OTOPSI
Seksi
Nekropsi
Obduksi
Pemeriksaan post mortem
Bedah mayat
1
Otopsi
Anatomi
• Untuk pendidikan
Klinik
Forensik
2
OTOPSI FORENSIK
Peradilan
SP
V
R
Pembedahan
jenazah
kematian
Sebab
Diduga / VeR
tindak pidana
3
DASAR HUKUM OTOPSI FORENSIK
• KUHAP 133
• KUHAP 134
• UU RI No 36Th 2009 Pasal 122
(1)Utk kepentingan Hkm dpt dilakukan
otopsi forernsik.
(2) dilakukan SpF. atau dr. lain (SpF - /
refer jauh)
(3) tersedianya yan forensik tanggung
jwb PEMDA.
4
OTOPSI FORENSIK :
• Ialah otopsi yang dilakukan atas dasar
perintah yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, karena
peristiwa yang diduga merupakan
tindak pidana, yang dilakukan dengan
cara pembedahan terhadap jenazah
untuk mengetahui dengan pasti
penyakit atau kelainan yang menjadi
sebab kematian.
5
• SPVR
• Informed
Administ
consent ?
• Label
Jenazah
• Keluarga
• Bedah-Px
Tambahan
Alat
• UP
• Tulis-camera 6
7
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
UNTUK OTOPSI
• Alat Ukur (Volume,
panjang, Berat)
• Alat Bedah
(Pisau,Gunting,Pinset,Ger
gaji dll)
• Alat px tambahan (cover-
glass obyek, mikroskop,
tabung reaksi dll)
• Jarum besar – jarum goni
• Benang yang kuat
8
Alat ukur
9
10
11
12
13
14
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
UNTUK OTOPSI
1. Alkohol 96%
2. Formalin 10%
15
INFORMASI UNTUK DOKTER
SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI
1. Kecelakaan lalu lintas
• Bagaimana kecelakaan terjadi
• Siapakah korban
• Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat
sejenis Amphetamine dsb
2. Kecelakaan lain (kerja)
Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan
kecelakaan
16
3. Pembunuhan, bunuh diri cara,
posisi ditemukan, surat terakhir.
4. Kematian mendadak riwayat
pengobatan
5. Kematian setelah berobat / perawatan
obat-obat / tindakan yang pernah
diberikan
6. Tanggal dan jam korban ditemukan
meninggal, tanggal dan jam korban
terakhir terlihat masih hidup
17
TEKNIK OTOPSI
• Pemeriksaan luar
• Pemeriksaan dalam :
– Insisi bentuk I
– Insisi bentuk Y
• Pemeriksaan tambahan-
khusus
18
Metode Pengeluaran Organ
• Virchow
• Rokistanky
• Removal by system
19
PEMERIKSAAN LUAR
• Identifikasi • Perut
• Pakaian • Anggora gerak
• Perubahan Post Mortem • Punggung
• Panjang dan berat • Bokong
badan • Alat kelamin
• Kepala-leher
• Dada
• Dubur
20
PEMERIKSAAN DALAM
Yang perlu diperhatikan :
• Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga
dada dibuka
• Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah
rongga dada kosong
23
Diskripsikan organ dari hasil :
• Inspeksi
• Palpasi
• Pengukuran
• Pengirisan
24
Pengirisan Organ
Insisi bentuk I :
• Dimulai sedikit dibawah Cart.
Thyroidea Proc. Xiphoideus
2 cm paramedian kiri / hindari
umbilicus Symphysis
26
Insisi bentuk Y :
• Laki-laki : • Perempuan :
Insisi dimulai dari Insisi dimulai dari
Acromion Ka-Ki Acromion Ka – Ki
lurus kebawah Proc. lurus kebawah
Xiphoideus 2 cm melingkari mamma
paramedian ki / ½ Proc. Xiphoideus 2
lingkar pusar ki cm paramedian ki / ½
Symphysis lingkar pusar ki
Symphysis
27
28
Rongga dada
• Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam
sampai menembus perintoneum
diteruskan sampai Symphysis
29
30
31
32
JANTUNG
33
34
35
36
37
Respiratorius Tract.
38
39
• Insisi paru-paru
– Paru-paru hilus menghadap keatas dan basis
menghadap desektor
– Insisi dari Apex ke basis paru-paru
– Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan
pertama
40
KEPALA
– Insisi pada kulit kepala mulai dari Mastoid Ka ke
Mastoid Ki. melalui Vertex diperdalam sampai
tulang
– Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh-
jauhnya ke muka dan belakang
– Dibuat lingkaran dengan benang 1½ cm di atas
orbita Protuberantia Occipitalis digergaji
menurut lingkaran tadi
– Calvarium dilepaskan secara tumpul dari
duramater
41
42
43
44
Beneke methode
Chiari methode
45
46
MENGELUARKAN OTAK
– N. Olfactorius + N. Opticus dipotong
– A. Carotis Internus dipotong
– N. Oculomotorius + Vena-vena dipotong
– Tentorium Ka – Ki diinsisi
– N. Trigeminus + N. Otak lainnya dipotong
– N. Cervicalis dipotong
– Medulla Spinalis dipotong
– Cerebrum dan Cerebellum dapat dikeluarkan
47
• HYPOPHYSIS
– Insisi sirkular pada Sella Tursica
– Processus Clinoideus dipatahkan
– Duramater yang melekat pada Hypophysis diangkat dengan
pinset
– Hypophysis dilepaskan dengan Scalpel dari Sella Turcica
– Hypophysis dipotong menurut diameter yang terbesar
48
DISEKSI OTAK
• CIRCULUS WILLISI : DIPERIKSA
• CEREBELLUM
– Dipisahkan dari Cerebrum dengan memotong kedua Pedunculi
Cerebri
– Cerebellum, Pons Varoli, Medulla Oblongata, Medulla Spinalis
dipotong dengan irisan sejajar setebal 1 jari tegak lurus pada sumbu
Medulla Spinalis
49
50
CEREBRUM
Diletakkan dengan bagian inferior
keatas diiris pada tempat :
1. 2 ½ cm di muka pucuk lobus
Temporalis
2. Chiasma Opticum
3. Infundibulum
4. Corpora Mamillaria
5. Pedunculi Cerebri
6. Splenum Corpori Callosi
7. 2 ½ cm muka ujung Lobus
Occipitalis
51
7 irisan otak besar
52
TRACTUS DIGESTIVUS
• Inspeksi rongga perut dilakukan sebelum membuka
rongga dada :
1. Apakah ada cairan
2. Jala (omentum)
3. Diaphragma
4. Omentum dibalik
5. Hati
6. Limpa
7. Mesenterium kel. Lymphe, V dan A mesenterica
8. Usus diperiksa appendix
53
54
55
MEMISAHKAN USUS HALUS DAN USUS BESAR
56
• Usus halus dibuka dengan
gunting di tempat melekatnya
mesenterium
57
LIEN
58
OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM, PANCREAS
59
VESICA FELEA
– Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah,
permukaan bawah keatas dan kandung empedu ke desektor
60
61
• TRACTUS UROGENITALIS
– Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit ( kedua
ren beserta gld. Suprarenalis, ureter, prostat, vesica
urinaria dan rectum). Kedua testis dikeluarkan tersendiri.
62
GLD SUPRARENALIS
Dilepaskan secara tajam dari ren
dibersihkan dari jaringan lemak
Gld. suprarenalis ditimbang
Diiris melintang, irisan lain sejajar irisan
I
63
64
• REN :
– Hilus menghadap kebawah Ren diiris mulai dari
konveksitas ke arah hilus
– Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis ureter dibuka
sampai vesica urinaria
– A. Renalis dibuka
– Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas ditimbang
65
VESICA URINARIA :
V. Urinaria dibuka dengan gunting
mulai dari urethra ke arah cranial
66
• PROSTAT :
– Prostat dipisahkan dari V. Urinaria ditimbang
– Diiris frontal mulai pertengahan lobus medialis.
Irisan lain dibuat sejajar dengan irisan pertama
• TESTIS :
– Tunica Vaginalis dibuka dengan gunting testis dan
Epididymis dikeluarkan. Testis diiris melintang
melalui jaringan Testis dan Epididymis
– Funiculus Spermaticus diiris ganda melintang
67
• UTERUS DAN VAGINA
– Uterus diukur lebar, panjang, tebal
– Vagina dibuka dengan gunting dipertengahan Anterior
ujung gunting dimasukkan kedalam Canalis Cervicalis
Uterus dibuka dipertengahan sampai 1cm Cerebelum
Fundus Uteri Uterus dibuka ke Ka dan Ki sampai
insertio tuba
• TUBA FALLOPII
– Diinsisi melintang berganda dengan pisau atau disonde
terlebih dahulu mulai dari bagian Fimbrae
• OVARIUM
– Diletakkan antara kain kasa dijepit antara ibu jari dan
jari telunjuk dibuka menurut diameter yang
terpanjang
68
• LEHER
– Yang dikeluarkan : Lidah, Palatum Molle, Kedua Tonsil,
Trachea, Larynx, Oesophagus, tulang rawan leher, gld.
Parathyreoidea, gld. Thyreoidea
69
GLD. THYREOIDEA
Dilepaskan dari Larynx, ditimbang
beratnya
Insisi pada diameter yang terpanjang
OESOPHAGUS
Dibuka dengan gunting mulai dari
bagian Oral
Kemudian dilepaskan dari Trachea
dan Larynx
70
• TRACHEA DAN LARYNX
– Dibuka di bagian posterior
• TONSIL
– Diiris pada diameter yang terpanjang
• LINGUA (LIDAH)
– Diiris frontal setebal 1 cm
• TULANG RAWAN LEHER
– Os Hyoid
– Cartilago Thyreoidea Dibersihkan untuk
melihat adanya
– Cartilago Cricoidea fraktur
– Cartilago Arytenoidea
71
Pemeriksaan khusus
– Pemeriksaan pncumo thorax
– Pemeriksaan emboli udara
– Percobaan getah paru-paru (longsap
proof)
– Percobaan apung paru-paru
(docimasia pulmonum hydrostatica =
longdrijfproef)
– Emboli lemak
72
Pemeriksaan tambahan
– Pemeriksaan histopatologi
– Pemeriksaan mikrobiologi
– Pemeriksaan virologi
– Pemeriksaan immunologi
– Pemeriksaan toksikologi
– Pemeriksaan trace evidence
73
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI
– Jaringan 2 x 3 x ½ cm
– Jaringan yang diambil : jaringan yang Makroskopik
menunjukkan kelainan
– Tidak boleh tertekuk
– Tidak boleh dicuci
– Bahan Fiksasi : Formaline 10 %
– Jumlah pengawet : 20 x bahan yang diambil
– Sebelum dikirim ke pusat diiris lagi yang lebih rapi
74
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
TOKSIKOLOGI
1. Bahan :
Stasiun I :
Lambung dan isi 250 gram
Usus halus dan isi 250 gram
Stasiun II
Hati 250 gram
Ginjal ½ kanan dan ½ kiri
Otak 250 gram
Paru (volatile poisons) 250 gram
Stasiun III
Pada keracunan chronic : rambut, lemak, tulang, kuku
Bahan lain : darah, kencing, atau
75
Tempat I
• Lambung dengan isinya 2. Syarat tempat
• Usus dengan isinya - Bersih
Tempat II - Sedapat-dapatnya
• Ginjal ½ kanan dan ½ kiri
baru
• Kandung seni dan isinya
Tempat III - Bermulut lebar
• Otak 500 gram - Ditutup rapat
• Paru ½ kanan dan ½ kiri dilapisi dengan paraffin
• Hati 500 gram - Diberi label dan segel
Kadang-kadang tempat IV
- Disimpan dalam lemari
• Rambut, kuku, tulang
intoksikasi arsenicum terkunci
• Jaringan lemak subcutis
intoksikasi organo phospat
• Darah diambil dari V Femoralis
intoksikasi alkohol
76
3. Bahan Pengawet
• Dry ice
• Es batu
• Ethyl Alcohol 95% = volume jaringan
• Minuman keras (kadar alcohol 40%)
4. Perlu diikutsertakan
• Contoh alcohol
• Surat permohonan
• Berita acara peristiwa keracunan
• Laporan otopsi
• Berita acara ttg cara membungkus dan emeteraikan
bahan
Pada Penggalian Mayat
Perlu diambil contoh tanah di atas, di samping, di bawah mayat / peti
mayat, kemudian diambil pula contoh tanah sedalam mayat / peti
mayat yang letaknya 5 m dari lubang galian
77
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
• Darah 10cc diambil dengan alat injeksi dari jantung
setelah permukaan jantung dibakar dengan spatel
yang telah dipanasi
• Spesimen untuk pembiakan
• Permukaan limpa / paru-paru dibakar dengan spatel
yang telah dipanasi jaringan diambil sedikit
dengan pinset / gunting steril atau permukaan tadi
diinsisi dengan spatel steril, kemudian swab
dimasukkan ketempat insisi tadi dan dikembalikan
ketabungnya
• Bahan fiksasi : Disimpan dalam dry ice 78
• SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN IMMUNOLOGI
• Darah yang diambil secara steril 20cc dipusingkan dan 10cc
serum dipindahkan dengan pipet steril ke tabung yang steril
pula, kemudian disimpan atau dikirim dalam dry ice.
• Bila test netralisasi tidak diperlukan, maka serum dapat
diawetkan dengan cresol 3%
79
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN NEGRI
BODY
• Gelas sediaan ditempelkan dan ditekan ringan pada jaringan Hippocampus
• Sedian smear : ambil 1 mm3 jaringan hippocampus dibuat smear seperti
membuat smear darah
• Pengecatan dengan cat seller
• Bila pengecatan tidak dilakukan segera difiksir dengan Methyl Alcohol
• Pengiriman otak guna diperiksa di lembaga pasteur
• Otak (3 gram) dimasukkan dalam botol bermulut lebar, yang berisi glycerine
untuk percobaan hewan
• Otak (3 gram) diambil dari sepertiga bagian belakang yakni yang mengandung
Hippocampus dimasukkan dalam botol berisi alcohol
• Dibuat pula preparat impressi (kaca objek ditempelkan dan ditekan sekedar
pada penampang otak bagian Hippocampus) difiksir dalam Methyl Alcohol
• Sedian-sedian ini dikirim bersama-sama dengan otak
80
PEMERIKSAAN PNEUMOTHORAX
81
PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA
• Sternum dipisahkan dari tulang iga pada 1 cm medial costo
chonral junction sampai dengan iga II
• Pericardium dipisahkan dari sternum
• Sternum digergaji setinggi manubrium sterni
• Setelah sternum diangkat, pericardium dibuka dengan irisan
“y” terbalik tepi irisan diangkat dengan forcep dan rongga
pericardium diisi dengan air
• Atrium kanan, ventrikel kanan, A. pulmonalis ditusuk dengan
pisau bila keluar gelembung udara berarti emboli udara
jenis vena
• Atrium kiri, ventrikel kiri, aorta ditusuk dengan pisau bila
keluar gelembung udara kemungkinan :
• Open foramen ovale
• Emboli udara arteri
82
PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA
• Luka pada vena leher
• APC dengan cara penyemprotan
• Tubal patency test
• Artificial pneumo peritoneum
• Jalan udara yang dapat menyebabkan kematian
pada emboli udara vena : 100-150 cc
83
PEMERIKSAAN EMBOLI LEMAK
• Penyebab : patah tulang panjang, pukulan
pada kulit punggung
• Cara : jaringan paru dikeraskan dengan uap
zat asam arang cair (frozen section)
dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan
dicat dengan warna sudan III bahan lemak
dalam capillair warna orange
84
TERIMA KASIH
85