Anda di halaman 1dari 61

24

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa yang tercatum dalam Undang-undang No. 23
Tahun 1992 yaitu Kesehatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan
merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan yang
optimal secara

fisik, intelektual dan emosional dari seseorang yang

selaras dengan orang-orang lain.


Intervensi keperawatan jiwa menggunakan ilmu dan teknologi
keperawatan jiwa sangat diperlukan dalam menangani peningkatan
masalah kesehatan jiwa tidak saja bersifat global (ICN,1997),tapi
terutama yang terjadi di Indonesia. Hasil studi Elbahar (1995) dilaporkan
bahwa angka kesakitan gangguan kesehatan jiwa dari 20 daerah yang
diteliti teryata 185 per 1000 penduduk, yang berarti tiap rumah tangga
mempunyai satu orang anggota keluarga dengan gangguan kesehatan
jiwa mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat.
Berdasarkan data yang yang ada dibagian Medical Record ruang
perawatan 12 Rumah Sakit Dustira pada enam bulan terakhir terdapat
137 pasien dengan kasus Psikosa sebanyak 94 orang (68,61%) dan
Schizofrenia sebanyak 25 orang (18,25%) dan sisanya sebayak 18 orang

25
(13,14%) terhitung mulai bulan Pebruari 2003 sampai dengan bulan Juli
2003. Untuk itu diperlukan asuhan keperawatan dalam Self

Care

(Perawatan diri) dan Family Support (dukungan keluarga) dapat terwujud


dengan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan profesional.
Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun karya tulis

ilmiah ini

dengan judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN


GANGGUAN KOSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH AKIBAT PSIKOSA
DI RUANG PERAWATAN 12 RS. DUSTIRA.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelenggarakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan dengan melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan
harga diri rendah melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengakajian secara komprehensif pada klien
dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah di ruang
perawatan 12 Rumah Sakit Dustira yang meliputi bio, psiko, sosial
dan spiritual.
b. Mampu

mengelompokan

data,

menganalisa

serta

menarik

kesimpulan dalam suatu rumusan diagnosa keperawatan yang

26
timbul pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah
di ruang perawatan 12 Rumah Sakit Dustira
c. Mampu melakukan perencanaan perawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : Harga diri randah, sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang timbul pada klien tersebut.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri
rendah.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah secara lengkap
dan sistematis

C. Metoda Telaahan
Metode yang digunakan pada Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan
metode telaahan, adapun teknik dalam pengumpulan data tersebut yaitu
dengan menggunakan cara :
1. Wawancara
Mengadakan komunikasi secara langsung dengan klien mengenai
penyakitnya untuk mengetahui perubahan tingkah laku klien

27
2. Observasi
Melakukan pengamatan dengan menggunakan semua panca indera
melalui aktifitas klien secara langsung untuk mengetahui perubahan
tingkah laku klien
3. Studi Dokumentasi
Menggunakan data-data klien dari dokumen yang ada di ruangan
kemudian dicatat dan dipelajari masalah yang ada hubungan dengan
kasus yang terangkum dalam cacatan medik yang ada di ruangan
4. Studi Kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari konsep yang berhubungan pada
kasus yang penulis buat

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada Karya Tulis ini tediri dari empat bab yaitu
bab satu tentang pendahuluan yang berisikan uraian latar Belakang
masalah, tujuan, metode dan tehnik penulisan, serta sistematika
penulisan, bab dua tentang tinjauan teoritis berisikan tentang pengertian,
etiologi, dampak dan proses keperawatan, bab tiga menguraikan tentang
masalah-masalah yang klien hadapi dengan menarik diri dan tindakannya
dalam bentuk asuhan keperawatan dan pembahasan, dan bab empat
tentang ringkasan dari keseluruhan isi karya tulis yang berupa kesimpulan
dan rekomendasi.

28

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menurut Kaplan (1997 : 371) : Psikosa yaitu disebabkan oleh
kondisi umum atau diakibatkan oleh zat yang harus dipertimbangkan.
Sedangkan pengertian psikosa menurut PPDGJ III (2001: 53)
adalah sebagai berikut :
Psikosa reaktif adalah psikosa yang timbul karena suatu stress
psikologis yang biasanya datang dengan tiba-tiba dan dirasakan besar
oleh penderita. Jadi berbeda dari psikosa fungsional yang lain yang
penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Harus dipenuhi kriteria
psikosa yaitu rasa kenyataan hilang dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu.
Di dalam PPDGJ1 terdapat 4 jenis psikosa reaktif yang
dikemukan dibawah ini :
a.

Psikosa Depresi Reaktif : Dapat disebut juga reaksi


depresi psikotik. Gejala utama pada psikosa ini ialah depresi,
gejala-gejalanya menyerupai jenis depresi pada psikosa manik-

29
depresif. Biasanya timbul sesudah kehilangan yang berarti,
kematian, perpisahan atau suatu kekecewaan.
b.

Gaduh-Gelisah Reaktif : Timbul karena tekanan


emosional yang tidak dapat disalurkan melalui cara yang lain
sehingga terjadi dekompensasi mental, umpamanya sesudah
percekcokan dalam rumah tangga. Penderita gaduh dan gelisah,
banyak bicara, ribut, marah-marah, mondar-mandir menyerupai
keadaan mania.

c.

Kebingungan-Reaktif : Juga terjadi sesudah kejadiankejadian yang menyebabkan terjadi tekanan emosional yang
hebat. Kadang-kadang didapati yang berkabut dengan disorientasi.
Sukar diadakan komunikasi. Roman muka kelihatan bingung,
mungkin ia juga menjadi agresif.
Termasuk diagnosa ini bisa terjadi pada seorang narapidana
dipenjara yang tiba-tiba menjadi bingung. Kebingungan reaktif
perlu dibedakan dari keadaan gaduh gelisah yang lain, termasuk
yang amuk dan gaduh gelisah.

d.

Reaksi Poranoid Akut : Tiba-tiba muncul sikap paranoid


yang hebat. Kadang-kadang hal ini menjadi waham paranoid.
Sering terjadi karena keadaan yang dirasakan sebagai ancaman,
umpamanya sesudah perselisihan di tempat pekerjaan. Tidak

30
jarang

terjadi

pada

narapidana,

transmigran,

imigran

dan

sebagainya.
Psikosa adalah suatu kondisi yang tidak ada penyebab organik
seperti trauma kapitis, delerium atau dimensia, tidak merupakan
intoksikasi

akibat

penggunaan

alkohol

atau

obat-obatan,

dari

pengertian tersebut maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa


psikosa adalah suatu kondisi dimana seorang mengalami hambatan
berat dalam kemampuan daya nilai realitas yang mencakup perilaku
seseorang dalam suatu saat yang bisa disebabkan karena suatu zat.
Pengertian Harga diri rendah menurut Stuart and Sundeen
(1991 : 376) adalah : Penilaian pribadi terdapat hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku ideal diri
Harga diri rendah juga merupakan suatu manipestasi dari
keadaan dimana indipidu tidak mampu mencapai tujuan (ideal diri)
yang telah ditetapkan.
Gangguan harga diri menurut Many C. Towson (1998 : 72)
adalah : Evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri dan
kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung .
Sedangkan menurut Carpenito (2000 : 332) gangguan harga
diri adalah Keadaan dimana individu mengalami atau berisiko
mengalami evaluasi negatif tentang kemampuan akan diri.

31

Dari beberapa ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa harga


rendah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami masa
transisi antara respon konsep

adaptif dan konsep diri mal adaptif

tentang kemampuan akan diri yang diekspresikan secara langsung


maupun tidak langsung.
2. Rentang Respon
Respon individu terhadap konsep diri, berfluktuasi sepanjang
rentang respon dari adaptif sampai mal adaptif

Respon adaptif

Respon maladaptif

Konsep diri positif

Kekacauan identitas

Aktualisasi diri

Harga diri rendah

Depersonalisasi

a. Respon Adaptif
Respon adaptif

adalah respon yang masih dapat diterima oleh

norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku


di masyarakat , yang terdiri dari :
1) Pikiran logis
2) Persepsi akurat

32
3) Emosi konsisten
4) Perilaku sosial
5) Hubungan sosial
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang di berikan individu dalam
menyelesaikan masalahnya yang di peroleh dari norma-norma
sosial dan kebudayaan suatu tempat yang meliputi :
1) Delusi
2) Halusinasi
3) Kerusakan proses pikir
4) Isolasi sosial

Rentang respons terhadap konsep diri


a. Aktualisasi diri adalah : Pernyataan diri tantang konsep diri yang
positif dengan latar Belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya
c. Harga diri rendah adalah : Individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain

33
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam matangan
aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah : perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain.

Konsep diri terdiri dari lima komponen (Stuart dan Sundeen 1991)
yaitu :
a. Tubuhnya, disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi
perasaan masa lalu dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi,
penampilan dan potensi diri.
Pandangan ini terus berubah oleh penglaman dan persepsi baru.
Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan
keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan.
Perubahan

dalam

tubuh

seperti

perkembangan

payudara,

perubahan suara, pertumbuhan bulu-bulu dan menstruasi pada


wanita adalah perubahan yang dapat mempengaruhi tubuh yang
perlu diantisipasi oleh individu

34
b. Ideal diri adalah : Persepsi individu tentang perilaku yang harus
dilakukan sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang
diterapkan. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada
tingkat yang lebih tinggi.
c. Harga diri adalah penilaian tentang nilai individu dengan
menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri. Harga diri yang
tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai
individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau
kalah. Harga diri diperoleh dari pengalaman diri sendiri dan orang
lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adalah perasaan
diterima, dicintai, dihormati serta frekuensi kesuksesan.
d. Peran

adalah

seperangkat

perilaku

yang

diharapkan

oleh

masyarakat tersebut.
Menurut Stuart dan Sundeen (1989 halaman 400) ada lima faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan
peran
2) Konsistensi respons orang berarti terhadap peran individu
3) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5) Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran

35
e. Indentitas adalah : penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu
kesatuan yang utuh, berlanjut, konsisten dan unik. Ini berarti
individu tersebut otonom, berbeda dengan orang lain, termasuk
persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas
dimulai sejak lahir dan berkembang melaui siklus kehidupan dan
terutama pada periode remaja
Kepribadian yang sehat :
Individu dengan kepribadian yang sehat mempunyai ciri-ciri
konsep diri sebagai berikut :
1) Konsep diri yang positif
2) Gambaran diri yang tepat dan positif
3) Ideal diri yang realistis
4) Harga diri yang tinggi
5) Penampilan diri yang memuaskan
6) Identitas yang jelas
3. Psikodinamika
Menurut Stuart dan Sundeen (1991 : 376) adalah : Penilaian pribadi
terhadap hasil yang di capai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri.
a. Frekwensi pencapaian tujuan menghasilkan :
1) Harga diri rendah

: selalu gagal

36
2) Harga diri yang tinggi

: selalu sukses

b. Aspek utama pada harga diri :


1) Dicintai
2) Penghargaan dari orang lain
Menurut Coopersmith (dikutip oleh Stuart dan Sundeen , 1991 :
376) :
a.

Memberikan kesempatan berhasil

b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
Tanda dan gejala yang dapat di kaji :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit misalnya : Malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat therapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri : Misalnya ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyatakan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat, misalnya : Saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain dan lebih suka sendiri.

37
e. Percaya diri kurang klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
f.

Mencederai diri sendiri, akibat harga diri rendah disertai harapan


yang suram, mungkin klien mengakhiri kehidupan.

Karakteristik perilaku (Stuart dan Sundeen, 1998 : 230)


a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri.
b. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
c. Menyatakan hal-hal negatif sebagaimana mestinya.
d. Menarik diri dari kehidupan sosial.
e. Kritis terhadap diri sendiri dan atau orang lain.
f.

Deskriptif terhadap orang lain dan diri sendiri.

g. Pembicaraan kacau.
h. Mempersepsikan adanya ketegangan peran.
i.

Mudah tersinggung dan mudah marah.

j.

Produktivitas menurun.

k. Pandangan hidup yang ekstrim.


l.

Penolakan terhadap diri sendiri.

m. Menarik diri dan realitas.


n. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan.
o. Merasa diri tidak adequat.

38
p. Keluhan fisik.
q. Penyalahgunaan zat.
Dampak dari harga diri rendah terhadap kebutuhan dasar manusia :
a. Kebutuhan nutrisi
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan istirahat tidur
d. Kebutuhan aktifitas sehari-hari
e. Kebutuhan sosialisasi
f.

Kebutuhan spritual

g. Kebutuhan aktualisasi diri

B.

Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan


Proses
keperawatan

keperawatan

bertujuan

untuk

memberikan

asuhan

sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga

mutu pelayanan keperawatan optimal. Proses keperawatan terdiri dari


beberapa tahap yaitu :
1. Pengkajian
Adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang penyakit klien ,kebutuhan perawatan
serta masalah keperawatannya yang meliputi fisik,psiko sosial serta

39
lingkungannya. Pada pengkajian ada beberapa faktor penting untuk di
ketahui di antaranya :
a. Identitas klien
b. Alasan masuk rumah sakit
Gejala yang sering menjadi alasan keluarga adalah biasanya :
1) Halusinasi
2) Waham
3) Isolasi sosial
4) Perilaku kekerasan
5) Kerusakan komunikasi
c. Faktor Presipitasi (Pencetus)
Biasanya yang terjadi dapat pula di kaji antara lain klien timbul
gejala seperti sikap bermusuhan,tekanan,putus asa dan tidak
berdaya.
d. Faktor predisposisi,yang mungkin menyebabkan gangguan konsep
diri :
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua yang tidak beralasan
3) Kegagalan yang berulang kali
4) Kurang mempunyai tanggung jawab
5) Ketergantungabn kepada orang lain
6) Ideal diri yang tidak realistik

40
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien gangguan harga diri rendah
1) Sistim integumen
2) Sistim kardiovaskuler
3) Sistim respirasi
4) Sistim digestivus
5) Sistim urogenital
6) Sistim persyarapan
7) Sistim haemopoetik
8) Sistim endokrin
9) Sistim pengindraan
10) Sistim reproduksi
f.

Faktor yang terkait dengan keadaan klien dan keluarga saat ini,
aspek yang sangat penting adalah :
1) Sistim pendukung
Sistim

pendukung

keluarga

klien

berupa

kemampuan

finansial,waktu dan tenaga yang tersedia untuk merawat klien


baik di rumah maupun di rumah sakit.
2) Respon koping
Respon klien/gejala dan tanda yang dapat di deteksi dari klien
adalah berbagai respon yang terkait dengan fungsi otak

41
3) Status mental
a) Penampilan
b) Pembicaraan
c)

Aktivitas motorik

d)

Alam perasaan

e) Afek
f)

Interaksi selama wawancara

g) Persepsi
h) Proses pikir
i)

Isi pikir

j)

Tingkat kesadaran

k)

Memori

l)

Tingkat kosentrasi dan berhitung

m) Kemampuan penilaian
n) Data tilik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
a) Makan dan minum
b) Eliminasi
c) Mandi
d) Istirahat
e) Penggunaan obat
f) Pemeliharaan kesehatan

42
g) Aktivitas didalam rumah sakit
h) Mekanisme koping

2. Diagnosa keperawatan
Menurut Carpenito (1995) diagnosa keperawatan adalah :
Penilaian

klinis

tentang

keluarga/masyarakat

respon

terhadap

aktual/potensial
masalah

kehidupan.
a. Masalah keperawatan yang sering muncul
1) Gangguan konsep diri harga diri rendah
2) Mekanisme koping yang tidak efektif
3) Berduka disfungsional
4) Distress spritual
5) Kerusakan interaksi sosial
6) Defisit aktifitas deversional

individu,

kesehatan/proses

43
b. Pohon masalah
Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan orang lain
kerusakan interaksi sosial

gangguan konsep diri harga diri rendah

Mekanisme koping yang tidak efektif


c. Diagnosa keperawatan
1) Resiko

tinggi

mencederai

diri

sendiri

dan

orang

lain

berhubungan dengan harga diri rendah


2)

Kerusakan interaksi sosial berhungan dengan harga diri


rendah

3)

Harga diri rendah berhubungan dengan mekanisme koping


yang tidak efektif

3. Intervensi
a) TUM :

Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain secara

optimal
b) TUK :
1) Klien dapat membina hubunga saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek dasar
positif

44
3) Klien dapat menilai kemampuan yang di gunakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kondisi
sakit dan kemampuannya
5) Beri

kesempatan

pada

klien

untuk

mengungkapkan

perasaanya dan mencoba kegiatan yang telah di rencanakan


6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
7) Klien dapat menggunakan obat dengan benar
c. Penyalahgunaan keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Distres spiritual
3) Perubahan proses pikir : curiga
4) Perubahan interaksi sosial : menarik diri
5) Potensial amuk
6) Perubahan pola : seksualitas : munculnya gairah seksual
7) Lain-lain
4. Tujuan keperawatan
a.

Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya

b.

Pasien tidak mengalami distres

c. Pasien

tidak

lingkungannya

memperlihatkan

perasaan

curiga

terhadap

45
d.

Pasien mampu melakukan hubungan interpersonal yang


baik

e.

Pasien mengontrol perilaku marah

f.

Pasien mampu mengembalikan gairah seksualnya

g.

Lain-lain

Tindakan Keperawatan
a. Psikotherapetik
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bantu pasien memperluas kesadaran dirinya
3) Bantu pasien mengenal kekuatan dan kelemahannya
4) Bantu pasien mengevaluasi diri
5) Bantu pasien membuat rencana yang realistik
6) Bantu pasien membuat keputusan mencapai tujuan
b. Pendidikan Kesehatan
1) Anjurkan

pasien

untuk

mengikuti

latihan

keterampilan

mengembangkan bakat yang dimiliki


2) Bimbing setiap anggota keluarga

untuk mengenal dan

menghargai kemampuan diri masing-masing anggota keluarga


3) Bimbing pasien untuk menguraikan pola hubungannya dengan
tiap keluarga

46
4) Bimbing

pasien

untuk

mencoba

cara-cara

baru

dalam

berhubungan dengan anggota keluarga yang lain


5) Beri informasi kepada keluarga cara merawat pasien dengan
harga diri rendah
c

Kegiatan hidup sehari-hari


1)

Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan

2)

Bantu pasien melakukan kegiatan sesuai dengan


kemampuannya

d. Therapik Somatik
Beri obat sesuai program medis
e. Lingkungan therapetik
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan sosial
6. Evaluasi
a) Pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
b) Pasien tidak mengalami distress
c) Pasien mau berinteraksi dengan orang lain tanpa memperlihatkan
rasa curiga
d) Pasien dapat melakukan hubungan interpersonal dengan baik

47
e) Pasien dapat menyebutkan cara mengekspresikan marah yang
konstruktif
f)Pasien dapat menampilkan seksualitas yang normal.

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama

: Tn. S

Umur

: 43 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku Bangsa

: Sunda/Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: TNI

Status Perkawinan

: Kawin

Alamat

: Kp. Cimaung RT. 01,


RW. 01 Banjaran

Tanggal Masuk

: 4-6-2003

Tanggal Pengkajian

: 14-7-2003

48
Diagnosa Medis

: Psikosa

No. Reg.

: 2799/D/2003

b. Alasan Masuk
Menurut Klien
Klien mengatakan sakit pada bagian leher sebelah kanan dan
selalu bergerak-bergerak tanpa kontrol, leher, terasa sakit dan
pegal. Yang dilakukan keluarga untuk mengatasai masalah ini klien
sering dibawa ke tukang pijat tetapi hasilnya tidak ada.
Menurut Keluarga
Istri klien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sering
sakit dan pegal-pegal pada leher sebelah kanan kemudian klien
sering di pijat dan selanjutnya terjadi gerakan-gerakan kepala di
luar kontrol.
c

Faktor Predisposisi (Faktor Pendukung)


1) Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu :
Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu.
2) Pengobatan sebelumnya : Tidak pernah
3) Sebelum masuk ke rumah sakit klien tidak pernah mengalami
aniaya fisik, aniaya sexual, klien tidak pernah mengalami
penolakan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

49
4) Dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien


pernah diejek oleh teman sekerjanya.
Masalah keperawatan : Berduka di Fungsional.
Genogram

43

: laki-laki
: Meninggal
43

: Klien

50

: Meninggal

: Perempuan

: Tinggal satu rumah


Penjelasan :
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara mempunyai
tiga anak. Di dalam keluarganya tinggal empat anggota keluarga,
diantara keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa,
komunikasi antar anggota keluarga baik.
d Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda Vital
a) TD

: 140/100 mmHg

b) N

: 84x/menit

c) S

: 360 C

d) R

: 20x/menit

2) Ukur
a) BB : 83 kg
b) TB : 170 cm
3) Keadaan umum
a) SistIm Integumen

51
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit bersih
b) SistIm Kardiovaskuler.
Tekanan darah 140/100 mmHg, bunyi jantung regular, tidak
ada suara tambahan.
c) SistIm Resipirasi
Lubang hidung bersih, septum berada di tengah, irama
nafas

regular,

pola

nafas

20x/menit,

tidak

terlihat

penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, tidak nampak


pernafasan cuping hidung, tidak terdengar bunyi tambahan,
wheezing maupun ronchi.

d) SistIm Pencernaan
Nafsu makan baik, berat badan 83 kg, tinggi badan 170 cm,
tidak ada pantangan makan, frekuensi buang air besar 1x
sehari.
e) SistIm Urogenital
Buang air kecil 3 -5x dalam satu hari dan tidak ada keluhan
saat buang air kecil.
f) SistIm Reproduksi
Klien

mengatakan

reproduksi.
g) SistIm Persyarafan

tidak

ada

keluhan

dalam

sistem

52
Klien mengalami grimasen yaitu gerakan otot muka yang
berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien.
Kekuatan otot
5

h) SistIm haemopoetik
Klien tidak mengalami gangguan haemopoetik, konjungtiva
tidak anemis, klien tidak mempunyai kelainan darah seperti
leukemia dan lain-lain

i) Sistim Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah dapat digerakan dan ukuran
sama panjang.
j) Sistim Endokrin
Klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid.
k) Sistim Penginderaan
(1) Penglihatan
Dapat melihat benda pada jarak 1 meter dengan jelas
dan dapat mambaca nama perawat di papan nama tanpa
bantuan kacamata.
(2) Pendengaran

53
Klien

dapat

menjawab

bila

dipanggil

dan

dapat

menjawab pertanyaan dengan baik.


(3) Penciuman
Klien dapat membedakan bau kayu putih dengan bau
alkohol.
(4) Perabaan
Klien dapat membedakan sentuhan halus dan sentuhan
benda yang tajam.
(5) Pengecapan
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
e Psikososial
1) Konsep Diri
a) Gambaran diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bagian tubuh yan tidak
disukai adalah bagian leher.
b) Peran
Saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya seorang T.N.I.
Yang dinas di KODIM 0619 Bandung.
c) Identitas
Saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya seorang kepala
keluarga dan mempunyai tiga orang anak.

54
d) Ideal Diri
Saat dikaji klien mengatakan ingin sembuh dulu dari
penyakitnya baru klien mau pulang.
e) Harga Diri
Saat dikaji klien mengatakan malu dengan orang lain, klien
jarang berkomunikasi dengan orang lain dan kontak mata
klien baik dengan perawat.
Masalah keperawatan :
-

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

2) Hubungan Sosial
a) Orang yang sangat berarti bagi klien :
Istri dan anak-anaknya (keluarga)
b) Saat dikaji klien mengatakan jarang ikut berperan serta
dalam kegiatan di masyarakat semenjak ada gangguan
pada dirinya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Saat
dikaji klien mengatakan merasa malu berhubungan dengan
orang lain karena gangguan pada gerakan otot leher yang
berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial ; menarik

diri

55
3) Spiritual
a) Saat dikaji klien mengatakan bahwa klien beragama Islam,
klien percaya dan yakin bahwa Tuhan itu ada.
b) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan sebelum mengalami gangguan pada
dirinya, klien melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4) Status Mental
a) Penampilan
Saat dikaji cara berpakaian klien cukup rapi dan bersih,
rambut bersih.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

b) Pembicaraan
Pada saat dikaji klien dapat diajak berkomunikasi dengan
baik.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
c) Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien terlihat banyak diam di tempat tidur,
tidak mau dan malas untuk banyak bergerak, klien tampak
sering tiduran dan menarik diri dari lingkungan.
Masalah keperawatan

: Intoleransi Aktivitas

56
d) Alam Perasaan
Saat dikaji ekspresi wajah klien tampak sedih dan khawatir
tentang penyakit atau gangguan yang sedang dialaminya.
Masalah keperawatan :
Gangguan alam Perasaan : Asietas
e) Afek
Pada saat dikaji afek klien sesuai dengan yang ada
contohnya pada saat klien menceritakan penyakitnya
ekspresi wajah klien tampak cemas
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
f) Interaksi Selama Wawancara
Pada saat dikaji kontak mata klien terhadap petugas baik,
klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat dengan
jelas.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

g) Persepsi
Saat dikaji klien terlihat malu dan banyak diam
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

h) Proses Pikir
Saat dikaji klien berbicara sesuai topik pembicaraan dan
menjawab dengan singkat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

57
i) Isi pikir
Saat dikaji klien tidak memperlihatkan ekspresi menolak
atau mencurigai pada perawat yang menghampiri.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

j) Tingkat Kesadaran
Pada saat dikaji klien terlihat sadar terhadap sikapnya dan
orientasi klien baik.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

k) Memori
Pada saat dikaji klien mampu mengingat kapan klien pindah
dari ruang neurologi ke ruang perawatan jiwa.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

l) Tingkat Kosentrasi dan Berhitung


Pada saat dikaji klien mampu mengingat kapan klien pindah
dari ruang neurologi ke ruang perawatan jiwa.
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

m) Kemampuan Penilaian
Saat dikaji klien dapat mengambil keputusan sederhana
seperti memilih berkomunikasi di ruang perawatan dari pada
di ruang tamu.

58
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
n) Daya Tilik Diri
Saat dikaji klien menyadari bahwa dirinya mengalami
gangguan jiwa
Masalah keperawatan

: Tidak ada masalah

5) Kebutuhan Perencanaan Pulang


a) Makan dan Minum
Klien mampu makan tanpa bantuan, frekuensi 3x/hari, porsi
makan habis, nasi, lauk, sayur, buah.

b) Eliminasi
(1) BAB
Klien mampu untuk BAB satu kali sehari secara mandiri
di tempatnya.
(2) BAK
Klien mengatakan BAK lancar 3-5x sehari di kamar
mandi dan klien mampu merapikan pakaiannya kembali
secara mandiri.
c) Mandi
Klien mandi 2x/hari cara mandi benar tanpa bantuan
d) Istirahat

59
Menurut klien tidur malam pukul 20.00 sampai dengan 04.00
, tidur siang 2 jam.
e) Penggunaan Obat
Selama perawatan klien mendapatkan pengobatan teratur,
obat diberikan perawat dan benar diminum, tidak dibuang
atau disembunyikan oleh klien.
f) Pemeliharaan Kesehatan
Klien berjanji jika pulang perawatan akan melakukan
pengobatan rawat jalan secara teratur sesuai dengan
anjuran perawat.

g) Aktivitas di dalam Rumah Sakit


Klien masih belum mampu melakukan aktivitas seperti
biasanya di rumah.
h) Mekanisme Koping
Koping yang digunakan bila klien mempunyai masalah yaitu
dibicarakan dengan istri dan anak-anaknya.
6) Aspek Medis
Diagnosa Medis : Psikosa
Therapy

:
Haloperidol
per oral

: 1,5 mg 3x tablet

60
Trihexypheridil

: 2 mg

3x1

tablet per oral


Amitripili

: 25 mg

3x tablet per oral


Neralgin

: 3x1 tablet per

oral
Vit. B. Complex

: 3x2 tablet per oral

7) Daftar Masalah Keperawatan


a) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b) Isolasi sosial : Menarik diri
c) Gangguan citra tubuh
d) Berduka disfungsional
e) Gangguan alam perasaan : Ansietas
f) Intoleransi Aktivitas

Tabel 3.1.
B. Analisa Data
NO
1.

2.

DATA YANG MENYIMPANG


Ds :

Klien mengatakan malu jika berhubungan


dan berbicara dengan orang lain.
Do :

Klien tampak jarang berbicara dengan


orang lain
Ds :

Klien mengatakan malu berhubungan


dengan orang lain.

MASALAH KEPERAWATAN
Harga diri rendah

Isolasi sosial : Menarik diri

61

3.

4.

5.

6.

Do :

Klien tampak berdiam diri di tempat tidur


dan kurang bergairah.
Ds :

Klien mengatakan bagian tubuh yang


tidak disukai adalah bagian lehernya.
Do :

Klien tampak sedih dam khawatir dengan


gerakan otot muka yang berubah-ubah yang
tidak dapat dikontrol klien.
Ds :

Klien mengatakan pernah diejek oleh


teman sekerjanya karena klien mengalami
gangguan pada otot leher sebelah kanan.
Do :

Ekspresi klien tampak sedih dan kesal

Klien tampak khawatir tentang gangguan


yang sedang dialaminya.
Ds :

Klien mengatakan khawatir tentang


gangguan
yang
sedang
dialaminya
berlangsung lama.
Do :

Ekspresi wajah klien tampak khawatir


dan cemas

Klien tampak murung memikirkan tentang


penyakit atau gangguan yang sedang
dialaminya.
Ds :

Klien mengatakan malas dan tidak mau


untuk bergerak.
Do :

Klien tampak tidak mau untuk bergerak

Klien tampak malas untuk bergerak

Gangguan citra tubuh

Berduka disfungsional

Gangguan alam perasaan :


Ansietas

Intoleransi aktivitas

Pohon Masalah

Intoleransi Aktivitas

Berduka disfungsional

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Ansietas

62

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

C. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
3. Berduka disfungsional berhubungan

dengan gangguan citra tubuh

4. Ansietas berhubungan dengan gangguan citra tubuh.


5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Isolasi sosial : Menarik diri

63
Tabel 3.2.
D. PERENCANAAN
Nama

: Tn. S

Diagnosa
Ruang

: Psikosa

: 12

No.
: 2799/D/2003
TGL
1
14 Juli 2003

NO
DX
2
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
3
Isolasi sosial menarik diri
berhubungan dengan harga
diri rendah yang ditandai
dengan :
Ds :
Klien mengatakan malu
jika berhubungan dengan
orang lain.
Klien mengatakan tidak
menyukai bagian tubuh
yang sedang mengalami
gangguan.
Klien mengatakan pernah
diejek teman sekerjanya.

TUJUAN
4
TUM
:
Klien
berhubungan dengan
orang lain secara
optimal.
TUK : I
Klien dapat membina
hubungan
saling
percaya.

PERENCANAAN
KRITERIA
5

1.1 Ekspresi
wajah
bersahabat,
menunjukan
rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan,
mau
menyebutkan nama,
menjawab
salam,
klien mau duduk
berdampingan
dengan
perawat,
mau mengutarakan

INTERVENSI
6

1.1.1 Bina hubungan saling


percaya
dengan
mengungkapkan
prinsip
komunikasi
teurapeutik.
sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun
non
verbal.
Perkenalkan
diri
dengan sopan
Tanyakan
nama

RASIONALISASI
7

Hubungan saling
percaya
merupakan dasar
untuk kelancaran
hubungan
interaksi
selanjutnya.

64
Klien mengatakan khawatir
tentang penyakitnya.

masalah
dihadapi.

yang

lengkap klien dan


nama
Panggilan
yang disukai klien
Jelaskan
tujuan
pertemuan.
Jujur dan menempati
janji.
Tunjukan
sikap
empati
dan
menerima
klien
apa adanya.
beri perhatian pada
klien
dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.

Do
Klien
tampak
jarang
berhubungan
dengan
orang lain.
Klien
tampak
sering
berdiam diri di tempat tidur
dan
tampak
kurang
bergairah.

TUK : 2
Klien
dapat
mengidentifikasi
kemampuan
dan
aspek positif yang
dimiliki.

2.1 Klien mengidentifikasi


kemampuan
dan
aspek yang dimiliki :
kemampuan
yang
dimiliki
klien.
Aspek
posistif
lingkungan yang
dimiliki klien

2.1.1 Diskusikan kemampuan


dan aspek posistif
yang dimiliki.

2.1.2 Setiap bertemu klien


hindarkan
dari
pemberian
nilai
negative.
2.1.3

Utamakan memberi
pujian yang realistis.

Diskusikan
tingkat
kemampuan klien
seperti
menilai
realitas
control
diri sebagai dasar
asuhan
keperawatan.
Dukungan positif
dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Pujian
yang
realistis
tidak
menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya
karena
ingin
mendapatkan

65
pujian.
TUK : 3
Klien dapat menilai
kemampuan
yang
digunakan.

TUK : 4
Klien
dapat
menetapkan,
merencanakan
kegiatan
sesuai
dengan kemampuan
yang dimiliki.

3.1

4.1

klien
menilai
kemampuan
yang
digunakan.

klien
rencana
harian.

membuat
kegiatan

3.1.1

Diskusikan
dengan
klien
kemampuan
yang masih dapat
digunakan
selama
sakit.

Keterbukaan dan
pengertian
tentang
kemampuan yang
dimiliki
adalah
prasarat
untuk
berubah.

3.1.2

Diskusikan
kemampuan
yang
dapat
dilanjutkan
penggunaan.

Pengertian
tentang
kemampuan yang
dimiliki
diri
memotivasi untuk
tetap
memepertahanka
n kegunaanya.

4.1.1

Rencanakan dengan
klien aktivitas yang
dapat dilakukan setiap
hari
sesuai
kemampuan.
Kegiatan mandiri
Kegiatan
dengan
bantuan sebagian.
Kegiatan
dengan
bantuan total

Klien
adalah
individu
yang
bertanggung
jawab terhadap
dirinya .

Tingkatkan kegiatan
sesuai
dengan
toleransi kondisi klien.

Klien
perlu
bertindak sesuai
realitas
dalam
kehidupannya.

4.1.2

4.1.3

beri

contoh

cara

Contoh
peran
yang dilihat klien

66
pelaksanaan kegiatan
yang
boleh
klien
lakukan.

TUK : 5
Klien
dapat
melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya.

5.1

Klien
melakukan
kegiatan
sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya.

5.1.1 Beri kesempatan untuk


mencoba
kegiatan
yang
telah
direncanakan

5.1.2Beri
pujian
atas
keberhasilan klien.

5.1.3Diskusikan,
kemungkinan
pelaksanaan di rumah.

TUK : 6
Klien
dapat
menggunakan obat
dengan baik

6.1

klien
dapat
menggunakan
dengan baik dan
benar
sesuai
petunjuk perawat.

6.1.1

Beri
penyuluhan
kepada klien tentang
obat
yang
akan
digunakan.
o Macam obat
o Indikasi obat

memotivasi klien
untuk
melaksanakan
kegiatan.
Memberikan
kesempatan pada
klien
mandiri,
dapat
meningkatkan
motivasi
dan
harga diri klien.
Dukungan positif
dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Memberikan
kesempatan pada
klien untuk tetap
melakukan
kegiatan
yang
biasa dilakukan.

Memberi
penyuluhan dan
pengatahuan
tentang
obat
mendorong klien
menggunakanob
at dengan baik.

67

o
o
o
o
TUK : 7
Keluarga
mau
menerima kehadiran
perawat di rumah

7.1

Keluarga
mau
menerima kehadiran
perawat di rumah
dalam
memberi
penyluhuhan tentang
perawatan klien oleh
keluarga.

7.1.1

7.1.2

TUK : 8
Keluarga
menerima
penyuluhan
kesehatan
perawat.

8.1
mau
dari

Keluarga
dapat
menerima
dan
mengerti tentang
cara merawat klien
di rumah.

Mekanisme kerja
Efek samping
Kontra indikasi
Warna obat

Beri
pendidikan
kesehatan
pada
keluarganya tentang
cara merawat klien.

Untuk memberi
dukungan
dalam
merawat
klien
di
rumah.

7.1.3

Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
merawat
klien dirumah

8.1.1

Keluarga menerima
penyuluhan
kesehatan
yang
diberikan perawat.

8.1.2

Keluarga
tentang
merawat

mengerti
cara
klien di

Mendorong
keluarganya
dalam
menyiapkan
lingkungan
perawatan klien
di
rumah
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
Keluarganya
menerima
dan
mengerti tentang
penyuluhan
kesehatan klien
di rumah dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.

68
rumah
sesuai
dengan penyuluhan
perawat.
14 Juli 2003

2.
Gangguan konsep diri : harga
diri
rendah
yang
berhubungan
dengan
gangguan citra tubuh, di
tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan malu
jika
berhubungan
dan
berbicara dengan orang
lain
Klien mengatakan bagian
tubuh yang tidak disukai
adalah bagian lehernya.
DO :
Klien
tampak
jarang
berbicara dengan orang
lain
Klien tampak cemas dan
hawatir dengan gerakangerakan leher yang tidak
dapat dikontrol klien.

TUM
Klien
menunjukkan
peningkatan
harga
diri
TUK
1. Klien
dapat
meningkatkan
keterbukaan dan
saling percaya

1.1

Setelah 2 kali
pertemuan
klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
dan
keadaannya
pada
saat
ini
secara
verbal

1.1.1

Bina hubungan
perawat-klien
yang
terapeutik

1.1.2 Komunikasi terbuka,


jujur dan empati

1.1.3 Sediakan waktu untuk


mendengarkan
ungkapan klien. Beri
kesempatan
engungkapkan
perasaan
klien
terhadap
perubahan
tubuh
1.1.4 Lakukan kontrak untuk
program
Asuhan
keperawatan
(pendidikan
kesehatan, dukungan
dan rujukan)

Hubungan saling
percaya sebagai
dasar
interaksi
yang terapeutik
perawat-klien
Komunikasi
terbuka
dapat
meningkatkan
rasa
percaya
klien
Ungkapan
perasaan
klien
kepada perawat
sebagai
bukti
bahwa klien mulai
memcayai
perawat

Kontrak
sering
dan singkat dapat
mempertegas
pertemuan
selanjutnya

69

2. Klien
dapat
mengidentifikasi
perubahan
citra
tubuh

2.1 Setelah 2 kali


pertemuan klien
dapat mengetahui
perubahan pada
tubuhnya

2.1.1

Diskusikan tentang
perubahan
struktur,
bentuk dan fungsi
tubuh

2.1.2 Observasi
ekspresi
wajah
pada
saat
diskusi
3. Klien dapat menilai
kemampuan dan
aspek positif yang
di milikinya

3.1 Setelah 2 kali


pertemuan klien
dapat melakukan
penilaian atas
kemampuan yang
dimilikinya
3.2 menilai aspek positif
yang dimiliki klien

4. Klien
dapat
menerima
relita
perubahan
struktur,
bentuk
dan fungsi tubuh

4.1

Setelah 3 kali
pertemuan klien mau
menerima
perubahan
cirea
tubuhnya

3.1.1 Diskusikan
kemampuan
dan
aspek positif yang
dimiliki (tubuh, internal,
keluarga) oleh klien di
luar hal yang terjadi
3.1.2 Beri pujian atas aspek
positif
dan
kemampuan
yang
masih dimiliki klien

4.1.1 Dorong klien untuk


merawat
diri
dan
berperan serta dalam
asuhan klien secara
bertahap

Dengan
mengetahui
adanya
perubahan citra
tubuh klien dapat
menerima
dan
meningkatkan
harga dirinya
Mengetahui
ekspresi
wajah
setelah diberikan
penjelasan
Meningkatkan
kemampuan klien
dalam
menilai
tentang
citra
tubuh
Meningkatkan
rasa percaya diri
klien

Memotivasi klien
untuk turut serta
dalam
asuhan
keperawatan
secara bertahap
Melibatkan
keluarga dalam
mengatasi

70
4.1.2 Libatkan klien dalam
kelompok klien dengan
masalah
gangguan
citra tubuh
4.1.3 Tingkatkan dukungan
keluarga pada klien
terutama pasangan

5. Klien
dapat
menyusun
rencana
(cara)
menyelesaikan
masalahnya

5.1

Setelah 3 kali
pertemuan
klien
dapat
merencanakan cara
menyelesaikan
masalahnya

5.1.1 Diskusikan
dengan
klien cara-cara yang
dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak
dari
perubahan
struktur, bentuk dan
fungsi tubuh
5.1.2 Dorong klien untuk
memilih cara yang
sesuai bagi klien

5.1.3 Bantu klien melakukan


cara yang di pilih
6. Klien
dapat
melaksanakan
tindakan
pengembalian
integritas tubuh

6.1

Setelah 4 kali
pertemuan
klien
mampu
melaksanakan
tindakan
dalam
mengurangi

6.1.1 Membantu
klien
mengurangi
perubahan citra tubuh

gangguan
tubuh

citra

Keluarga dapat
mendukung
dalam
asuhan
pada
klien
gangguan
citra
tubuh

Klien
dapat
membentuk
rencana
untuk
menyelesaikan
masalah secara
bertahap
Memotivasi klien
untuk
merencanakan
cara-cara
penyelesaian
masalah.
Membantu klien
melakukan cara
yang
telah
direncanakan
Mengurangi rasa
cemas yang di
alami
klien
karenaperubahan
citra tubuh

71
perubahan
tubuh

citra

Mengetahui
perkembangan
selanjutnya
6.1.2 Rehabilitasi
bertahap

7. klien
dapat
memanfaatkan
obat
dan
dukungan
keluarga
dalam
mengurangi
dampak
dari
perubahan
citra
tubuh

7.1

7.2

Setelah 4 kali
pertemuan
klien
dapat
memanfaatkan obat
yang di konsumsinya
klien
dapat
dukungan
dari
keluarga
dalam
mengatasi
permasalahannya

secara

7.1.1 Bantu dan dorong


klien
dalam
memanfaatkan
obat
yang di konsumsinya

7.2.1 Merencanakan untuk


melakukan kunjungan
rumah (home visit)

Menjelaskan
tentang manfaat
obat dan cara
pemakaiannya
Keluarga mampu
merawat
klien
setelah pulang ke
rumah

Tabel 3.3.
Implementasi Dan Evaluasi

Nama

: Tn. S

Ruang

: 12

NO
1.

TANGGAL/JAM
14 Juli 2003

IMPLEMENTASI
TUK : 1
Membina hubungan saling percaya
dengan
mengungkapkan
prinsip
komunikasi teurepeutik
a.
Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan
sopan
c.
Tanyakan nama klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d.
Jelaskan
tujuan
pertemuan
e.
Jujur dan menempati janji
f.
Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian pada klien
dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
TUK . 2
Klien dapat menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
a.
Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif
yang dimuliki oleh klien.
b.
Memberi
pujian
atas
aspek positif dan kemampuan
yang masih dimiliki
c.
Melakukan pemeriksaan
fisik

EVALUASI
S:
Klien mau membalas salam dan
mengatakan nama aslinya
O:
Klien mau menjabat tangan dan
mau berbicara dan duduk
bersama perawat
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan TUK. 1
Lanjutkan TUK . 2

S:
Klien mengatakan bahwa ia
mendapatkan uang sampingan
untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
O:
Klien terlihat tersenyum kepada
perawat
dan
klien
mau
dilakukan pemeriksaan fisik
A:
Masalah teratasi bahwa klien
telah
menyebutkan
aspek
positif yang dimilikinya
P:
Pertahankan TUK. 2
Lanjutkan
pada
beikutnya.

rencana

73

15 Juli 2003

TUK. 3
Klien dapat memiliki kemampuan yang
dimiliki
- Membantu klien mengembangkan
antara keinginan dan kemampuan
yang dimiliki.
- Memberikan pujian positif terhadap
keberhasilan yang telah dicapai

TUK. 4
Klien dapat merencanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan
- Bersama klien merencanakan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampuan
- Meningkatkan
kegiatan
klien
sesuai dengan toleransi kondisi
klien
- Melaksanakan gunting kuku dan
perawat hanya memberi tahu cara
yang benar.
- Klien melakukan keramas dengan
caranya telah diberitahu
- Klien mendapatkan pengetahuan
kesehatan dari perawat mengenai
obat-obatan
TUK. 5
Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit.
- Memberi kesempatan kepada klien
untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan
- Melibatkan klien dalam kegiatan
TAK.

S:
Klien mengatakan bahwa klien
mempunyai keinginan untuk
memasukan anaknya menjadi
tentara
O:
Klien dapat menceritakan citacita yang diinginkan
A:
Masalah dapat teratasi
P:
Pertahankan TUK. 3
Lanjutkan pada TUK. 4
S:
Klien mengatakan bahwa klien
setelah
pulang
akan
melaksanakan
aktivitasnya
seperti biasa
O:
Klien dapat merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan
A:
Masalah dapat teratasi
P:
Pertahankan TUK. 4
Lanjutkan TUK. 5
S:
Klien mengatakan tidak bisa
mengikuti kegiatanTAK karena
adanya.
O:
Klien tampak pada saat berdiri
tidak
dapat
mengontrol
gangguan pada lehernya.
A:

74
Masalah tidak teratasi
P:
Lanjutkan
pada
selanjutnya.

TUK. 6
Memberikan penyuluhan kepada klien
tentang obat yang akan digunakan
klien
Jam : 12.00 WIB
Jenis dan dosis
Haloperidol tablet
Trihexypheridil 1 tablet
Amitripilin tablet
Neralgin 1 tablet
B. Complek

TUK : 7
Keluarga mau menerima kehadiran
perawat di rumah dalam memberi
penyuluhan tentang perawatan klien
oleh keluarganya

tindakan

S:
Klien mengatakan mengerti
tentang obat yang diminumnya
O:
Klien tampak minimum obat
setelah makan siang
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan TUK 7 lanjutkan
pada TUK 8
S:
Keluarga mengatakan secara
terbuka menerima perawat
O:
Ekspresi
wajah
tampak bersahabat

keluarga

A:
TUK terselesaikan

TUK : 8
Memberi penyuluhan kepada keluarga
klien tentng merawat klien di ruangan
maupun di rumah dan dukungan
keluarga agar klien dapat meningkatan
harga dirinya.

P:
Home visite
S:
Keluarga klien mengatakan
mengerti
dan
akan
melaksanakannya
O:
Ekspresi wajah keluarga klien
tampak
mengerti
dan
bersemangat
A:
TUK terselesaikan

75

P:
Home visite

Tabel 3.4.
Catatan Perkembangan
Nama

: Tn. S

Ruang

: 12

NO
1

TANGGAL
2
14 juli 2003

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3
1

CATATAN PERKEMBANGAN

PARAF

4
TUK 1
S:
Klien mengatakan Nama saya Suliya
biasa dipanggil Suliya

O:
- Klien mampu memperkenalkan
dirinya
- Klien mau mengungkapkan dan
memperkenalkan dirinya
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
I:
Mempertahankan
percaya

hubungan

saling

76
E:
Klien mengatakan bahwa sampai saat
ini klien masih cemas
14 Juli 2003

TUK 2
S:
Klien mengatakan aspek positif yang
dimiliki klien adalah klien mempunyai
uang sampingan selain dari gaji
O:
Klien
tampak
perasaannya

mengungkapkan

A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan,
kondisi klien
14 Juli 2003

pertahankan

TUK 3
S:
Klien
mengatakan
bahwa
klien
mempunyai
keinginan
untuk
memasukan anaknya menjadi tentara
O:
Klien dapat menceritakan cita-cita yang
diinginkan
A:
Masalah teratasi

14 Juli 2003

P:
Intervensi dihentikan
TUK 4
S:
Klien mengatakan bahwa setelah
pulang akan melaksanakan aktivitasnya
seperti biasa
O:
Klien dapat merencanakan kegiatan
yang akan dilakukan
A:
Masalah teratasi
P:

77

15 Juli 2003

Intervensi dihentikan
TUK 5
S:
Klien mengatakan tidak bisa mengikuti
kegiatan TAK karena gangguan pada
lehernya
O:
Klien pada saat berdiri tampak tidak
dapat mengontrol lehernya
A:
Masalah tidak teratasi

14 Juli 2003

P:
Lanjutkan intervensi
TUK 6
S:
Klien mengatakan mengerti tentang
obat yang diminumnya
O:
Klien tampak meminum obat setelah
makan
A:
Masalah teratasi

18 Juli 2003

P:
Intervensi dihentikan
TUK 7
S:
Keluarga klien mengatakan
terbuka menerima perawat

secara

O:
Ekspresi wajah Keluarga klien tampak
bersahabat
A:
Masalah teratasi

18 Juli 2003

P:
Intervensi dihentikan
TUK 8
S:
Kelurga klien mengatakan mengerti
tentang pendidikan kesehatan yang
diberikan
O:

78
Ekspresi wajah keluarga klien tampak
mengerti tentang pendidikan kesehatan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dipertahankan

79

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil pada klien Tn. M
dengan Gangguan isi Pikir : Waham Agama akibat Skizofrenia
Gangguan Afektif di Ruang Perawatan XII Rumah Sakit Dustira
adalah sebagai berikut
Pada tahap pengkajian yang penulis dapatkan pada klien
dengan gangguan Isi Pikir : Waham Agama tidak semuanya
faktor-faktor yang terdapat dalam tinjauan teoritis sama dengan
gejala-gejala atau keluhan yang dialami oleh klien seperti halnya
yang penulis temukan bahwa tidak selalu Waham Agama
Menjadi

Penyebab

langsung

kepada

suatu

resiko

tinggi

mencederai diri dan orang lain serta lingkungan bisa juga


disebabkan oleh masalah keperawatan yang lain apabila datadatanya mengarah pada resiko mencederai diri dan orang lain
serta lingkungan yang dialami oleh klien itu sendiri.

80
Bahwa dalam perencanaan perlu diikutsertakan klien
dalam suatu terapi aktifitas kelompok, karena dengan adanya
suatu terapi aktifitas kelompok terutama dengan memberikan
pendidikan bagaimana cara berinteraksi sosial dengan orang lain
dan lingkungan serta mengidentifikasi Waham yang

nantinya

dapat dihubungkan dengan rencana perawatan yang telah


disusun oleh penulis
Selain itu juga pada tahap pelaksanaan harus disesuaikan
dengan rencana tindakan yang telah penulis rencanakan
terhadap klien akan tetapi hal ini tetap harus disesuaikan dengan
respon dan kondisi klien .
Untuk

kasus

tertentu

dalam

suatu

evaluasi

bisa

dilaksanakan suatu evaluasi sumatif atau evaluasi formatif


sedangkan untuk kasus klien dengan gangguan Isi Pikir : Waham
Agama diperlukan waktu yang relatif lama akan tetapi kembali
lagi tergantung dari respon dan kondisi klien itu sendiri untuk
mencapai tujuan yang diinginkan

B. Rekomendasi
1. Bagi Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan hendaknya
perawat meningkatkan mutu pelayanan Dan Komunikasi Yang

81
Terapetik akan sangat baik jika sumber daya manusia yang
bekerja di bidangnya menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga dapat bekerja dengan sungguh-sungguh
terutama pelayanan terhadap klien dengan gangguan jiwa
tentunya diperlukan adanya kesabaran yang luar biasa karena
yang dirawat ini adalah pasienpasien dengan gangguan jiwanya
disamping ada gangguan pada fisiknya oleh karena itu perawat
perlu lebih memperhatikan lagi keluhan-keluhan klien dan
kebutuhan klien yang sama dengan klien yang lainnya
2. Bagi Rumah Sakit
Dalam upaya
profesional

dan

meningkatkan

derajat

kesehatan

mutu

pelayanan

yang

yang

setinggi-tingginya

terutama mutu pelayanan yang di berikan pada klien gangguan


jiwa.
Salah satu hal yang paling mendasar agar terlaksananya
pelayanan yang berkualitas adalah tersedianya sarana dan prasarana
yang menunjang selain SDM -nya terutama sarana dan fasilitas
rehabilitasi pada klien gangguan jiwa, terdapatnya ruangan tersendiri
untuk T.A.K, Serta sarana Rehabilitasi dan prasarana ini tidak terlalu
mengutamakan fasilitas yang mahal atau yang terbaik akan tetapi
sebuah sarana yang dapat membantu klien dalam mempercepat
proses penyembuhan penyakitnya.

82
3. Bagi Pendidikan
Hendaknya seiring dengan majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi terutama dalam ilmu keperawatan jiwa maka
alangkah lebih baik apabila dalam bidang mutu pendidikan pun
lebih ditingkatkan lagi terutama pada tenaga pendidik Dan
Penyediaan Buku-Buku Sumber karena dari tenaga pendidik
yang berkualitas dan profesional akan mencetak lulusan yang
berkualitas dan profesional pula.

83

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda, Juall., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC,


Jakarta, 2000
Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP Cimahi., Standar Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa. RSJP Cimahi, Cimahi, 1997
Departemen Kesehatan RI., Keperawatan Jiwa Cetakan 1. Direktorat Jendral
Pelayanan Medik, Jakarta, 2000.
Keliat B.A. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC, Jakarta, 1999.
Maramis W.F. Ilmu Kesehatan Jiwa. Airlangga University Press, Surabaya,
1998.
Maslim, Rusdi., Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III. Jakarta,
2001.
Rasmun, SKp., Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. CV. Sagung Seto, Jakarta, 2001.
Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J., Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. EGC,
Jakarta, 1998

84
Townsend, M.C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri Edisi 3. EGC, Jakarta, 1998.

Anda mungkin juga menyukai