BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa yang tercatum dalam Undang-undang No. 23
Tahun 1992 yaitu Kesehatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan
merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan yang
optimal secara
25
(13,14%) terhitung mulai bulan Pebruari 2003 sampai dengan bulan Juli
2003. Untuk itu diperlukan asuhan keperawatan dalam Self
Care
ilmiah ini
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelenggarakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan dengan melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan
harga diri rendah melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengakajian secara komprehensif pada klien
dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah di ruang
perawatan 12 Rumah Sakit Dustira yang meliputi bio, psiko, sosial
dan spiritual.
b. Mampu
mengelompokan
data,
menganalisa
serta
menarik
26
timbul pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah
di ruang perawatan 12 Rumah Sakit Dustira
c. Mampu melakukan perencanaan perawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : Harga diri randah, sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang timbul pada klien tersebut.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga diri
rendah.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah secara lengkap
dan sistematis
C. Metoda Telaahan
Metode yang digunakan pada Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan
metode telaahan, adapun teknik dalam pengumpulan data tersebut yaitu
dengan menggunakan cara :
1. Wawancara
Mengadakan komunikasi secara langsung dengan klien mengenai
penyakitnya untuk mengetahui perubahan tingkah laku klien
27
2. Observasi
Melakukan pengamatan dengan menggunakan semua panca indera
melalui aktifitas klien secara langsung untuk mengetahui perubahan
tingkah laku klien
3. Studi Dokumentasi
Menggunakan data-data klien dari dokumen yang ada di ruangan
kemudian dicatat dan dipelajari masalah yang ada hubungan dengan
kasus yang terangkum dalam cacatan medik yang ada di ruangan
4. Studi Kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari konsep yang berhubungan pada
kasus yang penulis buat
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada Karya Tulis ini tediri dari empat bab yaitu
bab satu tentang pendahuluan yang berisikan uraian latar Belakang
masalah, tujuan, metode dan tehnik penulisan, serta sistematika
penulisan, bab dua tentang tinjauan teoritis berisikan tentang pengertian,
etiologi, dampak dan proses keperawatan, bab tiga menguraikan tentang
masalah-masalah yang klien hadapi dengan menarik diri dan tindakannya
dalam bentuk asuhan keperawatan dan pembahasan, dan bab empat
tentang ringkasan dari keseluruhan isi karya tulis yang berupa kesimpulan
dan rekomendasi.
28
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menurut Kaplan (1997 : 371) : Psikosa yaitu disebabkan oleh
kondisi umum atau diakibatkan oleh zat yang harus dipertimbangkan.
Sedangkan pengertian psikosa menurut PPDGJ III (2001: 53)
adalah sebagai berikut :
Psikosa reaktif adalah psikosa yang timbul karena suatu stress
psikologis yang biasanya datang dengan tiba-tiba dan dirasakan besar
oleh penderita. Jadi berbeda dari psikosa fungsional yang lain yang
penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Harus dipenuhi kriteria
psikosa yaitu rasa kenyataan hilang dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu.
Di dalam PPDGJ1 terdapat 4 jenis psikosa reaktif yang
dikemukan dibawah ini :
a.
29
depresif. Biasanya timbul sesudah kehilangan yang berarti,
kematian, perpisahan atau suatu kekecewaan.
b.
c.
Kebingungan-Reaktif : Juga terjadi sesudah kejadiankejadian yang menyebabkan terjadi tekanan emosional yang
hebat. Kadang-kadang didapati yang berkabut dengan disorientasi.
Sukar diadakan komunikasi. Roman muka kelihatan bingung,
mungkin ia juga menjadi agresif.
Termasuk diagnosa ini bisa terjadi pada seorang narapidana
dipenjara yang tiba-tiba menjadi bingung. Kebingungan reaktif
perlu dibedakan dari keadaan gaduh gelisah yang lain, termasuk
yang amuk dan gaduh gelisah.
d.
30
jarang
terjadi
pada
narapidana,
transmigran,
imigran
dan
sebagainya.
Psikosa adalah suatu kondisi yang tidak ada penyebab organik
seperti trauma kapitis, delerium atau dimensia, tidak merupakan
intoksikasi
akibat
penggunaan
alkohol
atau
obat-obatan,
dari
31
Respon adaptif
Respon maladaptif
Kekacauan identitas
Aktualisasi diri
Depersonalisasi
a. Respon Adaptif
Respon adaptif
32
3) Emosi konsisten
4) Perilaku sosial
5) Hubungan sosial
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang di berikan individu dalam
menyelesaikan masalahnya yang di peroleh dari norma-norma
sosial dan kebudayaan suatu tempat yang meliputi :
1) Delusi
2) Halusinasi
3) Kerusakan proses pikir
4) Isolasi sosial
33
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam matangan
aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah : perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain.
Konsep diri terdiri dari lima komponen (Stuart dan Sundeen 1991)
yaitu :
a. Tubuhnya, disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi
perasaan masa lalu dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi,
penampilan dan potensi diri.
Pandangan ini terus berubah oleh penglaman dan persepsi baru.
Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan
keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan.
Perubahan
dalam
tubuh
seperti
perkembangan
payudara,
34
b. Ideal diri adalah : Persepsi individu tentang perilaku yang harus
dilakukan sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang
diterapkan. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada
tingkat yang lebih tinggi.
c. Harga diri adalah penilaian tentang nilai individu dengan
menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri. Harga diri yang
tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai
individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau
kalah. Harga diri diperoleh dari pengalaman diri sendiri dan orang
lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adalah perasaan
diterima, dicintai, dihormati serta frekuensi kesuksesan.
d. Peran
adalah
seperangkat
perilaku
yang
diharapkan
oleh
masyarakat tersebut.
Menurut Stuart dan Sundeen (1989 halaman 400) ada lima faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan
peran
2) Konsistensi respons orang berarti terhadap peran individu
3) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5) Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran
35
e. Indentitas adalah : penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu
kesatuan yang utuh, berlanjut, konsisten dan unik. Ini berarti
individu tersebut otonom, berbeda dengan orang lain, termasuk
persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas
dimulai sejak lahir dan berkembang melaui siklus kehidupan dan
terutama pada periode remaja
Kepribadian yang sehat :
Individu dengan kepribadian yang sehat mempunyai ciri-ciri
konsep diri sebagai berikut :
1) Konsep diri yang positif
2) Gambaran diri yang tepat dan positif
3) Ideal diri yang realistis
4) Harga diri yang tinggi
5) Penampilan diri yang memuaskan
6) Identitas yang jelas
3. Psikodinamika
Menurut Stuart dan Sundeen (1991 : 376) adalah : Penilaian pribadi
terhadap hasil yang di capai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri.
a. Frekwensi pencapaian tujuan menghasilkan :
1) Harga diri rendah
: selalu gagal
36
2) Harga diri yang tinggi
: selalu sukses
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
Tanda dan gejala yang dapat di kaji :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit misalnya : Malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat therapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri : Misalnya ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyatakan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat, misalnya : Saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain dan lebih suka sendiri.
37
e. Percaya diri kurang klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
f.
g. Pembicaraan kacau.
h. Mempersepsikan adanya ketegangan peran.
i.
j.
Produktivitas menurun.
38
p. Keluhan fisik.
q. Penyalahgunaan zat.
Dampak dari harga diri rendah terhadap kebutuhan dasar manusia :
a. Kebutuhan nutrisi
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan istirahat tidur
d. Kebutuhan aktifitas sehari-hari
e. Kebutuhan sosialisasi
f.
Kebutuhan spritual
B.
keperawatan
bertujuan
untuk
memberikan
asuhan
39
lingkungannya. Pada pengkajian ada beberapa faktor penting untuk di
ketahui di antaranya :
a. Identitas klien
b. Alasan masuk rumah sakit
Gejala yang sering menjadi alasan keluarga adalah biasanya :
1) Halusinasi
2) Waham
3) Isolasi sosial
4) Perilaku kekerasan
5) Kerusakan komunikasi
c. Faktor Presipitasi (Pencetus)
Biasanya yang terjadi dapat pula di kaji antara lain klien timbul
gejala seperti sikap bermusuhan,tekanan,putus asa dan tidak
berdaya.
d. Faktor predisposisi,yang mungkin menyebabkan gangguan konsep
diri :
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua yang tidak beralasan
3) Kegagalan yang berulang kali
4) Kurang mempunyai tanggung jawab
5) Ketergantungabn kepada orang lain
6) Ideal diri yang tidak realistik
40
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien gangguan harga diri rendah
1) Sistim integumen
2) Sistim kardiovaskuler
3) Sistim respirasi
4) Sistim digestivus
5) Sistim urogenital
6) Sistim persyarapan
7) Sistim haemopoetik
8) Sistim endokrin
9) Sistim pengindraan
10) Sistim reproduksi
f.
Faktor yang terkait dengan keadaan klien dan keluarga saat ini,
aspek yang sangat penting adalah :
1) Sistim pendukung
Sistim
pendukung
keluarga
klien
berupa
kemampuan
41
3) Status mental
a) Penampilan
b) Pembicaraan
c)
Aktivitas motorik
d)
Alam perasaan
e) Afek
f)
g) Persepsi
h) Proses pikir
i)
Isi pikir
j)
Tingkat kesadaran
k)
Memori
l)
m) Kemampuan penilaian
n) Data tilik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
a) Makan dan minum
b) Eliminasi
c) Mandi
d) Istirahat
e) Penggunaan obat
f) Pemeliharaan kesehatan
42
g) Aktivitas didalam rumah sakit
h) Mekanisme koping
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Carpenito (1995) diagnosa keperawatan adalah :
Penilaian
klinis
tentang
keluarga/masyarakat
respon
terhadap
aktual/potensial
masalah
kehidupan.
a. Masalah keperawatan yang sering muncul
1) Gangguan konsep diri harga diri rendah
2) Mekanisme koping yang tidak efektif
3) Berduka disfungsional
4) Distress spritual
5) Kerusakan interaksi sosial
6) Defisit aktifitas deversional
individu,
kesehatan/proses
43
b. Pohon masalah
Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan orang lain
kerusakan interaksi sosial
tinggi
mencederai
diri
sendiri
dan
orang
lain
3)
3. Intervensi
a) TUM :
optimal
b) TUK :
1) Klien dapat membina hubunga saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek dasar
positif
44
3) Klien dapat menilai kemampuan yang di gunakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kondisi
sakit dan kemampuannya
5) Beri
kesempatan
pada
klien
untuk
mengungkapkan
b.
c. Pasien
tidak
lingkungannya
memperlihatkan
perasaan
curiga
terhadap
45
d.
e.
f.
g.
Lain-lain
Tindakan Keperawatan
a. Psikotherapetik
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bantu pasien memperluas kesadaran dirinya
3) Bantu pasien mengenal kekuatan dan kelemahannya
4) Bantu pasien mengevaluasi diri
5) Bantu pasien membuat rencana yang realistik
6) Bantu pasien membuat keputusan mencapai tujuan
b. Pendidikan Kesehatan
1) Anjurkan
pasien
untuk
mengikuti
latihan
keterampilan
46
4) Bimbing
pasien
untuk
mencoba
cara-cara
baru
dalam
2)
d. Therapik Somatik
Beri obat sesuai program medis
e. Lingkungan therapetik
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan sosial
6. Evaluasi
a) Pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
b) Pasien tidak mengalami distress
c) Pasien mau berinteraksi dengan orang lain tanpa memperlihatkan
rasa curiga
d) Pasien dapat melakukan hubungan interpersonal dengan baik
47
e) Pasien dapat menyebutkan cara mengekspresikan marah yang
konstruktif
f)Pasien dapat menampilkan seksualitas yang normal.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama
: Tn. S
Umur
: 43 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku Bangsa
: Sunda/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: TNI
Status Perkawinan
: Kawin
Alamat
Tanggal Masuk
: 4-6-2003
Tanggal Pengkajian
: 14-7-2003
48
Diagnosa Medis
: Psikosa
No. Reg.
: 2799/D/2003
b. Alasan Masuk
Menurut Klien
Klien mengatakan sakit pada bagian leher sebelah kanan dan
selalu bergerak-bergerak tanpa kontrol, leher, terasa sakit dan
pegal. Yang dilakukan keluarga untuk mengatasai masalah ini klien
sering dibawa ke tukang pijat tetapi hasilnya tidak ada.
Menurut Keluarga
Istri klien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sering
sakit dan pegal-pegal pada leher sebelah kanan kemudian klien
sering di pijat dan selanjutnya terjadi gerakan-gerakan kepala di
luar kontrol.
c
49
4) Dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
43
: laki-laki
: Meninggal
43
: Klien
50
: Meninggal
: Perempuan
: 140/100 mmHg
b) N
: 84x/menit
c) S
: 360 C
d) R
: 20x/menit
2) Ukur
a) BB : 83 kg
b) TB : 170 cm
3) Keadaan umum
a) SistIm Integumen
51
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit bersih
b) SistIm Kardiovaskuler.
Tekanan darah 140/100 mmHg, bunyi jantung regular, tidak
ada suara tambahan.
c) SistIm Resipirasi
Lubang hidung bersih, septum berada di tengah, irama
nafas
regular,
pola
nafas
20x/menit,
tidak
terlihat
d) SistIm Pencernaan
Nafsu makan baik, berat badan 83 kg, tinggi badan 170 cm,
tidak ada pantangan makan, frekuensi buang air besar 1x
sehari.
e) SistIm Urogenital
Buang air kecil 3 -5x dalam satu hari dan tidak ada keluhan
saat buang air kecil.
f) SistIm Reproduksi
Klien
mengatakan
reproduksi.
g) SistIm Persyarafan
tidak
ada
keluhan
dalam
sistem
52
Klien mengalami grimasen yaitu gerakan otot muka yang
berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien.
Kekuatan otot
5
h) SistIm haemopoetik
Klien tidak mengalami gangguan haemopoetik, konjungtiva
tidak anemis, klien tidak mempunyai kelainan darah seperti
leukemia dan lain-lain
i) Sistim Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah dapat digerakan dan ukuran
sama panjang.
j) Sistim Endokrin
Klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid.
k) Sistim Penginderaan
(1) Penglihatan
Dapat melihat benda pada jarak 1 meter dengan jelas
dan dapat mambaca nama perawat di papan nama tanpa
bantuan kacamata.
(2) Pendengaran
53
Klien
dapat
menjawab
bila
dipanggil
dan
dapat
54
d) Ideal Diri
Saat dikaji klien mengatakan ingin sembuh dulu dari
penyakitnya baru klien mau pulang.
e) Harga Diri
Saat dikaji klien mengatakan malu dengan orang lain, klien
jarang berkomunikasi dengan orang lain dan kontak mata
klien baik dengan perawat.
Masalah keperawatan :
-
2) Hubungan Sosial
a) Orang yang sangat berarti bagi klien :
Istri dan anak-anaknya (keluarga)
b) Saat dikaji klien mengatakan jarang ikut berperan serta
dalam kegiatan di masyarakat semenjak ada gangguan
pada dirinya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Saat
dikaji klien mengatakan merasa malu berhubungan dengan
orang lain karena gangguan pada gerakan otot leher yang
berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial ; menarik
diri
55
3) Spiritual
a) Saat dikaji klien mengatakan bahwa klien beragama Islam,
klien percaya dan yakin bahwa Tuhan itu ada.
b) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan sebelum mengalami gangguan pada
dirinya, klien melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4) Status Mental
a) Penampilan
Saat dikaji cara berpakaian klien cukup rapi dan bersih,
rambut bersih.
Masalah keperawatan
b) Pembicaraan
Pada saat dikaji klien dapat diajak berkomunikasi dengan
baik.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
c) Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien terlihat banyak diam di tempat tidur,
tidak mau dan malas untuk banyak bergerak, klien tampak
sering tiduran dan menarik diri dari lingkungan.
Masalah keperawatan
: Intoleransi Aktivitas
56
d) Alam Perasaan
Saat dikaji ekspresi wajah klien tampak sedih dan khawatir
tentang penyakit atau gangguan yang sedang dialaminya.
Masalah keperawatan :
Gangguan alam Perasaan : Asietas
e) Afek
Pada saat dikaji afek klien sesuai dengan yang ada
contohnya pada saat klien menceritakan penyakitnya
ekspresi wajah klien tampak cemas
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
f) Interaksi Selama Wawancara
Pada saat dikaji kontak mata klien terhadap petugas baik,
klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat dengan
jelas.
Masalah keperawatan
g) Persepsi
Saat dikaji klien terlihat malu dan banyak diam
Masalah keperawatan
h) Proses Pikir
Saat dikaji klien berbicara sesuai topik pembicaraan dan
menjawab dengan singkat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
57
i) Isi pikir
Saat dikaji klien tidak memperlihatkan ekspresi menolak
atau mencurigai pada perawat yang menghampiri.
Masalah keperawatan
j) Tingkat Kesadaran
Pada saat dikaji klien terlihat sadar terhadap sikapnya dan
orientasi klien baik.
Masalah keperawatan
k) Memori
Pada saat dikaji klien mampu mengingat kapan klien pindah
dari ruang neurologi ke ruang perawatan jiwa.
Masalah keperawatan
m) Kemampuan Penilaian
Saat dikaji klien dapat mengambil keputusan sederhana
seperti memilih berkomunikasi di ruang perawatan dari pada
di ruang tamu.
58
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
n) Daya Tilik Diri
Saat dikaji klien menyadari bahwa dirinya mengalami
gangguan jiwa
Masalah keperawatan
b) Eliminasi
(1) BAB
Klien mampu untuk BAB satu kali sehari secara mandiri
di tempatnya.
(2) BAK
Klien mengatakan BAK lancar 3-5x sehari di kamar
mandi dan klien mampu merapikan pakaiannya kembali
secara mandiri.
c) Mandi
Klien mandi 2x/hari cara mandi benar tanpa bantuan
d) Istirahat
59
Menurut klien tidur malam pukul 20.00 sampai dengan 04.00
, tidur siang 2 jam.
e) Penggunaan Obat
Selama perawatan klien mendapatkan pengobatan teratur,
obat diberikan perawat dan benar diminum, tidak dibuang
atau disembunyikan oleh klien.
f) Pemeliharaan Kesehatan
Klien berjanji jika pulang perawatan akan melakukan
pengobatan rawat jalan secara teratur sesuai dengan
anjuran perawat.
:
Haloperidol
per oral
: 1,5 mg 3x tablet
60
Trihexypheridil
: 2 mg
3x1
: 25 mg
oral
Vit. B. Complex
Tabel 3.1.
B. Analisa Data
NO
1.
2.
MASALAH KEPERAWATAN
Harga diri rendah
61
3.
4.
5.
6.
Do :
Berduka disfungsional
Intoleransi aktivitas
Pohon Masalah
Intoleransi Aktivitas
Berduka disfungsional
Ansietas
62
63
Tabel 3.2.
D. PERENCANAAN
Nama
: Tn. S
Diagnosa
Ruang
: Psikosa
: 12
No.
: 2799/D/2003
TGL
1
14 Juli 2003
NO
DX
2
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3
Isolasi sosial menarik diri
berhubungan dengan harga
diri rendah yang ditandai
dengan :
Ds :
Klien mengatakan malu
jika berhubungan dengan
orang lain.
Klien mengatakan tidak
menyukai bagian tubuh
yang sedang mengalami
gangguan.
Klien mengatakan pernah
diejek teman sekerjanya.
TUJUAN
4
TUM
:
Klien
berhubungan dengan
orang lain secara
optimal.
TUK : I
Klien dapat membina
hubungan
saling
percaya.
PERENCANAAN
KRITERIA
5
1.1 Ekspresi
wajah
bersahabat,
menunjukan
rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan,
mau
menyebutkan nama,
menjawab
salam,
klien mau duduk
berdampingan
dengan
perawat,
mau mengutarakan
INTERVENSI
6
RASIONALISASI
7
Hubungan saling
percaya
merupakan dasar
untuk kelancaran
hubungan
interaksi
selanjutnya.
64
Klien mengatakan khawatir
tentang penyakitnya.
masalah
dihadapi.
yang
Do
Klien
tampak
jarang
berhubungan
dengan
orang lain.
Klien
tampak
sering
berdiam diri di tempat tidur
dan
tampak
kurang
bergairah.
TUK : 2
Klien
dapat
mengidentifikasi
kemampuan
dan
aspek positif yang
dimiliki.
Utamakan memberi
pujian yang realistis.
Diskusikan
tingkat
kemampuan klien
seperti
menilai
realitas
control
diri sebagai dasar
asuhan
keperawatan.
Dukungan positif
dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Pujian
yang
realistis
tidak
menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya
karena
ingin
mendapatkan
65
pujian.
TUK : 3
Klien dapat menilai
kemampuan
yang
digunakan.
TUK : 4
Klien
dapat
menetapkan,
merencanakan
kegiatan
sesuai
dengan kemampuan
yang dimiliki.
3.1
4.1
klien
menilai
kemampuan
yang
digunakan.
klien
rencana
harian.
membuat
kegiatan
3.1.1
Diskusikan
dengan
klien
kemampuan
yang masih dapat
digunakan
selama
sakit.
Keterbukaan dan
pengertian
tentang
kemampuan yang
dimiliki
adalah
prasarat
untuk
berubah.
3.1.2
Diskusikan
kemampuan
yang
dapat
dilanjutkan
penggunaan.
Pengertian
tentang
kemampuan yang
dimiliki
diri
memotivasi untuk
tetap
memepertahanka
n kegunaanya.
4.1.1
Rencanakan dengan
klien aktivitas yang
dapat dilakukan setiap
hari
sesuai
kemampuan.
Kegiatan mandiri
Kegiatan
dengan
bantuan sebagian.
Kegiatan
dengan
bantuan total
Klien
adalah
individu
yang
bertanggung
jawab terhadap
dirinya .
Tingkatkan kegiatan
sesuai
dengan
toleransi kondisi klien.
Klien
perlu
bertindak sesuai
realitas
dalam
kehidupannya.
4.1.2
4.1.3
beri
contoh
cara
Contoh
peran
yang dilihat klien
66
pelaksanaan kegiatan
yang
boleh
klien
lakukan.
TUK : 5
Klien
dapat
melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya.
5.1
Klien
melakukan
kegiatan
sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya.
5.1.2Beri
pujian
atas
keberhasilan klien.
5.1.3Diskusikan,
kemungkinan
pelaksanaan di rumah.
TUK : 6
Klien
dapat
menggunakan obat
dengan baik
6.1
klien
dapat
menggunakan
dengan baik dan
benar
sesuai
petunjuk perawat.
6.1.1
Beri
penyuluhan
kepada klien tentang
obat
yang
akan
digunakan.
o Macam obat
o Indikasi obat
memotivasi klien
untuk
melaksanakan
kegiatan.
Memberikan
kesempatan pada
klien
mandiri,
dapat
meningkatkan
motivasi
dan
harga diri klien.
Dukungan positif
dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Memberikan
kesempatan pada
klien untuk tetap
melakukan
kegiatan
yang
biasa dilakukan.
Memberi
penyuluhan dan
pengatahuan
tentang
obat
mendorong klien
menggunakanob
at dengan baik.
67
o
o
o
o
TUK : 7
Keluarga
mau
menerima kehadiran
perawat di rumah
7.1
Keluarga
mau
menerima kehadiran
perawat di rumah
dalam
memberi
penyluhuhan tentang
perawatan klien oleh
keluarga.
7.1.1
7.1.2
TUK : 8
Keluarga
menerima
penyuluhan
kesehatan
perawat.
8.1
mau
dari
Keluarga
dapat
menerima
dan
mengerti tentang
cara merawat klien
di rumah.
Mekanisme kerja
Efek samping
Kontra indikasi
Warna obat
Beri
pendidikan
kesehatan
pada
keluarganya tentang
cara merawat klien.
Untuk memberi
dukungan
dalam
merawat
klien
di
rumah.
7.1.3
Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
merawat
klien dirumah
8.1.1
Keluarga menerima
penyuluhan
kesehatan
yang
diberikan perawat.
8.1.2
Keluarga
tentang
merawat
mengerti
cara
klien di
Mendorong
keluarganya
dalam
menyiapkan
lingkungan
perawatan klien
di
rumah
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
Keluarganya
menerima
dan
mengerti tentang
penyuluhan
kesehatan klien
di rumah dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
68
rumah
sesuai
dengan penyuluhan
perawat.
14 Juli 2003
2.
Gangguan konsep diri : harga
diri
rendah
yang
berhubungan
dengan
gangguan citra tubuh, di
tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan malu
jika
berhubungan
dan
berbicara dengan orang
lain
Klien mengatakan bagian
tubuh yang tidak disukai
adalah bagian lehernya.
DO :
Klien
tampak
jarang
berbicara dengan orang
lain
Klien tampak cemas dan
hawatir dengan gerakangerakan leher yang tidak
dapat dikontrol klien.
TUM
Klien
menunjukkan
peningkatan
harga
diri
TUK
1. Klien
dapat
meningkatkan
keterbukaan dan
saling percaya
1.1
Setelah 2 kali
pertemuan
klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
dan
keadaannya
pada
saat
ini
secara
verbal
1.1.1
Bina hubungan
perawat-klien
yang
terapeutik
Hubungan saling
percaya sebagai
dasar
interaksi
yang terapeutik
perawat-klien
Komunikasi
terbuka
dapat
meningkatkan
rasa
percaya
klien
Ungkapan
perasaan
klien
kepada perawat
sebagai
bukti
bahwa klien mulai
memcayai
perawat
Kontrak
sering
dan singkat dapat
mempertegas
pertemuan
selanjutnya
69
2. Klien
dapat
mengidentifikasi
perubahan
citra
tubuh
2.1.1
Diskusikan tentang
perubahan
struktur,
bentuk dan fungsi
tubuh
2.1.2 Observasi
ekspresi
wajah
pada
saat
diskusi
3. Klien dapat menilai
kemampuan dan
aspek positif yang
di milikinya
4. Klien
dapat
menerima
relita
perubahan
struktur,
bentuk
dan fungsi tubuh
4.1
Setelah 3 kali
pertemuan klien mau
menerima
perubahan
cirea
tubuhnya
3.1.1 Diskusikan
kemampuan
dan
aspek positif yang
dimiliki (tubuh, internal,
keluarga) oleh klien di
luar hal yang terjadi
3.1.2 Beri pujian atas aspek
positif
dan
kemampuan
yang
masih dimiliki klien
Dengan
mengetahui
adanya
perubahan citra
tubuh klien dapat
menerima
dan
meningkatkan
harga dirinya
Mengetahui
ekspresi
wajah
setelah diberikan
penjelasan
Meningkatkan
kemampuan klien
dalam
menilai
tentang
citra
tubuh
Meningkatkan
rasa percaya diri
klien
Memotivasi klien
untuk turut serta
dalam
asuhan
keperawatan
secara bertahap
Melibatkan
keluarga dalam
mengatasi
70
4.1.2 Libatkan klien dalam
kelompok klien dengan
masalah
gangguan
citra tubuh
4.1.3 Tingkatkan dukungan
keluarga pada klien
terutama pasangan
5. Klien
dapat
menyusun
rencana
(cara)
menyelesaikan
masalahnya
5.1
Setelah 3 kali
pertemuan
klien
dapat
merencanakan cara
menyelesaikan
masalahnya
5.1.1 Diskusikan
dengan
klien cara-cara yang
dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak
dari
perubahan
struktur, bentuk dan
fungsi tubuh
5.1.2 Dorong klien untuk
memilih cara yang
sesuai bagi klien
6.1
Setelah 4 kali
pertemuan
klien
mampu
melaksanakan
tindakan
dalam
mengurangi
6.1.1 Membantu
klien
mengurangi
perubahan citra tubuh
gangguan
tubuh
citra
Keluarga dapat
mendukung
dalam
asuhan
pada
klien
gangguan
citra
tubuh
Klien
dapat
membentuk
rencana
untuk
menyelesaikan
masalah secara
bertahap
Memotivasi klien
untuk
merencanakan
cara-cara
penyelesaian
masalah.
Membantu klien
melakukan cara
yang
telah
direncanakan
Mengurangi rasa
cemas yang di
alami
klien
karenaperubahan
citra tubuh
71
perubahan
tubuh
citra
Mengetahui
perkembangan
selanjutnya
6.1.2 Rehabilitasi
bertahap
7. klien
dapat
memanfaatkan
obat
dan
dukungan
keluarga
dalam
mengurangi
dampak
dari
perubahan
citra
tubuh
7.1
7.2
Setelah 4 kali
pertemuan
klien
dapat
memanfaatkan obat
yang di konsumsinya
klien
dapat
dukungan
dari
keluarga
dalam
mengatasi
permasalahannya
secara
Menjelaskan
tentang manfaat
obat dan cara
pemakaiannya
Keluarga mampu
merawat
klien
setelah pulang ke
rumah
Tabel 3.3.
Implementasi Dan Evaluasi
Nama
: Tn. S
Ruang
: 12
NO
1.
TANGGAL/JAM
14 Juli 2003
IMPLEMENTASI
TUK : 1
Membina hubungan saling percaya
dengan
mengungkapkan
prinsip
komunikasi teurepeutik
a.
Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan
sopan
c.
Tanyakan nama klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d.
Jelaskan
tujuan
pertemuan
e.
Jujur dan menempati janji
f.
Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian pada klien
dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
TUK . 2
Klien dapat menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
a.
Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif
yang dimuliki oleh klien.
b.
Memberi
pujian
atas
aspek positif dan kemampuan
yang masih dimiliki
c.
Melakukan pemeriksaan
fisik
EVALUASI
S:
Klien mau membalas salam dan
mengatakan nama aslinya
O:
Klien mau menjabat tangan dan
mau berbicara dan duduk
bersama perawat
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan TUK. 1
Lanjutkan TUK . 2
S:
Klien mengatakan bahwa ia
mendapatkan uang sampingan
untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
O:
Klien terlihat tersenyum kepada
perawat
dan
klien
mau
dilakukan pemeriksaan fisik
A:
Masalah teratasi bahwa klien
telah
menyebutkan
aspek
positif yang dimilikinya
P:
Pertahankan TUK. 2
Lanjutkan
pada
beikutnya.
rencana
73
15 Juli 2003
TUK. 3
Klien dapat memiliki kemampuan yang
dimiliki
- Membantu klien mengembangkan
antara keinginan dan kemampuan
yang dimiliki.
- Memberikan pujian positif terhadap
keberhasilan yang telah dicapai
TUK. 4
Klien dapat merencanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan
- Bersama klien merencanakan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampuan
- Meningkatkan
kegiatan
klien
sesuai dengan toleransi kondisi
klien
- Melaksanakan gunting kuku dan
perawat hanya memberi tahu cara
yang benar.
- Klien melakukan keramas dengan
caranya telah diberitahu
- Klien mendapatkan pengetahuan
kesehatan dari perawat mengenai
obat-obatan
TUK. 5
Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit.
- Memberi kesempatan kepada klien
untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan
- Melibatkan klien dalam kegiatan
TAK.
S:
Klien mengatakan bahwa klien
mempunyai keinginan untuk
memasukan anaknya menjadi
tentara
O:
Klien dapat menceritakan citacita yang diinginkan
A:
Masalah dapat teratasi
P:
Pertahankan TUK. 3
Lanjutkan pada TUK. 4
S:
Klien mengatakan bahwa klien
setelah
pulang
akan
melaksanakan
aktivitasnya
seperti biasa
O:
Klien dapat merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan
A:
Masalah dapat teratasi
P:
Pertahankan TUK. 4
Lanjutkan TUK. 5
S:
Klien mengatakan tidak bisa
mengikuti kegiatanTAK karena
adanya.
O:
Klien tampak pada saat berdiri
tidak
dapat
mengontrol
gangguan pada lehernya.
A:
74
Masalah tidak teratasi
P:
Lanjutkan
pada
selanjutnya.
TUK. 6
Memberikan penyuluhan kepada klien
tentang obat yang akan digunakan
klien
Jam : 12.00 WIB
Jenis dan dosis
Haloperidol tablet
Trihexypheridil 1 tablet
Amitripilin tablet
Neralgin 1 tablet
B. Complek
TUK : 7
Keluarga mau menerima kehadiran
perawat di rumah dalam memberi
penyuluhan tentang perawatan klien
oleh keluarganya
tindakan
S:
Klien mengatakan mengerti
tentang obat yang diminumnya
O:
Klien tampak minimum obat
setelah makan siang
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan TUK 7 lanjutkan
pada TUK 8
S:
Keluarga mengatakan secara
terbuka menerima perawat
O:
Ekspresi
wajah
tampak bersahabat
keluarga
A:
TUK terselesaikan
TUK : 8
Memberi penyuluhan kepada keluarga
klien tentng merawat klien di ruangan
maupun di rumah dan dukungan
keluarga agar klien dapat meningkatan
harga dirinya.
P:
Home visite
S:
Keluarga klien mengatakan
mengerti
dan
akan
melaksanakannya
O:
Ekspresi wajah keluarga klien
tampak
mengerti
dan
bersemangat
A:
TUK terselesaikan
75
P:
Home visite
Tabel 3.4.
Catatan Perkembangan
Nama
: Tn. S
Ruang
: 12
NO
1
TANGGAL
2
14 juli 2003
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3
1
CATATAN PERKEMBANGAN
PARAF
4
TUK 1
S:
Klien mengatakan Nama saya Suliya
biasa dipanggil Suliya
O:
- Klien mampu memperkenalkan
dirinya
- Klien mau mengungkapkan dan
memperkenalkan dirinya
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
I:
Mempertahankan
percaya
hubungan
saling
76
E:
Klien mengatakan bahwa sampai saat
ini klien masih cemas
14 Juli 2003
TUK 2
S:
Klien mengatakan aspek positif yang
dimiliki klien adalah klien mempunyai
uang sampingan selain dari gaji
O:
Klien
tampak
perasaannya
mengungkapkan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan,
kondisi klien
14 Juli 2003
pertahankan
TUK 3
S:
Klien
mengatakan
bahwa
klien
mempunyai
keinginan
untuk
memasukan anaknya menjadi tentara
O:
Klien dapat menceritakan cita-cita yang
diinginkan
A:
Masalah teratasi
14 Juli 2003
P:
Intervensi dihentikan
TUK 4
S:
Klien mengatakan bahwa setelah
pulang akan melaksanakan aktivitasnya
seperti biasa
O:
Klien dapat merencanakan kegiatan
yang akan dilakukan
A:
Masalah teratasi
P:
77
15 Juli 2003
Intervensi dihentikan
TUK 5
S:
Klien mengatakan tidak bisa mengikuti
kegiatan TAK karena gangguan pada
lehernya
O:
Klien pada saat berdiri tampak tidak
dapat mengontrol lehernya
A:
Masalah tidak teratasi
14 Juli 2003
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 6
S:
Klien mengatakan mengerti tentang
obat yang diminumnya
O:
Klien tampak meminum obat setelah
makan
A:
Masalah teratasi
18 Juli 2003
P:
Intervensi dihentikan
TUK 7
S:
Keluarga klien mengatakan
terbuka menerima perawat
secara
O:
Ekspresi wajah Keluarga klien tampak
bersahabat
A:
Masalah teratasi
18 Juli 2003
P:
Intervensi dihentikan
TUK 8
S:
Kelurga klien mengatakan mengerti
tentang pendidikan kesehatan yang
diberikan
O:
78
Ekspresi wajah keluarga klien tampak
mengerti tentang pendidikan kesehatan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
79
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil pada klien Tn. M
dengan Gangguan isi Pikir : Waham Agama akibat Skizofrenia
Gangguan Afektif di Ruang Perawatan XII Rumah Sakit Dustira
adalah sebagai berikut
Pada tahap pengkajian yang penulis dapatkan pada klien
dengan gangguan Isi Pikir : Waham Agama tidak semuanya
faktor-faktor yang terdapat dalam tinjauan teoritis sama dengan
gejala-gejala atau keluhan yang dialami oleh klien seperti halnya
yang penulis temukan bahwa tidak selalu Waham Agama
Menjadi
Penyebab
langsung
kepada
suatu
resiko
tinggi
80
Bahwa dalam perencanaan perlu diikutsertakan klien
dalam suatu terapi aktifitas kelompok, karena dengan adanya
suatu terapi aktifitas kelompok terutama dengan memberikan
pendidikan bagaimana cara berinteraksi sosial dengan orang lain
dan lingkungan serta mengidentifikasi Waham yang
nantinya
kasus
tertentu
dalam
suatu
evaluasi
bisa
B. Rekomendasi
1. Bagi Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan hendaknya
perawat meningkatkan mutu pelayanan Dan Komunikasi Yang
81
Terapetik akan sangat baik jika sumber daya manusia yang
bekerja di bidangnya menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga dapat bekerja dengan sungguh-sungguh
terutama pelayanan terhadap klien dengan gangguan jiwa
tentunya diperlukan adanya kesabaran yang luar biasa karena
yang dirawat ini adalah pasienpasien dengan gangguan jiwanya
disamping ada gangguan pada fisiknya oleh karena itu perawat
perlu lebih memperhatikan lagi keluhan-keluhan klien dan
kebutuhan klien yang sama dengan klien yang lainnya
2. Bagi Rumah Sakit
Dalam upaya
profesional
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
mutu
pelayanan
yang
yang
setinggi-tingginya
82
3. Bagi Pendidikan
Hendaknya seiring dengan majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi terutama dalam ilmu keperawatan jiwa maka
alangkah lebih baik apabila dalam bidang mutu pendidikan pun
lebih ditingkatkan lagi terutama pada tenaga pendidik Dan
Penyediaan Buku-Buku Sumber karena dari tenaga pendidik
yang berkualitas dan profesional akan mencetak lulusan yang
berkualitas dan profesional pula.
83
DAFTAR PUSTAKA
84
Townsend, M.C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri Edisi 3. EGC, Jakarta, 1998.