Anda di halaman 1dari 4

Judul : anatomi hewan

Tujuan :

Dasar teori :

A. Aves

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu
dan sayap(Maya and Nur 2021). Aves merupakan kelompok hewan vertebrata yang unik, karena
sebaian besa raves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna.
Meskipun semua aves ditutupi bulu, tetapi ada jenis tertentu seperti burung unta dan kiwi yang tdak
dapat terbang. Bahkan ada jenis burung tertentu yang tidak memiliki sayap.(Ardyansyah 2023)

Aves merupakajn hewan berdarah panas, suhu tubuhnya tidak mengikuti suhu lingkungan . suhu
tubuh yang dipertahankan kisaran 40° C. hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur(ovipar).
(Ardyansyah 2023)

1. System pernapasan aves

System pernapasan pada aves berupa paru-paru. Paru-paru pada aves memiliki ukuran yang
relative keci jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, tetapi pada prinsipnya system
pernapasan pada burung itu mirip dengan hewan mamalia, hanya saja burung terdapat
tambahan 9 kantong udara ( saccus pneumatikus). Kantong udara ini berfungsi sebagai
perluasan paru-paru yang berfungsi untuk menampung udara cadangansedangkan pertukaran
gas tetap dilakukan di dalam paru-paru. (Ardyansyah 2023).

Mekanisme pernapasan burung terdiri atas dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Pada saat
terbang , pengambilan udara (inspirasi ) terjadi ketika sayap terangkat , kanton udara pada
pangkal lengan mengembang, sehingga udara masuk ke kantung udara perut. Kemudian, udara
dialirkan ke paru-paru dan Sebagian masuk ke dalam kantung udara, sehingga darah dapat
mengambil oksigen dari paru-paaru.

Adapauun ekspirasi terjadi Ketika sayap diturunkan, kantun udara pda lengan mengempis,
sehingga kantong udara dada mengembang dan mendorong udara keluar, sehingga terjadi
pergantian udara yang kaya oksigen di paru-paru. (Ardyansyah 2023)

2. Sistem pencernaan aves


Beberapa diantaranya alat dan fungsi pada pencernaan burung adalah sebagai berikut:
(Maya and Nur 2021)

 Paruh : Mengambil makanan.


 Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
 Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
 Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
 Hati : Membantu mencerna makanan secara mekanis.
 Pankreas : Menghasilkan enzim.
 Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler
darah pada dinding usus halus.
 Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
 Usus buntu makanan : Memperluas daerah penyerapan sari
 Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
 Kloaka :Muara 3 (tiga)saluran,yaitu: Pencernaan usus, Saluran uretra
dari ginjal, Saluran kelamin.
 Mekanismenya:
Dari lambung, makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Di dalam usus
halus terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzimenzim pencernaan yang dihasilkan
oleh pankreas, dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan hasil
pencernaan diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di usus halus. Selanjutnya, sari-
sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan yang tidak
diserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). Feses akan menuju rektum
dan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran
pencernaan, saluran urin, dan saluran kelamin (saluran perkembangbiakan).
3. System peredaran darah

Pada dasarnya sistem peredaran darah pada kelas Aves hampir mirip dengan sistem
peredaran darah pada kerja jantung kelas Mamalia ( manusia ). Sistem peredaran darah pada
kelas Aves juga menggunakan peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup.
Oleh karena itu, dalam satu kali darah mengalir, darah melewati jantung sebanyak dua kali yaitu
saat peredaran darah kecil ( jantung — paru – paru — jantung ) dan peredaran darah besar
( jantung – seluruh tubuh – jantung ).(Maya and Nur 2021)

Bagian – bagian pada jantung( cardio ) kelas Aves mirip dengan jantung kelas Mamalia yaitu
jantung memiliki empat ruang seperti atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan, dan bilik kiri
diantara ruang – ruang pada jantung juga terdapat sekat ( septum) yang bentuknya sudah
sempurna sehingga darah yang kaya akan oksigen ( O2 ) dan karbon dioksida ( CO2) tidak akan
tercampur.(Maya and Nur 2021)

4. System reproduksi
a) Sistem reproduksi jantan
Pada jantan kedua testis melekat didekat ginjal dan vas deferens yang bergulung-gulung
dari masing-masing mengarah kembali paralel ke ureter. Banyak burung memiliki
vesikuler seminalis tempat vas deferens memasuki kloaka, dan beberapa burung (bebek
dan burung unta )memiliki penis median di kloaka. Testis membesar selama musim
kawin dan sperma di vasikuler seminalis dimasukkan ke dalam kloaka betina pada saat
kawin.
b) Sistem reproduksi betina
Sistem reproduksi betina biasa terjadi disebelah kiri, bagian kanan yang rundimeter
dapat berfungsi jika bagian kiri dihilangkan. Ovarium berada di dekat ginjal kiri dekat
dengan corong besar yang mengangkut ovum matang ke oviduk dan kemudian ke
kloaka. Ovarium dan oviduk berukuran kecil pada betina yang tidak bertelur, tetapi pada
musim bertelur keduanya membesar seiring dengan bertambahnya jumlah ovum. Ketika
ovum matang, ia menerima kuning telur di ovarium sebelum dilepaskan ke selom dan
diambil oleh corong. Fertilisasi kemungkinan berlangsung di bagian atas oviduk.
Albumen (putih telur) ditambahkan oleh kelenjar di bagian tengah, dan cangkang serta
membran cangkang dieskresikan di bagian posterior.
c) Proses fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah
ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan
bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang
telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.(Maya and
Nur 2021)
5. System ekskresi

B. Mamalia

Mamalia merupakan salah satu hewan dari kelas vertebrata yang memiliki sifat
homoetherm atau disebut juga dengan berdarah panas. Ciri khas mamalia mempunyai
kelenjar susu, melahirkan anak serta memiliki rambut. (Anas and Murti 2021).

1. System pernapasan mamalia


Laring tersusun atas perpanjangan epiglotis dan kartilago. Kartilago juga ada pada
bronkhi dan bronkhiolus dimana pada ujungnya terdapat spingter mioelastik yang
diperlukan untuk adaptasi saat menyelam. Paru-paru pada beberapa Cetacea tidak
berlobus. Ukuran paru-paru Cetacea sangat tergantung dari kemampuan dalam
menyelam.(Mulyani et al. 2014)
2. System pencernaan mamalia
3. System peredaran darah
Organ peredaran darah mamalia terdiri dari jantung, pembuluh vena, dan
pembuluh arteri. Jantung mamalia terbagi menjadi empat bagian, yaitu dua
bilik dan dua serambi. Mamalia memiliki sistem peredaran darah ganda,
yaitu darah melalui jantung dua kali.Proses peredaran darah mamalia yaitu
bilik kanan memompa darah ke paru-paru melalui pembuluh darah arteri.
(Prothero 2015)

4. System reproduksi
5. System eksresi
Ekskresi adalah suatu yang berperan dalam proses pengeluaran
zat-zat sisa. Zat sisa metabolisme tubuh seperti CO2 , H2 O,
NH3 , zat warna empedu dan asam urat. Zat-zat sisa ini
merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang sudah
tidak berguna lagi. (Handayani et al. 2021)
6. Sistem Saraf Mammalia
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan
berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh
alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mempunyai telinga luar.
Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran tympani.
Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak
mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata
yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih
efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan
tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurv. (Nurlim 2022)

Prothero, J. (2015). Circulatory system. In The Design of Mammals: A Scaling Approach (pp.
91-122). Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781316275108.009

Anas, Muh, and Warda Murti. 2021. ZOOLOGI VERTEBRATA (TAKSONOMI DAN KEANEKARAGAMAN
VERTEBRATA). CV WIDINA MEDIA UTAMA.
https://repository.penerbitwidina.com/publications/349124/.
Ardyansyah, Dhany. 2023. Burung (Aves). Bumi Aksara.
Handayani, Handayani, Satya Darmayani, Sandriana Juliana Nendissa, Anggi Khairina Hanum Hasibuan,
Rivo Hasper Dimenta, Indarjani Indarjani, Charliany Hetharia, et al. 2021. FISIOLOGI HEWAN. CV
WIDINA MEDIA UTAMA. https://repository.penerbitwidina.com/id/publications/333641/.
Maya, Sri, and Rizki Amalia Nur. 2021. ZOOLOGI VERTEBRATA. CV WIDINA MEDIA UTAMA.
https://repository.penerbitwidina.com/id/publications/346214/.
Mulyani, Guntari Titik, Yuda Heru Fibrianto, Teguh Budipitojo, and Agustin Indrawati. 2014. “Studi
Sistem Respirasi Dan Kajian Mikrobiologis Lumba-Lumba Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops
Aduncus) Dari Perairan Laut Jawa.” ACTA VETERINARIA INDONESIANA 2, No. 1: 7-11 (January).
http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones.
Nurlim, Risma. 2022. Fisiologi Hewan. jember: UIN Kiai Haji Achad Siddiq.
Prothero, John William, ed. 2015. “Respiratory System.” In The Design of Mammals: A Scaling Approach,
182–94. Cambridge: Cambridge University Press.
https://doi.org/10.1017/CBO9781316275108.015.

Anda mungkin juga menyukai