berikut:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Anseriformis
Family : Anatidae
Genus : Cairina
Species : moschata
dunia dan bobotnya bisa mencapai 3,5 kg sampai 6 kg. Entok juga dikenal sebagai
mesin penetasan alami (Blakely dkk., 1998). Entok dapat mengerami telur
1992). Entok berasal dari Amerika Selatan dan Brazil. Entok liar berwarna hitam
dan putih, namun dengan adanya proses domestikasi menghasilkan warna yang
beragam. Warna tersebut antara lain biru, biru dan putih, cokelat, cokelat dan
putih, putih hitam dan hitam, lembayung muda dan calical (Oklahoma State
University, 2002).
Karakteristik utama yang membedakan entok dari itik biasa adalah
memiliki paruh dan cakar yang tajam, namun demikian sangat pendiam dan
bersahabat. Entok memiliki caruncle yang merah terang sekitar mata dan di
bawah paruh (Oklahoma State University, 2002). Entok hanya mendesis dan
entok pejantan tidak memiliki “bulu seks” yakni bulu khas itik jantan yang
mencuat dan melengkung ke atas (Rasyaf, 1994). Entok juga tidak dapat berenang
terlalu lama karena kelenjar minyak yang ada kurang berkembang dibandingkan
Ukuran tubuh entok relatif lebih besar dibandingkan jenis itik lainnya dan
bentuknya hampir persegi. Ketika berdiri badannya mendatar dengan tulang dada
hampir sejajar dengan tanah. Entok memiliki bobot badan 4,5-6,9 kg untuk jantan
dan 2,2-3,2 kg untuk betina (Oklahoma State University, 2002). Bobot entok
sangat dominan dibandingkan dengan itik petelur afkir yang hanya 1,6 kg dan itik
mandalung (hasil perkawinan itik petelur dan entok) yang hanya 2,5 kg (Dijaya,
2003).
B .Kerangka Entok
- tulang rusuk
mudah bernafas. Banyak tulang mengandung suatu tipe unik disebut medullary
tulang panggul (pubic), tulang dada (sternum), tulang rusuk (ribs), tulang hasta
(ulna), tulang jari-jari kaki (toes) dan tulang belikat (scapula). Tulang medullary
pada ayam betina dewasa mengandung 12% dari total tulang. Dalam tulang rusuk
sekitar 30%. Tulang tersebut tidak normal ditemukan dalam unggas jantan. Pullet,
C. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada ayam terdiri dari nasal c larynx, trachea (windpipe),
syrinx (voice box), b paru-paru, kantong udara, dan udara tertentu pada Oleh
karena memerlukan energi yang sangat banyak terbang, unggas memiliki sistem
respirasi yang mekinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen sangat
besar per unit hewan. Untuk melengkapi keb oksigen yang tinggi tersebut
maka anatomi dan sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan m Perbedaan
ekspansi dan ko paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru tidak
udara. Sebagian besar unggas memiliki delapan kantong udara, yaitu median
servical sac, median clavicular sac dan sepasang cranial thoracic, caudal
dua servical sacs sehingga menambah jumlah air sac menjadi sembilan.
untuk menekan udara keluar kantong udara dan kembali ke dalam paru-paru,
lalu keluar tubuh. Apabila dibandingkan dengan mamalia, paru-paru ayam relatif
mengembang dan berkontraksi hanya sedikit dan tidak terdapat diafragma sejati.
D. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ asesori. Saluran
dalam tubuh hewan, yaitu proses metabolik di dalam tubuh. Saluran pencernaan
halus, ceca, rectum, cloaca,dan vent. Sementara organ asesori terdiri dari
kalkun volume darah pada ayam muda atau ayam petelur dan 40% ada pada ayam
jantan dewasa.
Limpa kecil (spleen) adalah organ bergabung dengan sistem yang berkenaan
dengan peredaran darah, ditemukan dekat gizzard dalam rongga abdominal, yang
mana sel-sel darah merah dan putih dibentuk, dan bertindak sebagai suatu
cukup dalam rangka mendukung laju metabolism. Darah ayam ± 8% dari berat
tubuh ternak pada umur 1-2 minggu, dan ± 6% pada ayam betina dewasa.
Kecepatan jantung unggas kecil dewasa, seperti pada White Leghorn kurang
lebih 350 denyutan tiap menitnya. Bangsa unggas besar seperti kalkun
mempunyai kecepatan denyut jantung lebih rendah, yaitu 250 denyutan tiap
5. Mengangkut hormon-hormon
Blakely, J. Dan D. H. Blade. 1994. The Science of Animal Hubandry. Printice Hall
Inc. New Jersey.