Pemeriksaan biakan mempunyai nilai diagnostik tinggi bahkan menjadi baku emas
diagnosis infeksi jamur tertentu. Biakan darah merupakan baku emas diagnosis infeksi
Candida dalam darah (kandidemia), namun sebaliknya untuk diagnosis PCP karena P.jiroveci
sampai saat ini belum dapat dibiakkan. Sensitivitas biakan pada histoplasmosis akut hanya
15%, sedang pada histoplasmosis diseminata sensitivitasnya bisa >85%. Meskipun
pemeriksaan biakan jamur membutuhkan waktu beberapa hari sampai minggu, namun perlu
dilakukan untuk identifikasi spesies dan uji kepekaan jamur terhadap obat anti jamur. Kultur
darah dan urine diperlukan untuk mengidentifikasi spesies Candida atau B-dermatitidis jika
terjadi penyebaran hematogen. Kultur jamur urine pada pria untuk mengidentifikasi spesies
Cryptococcus
c) PEMERIKSAAN BIOPSI
Jaringan hasil biopsi mempunyai arti klinik paling tinggi karena penemuan jamur dalam
jaringan dapat memastikan diagnosis mikosis. Spesimen biopsi sebaiknya diambil dari tengah
dan tepi lesi, selanjutnya diletakkan di antara kasa steril yang sedikit dibasahi dengan larutan
garam fisiologis untuk mencegah kekeringan. Jangan diberi bahan pengawet karena akan
emematikan jamur dalam jaringan sehingga tidak dapat dilakukan proses pembiakan serta uji
kepekaan jamur terhadap obat anti jamur. Spesimen darah untuk pemeriksaan serologi
sebanyak 2,5 - 5 ml diambil dengan semprit steril tanpa bahan pengawet lalu dikirim
secepatnya ke laboratorium. Untuk biakan darah saja, diperlukan 5-10 ml darah dan
sebaiknya diberi antikoagulan. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis mikosis paru
dilakukan dengan tiga metode yaitu mikroskopik, biakan dan serologi1,8. Prosedur
diagnostik berdasarkan deteksi deoxyribonucleic acid (DNA) jamur saat ini sedang
dikembangkan, namun biakan spesimen dan hasil biopsi jaringan masih menjadi baku emas
diagnosis mikosis paru.
DAFTAR PUSTAKA :
Ngurah Rai Ida Bagus, I Gusti Ngurah Bagus Artana. 2006. Workshop on Pnemonia, Deal
the Challenge - Input the Outcome. Denpasar : PT Percetakan Bali