi Tertutup
reproduksi jantan
2. Kastrasi Terbuka
(Teixera, 2017).
Tinjauan Pustaka
Anatomi sistem reproduksi anjing jantan
Tinjauan Pustaka
Gambar Skema Testis
Tinjauan Pustaka
Indikasi Kastrasi

Kontrol kelahiran, mencegah over populasi.

Memodifikasi perilaku dan mengurangi kagresifan pejantan,


berkelana dan kebiasaan urinasi yang tidak diinginkan.

Adanya abnormalitas kongenital organ reproduksi, abnormalitas


testis maupun epididimis, noplasia pada scrotum, trauma atau
abses, hernia inguinal skrotum dan kontrol endokrin atau hormonal
yang abnormal.
Tinjauan Pustaka

Anastesi yang
Dosis ketamin untuk
digunakan untuk
anjing adalah 10
kastrasi salah
mg/kg IV dan 15
satunya adalah
mg/kg IM; Dosis
menggunakan
xylasin untuk anjing
ketamin dan
adalah 0,1-1mg/kg IV
xylazin
dan 2 mg/kg IM
Materi
Alat Bahan
• Scalpel dan blade • Hewan
• Gunting operasi (tajam-tumpul) • Obat anastesi (Ketamin 10% dan
Xylazine 2%)
• Needle holder
• Alkohol 70%
• Pinset (anatomis dan chirurgis)
• Cairan NaCl 0,9%
• Hemostatik forceps
• Atropin sulfat
• Allis forceps
• Antiseptik Povidon iodin
• Duk klem
• Antibiotik
• Needle/jarum
• Duk steril
• Tampon steril
• Spuit
• Underpad
• Masker, kopiah, gloves, gaun
operasi
Metode
Hewan
Pemeriksaan fisik pada hewan terlebih dahulu akan dilakukan sebelum operasi
berlangsung. Hewan yang akan dioperasi harus dipuasakan selama 12-18 jam untuk dewasa dan
4-8 jam untuk anak-anak. Tujuan pemuasaan sebelum operasi dilakukan untuk menghindari
hewan muntah dan aspirasi makanan (O’Dwyer, 2016). Hewan dimandikan apabila dalam
keadaan kotor. Pencukuran rambut pada area yang akan di operasi.
Persiapan alat dan ruang operasi
Persiapan alat meliputi satu set alat bedah, duk, dan baju operasi. Ruang operasi
dibersihkan dari kotoran dan meja operasi didesinfeksi menggunakan alkohol.
Persiapan operator dan co-operator
Operator dan co-operator terlebih dahulu melepas aksesoris agar tidak mengganggu
jalannya operasi. Penutup kepala dan masker dipakai kemudian menyucihamakan tangan
dengan air bersih mengalir dan sabun dari ujung jari menuju siku. Tangan dibilas dengan air dan
dikeringkan menggunakan handuk steril. Kemudian operator dan co-operator memakai sarung
tangan dan pakaian sesuai standar.
Metode
Teknik Kastrasi

• Posisi pasien saat akan dikastrasi adalah


rebah dorsal dan pastikan bahwa kedua testis
berada pada scrotum.

• Dorong salah satu testis sampai mendekati


area prescrotum dan incisi kulit dan subkutan
pada bagian median prescrotum.

• Incisi tunika vaginalis pars parietalis testis, dan


usahakan tunika albuginea tidak terpotong
karena dapat mengekspos parenkim testis.
Metode

• Incisi pada tunika vaginalis parietalis dan


visceralis diperpanjang dengan menggunakan
gunting kearah kranial sampai pada funikulus
spermatikus untuk dapat mengekspos testis,
vas deferens dan pembuluh darah.

• Pisahkan ujung ligamen yang menempel pada


epididimis dari tunika
Metode
• Identifikasi struktur dari corda spermatika dan ligasi
pembuluh darah dan duktus deferens, kemudian
ligasi kedua saluran tersebut dengan benang 2-0
atau 3-0 yang dapat terabsorbsi. Jepit pada corda
spermatika, pembuluh darah dan vas deferens
dekat dengan testis dan potong atau incisi antara
ligasi dengan jepitan hemostatik. Setelahnya ligasi
dimasukkan kembali ketempat semula.

• Pemotongan pada testis lainnya dilakukan dengan


cara yang sama melalui incisi yang sama. Jahitan
subkutan dengan simple continues dan kulit
dengan simple interupted suture
Pasca Operasi
• Penanganan pasca operasi yang umum adalah hewan ditempatkan dalam
kandang yang bersih dan kering.

• Luka operasi diolesi betadine dan dikontrol kebersihannya, diperiksa secara


kontinyu selama 4-6 hari. 

• Selama seminggu hewan diberikan antibiotik dan makanan yang


mempunyai nilai gizi yang cukup.

• Jahitan luka dapat dibuka setelah bekas operasi kering dan benar-benar
telah tertutup
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai