Anda di halaman 1dari 8

Kodok Hijau

(Rana pipiens)

Kodok Hijau (Rana pipiens)


A. Klasifikasi Kodok Hijau (Rana pipiens)
Kingdom
:
Animalia
Phylum
:
Chordata
Class
:
Amphibia
Ordo
:
Anura
Family
:
Ranidae
Genus
:
Rana
Species
:
Rana pipiens
B. Karakteristik Eksternal
Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang
apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak dan tidak bersisik. Lubang
hidung antori-dorsal, mata dorsal, besar, membran timpaniv, dorsal berada di belakang
dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap
kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari jari.
C. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ

1. Sistem Skeleton

Tengkorak terdiri dari kranium kecil, tulang muka yang lebar dan pipih. Tulang
orbital besar, dan rahang sangat lebar. Kolumna vertebralis terdiri dari 10 elemen, yang
pertama disebut tulang atlas, yang ke-9 tulang sakral, dan ke-10 tulang urostil (yang sangat
memanjang). Semua vertebrae, kecuali pertama, kesembilan, dan kesepuluh
mempunyai prosessus transversal yang panjang disebut rusuk. Ada sternum (tulang dada)
dan dihubungkan dengan sabuk pektoral (sabuk dada). Yang terakhir itu terdiri
dari klavikula, korakoid, skapula, dan supraskapula (kartilago). Sabuk pelvik terdiri
dari illium, iskium,dan falang. Skeleton kaki depan terdiri dari humerus, radio-ulna, karpal,
falang. Skeleton kaki belakang terdiri dari femur,tibio-fibula, tarsal, dan falang.
2. Sistem Otot
Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan miotom primitif, terutama dalam
apendiks. Otot-otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratas berotot besar.

3. Sistem Pencernaan
Mulut dengan banyak gerigi kecil disepanjang rahang atas, dan gigi vomerin pada langitlangit mulut. Lidah berotot dan bifurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian
anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esofagus (berdinding lurus dan besar) langsung
bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan berkelok ke samping kiri, dan berotot.
Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, berkelok kelok), rektum yang langsung bersatu
dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai
saluran-saluran
menuju
ke duodenum. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan
melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
Peritonium
Lapisan otot
Submukosa
Mukosa
4. Sistem Respirasi
Pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang internal.Katak dewasa
bernapas dengan paru-paru, yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya terdapat
banyak ruang. Paru -paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronki, laring, (kotak
suara) yang mengandung tali-tali vokal, lalu faring dan lorong- lorong nasal. Lubang dari
faring ke laring berupa celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang-lubang dalam dari
lorong-lorong nasal itu di sebut nares internal (hidung dalam). Pertukarang gas terjadi
melalui kulit.
5. Sistem Sirkulasi

Jantung mempunyai 2 aurikel dan satu ventrikel. Darah dari sinus venosusmasuk ke
dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus yang
bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga
pokok, yaitu ; arteri karotis, arteri sistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari
anterior ke pasterior). Tiapa arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam
kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang-cabang ke paru-paru dan kulit. Arteri
sistemik (2 buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi
seliako-mesenterik
(lambung,
hati,
intestinum), segmental(otototot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal (kaki-kaki).
Darah dari paru-paru kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah
memasuki aurikel kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah sisi
dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari bagian
anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari mestanofers dan
mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler-kapiler) dan terus ke jantung. Darah
masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang seliako-mesenterik) atau pun
dari vena porta hepatic yang membawa darah dari lambung dan usus. Sistem porta renal ada
juga. Sistem itu menghubungkan system porta hati melalui jalan vena pelvic dan vena
abdominal ventral.
6. Sistem Ekskresi
Ginjal tipe mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-saluran
Wolff (saluran-saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke kloaka,
walaupun ada juga kandung kemih disebelah sisi ventral kloaka itu.
7. Sistem Saraf
Otak terbagi atas 5 bagian dan sarebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brekeal (serabut-serabut saraf yang silangmenyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk pleksus inskiadikus. Sesuai dengan adanya
pelebaran korda saraf, maka disini terdapat saraf brakial dan saraf lumba.
8. Sistem Sensori
Mata, dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata ketiga
yang transparan, yang di sebut membrane niktitans. Bola mata kurang lebih sferis (bulat).
Permukaan luarnya tertutup dengan konjuntiva tipis transparan (yang bergerak berbalik di
bawah kelopak mata). Di bawah konjuntiva terdapat kornea yang tebal tetapi juga transparan.
Kornea itu terus berkesinambungan dengan sclera yaitu penutup luar bola yang tidak tembus
cahaya. Di bawa sklera terdapat koroid yang bagian depannya bersatu dengan laci berbentuk
kue donat, tetapi tidak berkontak dengan kornea, dan yang di sebut dengan iris. Lubang
dalam iris itu adalah pupil. Lensa kritalinterletak tepat di bagian belakang iris, mentup pupil.
Sebelah kanan bola mata terdapat jaringan saraf yang di sebut retina, terus melanjut
sebagai sarafoptikus. Ruang dalam lensa dan iris mengandung humor aqueus (cairan seperti

air). Ruang di belakang lensa dan iris di isi dengan houmor vitreus (cairan seperti kaca). Mata
di gerakkan oleh 6 otot, yaitu otot-otot seprior, inferiol, rektus internal, rektus eksternal,
oblikus inferior, dan oblikus superior. Saraf kranial III, IV, dan VI menginervasi otot-otot
mata itu.
Telinga, dengan organ-organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 saluran semi
sirkular, yaitu vertical anterior, vertical posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam
telinga tengah, tapi tidak ada telinga luar), membawa impuls-impuls ke kolumella, yaitu
tulang tipis dan telinga tengah yang memancarkan impuls-impuls melalui stapes ke koklea,
yaitu organ pendengaran. Telinga tengah berhubungan dengan faring melalui tabung tabung
Eustachii.
9. Kelenjar Endokrin
Kelenjar pituitari (hipofisis) terletak di bawah otak, mempunyai 3 lobus masing-masing
menghasilkan hormon. Lobus anterior membuat hormon peransang pertumbuhan dan
peransang metamorphosis, dan juga hormon peransang gonad. Lobus intermedus membuat
hormon untuk mengendalikan perluasan (ekspansi) sel-sel pigmen, dan berakibat menjadi
lebih gelapnnya warnah kulit. Lobus posterior membuat hormon yang berhubungan dengan
keseimbangan air dan kontraksi otot-otot polos.
Kelenjar tiroid, terdiri atas dua buah lobus, masing-masing didekat dasar arteri karotis
interna. Sekretnya (hormon) mungkin meransang aktivitas metabolik pada umumnya. Secara
deftinitif, hormon itu meransang metamorphosis dari berudu menjadi katak dewasa.
Kelejar Ardenal mengandung dua tipe jaringan khas seperti pada manusia, yaitu jaringan
korteks dan medulla. Pada katak, kelenjar ardenalnya terletak disepanjang permukaan ginjal.
Medulla menghasilkan epinefrin yang menyebabkan kontraksi otot polos pada beberapa arteri
sedang arteriol-arteriol dalam otot bergaris relaksasi dan jantung teransang. Pada manusia,
karena proses tersebut, terjadilah kenaikan tekanan darah. Epinefrin juga menyebabkan
relaksasi otot- otot bronkiol dan paru-paru (untuk mengurangi serangan asma). Epinefrin juga
mempercepat formasi glikogen menjadi glukosa. Dalam darah manusia biasanya terdapat 1-2
ppm, tetapi karena tekanan emosional seperti takut atau marah, jumlah itu dapat naik.
Akibatnya darah dari jeroan banyak yang di pindahkan ke otot dan otak dan individu yang
bersangkutan siap untuk melawan atau terbang. Namun semua efek hormon yang tersebut
pada katak tidak di ketahui, tetapi kelenjar itu penting untuk hidupnya katak.
Gonad juga membuat hormon yang berhubungan dengan karakteristik seksual sekunder,
yaitu ibu jari yang membengkak pada katak jantan salam musim perkawinan itu di sebabkan
oleh sekret (hormon) yang dibuat oleh testes.
D. Reproduksi Dan Perkembangan
Fertilisasi eksternel, tetapi terjadi kayak jantan menjepit katak betina ketika
perkawinan (yaitu ketika telur di lepaskan segera sperma di semprotkan). Katak betina
mempunyai 2 ovarium, yang terletak disebelah ventral mesonefros. Telur dewasa keluar lalu
masuk ke dalam selom, lalu tertarik ke dalam ovinduk. Disekitar sejumlah telur itu, terbentuk

selubung gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih dalam ovinduk.
Katak jantan mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan ginjal melalui beberapa vasa
efrensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui saluran Wolff.
Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total inekual. Gastrulasi
berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesoderm. Dalam perkembangan
selanjutnya terbentuk stadium larva akuatis, bernapas dengan insang dan di sebut berudu, dan
dengan metamorphosis terjadi katak dewasa.
E. Struktur Anatomi Ordo Anura

F. Habitat dan Penyebaran


Katak hijau memiliki berbagai habitat. Mereka ditemukan di kolam permanen,rawa,
rawa dan
sungai yang
bergerak
lambat di
sepanjang hutan, daerah
terbuka dan
perkotaan. Mereka biasanya menghuni badan air dengan vegetasi air berlimpah. Merekajuga
disesuaikan dengan dingin dan dapat ditemukan di atas 3.000 m (9.800 kaki) dpl.Katak hijau
berkembang
biak
dimusim
semi (Maret-Juni). Sampai
dengan 6500 telur
yang diletakkan dalam
air, dan
berudu pengembangan
yang
lengkap dalam kolampenangkaran. Berudu adalah
cokelat
muda dengan
bintikbintik hitam, dan
pengembangan membutuhkan 70-110 hari,
tergantung pada
kondisi. Katak adalah
2-3 cmMetamorph (0,79-1,2 dalam) dan
menyerupai orang
dewasa.
Spesies ini umum ditemukan dibagian barat Kanada sampai penurunan mulaiterjadi
selama tahun
1970-an. Penurunan populasi diduga disebabkan oleh
drift polusi
dari Amerika Serikat jatuh dalam
bentuk hujan
asam. Banyak populasi kodok hijau belumpulih dari penurunan ini.
G. Ekologi dan Perilaku
Katak hijau terdapat di sungai, kolam atau lokasi air lainnya di musim dingin.
Menyebar ke dataran tinggi lembab atau air yang permanen selama kering di musim panas.

Membutuhkan penutup tanah yang cukup tinggi untuk penyembunyian. Ketika diganggu,
katak melompat cepat dan tak menentu. Informasi anekdotal ada untuk penurunan mereka di
Idaho.

Katak hijau dimangsa oleh hewan yang berbeda seperti ular, rakun, katak lain dan
bahkan manusia. Mereka
tidak menghasilkan sekresi
kulit tidak
menyenangkan dan
bergantung pada kecepatan untuk menghindari predasi.
Mereka
makan berbagai hewan
termasuk jangkrik, lalat, cacing, dan
katak kecil. Menggunakan mulut besar mereka, mereka bahkan dapat menelan burung dan
ular garter. Spesies
ini mirip
dengan katak Pickerel (palustris Rana) dan Selatan Leopard Frog (Rana sphenocephala).
H.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Peranan Bagi Kehidupan


Digunakan untuk kedokteran sebagai penguat denyut jantung
Untuk tes kehamilan.
Keperluan praktikum zoologi bagi siswa dan mahasiswa.
Membantu membinasahkan nyamuk.
Untuk dikonsumsi.
Sebagai natural biological

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2011. Northern Leopard Frog. file:///E:/koncek/pipiens2.htm. (11 Oktober 2011)
Anonimous, Rana pipiens.http://imnh.isu.edu/digitalatlas/bio/amph/anurans/rapi/Rapifra.htm.
(12Oktober 2011)
Anonimous. Sistem Sirkulasi Amphibi. file:///E:/koncek/sistem-sirkulasi-amfibiamphibia.html.
(12 Oktober 2011)
Arther Joehanezh, 2010. Amphibia. file:///E:/koncek/pipens.htm. (11 Oktober 2011)
Asnani, 2009. Amphibia. http://diajengasnani.blogspot.com/2009/03/amphibia.html.
(12 Oktober 2011)
Rorabaugh, James C. 2011. Rana pipiens Northern Leopard
Frog.http://amphibiaweb.org/cgi/amphib_query?where-genus=Rana&where-species=pipiens.
(12 Oktoberber 2011)

Diposkan oleh Dera Desrita di 23.04 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke Twitter

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembenihan adalah salah satu bentuk unit pengembangan budidaya ikan. Pembenihan ini
merupakan salah satu titik awal untuk memulai budidaya. Ikan yang akan dibudidayakan
harus dapat tumbuh danberkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya
dapat berkelanjutan.Untuk dapat menghasilkan benih yang bermutu dalam jumlah yang
memadai dan waktu yang tepat mesti diimbangi dengan pengoptimalan penanganan
indukdan larva yang dihasilkan melaluipembenihan yang baik dan berkualitas.
Pembenihan dengan ikut campur tangan manusia atau fertilisasi buatan sudah dapat
dilakukan pada berbagai jenis ikan, khususnya bagi ikan yang penjualannya tinggi di pasaran
diantaranya komoditas ikan air tawar seperti lele, nila, gurami dan lain-lain. Lele merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada
siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele
memijah pada musim penghujan ( Suyanto, 1991). Sehingga pemijahan ikan ini terkendala
akan musim, untuk itu pemenuhan akan bibit ikan lele yang bermutu dan sesuaidengan
waktu akan sulit terpenuhi. Salah satu cara mengatasi masalah di atas dapat dengan
pemijahan buatan pada ikan lele. Pemijahan buatan dapat dengan pemberian hormon.
Pemberian hormon ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu terkendala musim sehingga
dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan.
Oleh karena itu praktikum tekhnologi pembenihan ikan ini sangat diperlukan untuk
menambah wawasan siswa dalam mengetahui teknik-teknik dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembenihan ikan. Mulai dari seksualitas primer dan sekunder ikan, teknik
pembuatan ekstraksi kelenjar hipofisa, teknik fertilisasi buatan hingga pada penanganan dan
perkembangan telur.
Hipofisa merupakan suatu kelenjar yang terletak didalam struktur bertulang (selatursika) di
dasar otak. Sela tursika berfungsi sebagai pelindung hipofisa dan memberikan ruang yang
sangat kecil untuk mengembang. Proses hipofisasi dapat mempercepatkematangan gonad 10
12 jam sebelum memijah.
Kematangan gonad tergantung dariukuran dan bentuk Ikan. Kelenjar hipofisa menghasilkan
berbagai hormon di antaranyaadalah GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin,
Vasopresin, dan Oksitosin(Afrianto,1998). Hormon hormon tersebut dapat di donorkan
dengan cara disuntikkanpada ikan lain sehingga dapat membantu proses pemijahan buatan.
Pemijahan buatantersebut mampu merangsang ikan yang telah mendapat donor hipofisa
untuk melakukan pemijahan lebih cepat.Praktikum ini dilakukan pengambilan kelenjar hipofisa
pada ikan mas (Cyprinuscarpio) diutamakan .
Untuk dapat mengambil kelenjarhipofisa ikan mas dapat dilakukan dengan pembedahan pada
bagian kepala. Hal inidilakukan karena kelenjar hipofisa terletak dibawah organ otak ikan.

Anda mungkin juga menyukai