Anda di halaman 1dari 39

PENELITIAN

KORELASI ANTARA STENOSIS DAN PLAK ARTERI


KORONARIA MENGGUNAKAN CT SCAN ANGIOGRAFI
KORONER DENGAN SKOR KARDIOVASKULER JAKARTA

Oleh :
Westri Elfilia Arthanti

Pembimbing :
DR. Dr. Rusli Muljadi, SpRad(KTR)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SUBSPESIALIS


RADIOLOGI TORAKS INDONESIA
2019
Latar Belakang
Penyebab kematian tertinggi dunia
(31 % dari total kematian th 2015)
Indonesia Cardiovasculer Th 2030 PTM
PJK  peringkat Disease menjadi > ¾ kematian
kedua penyebab di seluruh dunia 
kematian (WHO CVD menjadi penyebab
2012 ) kematian terbanyak

PERLU DETEKSI
FAKTOR RESIKO
SEJAK DINI
Perumusan Masalah
Rumusan masalah umum

Apakah terdapat hubungan antara stenosis dan plak arteri


koronaria pada CT scan angiografi koroner dengan tingkat
faktor resiko berdasarkan Skor Kardiovaskuler Jakarta?

Rumusan masalah khusus

a. Apakah terdapat hubungan antara stenosis arteri


koronaria pada CT scan koroner dengan tingkat faktor
resiko berdasarkan Skor Kardiovaskuler Jakarta
b. Apakah terdapat hubungan antara adanya plak arteri
koronaria pada CT scan koroner dengan tingkat faktor
resiko berdasarkan Skor Kardiovaskuler Jakarta
Tujuan Penelitian
TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui hubungan antara adanya plak dan stenosis
arteri koronaria pada CT scan angiografi koroner dengan tingkat
faktor resiko berdasarkan Skor Kardiovaskuler Jakarta

TUJUAN KHUSUS:
- Untuk mengetahui hubungan plak arteri koronaria pada
CT scan angiografi koroner dengan Skor Kardiovaskuler Jakarta
- Untuk mengetahui hubungan stenosis arteri koronaria pada CT
scan angiografi koroner dengan Skor Kardiovaskuler Jakarta
Manfaat Penelitian

Memberikan informasi tentang peran CT scan angiografi koroner


dalam mendeteksi stenosis a. Koronaria dan bahan referensi
penelitian lainnya tentang diagnosis penyakit jantung koroner

Memberikan masukan tentang keunggulan pemeriksaan CT


scan angiografi koroner sebagai diagnosis atau skrining
penyakit jantung koroner

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mendiagnosis


lebih awal adanya stenosis arteri koroner pada pasien dengan
faktor resiko penyakit kardiovaskuler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi Aterosklerosis

Gambar 3. Tahapan perkembangan plak.


A. Perkembangan Fatty Streak
B. Progresi plak
C. Disrupsi plak

Pathophysiology of Heart Diease, 6th ed


FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Dislipidemia (peningkatan LDL, penurunan HDL)
Merokok
Hipertensi
Diabetes melitus
Kurangnya aktifitas

Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi


Usia lanjut
Jenis kelamin laki-laki
Herediter
Pengukuran Skor Kardiovaskuler Jakarta

Interpretasi JCS :
Risiko rendah : (-7) – 1
(risiko < 10 %)

Risiko sedang : 2 – 4
(risiko 10-20 %)

Risiko Berat :>5


Risiko tinggi (risiko >20 %)
CT scan angiografi koroner Invasive coronary
( CTA ) angiography (ICA)

Keuntungan : Keuntungan :
-Tidak invasif -Mendiagnosis stenosis
-Memberikan informasi plak extraluminer sekaligus terapi
-Memberikan informasi rongga thoraks -Gold standar stenosis a.
Coroner
CT scan angiografi koroner

• Indikasi CTA koroner :


1. Menilai anomali arteri koroner,
2. Deteksi stenosis a. koroner
3. Follow up setelah tindakan intervensi koroner
4. Menilai trombus atrium kiri dan ventrikel kiri

Kontraindikasi CTA :
1. Pasien dgn kalsifikasi koroner berat,
2. Pasien dgn diffuse multivessel disease
Klasifikasi plak
Berdasarkan komponen nya plak diklasifikasikan menjadi :

Calcified Plaque
plak terbentuk dari jaringan kalsifikasi ( beberapa struktur
dengan densitas 130 HU / > tervisualisasi terpisah dari
lumen koroner yang terisi kontras) > 50% area plak

Mixed Plaque
plak yang terbentuk dari jaringan kalsifikasi ( beberapa
struktur dengan densitas 130 HU /> terlihat terpisah dari
lumen koroner yang terisi kontras ) < 50% dari area plak

Non-calcified Plaque
plak yang terbentuk tanpa jaringan kalsifikasi di area plak
Kuantifikasi stenosis koroner oleh CTA

- Minimal lumen area (MLA) target lesi dilacak dgn ROI


sirkuler dari bagian terluar tepi lumen pembuluh darah
- Minimal Lumen Diameter (MLD) diukur dgn kaliper digital
 Diameter & area vaskuler pot transversal proksimal diukur
dgn ROI dan kaliper digital.
- Area relatif & stenosis diameter (%) dibandingkan dgn
pembuluh darah bagian proksimal, panjang lesi diukur.
- Automated cMPR (SyngoVia ™, Siemens)
1 Kerangka Teori
Kerangka Teori

Tidak dapat
Faktor resiko
dimodifikasi
Penyakit
Jantung9.dan
Gambar Kerangka teori.
Pembuluh Darah
•Jenis kelamin
•Usia
•Riwayat keluarga
•Genetik
Kerangka Konsep
Aterosklerosis
koroner
Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara plak arteri koroner
pada CT scan angiografi koroner dengan tingkat
faktor resiko berdasarkan skor kardiovaskuler
Jakarta

2. Terdapat hubungan antara stenosis arteri koroner


pada CT scan angiografi koroner dengan tingkat
faktor resiko berdasarkan skor kardiovaskuler
Jakarta
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian observasional analitik, desain cross sectional.

4.2 Ruang Lingkup Penelitian


Bagian radiologi RS Siloam Karawaci.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di RS Siloam Karawaci, pengambilan
sample mulai Juni 2018 sampai jumlah sample terpenuhi

4.4 Populasi Penelitian


Populasi target penelitian ini adalah pasien yang dilakukan
CT scan angiografi koroner.di RS Siloam Karawaci
Sampel Penelitian
Pemeriksaan CTA pada pasien dgn kriteria :
Kriteria Inklusi:
Umur > 40 tahun
Bersedia mengikuti penelitian
Kriteria Eksklusi :
Terpasang stent a. Coronaria/ POST CABG
Besar sampel
Rumus besar sampel untuk uji diagnostik, dengan rumus :
Z-alpha = 196 Z-beta = 0,842
Pustaka P0 = 0,444 Q1= 0,56
Clin. Judg Pa =0,59 Q2 = 0,41
D = ( Pa-P0) = 0,15
( Pa-P0)2 = 0,0225
n = ( Z-alfa VP0Q0 + Z-beta VpaQa)2
------------------------------------------
(Pa-P0)2
= 85,54
Variabel Penelitian
Variabel bebas :
Skor Kardiovaskuler Jakarta (resiko ringan, sedang, berat)

Variabel tergantung :
Plak arteri koronaria
Stenosis arteri koronaria
Definisi Operasional
NO Variabel Definisi operasional Unit Skala
1. Stenosis arteri Penyempitan signifikan diameter 0=tidak signifikan Nominal
koronaria a.koroner ( > 50% ) yang dilihat 1=signifikan
pada CT angiografi koroner
2. Plak arteri Deposit plak ( soft plaque, mixed, 0= tidak ada Nominal
koronaria calcified plaque) pada a. Koroner 1 = ada
baik yang menyebabkan stenosis
maupun tidak
3. Skor Sistem skor untuk menilai tingkat -7-1 : resiko Ordinal
Kardiovaskuler resiko penyakit jantung dan rendah
Jakarta pembuluh darah yang dinilai 2-4 : resiko
diantaranya jenis kelamin, usia, sedang
tekanan darah, merokok, diabetes ≥ 5 : Resiko tinggi
mielitus, Body Mass Index (BMI)
dan aktifitas fisik
Pemeriksaan Skor Kardiovaskuler Jakarta

Pengisian data kuisioner yang berisikan data jenis


kelamin, usia, tekanan darah, merokok, diabetes
mielitus, Body Mass Index (BMI) dan aktifitas fisik.
Gambar 11. Alur Penelitian
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Jenis kelamin Usia (mean : 57 ± 10)

30-34 th

1 / 1%

40-44 th

8 / 9%

45-49 th
60-64 th
Perempuan 14 / 15%
34 / 36%
37 / 39%

Laki-laki

57 / 61%

50-54 th
18 / 19%

55-59 th

19 / 20%
Tekanan darah BMI

160-179/100-109 mmHg

2 / 2%
30,00-35,58
140-159/90-99 mmHg
14 / 15%
20 / 21%

26,00-29,99
21 / 22% 13,79-25,99
< 130/85 mmHg
59 / 63%
54 / 57%
130-139/85-89 mmHg

18 / 19%
MEROKOK DM
Ya
Merokok
11 / 12%
3 / 3%

Mantan

22 / 23%

Tidak
Tidak
69 / 73%
83 / 88%
Aktivitas mingguan Kategori (SKJ)
Tidak ada
Rendah
15 / 16%
Sedang
11 / 12%
9 / 10%

Sedang

Berat 31 / 33%

52 / 55%

Ringan

70 / 74%
Stenosis Plak

Ada
Tidak ada
26 / 28%
30 / 32%

Ada
Tidak ada
64 / 68%
68 / 72%
Tabel 6. Hubungan Skor Kardiovaskuler Jakarta
dengan Stenosis
STENOSIS Total
SKJ Tidak ada Ada

Rendah 9 (81,8%) 2 (18,2 %) 11 (100 %)

Sedang 24 (77,4%) 7 (22,6%) 31 (100%)

Berat 34 (65,4%) 18 (34,6%) 52 (100%)

Total 67 (71,3%) 27 (28,7%) 94 ( 100% )


p value 0,359
Tabel 7. Hubungan Skor Kardiovaskuler
Jakarta dengan Plak
PLAK Total
SKJ Tidak ada Ada
Rendah 6 (54,5%) 5 (45,5 %) 11 (100 %)

Sedang 10 (32,3%) 21 (67,7%) 31 (100%)

Berat 14 (26,9%) 38 (73,1%) 52 (100%)

Total 30 (31,9%) 64 (68,1%) 94 ( 100% )


p value 0,203
PEMBAHASAN

STENOSIS
SKJ
PLAK
-KUISIONER YANG KURANG DETAIL
SKJ SUBJEKTIF -WAWANCARA KURANG MENDALAM

CT SCAN ANGIOGRAFI
SKJ PREDIKTOR VS
KORONER REALTIME

SKJ berat memiliki kemungkinan penyakit


kardiovaskuler 10 tahun mendatang yaitu > 20 %
 pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini
Tabel 6. Skor Kardiovaskuler Jakarta dengan Stenosis
STENOSIS Total
SKJ Tidak ada Ada
Berat 34 (65,4%) 18 (34,6%) 52 (100%)
Total 67 (71,3%) 27 (28,7%) 94 ( 100% )

Tabel 7. Skor Kardiovaskuler Jakarta dengan Plak


PLAK Total
SKJ Tidak ada Ada
Berat 14 (26,9%) 38 (73,1%) 52 (100%)
Total 30 (31,9%) 64 (68,1%) 94 ( 100% )
CT scan arteriografi koroner diperlukan untuk deteksi dini
terbentuknya plak pada pasien dengan kategori SKJ berat
Variable stenosis ( skala ada & tidak ada )  stenosis non signifikan
(< 50%) masuk dalam kelompok tidak ada stenosis
 tidak dapat melihat kelompok stenosis non signifikan dgn SKJ
Skor Framingham & Skor NCEP
Kevin M. Johnson, dkk  tidak mencerminkan jumlah aterosklerosis
koroner yang terdeteksi pada CT scan 
sebagian sample telah diterapi statin

Penelitian ini SKJ stenosis dan plak


SKJ tidak memasukkan faktor resiko dislipidemia
 penyederhanaan dari skor farmingham yang
digunakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
Kejadian stenosis, plak dan Skor Kardiovaskuler Jakarta kategori berat banyak
pada jenis kelamin laki-laki (57%) dibandingkan perempuan (37%)

Dari total sampel laki-laki,  36 sampel (63,2%) SKJ kategori berat, 44 sampel
(77,2%) dengan plak, 22 sampel (38,6%) dengan stenosis.
Dari total sampel wanita  16 sampel (43,2%) SKJ kategori berat, 20 sampel
(54,1%) dengan plak, 5 sampel (13,5%) dengan stenosis

Sesuai dengan penelitian Maas A.H, Appelman Y.E

Resiko penyakit jantung koroner lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan


wanita, namun resiko penyakit jantung koroner pada wanita dapat meningkat
7-10 tahun kemudian. Hal ini dikarenakan hormone estrogen yang menurun
pada wanita menopause
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara


SKJ dengan stenosis pada CT scan Angiography
Coroner dengan nilai p = 0,359

2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna


antara SKJ dengan adanya plak pada CT scan
Angiography Coroner dengan nilai p = 0,203
SARAN
1. Penelitian lanjutan metode cohort  hubungan
bermakna bila dilakukan CT scan angiografi koroner
10 tahun kemudian.

2. Uji statistik beda rerata  nilai rata-rata SKJ pada


pasien dengan dan tanpa stenosis.

3. Penelitian dengan skala ordinal pada variable


derajat stenosis dan volume plak

4. Menjabarkan kuisioner lebih detail / metode


wawancara medalam  meminimalkan subjektivitas
TERIMAKASIH
MOHON SARAN DAN BIMBINGAN
Lampiran 3. Contoh sampel

Stenosis dan mixed plak pada RCA


Stenosis signifikan pada LCx

Anda mungkin juga menyukai