Anda di halaman 1dari 22

PERAN OTONOMI DAERAH DALAM PEMBANGUNAN

PEREKONOMIAN DAERAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen pengampu : Wien S. Adi, S.Pd, SKM, MH.Kes

Disusun oleh :

1. Rizky Nur Dyah Setyaningrum P1337430215014


2. Melinda Windiyani P1337430215025
3. Veryana Febrianti Nugroho P1337430215045
4. Selfia claudiana Rahma Dewi P1337430215055
5. Friscilla Hermayurisca P1337430215080

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRAN KESEHATAN SEMARANG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikanmakalah
ini. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Wien selaku dosenmata kuliah
Fisika Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas inikepada kami.

Kamisangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peran Otonomi Daerah Dalam
Pembangunan Ekonomi Daerah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagisiapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maafapabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 

Semarang, Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Otonomi Daerah..............................................................................................3
B. Otonomi Daerah Dalam Perekonomian..........................................................7
C. Otonomi Daerah Dalam Kajian Teoritis..........................................................8
D. Otonomi Dalam Analisis Teoritis...................................................................10
E. Misi Otonomi Daerah.....................................................................................12
F. Manfaat Otonomi Daerah..............................................................................12
G. Dampak Positif dan Negatif Otonomi Daerah...............................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar otonomi daerah adalah sebuah kekuasaan yang


diberikan dari pusat kepada daerah untuk mengatur atau mentata daerah nya
yang bertujuan untuk membangun daerahnya sendiri sehingga dapat
membantu memajukan daerahnya serta memajukan negara yang dimulai dari
hal terkecil yaitu dari desa hingga ke kota madya. Otonomi daerah juga
ditujukan kepada pemerintah daerah agar para pemimpin daerah juga dapat
merasakan langsung apa yang dibutuhkan oleh para rakyatnya sehingga
pelaksanaan pemerintahan dapat berlangsung lebih transparan dan dapat
dijadikan sebagai titik acuan melihat potensi yang ada pada daerah tersebut.

Pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan


bahwa yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah : “Kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”. Peran otonomi ini sangat mempengaruhi
terhadap pembangunan daerah karena pada dasarnya pemerintah daerah
akan lebih leluasa karena adanya wewenang kekuasaan kepadanya dalam
hal membangun daerahnya masing-masing.

Namun karena tingginya tingkat KKN dalam suatu daerah yang


menyebabkan kurang efektifnya kinerja dari otonomi daerah itu sendiri dalam
melakukan perannya. Peran otonomi daerah ini sendiri sangat dipengaruhi
juga oleh siapa yang menjalankannya karena para petinggi daerah-daerah
terkadang memanfaatkan wewenangnya itu untuk memperkaya dirinya sendiri
sehingga otonomi itu sendiri menjadi tidak transparan. Namun Otonomi
daerah ini tetap membawa dampak positif dan negatifnya.

1
B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah :

1. Peran otonomi daerah dalam pembangunan daerah


2. Tujuan pemberian otonomi daerah
3. Manfaat otonomi daerah dalam perekonomian daerah
4.  Dampak positif dan negatif otonomi daerah
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila, serta untuk
mengetahui otonomi daerah itu secara lebih luas. Pemanfaatan kewenangan
yang diberikan pemerintah pusat mengenai otonomi daerah guna
pembangunan ekonomi daerah khususnya di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Otonomi Daerah

Secara umum, Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang dan


kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru
bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal
dengan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang
menjalankan pemerintahan daerah dan melaksanakan tugas mengatur rumah
tangga daerahnya. 

1. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi


Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto,
dan nomous. Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau
peraturan. jadi, pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur
daerahnya sendiri. 
2.  Pengertian Otonomi Daerah Menurut Definisi Para Ahli
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi
daerah. Macam-macam pendapat para ahli tersebut adalah sebagai
berikut : 
a. Menurut UU No. 32 Tahun 2004
Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. 
b. Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah

3
Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan
glosarium otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. 
c. Menurut Encyclopedia of Social Scince 
Pengertian otonomi daerah menurut Encyclopedia of social
scince adalah hak sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri
sendiri dan kebebasan aktualnya. 
d. Menurut Pendapat Para Ahli
Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan NKRI. 
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa
indonesia adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 
3. Hakikat Otonomi Daerah  
Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat
disimpulkan bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut :
a. Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan
masyarakat yang sesuai kebutuhan daerah masing-masing. 
b. Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus
rumah tangga pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
4. Tujuan Otonomi Daerah
Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut :

4
a. agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada
tingkat pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan
berjalan lancar
b. agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi
daerah pun dapat diberi hak untuk mengurus sendiri kebutuhannya
c. agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunya
kekhususan sendiri. 
5. Prinsip Otonomi Daerah
Prinsip ototnomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya,
prinsip otonomi yang nyata, dan berprinsip otonomi yang bertanggung
jawab. Jadi, kewenangan otonomi yang diberikan terhadap daerah adalah
kewenangan otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Berikut prinsip-
prinsip otonomi daerah :
a. Prinsip otonomi seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan
terhadap bidang politik luar negeri, keamanan, moneter, agamar,
peradilan, dan keamanan. serta fiskal nasional. 
b. Prinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,
hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. 
c. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
6. Asas Otonomi Daerah
Pedoman pemerintahan diatur dalam Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2004.
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum
penyelenggaraan negara yang terdiri atas sebagai berikut :

5
a. Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara. 
b. Asas tertip penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara
negara. 
c. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif. 
d. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informas yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggara negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara. 
e. Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban 
f. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keadilan yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. 
g. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
h. Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin
terselenggaranya kepada masyarakat dengan menggunakan sumber
daya tersedia secara optimal dan bertanggung jawab (efisiensi =
ketepatgunaan, kedaygunaan, efektivitas = berhasil guna). 

Adapun penyelenggaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas


antara lain sebagai berikut :

a. Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh


pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka  NKRI 

6
b. Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat
daerah
c. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan desa, dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana serta
sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya
dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan. 
B. Otonomi Daerah Dalam Perekonomian

Dalam pembangunan daerah suatu kekuasaan diberikan dari


pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk bisa membangun
daerahnya masing-masing sehingga dapat membangun daerah masing-
masing untuk bisa membuat masyarakat di daerah itu sejahtera, tentram, dan
damai.

Pembangunan daerah diberikan kepada pemerintah daerah dalam


upaya otonomi daerah contohnya dalam sektor ekonomi pemberian hak
otonomi dimaksud untuk memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah
agar dapat menggali sumber - sumber keuangan daerah sendiri guna
membiayai pelaksanaan pembangunan, sehingga dapat mengoptimalkan
sumber daya alam atau menggali potensi-potensi daerah tersebut guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,


efektivitas sektor publik di Indonesia. Dengan otonomi, daerah dituntut untuk
mencari alternatif atau cara cepat untuk mencari sumber pembiayaan
pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dari
pemerintah pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan
aspirasi masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, peranan investasi swasta
dan perusahaan milik daerah diharapkan bisa sebagai pemacu utama
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Daerah juga diharapkan
mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

7
C. Otonomi Daerah Dalam Kajian Teoritis

Pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan


bahwa yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah : “Kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”. Berarti undang-undang itu mengatur untuk
pemerintah daerah bisa menerima aspirasi masyarakatnya demi membangun
daerah masing-masing dengan berdasarkan Undang-undang yang berlaku.

Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,


efektivitas sektor publik di Indonesia. Dengan otonomi, daerah dituntut untuk
mencari alternatif atau cara cepat untuk mencari sumber pembiayaan
pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dari
pemerintah pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan
aspirasi masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, peranan investasi swasta
dan perusahaan milik daerah diharapkan bisa sebagai pemacu utama
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Daerah juga diharapkan
mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Menurut Kuncoro(2007:55)” demokrasi diartikan sebagai pemerintah


atau kekuasaan dari rakat untuk rakyat” dan demokrasi yang tepat dalam hal
pembagian kekuasaan adalah penerapan desentralisasi. Dalam era orde baru
pelaksanaan demokrasi seperti ini membuat orde baru jatuh pada masa krisis
yang tengah melanda asia dan digantikan ke era reformasi yang menekankan
kepada demokrasi yang lebih bebas dalam berpendapat serta sistem
demokrasi yang tidak terpusat atau desentralisasi(Wijaya, 2005:2). Inti dari
desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau
daerah tingkat atasnya kepada daerah menjadi urusan rumah

8
tangganya.Untuk menjalankan system desentralisasi ini, maka di bentuklah
suatu system desentralisasi yang di sebut dengan otonomi daerah.  Otonomi
daerah adalah hak, wewenang, kewajiban Daerah mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan adanya hal ini maka di harapkan terjadinya percepatan
ekonomi dan mempercepat tujuan pembagunan  nasional. Namun ketetapan
MPR No. IV/MPR/1973, menyebut bahwa :

1. Asas desentralisai digunakan seimbang dengan asas dekonsentrasi


dimana asas dekonsentrasi tidak lagi dipandang sebagai suplemen atau
pelengkap dari asas desentralisasi
2. Prinsip yang dianut tidak lagi prinsip otonomi yang seluas-luasnya,
melainkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.

Dengan adanya desentralisasi tersebut berarti pemerintah daerah


diberikan kekuasaan untuk bisa mengelola daerahnya supaya bisa mengolah
daerahnya itu sendiri untuk bisa membangun daerahnya dan bisa mengelola
SDA untuk membangun perekonomian dalam masyarakat yang lebih
sejahtera.

Kebijakan pemberian otonomi daerah dan desentralisasi yang luas,


nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk melakukan
langkah strategis dalam dua hal. Pertama, otonomi daerah dan desentralisasi
merupakan jawaban atas permasalahan lokal bangsa Indonesia berupa
ancaman disintegrasi bangsa, kemiskinan, ketidakmerataan pembangunan,
rendahnya kualitas hidup masyarakat, dan masalah pembangunan sumber
daya manusia (SDM). Kedua, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era
globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perekonomian daerah dengan
memanfaatkan wilayah yang berpotensi alamnya seperti wisata alam atau
danau-danau yang memungkinkan daerah mengolah daerah itu menjadi
wilayah yang baik untuk mendongkrak perekonomian daerahnya.

Namun pada nyatanya bisa kita lihat kalau otonomi daerah itu belum
sepenuhnya terwujud. Masih banyak yang kelaparan di Nusa Tenggara
Timur, di Papua masih banyak yang tidak sekolah sehingga pemerintah

9
membuat SM3T. Dari problem itu bisa kita lihat juga masih sangat rendah
kualitas hidup masyarakat di daerah itu sendiri.

Otonomi daerah dalam meningkatkan perekonomian daerahnya bisa


dengan cara memberikan pendidikan lebih kepada para pengrajin-pengrajin
agar dia bisa mengembangkan keahliannya supaya dan memberikannya
modal untuk mengembangkan usahanya itu dengan bunga yang rendah agar
tidak membebani.

D. Otonomi Dalam Analisis Teoritis

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah, bahwa prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah yang
ditetapkan dalam Undang-Undang. Daerah punya wewenang membuat
kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta,
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.

Dengan adanya prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi


yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu hal
atau cara untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan
tugas, kekuasaan atau wewenang yang dipunyai oleh pemerintah daerah itu,
dan kewajiban yang harusnya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, dan
berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah itu sendiri seperti
sektor alamnya. Seperti di Aceh yang terkenal dengan batu cincin nya yang
sangan khas. Hal ini dapat membuka lapangan kerja kepada masyarakatnya
asal pemerintah mampu memanfaatkan alamnya dengan sebaik-baiknya.

Contoh daerah yang berusaha mampu melaksanakan otonomi daerah


yaitu Blado yang sekarang terdapat banyak hotel-hotel, dealer mobil, sepeda
motor , pasar, tempat wisata dan masih banyak lagi, hal ini berarti
memperlihatkan bahwa keberhasilan daerah itu dalam menarik minat investor
untuk menanamkan investasinya sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan untuk masyarakat di daerah itu.

10
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu
sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus
benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang
pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama  dari tujuan nasional.
Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu
berusaha bagaimana untuk bisa meningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat itu sendiri untuk mampu membangun daerahnya masing-masing.

Otonomi daerah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada


daerah untuk bisa membangun daerahnya sendiri dan dapat mengeluarkan
kreativitas-kreativitas daerahnya supaya menunjukkan adanya kemampuan
daerah itu dalam membangun daerah sendiri. Selain itu penyelenggaraan
otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah
dengan daerah lainnya, artinya daerah yang satu dengan yang lainnya itu
mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah.

Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus
mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah,
artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan negara untuk bisa lebih baik lagi kedepannya. Namun
pada pengaplikasiannya daerah yang satu dengan daerah yang lainnya
masih ada ketimpangan seperti contohnya di Papua yang masih terjadi
adanya perang saudara, hal ini menunjukkan adanya ketimpangan daerah
dan tidak harmonisnya daerah tersebut sehingga pemerintah harus mencari
solusi agar ketimpangan sosial tersebut bisa menjadi lebih baik dengan
adanya otonomi daerah tersebut, mungkin dengan meningkatkan pendidikan
daerah tersebut atau dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka
disana.

11
E. Misi Otonomi Daerah

Selain itu, pemberian otonomi daerah juga diharapkan dapat


memberikan keleluasaan kepada daerah dalam membangun daerahnya
melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi
aktif masyarakatnya, karena pada dasarnya pelaksanaan otonomi daerah
mengandung tiga misi utama, yaitu :

1. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah


sehingga terciptanya ekonomi masyarakat yang baik
2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta
(berpartisipasi) dalam proses pembangunan daerah.
F. Manfaat Otonomi Daerah

Beberapa manfaat dari Otonomi Daerah yang diberikan oleh


pemerintah pusat di antaranya adalah untuk:

1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di


Daerah yang bersifat heterogen dengan cara menerima aspirasi-aspirasi
mereka.
2. Dengan otonomi daerah pemerintah daerah lebih leluasa mengendalikan
daerahnya dalam pembangunan daerah itu.
3. Kebijakan pemerintah daerah akan lebih cocok tujuannya karena lebih
tahu karakter dari daerahnya itu sendiri.
4. Dapat menarik investor dengan keunikan dari suatu daerah tersebut
supaya membuka lapangan kerja kepada masyarakat daerah itu.

Menurut Mardiasmo ( 2002) ” Perubahan struktual adalah perubahan


dari ekonomi tradisional yang subsistem menuju ekonomi yang modern yang
berorientasi pada pasar”. Untuk mencapai tujuan itu maka kita perlu
memanfaatkan sumber daya dengan baik dan, penguatan teknologi

12
pembagunan sumber daya manusia. Langkah-langkah yang perlu diambil
dalam mewujudkan kebijakan itu adalah sebagai berikut :

1. Memberikan modal kepada pengusaha-pengusaha daerah


2. Memberikan masyarakat pendidikan untuk mengembangkan
kreativitasnya.
3. Meningkatkan pelayanan pendidikan  dan kesehatan dalam rangka
kualitas sumber daya manusia, disertai dengan upaya peningkatan gizi
4. Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan
industri rakyat yang terkait dengan industri besar. Industri rakyat yang
berkembang menjadi industri-industri kecil dan menengah yang harus kuat
menjadi tulang punggung industri nasional.
5. Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja
yang mandiri sebagai wirausaha baru yang nantinya berkembang menjadi
wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan saling menunjang.
6. Pemerataan pembagunan antar daerah. Ekonomi rakyat tersebut tersebar
di seluruh penjuru tanah air,
G. Dampak Positif dan Negatif Otonomi Daerah

Namun dengan adanya otonomi daerah ini bukan berarti tidak


meninggalkan dampak positif dan negatif di dalamnya.

1. Dampak Positif

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi


daerah maka pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk
menunjukkan hal yang spesial yang dimiliki oleh daerah lokal yang ada di
masyarakat masing-masing daerah. Berkurangnya wewenang dan kendali
pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah
dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan
dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui
pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah daerah bisa
mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi
kebudayaan dan juga pariwisata sehingga juga bisa mendorong
perekonomian yang ada di daerah tersebut. Dengan melakukan otonomi
daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran,

13
hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti
keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di
daerahnya dari pada pemerintah pusat. Contoh di Maluku dan Papua
program beras miskin yang dicanangkan pemerintah pusat tidak begitu
efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak bisa
menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah
disana hanya mempergunakan dana beras miskin tersebut untuk
membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi
masyarakat. Selain itu, dengan system otonomi daerah pemerintah akan
lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu,
tanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan


bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang
dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai
dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar
daerah satu dengan daerah lainnya, atau bahkan daerah dengan Negara,
seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat
daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka
pemerintah pusat akan lebih sulit mengawasi jalannya pemerintahan di
daerah. Otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu
berarti.

Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang


terkadang dapat memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah
sedang mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut
melakukan hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah.
Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau
jauh antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan
pembangunan sedangkan daerah pendapatannya kurang akan tetap
begitu-begitu saja. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini

14
sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Otonomi daerah adalah suatu wewenang daerah yang diberikan dari


pemerintah pusat untuk daerah dalam berperan memberikan kekuasaan
untuk bisa membangun daerahnya sendiri untuk bisa membuat masyarakat
daerah tersebut lebih sejahtera serta dapat memberikan keleluasaan
pemerintah daerah dalam menerima aspirasi rakyatnya agar terciptanya
masyarakat madani.

Otonomi daerah ini dapat juga memberikan kesempatan kepada


daerah itu untuk membuka kreativitas daerah itu untuk mengembangkan
ekonomi daerah tersebut seperti dengan pendidikan sehingga mendorong
sektor ekonomi agar masyarakat bisa sejahtera dan otomatis akan
mengurangi tindakan kriminal seperti pencurian. Dengan terdorongnya
ekonomi daerah itu maka akan memberikan dana kepada daerah untuk
melakukan pembangunan-pembangunan yang nantinya akan berguna untuk
masyarakat.

Namun dampak negatif dari otonomi daerah ini akan menyebabkan


KKN antara para pejabat atasan dan terkadang kebijakan pemerintah itu tidak
sesuai kepada masyarakat tersebut. Otonomi daerah ini juga memicu
perpecahan karena  adanya persaingan antar daerah yang dapat menodai
NKRI karena iri dengan daerah itu yang lebih sukses pembangunannya.

Kebijakan pemberian otonomi daerah dan desentralisasi yang luas,


nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk melakukan
langkah strategis dalam dua hal. Pertama, otonomi daerah dan desentralisasi
merupakan jawaban atas permasalahan lokal bangsa Indonesia berupa
ancaman disintegrasi bangsa, kemiskinan, ketidakmerataan pembangunan,

16
rendahnya kualitas hidup masyarakat, dan masalah pembangunan sumber
daya manusia (SDM). Kedua, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era
globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perekonomian daerah dengan
memanfaatkan wilayah yang berpotensi alam nya seperti wisata alam atau
danau-danau yang memungkinkan daerah mengolah daerah itu menjadi
wilayah yang baik untuk mendongkrak perekonomian daerahnya.

B. Saran

Saran saya setelah membaca artikel saya ini dapat memberikan


wawasan kita terhadap otonomi daerah itu sendiri serta dapat membuka
keperdulian kita kepada daerah untuk maju bersama-sama dalam
membangun daerah kita masing secara bersama-sama tanpa adanya
persaingan karena kita sadar kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Dalam
pembuatan artikel saya ini saya sadar masih banyak kekurangan di dalam
penulisan saya sehingga saya berharap ada kritik yang membangun. Setelah
membaca artikel saya ini saya harapkan dapat meningkatkan minat baca
kepada artikel lain karena artikel saya ini belum sepenuhnya sempurna.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Wijaya. 2005.Otonomi Daerah dan Optimalisasi Sumber Daya Ekonomi.


Jakarta:Pusat Penenlitian Ekonomi-LIPI

Atmojo, MW. 2012. Peran Otonomi Daerah dalam Perekonomian Daerah.


https://mutosagala.wordpress.com/2012/06/18/peranan-otonomi-daerah-
dalam-perekonomian-daerah.

Caecario, Alwin. 2012. Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah.


http://caecarioz.blogspot.com/2012/06/otonomi-daerah-pembangunan-
daerah.html

Kuncoro.2007. Otonomi dan Pembaguan


Daerah,Reformasi,Perencanaan,Strategi dan peluang. Jakarta.Penerbit
Erlangga

Mardiasmo.2002. Otonomi Daerah Sebagai UpayaMemperkokoh Basis


Perekonomian Daerah. Ekonomi Rakyat. Jilid 4, No.3

Nurlaila, I dan Barus, ER. 2014. Perekonomian Indonesia Otonomi


Daerah.Yogyakarta:IEU.https://www.academia.edu/8522361/makalah_tent
ang_otonomi_daerah_dalam_perekonomian_indonesia

Pengertian Otonomi Daerah. http://otonomidaerah.com/pengertian-otonomi-


daerah

18

Anda mungkin juga menyukai