Psikologi Abnormal
Psikologi Abnormal
Kuliah 1
1
Tujuan dan Sasaran
Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa memiliki dasar ilmiah dalam memahami berbagai konsep
yang terkait dengan gangguan jiwa pada masa dewasa.
5
Klasifikasi Vs Labeling
Labeling: memberi cap atau label
seseorang dalam klasifikasi atau
penggolongan tanpa tujuan yang jelas
dampak kurang positif
Tugas profesional: klasifikasi perlu untuk
menetapkan diagnosis pada klien atau
pasien
6
Tujuan Klasifikasi
Komunikasi suatu gangguan secara mudah
Kontrol/pengendalian: merupakan tujuan paling
penting dari klasifikasi karena memungkinkan
pengendalian gangguan, melakukan
pencegahan serta memilih atau mengubah
terapi
Pemahaman: penyebab, proses terjadi dan
bertahannya gangguan
7
Klasifikasi dan Diagnosis
Klasifikasi: memilah dan menggolongkan
dimensi atau kategori utama psikopatologi anak
dan keterkaitan antar kategori tersebut
Diagnosis: menetapkan kategori atau
klasifikasi bagi suatu gejala atau sindrom
(sekumpulan gejala yang sering ada
bersama dan mengikuti jalur
perkembangan yang sama)
NORMAL DAN ABNORMAL
PENDEKATAN THDP
PENYESUAIAN DAN
PENYIMPANGAN
9
KONSEP ABNORMALITAS
10
Abnormal tidak sama dengan patologis
11
Normal dan Abnormal
Menentukan Normal dan Abnormal :
Pendekatan Kuantitatif: berdasarkan patokan
statistik (sering atau tidaknya sesuatu terjadi)
Pendekatan Kualitatif: menegakkan pedoman-
pedoman normatif berdasarkan observasi
empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat
pada faktor sosiokultural
12
KARAKTERISTIK T.L. ABNORMAL
MNRT BBRP AHLI
Ulmann: perilaku abnormal sebagai jenis
perilaku menyimpang (deviance) yang
memerlukan perhatian profesional
secara tersirat: abnormal bila
menampilkan perilaku berbeda, tidak
mengikuti aturan yang berlaku, tidak
pantas, mengganggu, dan tidak dapat
dimengerti melalui kriteria yang biasa
13
KARAKTERISTIK ……
Davison & Neale (2004): perilaku
abnormal merupakan pola-pola emosi,
pikiran, dan perilaku yang dianggap
patologis karena:
Jarang terjadi
Bertentangan dengan nilai/norma kelompok
Menimbulkan stres pribadi
Menunjukkan disability atau disfungsi
Tidak diharapkan
14
KARAKTERISTIK …..
Nevid, Rathus & Greene (2008) menentukan
beberapa kriteria perilaku abnormal:
16
1. KONFORMITAS TERHADAP NORMA
- bila t.l. sso cenderung konform dgn
norma sosial yg berlaku luput dari
perhatian
Masalah dgn kriteria konformitas:
Cutoff points: sp titik mana dianggap masih
normal dan mana dianggap tidak?
Mis. I.Q. 90 dianggap rata-rata. Bagaimana
dengan I.Q. 89?
17
Jumlah deviasi: Kesulitan lain adl berapa
jumlah t.l. yg harus muncul utk disebut
menyimpang? Apakah hanya pakai 10
gelang? Ataukah 10 gelang + 10 kalung +
anting 5 di setiap kuping + baju + …..?
18
2. PENDEKATAN SOSIAL-BUDAYA
yg menyimpang utk suatu kelompok belum
tentu menyimpang untuk kelompok lain
Budaya subkultur: misalnya antara remaja dan
generasi tua
Status sosial: ada perbedaan gangguan tgt pd
status sosial. Schizofrenia banyak pada gol.
sosioekonomi rendah, depresi pd gol
menengah ke atas.
Fashions of psychopathology: gangguan
mengikuti “mode”. Berbeda menurut zaman
19
Masalah pada pendekatan sosial-budaya:
The cultural relativity of the normal:
- relativitas dari apa yang disebut normal
menurut budaya
- misalnya halusinasi, apakah abnormal ?
Pada suku Indian Amerika justru
pengalaman halusinatorik yang dicari
20
3. LAPORAN SUBJEKTIF:
- bukan berdasar tingkahlaku yang
dapat diamati, tetapi subjective feeling,
sense of well being. Perasaan sso yg jadi
ukuran, apakah dia bahagia atau sedih,
tenteram atau bermasalah, terpenuhi atau
merasa kurang. Bila orang merasakan
didera anxietas maka dia maladjusted, tidak
peduli apakah anxietas ini menimbulkan t.l.
menyimpang atau tidak
21
Masalah dengan laporan subyektif:
- para klinikus sering berjumpa dgn org
psikotik atau orang “aneh” yg merasa dirinya
nyaman, mengaku punya inner tranquility, tetapi
individu ini di hospitalisasi
- tetapi kita sendiri dari waktu ke waktu
merasakan anxietas, jadi tidak adanya anxietas
bukan kriteria satu-satunya untuk adjustment
bertanya kpd sso ada pitfall-nya.
- pada umumnya penilaian sso mengenai
kesejahteraan (well-being) biasanya dikaitkan
dgn tiga faktor dominan: unhappiness, strain,
dan personal inadequacy
22
4. KONTRIBUSI SOSIAL
- adjustmentberhubungan dengan kontribusi
yang individu lakukan untuk masyarakat dan
kesejahteraan orang lain
23
5. TEORI KEPRIBADIAN DAN
PENYIMPANGAN
TEORI PSIKODINAMIK
Symptoms reflect warfare among id, ego, superego that can develop when
conflicts become intense. The resulting deviant behavior symptomatic of
inner pathology. The overt symptoms suggest that there is an inner
dynamic meaning beneath the surface
The important thing, is not the symptom but the underlying pathology
24
BEHAVIOR THEORY
- rejects undesirable behavior seen as symptoms of underlying
pathology
25
Social Learning theory:
Maladjustment adalah bila:
Misalnya, orang yg sangat ingin memperoleh cinta dan afeksi ttp tidak
mengharapkan bhw ia akan mendptkannya akan melakukan t.l. – t.l.
ttt, atau mengalami pikiran dan perasaan yang maladjusted
26
Pendekatan behavioral dan social learning
menekankan pada kontinuitas normal – abnormal
Normal – abnormal tidak dapat dilihat secara
dikotomis satu kontinuum
Tidak perlu mencari prinsip-prinsip penjelasan
khusus yang berbeda untuk t.l. normal dan
abnormal.
Kondisi situasi merupakan determinan patologi.
Meski faktor disposisi (spt kebutuhan dan harapan)
adl. penting, ttp juga faktor lingkungan
27
TEORI FENOMENOLOGI
- Humanistic position: mendorong self-acceptance, awareness of
one’s inner self dan self-actualization
28
Rogers:
adjustment suffers when there is an incongruence between self and
experience
fully functioning persons are those who live up to their potential, use
completely their talents and experiences, and are in tune with their
experiences
29
6. THE MEDICAL MODEL
30
2. mendorong klinikus utk memandang pasien sbg. sso yg pasif
menerima treatment, dan tidak menjadi pasangan yang aktif. “Dokter”
jadi otoritas, “pasien” figur inferior. Hubungan tidak kooperatif, tp
otoriter
31
7. KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
pengaruh jelas dari model medis adalah skema klasifikasi dan diagnosis
untuk menggambarkan maladjustment
Sekarang:
32
Bidang yang mempelajari tentang penyebab,
perkembangan dan intervensi pada gangguan
psikologis
Tantangan yang yang dihadapi dalam
mempelajari psikopatologi adalah:
◦ Objektivitas
◦ Menghindari keyakinan yang salah mengenai
gangguan psikologis
◦ Mengurangi Stigma
33
34
Stress Individu (Personal Distress)
◦ Penderitaan dan hambatan emosional
Contoh: Merasa tidak berdaya dan kehilangan
harapan/depresi
Ketidakmampuan (Disability)
◦ Hendaya dalam beberapa area kehidupan
Contoh: Penggunaan alkohol yang kronis menyebabkan
kehilangan pekerjaan
Pelanggaran Norma Sosial
◦ Membuat orang lain merasa tidak nyaman atau
menimbulkan masalah
Contoh: perilaku antisosial pada psikopat
Ketidakberfungsian (Disfunction)
◦ Ketidakberfungsian yang merusak/merugikan
36
Buku Wajib:
Kring, Ann M., Johnson, Sheri, L., Davison, G.C., Neale, J.M.
(2010). Abnormal Psychology 11th ed. New York : John Wiley
& Sons .
DSM V: SIMTOM
SOMATIS & GANGGUAN
TERKAIT
1
- masalah psikologis yang mengambil bentuk fisiologis
4
DSM V:
5
SOMATIZATION DISORDER
• banyak simtom somatis yang tidak dapat
dijelaskan secara adekuat atas dasar
pemeriksaan fisik dan laboratorium
7
Epidemiologi:
8
Etiologi:
Faktor-faktor Psikososial:
9
Etiologi ……
Faktor-faktor Biologis:
11
Clinical features……
12
Perbedaan budaya:
13
Course and Prognosis:
Treatment:
*Freud:
-menggunakan istilah conversion
-anxiety dan konflik dikonversikan ke dalam
simtom fisik
16
Epidemiologi:
Psikoanalitik:
19
Etiologi……
Teori Belajar:
Simtom penyakit yang dipelajari semasa
kanak2, digunakan sebagai cara coping
menghadapi situasi yang tidak bisa
dihadapi
Faktor Genetik:
Tidak ada dukungan untuk faktor genetik
20
Etiologi …….
21
Clinical Features:
Sensory symptoms:
• anesthesia (loss of sensation), terutama
pada ekstremitas (anggota gerak) (mis.
Stocking and gloves anesthesia)
• paresthesia (kesemutan)
• deafness, blindness, tunnel vision
• aphonia: whispered speech
• anosmia: loss of smell
22
clinical features……
Motor symptoms:
- abnormal movements, gait disturbance,
weakness, paralysis
- tremor, choreiform movements, tics, jerks
- paralysis and paresis
Seizure symptoms:
- susah membedakan pseudoseizure
dengan seizure pada epilepsi misalnya
23
Lain-lain:
24
Course and Prognosis:
Treatment:
Epidemiologi:
27
Etiologi:
Epidemiologi:
32
Body dysmorphic……
Etiologi:
• cause: unknown
• high comorbidity dengan depresi, social
phobia, obsesif-kompulsif, substance abuse,
personality disorder
• stereotyped concepts of beauty emphasized
in certain families and within the culture at
large may significantly affect patients
• psychodynamic: displacement of a sexual or
emotional conflict onto a nonrelated body
part through the defense mechanism of
repression, dissociation, distortion,
symbolization, projection 33
Body dysmorphic……
Clinical features:
Simtom lain:
- ideas of reference (orang lihat cacadnya)
- excessive mirror checking/avoidance of
reflective surfaces
- attempt to hide the presumed deformity
(makeup/pakaian)
- avoid social and occupational exposure
34
Body dysmorphic……
Treatment:
- medical procedures tidak berefek
- bila ada gangguan lain -- treatment
gangguannya (mis. Obat anti depresi)
- berapa lama treatment: tidak jelas
- CBT: exposure + response prevention
(mencegah cek penampilan)
35
GANGGUAN NYERI
- the presence of pain that is “the
predominant focus of clinical attention”,
experienced severe, prolonged pain.
Epidemiologi:
37
Gangguan nyeri……
Etiologi:
Psikodinamik: secara simbolis mengekspresikan
konflik intrapsikis melalui tubuh. Penderita
alexithymia (tidak mampu mengartikulasikan
internal state feelings melalui kata-kata)
mengekspresikannya melalui tubuh. Pemenuhan
kebutuhan dependen, juga penebusan dosa atau
kesalahan (innate badness), atau untuk
mensupresi agresi. Punya keyakinan bahwa
memang pantas menderita. Cara peroleh love.
39
gangguan nyeri……
Clinical features:
40
Gangguan nyeri……
41
Gangguan nyeri……
Treatment:
- mgkn tidak bisa mengurangi pain
bicarakan rehabilitasi
42
Treatment …….
- Psikoterapi:
Komponen-komponen psikoterapi:
* validasi dari nyeri pasien
* relaxation training
* reinforce shift of focus from the pain
* help patient develop ability to cope
with stress and gain sense of control
over pain
43
GANGGUAN BUATAN SENDIRI
(FACTITIOUS DISORDER)
2 subtipe utama:
* Gangg. Factitious pada diri sendiri/ Munchausen
syndrome (Richard Asherr dalam Lancet, 1951)
* Gangg. Factitious yang dikenakan pada orang lain
44
Epidemiologi:
- prevalensi tidak diketahui
Simtom lain:
pseudologia fantastica
limited factual material is mixed with
extensive and colorful fantasies;
47
Factitious …… clin features……simtom lain
48
• FD with predominantly Physical Signs and
Symptoms:
Treatment:
51
MALINGERING
52
Malingering……
• External motivation:
Epidemiologi:
Clinical features:
Treatment:
55
Malingering vs konversi
• Konversi:
- mungkin la belle indifference (ada pada 1/3
konversi) willing and eager to talk
endlessly and dramatically about their
symptoms, but often without the concern one
might expect.
• Malingerer:
- more guarded and cautious interviews a
challenge or threat to the success of the lie
- intentional production of symptoms
- external incentive 56
Malingering vs Factitious Disorder:
Factitious Disorder:
- intrapsychic need to maintain the
sick role
- external incentive: absent
57
Somatoform vs Factitious (FD):
58
FD vs Konversi:
FD vs Hipokondriasis:
59
Anxiety Disorders
Anxiety vs. Fear
Anxiety
» Apprehension about a future threat
Fear
» Response to an immediate threat
Both involve physiological arousal
» Sympathetic nervous system
Both can be adaptive
» Fear triggers “flight or fight”
– May save life
» Anxiety increases preparedness
– Moderate levels improve performance
2
Persamaan Cemas dan Takut
(Rahman, 1998)
Anticipation of danger or discomfort
Tense apprehensiveness
Elevated arousal
Negative affect
Uneasiness
Future oriented
Accompanied by bodily sensations
3
Perbedaan Cemas dan Takut
(Rahman, 1998)
Anxiety Fear
Source of threat is elusive Specific focus of threat
Uncertain connection between anxiety Understandable connection between threat and
and threat fear
Prolonged Usually episodic
Pervasive uneasiness Circumscribed tension
Can be objectless Identifiable threat
Uncertain onset Provoked by threat cues
Persistent Declines with removal of threat
Uncertain offset Offset is detectable
Without clear borders Circumscribed area of threat
Threat seldom imminent Imminent threat
Heightened vigilance Quality of emergency
Bodily sensation of vigilance Bodily sensation of an emergency
Puzzling quality Rational quality
4
Anxiety Disorders
DSM-IV-TR
» Specific and social phobias
» Panic disorder and agoraphobia
» Generalized anxiety disorder
» Obsessive compulsive disorder
» Posttraumatic stress disorder
Most common psychiatric disorders
28% report anxiety symptoms (Kessler et al., 2005)
Most common are phobias
5
DSM V
- Gangguan Panik
- Gangguan Kecemasan Menyeluruh
- Fobia Spesifik
- Gangguan Kecemasan Sosial
- Agorafobia
6
Gangguan Obsesif Kompulsif dan
Gangguan Terkait
7
Table 5.1 Summary of Major Anxiety
Disorders
8
Phobias
9
Specific Phobia
Unwarranted, excessive fear of specific
object or situation
» Snakes, blood, flying, spiders, etc.
– How likely are you to be bitten by a spider?
» Most specific phobias cluster around a few
feared objects and situations (Table 5.3)
Trigger or feared object is avoided or
endured with intense anxiety
High comorbidity of specific phobias
10
Social Phobia
Persistent, intense fear of social situations
» Fear of negative evaluation or scrutiny
More intense and extensive than shyness
» More appropriate diagnostic label?
– Social anxiety disorder
» Exposure to trigger leads to anxiety about
being humiliated or embarrassed socially.
» Onset often adolescence
» Diagnosed as either generalized or specific
33% also diagnosed with Avoidant Personality
Disorder
» Overlap in genetic vulnerability for both disorders
11
Panic Disorder
Frequent panic attacks unrelated to specific
situations
Panic attack
» Sudden, intense episode of apprehension, terror,
feelings of impending doom
– Symptoms reach peak intensity within 10 minutes
» Accompanied by at least 4 other symptoms:
– Sweating, nausea, labored breathing, dizziness, heart
palpitations, upset stomach, lightheadedness, etc.
» Other symptoms may include:
– Depersonalization
– Derealization
– Fear of going crazy, losing control, or dying
12
Panic Disorder
Uncued attacks
» Occur unexpectedly without warning
» Panic disorder diagnosis requires recurrent uncued
attacks.
Cued attacks
– Triggered by specific situations (e.g., tunnel)
– More likely a phobia
Panic Disorder with Agoraphobia
» Avoidance of situations in which escape would be
difficult or embarrassing
» Panic disorder with agoraphobia tends to be more
chronic .
13
Panic Disorder
14
Generalized Anxiety
Disorder (GAD)
Obsessions
» Intrusive, persistent, and uncontrollable thoughts or
urges
» Experienced as irrational
» Most common:
– Contamination, sexual & aggressive impulses, body
problems
Compulsions
» Impulse to repeat certain behaviors or mental acts to
avoid distress
– e.g., cleaning, checking, hoarding, repeating a word,
counting
» Extremely difficult to resist the impulse
» May involve elaborate behavioral rituals
16
Obsessive-Compulsive Disorder
(OCD)
17
Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD)
18
Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD)
20
Comorbidity
21
Gender &
Sociocultural Factors
Women are 2x as likely as men to have anxiety
disorder except for OCD
Possible explanations
» Women may be more likely to report symptoms
» Women more likely to experience childhood sexual abuse
» Women show more biological stress reactivity
Sociocultural factors
» Focus of anxiety varies
– Taijin kyofusho
Japanese fear of offending or embarrassing others
– Kayak-angst
Inuit disorder in seal hunters at sea similar to panic
» Ratio of somatic to psychological symptoms
appears similar across cultures (Kirmayer, 2001)
22
Etiology of Specific Phobias
Conditioning
Mowrer’s two-factor
model
» Pairing of stimulus with
aversive UCS leads to
fear (Classical
Conditioning)
» Avoidance maintained
though negative
reinforcement (Operant
Conditioning)
23
Etiology of Specific Phobias
Problems with two-factor model
» Many people never experience aversive
interaction with phobic object (see table 5.6)
» People with phobias tend to fear only
certain types of objects (prepared learning)
– Snakes, insects, blood, heights, etc.
» Even phobias linked to modeling influenced
by prepared learning
– Monkeys acquired fear after watching another
monkey exhibit fear to snake but not flower
(Cook & Mineka, 1989)
24
Etiology of Social Phobia
Two factor model
» Avoidance or safety behaviors
– Avoid eye contact, appear aloof, stand apart from others
in social settings
Cognitive factors
» Negative self evaluation
– Harsh, punitive self-judgment
» Fear of negative evaluation by others
– Expect others to dislike them
Excessive attention to internal cues
» e.g., heart rate
25
Etiology of Panic
Neurobiological
factors
» Locus ceruleus
– Major source of
norepinephrine
A trigger for nervous
system activity
» Multiple drugs can
induce panic attacks
– Typically only in those
who are overly
concerned about bodily
changes
26
Etiology of Panic
Interoceptive
conditioning
» Classical conditioning
of panic in response to
bodily sensations
People with panic
disorder sustain
classically conditioned
fears longer (Michael et
al., 2007)
27
Etiology of Panic
Cognitive factors
» Lack of perceived
control can trigger panic
» Fear of bodily changes
– Interpreted as impending
doom
I must be having a
heart attack!
– Beliefs increase anxiety
and arousal
– Creates vicious cycle
28
Etiology of Agoraphobia
29
Etiology of GAD
30
Etiology of OCD: Neurobiological
Factors
31
Etiology of OCD:
Behavioral & Cognitive Factors
Operant reinforcement
» Compulsions negatively reinforced by the reduction
of anxiety
Cognitive factors
» Lack of a satiety signal
» Yadasentience
– Subjective feeling of completion
Knowing that you have thought enough or cleaned enough
– Individuals with OCD have a yadasentience deficit
» Attempts to suppress intrusive thoughts
– Trying to suppress thoughts may make matters worse
32
Etiology of PTSD
Severity and type of trauma
Neurobiological
» Smaller hippocampal volume linked to PTSD
– Disruption of verbal vs. nonverbal memory
» Supersensitivity to cortisol
Behavioral
» Two factor model
Psychological
» Perception of control
» Avoidance coping, dissociation, memory suppression
Intelligence and ability to grow from the
experience enhance coping
33
Common Aspects of Psychological
Treatment
Cognitive approaches
» Increase belief in ability to cope with the
anxiety trigger
» Challenge expectations about negative
outcomes
35
Medications
Anxiolytics
» Drugs that reduce anxiety
Two common types of medications used to treat
anxiety
» Benzodiazepenes
– Valium, Xanax
» Antidepressants
– Tricyclics,Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs), and
Serotonin Reuptake Inhibitors (SRIs)
36
Medications
Demonstrated effectiveness as compared to
placebo
» Clomipramine for OCD
» Medication does not seem to help hoarding
» Beta blockers commonly prescribed for social phobia
although no demonstrated effectiveness
Side effects
» Withdrawal from benzodiazepenes
» Weight gain, nervousness, high blood pressure from SSRIs
Relapse common after medication discontinuation
37
Are characterized by severe disturbances in
eating behavior
2 spesific diagnoses :
(1) Anorexia nervosa : characterized by a refusal to
maintain a minimally normal body weight
(2) Bulimia nervosa : characterized by repeated
episodes of binge eating followed by inappropriate
compensatory behavior (such as : self-induced
vomitting, misuse of laxatives/diuretics/other
medication, fasting, excessive exercise)
Anorexia = loss of appetite, nervosa =
emotional reasons (misnomer : AN not losing
their appetite)
Essential features :
Refuses maintain normal body weight
Intensely afraid of gaining weight
Significant disturbances in the perception of the
shape or size of his/her body
Amenorrhoic in females
Diagnostic criteria DSM IV-TR :
A. Refusal to maintain body weight at or above minimally normal
weight for age and height (e.g : less than 85% that expected)
Gangguan Bipolar
Kehilangan energi
Merasa sedih, tak berharga & merasa bersalah
Sulit konsentrasi
Menarik diri
Hilang minat & kesenangan
Berpikir tentang kematian & bunuh diri.
Perubahan kemampuan kognitif
Perubahan kemampuan bicara
Perubahan dalam fungsi vegetatif
Simtom-simtomnya adalah:
Mood depresif sepanjang hari, hampir setiap hari
Hilangnya minat atau kesenangan pada semua aktivitas harian
Hilangnya/ bertambahnya berat badan/ selera makan secara
signifikan
Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
Perasaan tidak berdaya atau bersalah yang berlebihan atau tidak
sesuai
Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi atau
keragu-raguan hampir setiap hari
Pemikiran tentang kematian yang berulang-ulang, ide bunuh diri
tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana
spesifik untuk melakukan bunuh diri
Gangguan Depresi Mayor (3)
Usia 20-an
Simtom-simtom :
Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran
Berkurangnya kebutuhan untuk tidur
Jadi lebih banyak bicara aatau tekanan untuk terus bicara
Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa pikiran seperti
berlomba
Distraktibilitas
Peningkatan aktivitas yang mengarah pada tujuan
Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang
miliki potensi besar untuk timbulkan konsekuensi
menyakitkan
Episode Campuran
Konflik marital
Faktor Sosial & Gangguan Mood
Afek negatif
Prevalensi
Pria 4x lebih cenderung melakukan bunuh diri drpd wanita
Angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 65 tahun
2
Personality Disorders (PD)
Patterns are not necessarily comorbid with Axis I
disorders. Even though comorbidity with Axis I is
more often than not
More severe symptoms and poorer outcome when
comorbid
– 50+% of people diagnosed with a personality disorder meet
criteria for another personality disorder
– More than two-thirds meet lifetime criteria for an Axis I disorder
(Lenzenwenger et al., 2007)
Initial onset: adolescence or young adulthood
Nature of symptoms: ego-syntonic and alloplastic
“problems are not with me, they are with people”
Key Features of the DSM-IV-TR Personality Disorders
4
Rates of DSM-IV Personality Disorders in the
Community and in Treatment Settings
5
Classifying Personality Disorders
DSM-IV-TR categorical approach
Classifies in 3 clusters:
» Cluster A Odd/Eccentric
» Cluster B Dramatic/Erratic
» Cluster C Anxious/Fearful
Diagnostic reliability
» Initially poor; improved since DSM-III
Test-retest reliability (diagnostic stability)
» ½ of those initially diagnosed with PD did not receive same
diagnosis 1 year later (Shea et al., 2002)
Gender bias
» Certain diagnoses applied more often to men, others to
women
6
Dimensional Approach: Five-Factor
Model
Five-factor model (McCrae & Costa, 1990)
» Neuroticism, extraversion/introversion, openness
to experience, agreeableness/antagonism, and
conscientiousness
» Five factors are heritable
Personality traits form a continuum
» Individuals with PDs endorse the extremes
Dimensional approach involves rating each
individual on the five factors
» Avoids applying a categorical label which may not
completely fit
7
Dimensional Approach: Five-Factor
Model
Most personality disorders are
characterized by high neuroticism and
antagonism.
High extraversion tied to histrionic and
narcissistic disorders (involve dramatic
behavior)
Low extraversion linked to disorders that
involve social isolation, such as schizoid,
schizotypal, and avoidant personality
disorders
8
Table 12.4 Sample Items from the Revised NEO
Personality Inventory assessing Five-Factor Model
9
Odd/Eccentric (A) Cluster:
Paranoid Personality Disorder
10
Odd/Eccentric (A) Cluster:
Schizoid Personality Disorder
11
Odd/Eccentric Cluster: Schizotypal
Personality Disorder
12
Etiology of the PDS in Odd/Eccentric
Cluster
Highly heritable
Links to schizophrenia
» Relatives of individuals with schizophrenia at
greater risk for schizotypal
» Individuals with schizotypal PD show problems
similar to those found in schizophrenia
– Cognitive and neuropsychological deficits
– Enlarged ventricles
– Less temporal gray matter
13
Dramatic/Erratic (B) Cluster:
Borderline Personality Disorder (BPD)
14
Dramatic/Erratic Cluster:
Borderline Personality Disorder (BPD)
Genetic component
» Highly heritable
» May play a role in impulsivity and emotional
dysregulation
Decreased functioning of serotonin
system
Frontal lobe dysfunction
Increased activation of amygdala
16
Etiology of Borderline Personality Disorder (BPD):
Social Environmental Factors
Parental separation
Verbal and emotional abuse during childhood
Object-Relations Theory (Kernberg, 1985)
» Introjection
» Object-representation
– BPD involves disturbed object representations, possibly due to
inconsistent parenting
» Conflict between introjected values and current needs
– Splitting
17
Etiology of Borderline Personality Disorder (BPD):
Social Environmental Factors
18
Linehan’s Diathesis-Stress Theory
of BPD
19
Dramatic/Erratic (B) Cluster:
Histrionic Personality Disorder
20
Etiology of Histrionic Personality
Disorder
Psychoanalytic theory
» Emotional displays and seductiveness
result from parental seductiveness
– Father’s sexual attention towards daughter
» Conflicting family attitudes towards
sexuality
– Negative attitudes towards sex while
simultaneously acknowledging titillation
Theory untested
21
Dramatic/Erratic (B) Cluster:
Narcissistic Personality Disorder
Grandiose view of self
» Preoccupied with fantasies of success
Self-centered
» Demands constant attention and adulation
Feelings of entitlement and arrogance
Envious of others
Little concern for needs and well being of others
» Lacks empathy
Sensitive to criticism
Seeks out high-status partners
23
Etiology of Narcissistic Personality
Disorder
24
Dramatic/Erratic Cluster:
Antisocial Personality Disorder
Pervasive disregard for the rights of others since
age 15
» Lies
» Aggression
» Impulsiveness
» Violates the law
» Irresponsible
» Lacks remorse
Conduct disorder before age 15
» Truancy, running away, lying, theft, arson, destruction of
property
Substance abuse most common comorbid
disorder
Culture plays a role
» More common in US than Scotland
More common among lower SES groups
25
Dramatic/Erratic (B) Cluster:
Antisocial Personality Disorder
26
Etiology of Antisocial Personality
Disorder
Genetics
» Antisocial behavior heritable
– Estimates as high as .96
» Genetic risk for APD, psychopathy, conduct
disorder, and substance abuse related.
Family environment
» Lack of warmth, negativity, and parental
inconsistency predict APD
» Poverty, exposure to violence
» Family environment interacts with genetics
27
Etiology of Antisocial Personality
Disorder
Emotion and psychopathy
» Lack of fear or anxiety
» Low baseline levels of skin
conductance
» Skin conductance
reactivity at age 3
predicted APD at age 28
(Glenn et al., 2007)
Makes it difficult for them
to avoid behavior that
leads to punishment
Also show less SCR to
other’s distress Figure 12.3
» Lack empathy
28
Anxious/Fearful (C) Cluster:
Avoidant Personality Disorder
29
Anxious/Fearful (C) Cluster:
Dependent Personality Disorder
30
Anxious/Fearful Cluster:
Obsessive-Compulsive Personality Disorder
A perfectionist
Preoccupied with rules, details, & organization
Rigid and inflexible
Overly focused on work
» Little time for leisure, family, & friends
Tendency to hoard
» Difficulty discarding worthless items
Reluctant to delegate
Moral inflexibility
Does not have the obsessions/compulsions of OCD
Most frequently comorbid with Avoidant PD
31
Etiology of Personality Disorders in the
Anxious/Fearful Cluster
32
Treatment of Personality Disorders
Axis I disorder usually drives individual to treatment
» Presence of PD, reduces success of treatment for Axis I
Medications
» Avoidant PD
– Antianxiety medication or antidepressants
» Schizotypal PD
– Antipsychotic medications
Psychotherapy
» Psychodynamic
– Seek awareness of early childhood problem
» Cognitive behavioral
– Break personality disorder down into discrete problems
Treat sensitivity to criticism with social skills training
33
Maladaptive Cognitions Associated with PD
34
Treatment of Borderline PD
Difficult to treat
» Interpersonal problems play out in therapy
» Attempts to manipulate therapist
Object Relations Therapy (Kernberg et al., 1985)
Dialectical Behavioral Therapy (Linehan, 1987)
» Acceptance and empathy plus CBT, emotion regulation, and
social skills
Schema-Focused Cognitive Therapy for BPD
» Identify maladaptive assumptions that underlie cognitions
Medications
» Antidepressants
» Antipsychotics
– Olanzapine
35
Treatment of Psychopathy
36
SKIZOFRENIA
(Schizophrenia)
Sharing
• Apa yang terpikir ketika kalian mendengar istilah
skizofrenia?
• Ceritakan pasien skizofrenia yang pernah kalian
lihat:
– Bagaimana penampilannya?
– Perilakunya?
• Bagaimana perasaan kalian ketika bertemu
dengan orang seperti itu?
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga
gangguan kepribadian ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami
skizofrenia dibandingkan wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan
Nabi Muhammad dan anak Tuhan adalah
seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa
disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di
rumah oleh keluarga, daripada di rumah
sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak
berbahaya bagi orang lain
Pembahasan dalam kuliah ini:
• Skizofrenia
– Sejarah
– Tanda-tanda
– Perjalanan penyakit
– Etiologi
– Pengobatan
• Gangguan psikotik lainnya
• Skizofrenia vs gangguan identitas disosiatif
Sekilas tentang skizofrenia
• Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
– Asalnya dari bahasa Yunani: ”schizein”
(terpisah/pecah) dan ”phrenia” (jiwa)
– Menunjukkan adanya ketidakselarasan antara kognisi
(pikiran), emosi (perasaan) dan perilaku
– Oleh karenanya sering disalahartikan sebagai
kepribadian ganda
• Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri
utama kegagalan dalam reality testing
Sejarah perkembangan istilah
skizofrenia
• Emil Kraepelin: dementia preacox
• Morel : demence precoce
• Eugene Bleuler: schizophrenia (menunjukkan
terpisahnya pikiran, emosi dan perilaku) dengan ciri
4A:
• Asosiasi
• Afek
• Autisme
• Ambivalensi
Ditambah dengan halusinasi dan delusi
Epidemiologi
• Kondisi di Amerika:
– Prevalensi seumur hidup ~ 1%
– Sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan, meskipun secara umum seimbang
– Muncul pertama kali biasanya pada remaja akhir atau awal
masa dewasa
• Banyak laki-laki yang didiagnosis pada usia sedikit lebih
muda
– Lebih banyak didiagnosis pada African-American
mungkin merefleksikan bias diagnosis
• Bagaimana situasi di Indonesia?
Perkembangan gangguan
• Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu
periode dimana mulai terjadinya penurunan
fungsi dalam kehidupan. Ditandai dengan:
• Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
• Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung
jawab/tuntutan hidup sehari-hari
• Kemunculan biasanya secara gradual, jarang
disadari oleh orang lain hingga masuk fase akut
Kriteria diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis skizofrenia, kriteria A-F
harus terpenuhi:
• Kriteria A: karakteristik simtom (dua atau lebih, menonjol
dalam kurun waktu 1 bulan):
– Delusi
– Halusinasi
– Disorganized speech
– Grossly disorganized or catatonic behavior
– Negative symptoms: affective flattening, alogia, avolition
Cat: hanya 1 kriteria yang diperlukan bila delusi dan
halusinasi bizzare
Kriteria diagnosis (2)
• Kriteria B: ada disfungsi sosial atau pekerjaan
• Kriteria C: durasi terus-menerus selama 6 bln
• Kriteria D: bukan termasuk gangguan skizoafektif
atau gangguan mood
• Kriteria E: bukan karena penyalahgunaan obat
atau kondisi medis tertentu
• Kriteria F: tidak berhubungan dengan gangguan
perkembangan pervasif
Gangguan perkembangan pervasif
• Pervasive developmental disorder:
” severe childhood problems marked by profound disturbances in
social relations and oddities in behavior ”
Examples: autistic disorder, asperger’s disorder, rett’s disorder,
childhood disintegrative disorder
• Mungkin ada anak yang dianggap mengalami gangguan
autistik, namun sesungguhnya mengalami skizofrenia
usia dini. Cara membedakannya: pada gangguan
skizofrenia delusi/halusinasi sangat menonjol
Deskripsi klinis
• Tidak memiliki simtom esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari orang ke orang
• Tidak memiliki gejala yang “patognomonik”
(gejala khas yang membedakan dengan
gangguan lain).
Misalnya : halusinasi, salah satu simtom utama
skizofrenia, mungkin saja dialami seseorang
yang mengalami demam tinggi atau pasien
demensia.
Deskripsi Klinis (2)
Simtom positif
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak ada
pada kebanyakan orang:
Delusi (Waham) Halusinasi
• Pengertian: keyakinan salah yang • Pengertian: pengalaman sensoris
dipegang teguh, tidak sesuai dengan yang dialami tanpa adanya stimulasi
kenyataan, dan tidak dapat diubah sensoris; bedakan dengan ilusi
(resisten) meskipun diberikan bukti-bukti • Bentuk yang umum: halusinasi
yang menunjukkan kebalikannya visual, halusinasi auditorik: mendengar
• Bentuk yang umum: persecutory suara, percakapan-saling bersahutan,
(misal: dikejar-kejar intel/Densus 88), suara yang mengomentari perilaku
thought insertion, thought broadcasting, • Ditemukan peningkatan aktivitas di
waham kebesaran (grandiose), ideas of daerah Broca di otak, ketika halusinasi
reference terjadi
Simtom negatif
Simtom yang defisit; perilaku yang seharusnya dimiliki
orang normal, tapi tak dimiliki pasien:
– avolition/apathy (hilang minat/tidak mampu melaksanakan
aktivitas rutin)
– alogia (miskin kuantitas dan/atau isi pembicaraan)
– anhedonia (tidak mampu menikmati kesenangan)
– abulia (kehilangan kehendak)
– asosialitas (gangguan/buruk dalam hubungan sosial)
– afek datar
Semakin banyak simtom negatif yang muncul,
merepresentasikan prognosis yang semakin buruk terkait
kualitas hidup setelah perawatan rumah sakit
Simtom disorganisasi
• Disorganisasi bicara (gangguan pemikiran
formal) :
– Inkoherensi
• Ketidakmampuan untuk mengorganisir ide-ide
– Asosiasi longgar (derailment)
• Rambles, Kesulitan untuk mempertahankan suatu topik
pembicaraan
• Disorganisasi perilaku
– Perilaku yang “aneh”
• Agitasi, “silliness”, memakai pakaian yang tidak umum
– Misalnya memakai pakaian berlapis-lapis dan tebal pada cuaca panas
Simtom lainnya
• Katatonia
– Abnormalitas motorik
– Gerakan-gerakan yang repetitif dan kompleks
• Biasanya pada tangan dan jari-jari tangan
– Kegembiraan berlebih, sambil “mengepak-kepakkan”
tangan secara berlebihan
• Imobilitas katatonik
– Mempertahankan postur tubuh yang tidak biasa dalam
jangka waktu yang cukup panjang
• Misalnya berdiri di atas satu kaki
• Waxy flexibility
– Lengan dapat dimanipulasi dan “dibentuk” oleh orang lain
Simtom lainnya (2)
• Afek yang tidak sesuai
– Respons emosional tidak sesuai dengan situasi
• Misalnya tertawa keras dan terbahak-bahak ketika
menceritakan tentang kematian keluarga
Subtipe menurut DSM IV
• Paranoid
– Ada preokupasi dengan satu atau lebih waham, atau
halusinasi auditorik yang sering
– Tidak menonjol: disorganisasi bicara, perilaku, afek datar
atau tidak sesuai
– Tidak tergolong tipe katatonik
• TAK TERGOLONGKAN
– Muncul simtom kriteria A, tapi tak dapat dimasukkan dalam
tipe paranoid, disorganized atau katatonik
Subtipe menurut DSM IV (3)
• RESIDUAL
– Hilangnya delusi atau halusinasi yg menonjol, disorganized
speech, behavior
– Ada bukti gangguan terus berlanjut karena ada simtom
negatif, 2 atau lebih simtom kriteria A yang muncul dalam
bentuk yang lebih lemah (seperti keyakinan aneh,
pengalaman persepsi yang luar biasa)
Evaluasi terhadap subtipe
• Pada kenyataannya, tidak mudah untuk
menegakkan diagnosis subtipe skizofrenia:
• Reliabilitasnya rendah
• Validitas prediktifnya rendah
• Adanya overlap simtom pada subtipe yang berbeda
Gangguan psikotik lainnya
• Gangguan skizofreniform:
• Simtom skizofrenia berlangsung lebih dari 1 bulan
namun kurang dari 6 bulan
• Gangguan psikotik singkat (brief psychotic
disorder):
• Simtom skizofrenia berlangsung antara 1 hari dan 1
bulan
• Kebanyakan dipicu oleh stres yang ekstrem
• Gangguan skizoafektif:
• Munculnya simtom-simtom gangguan mood maupun
skizofrenia sekaligus
Gangguan psikotik lainnya (2)
• Gangguan delusional
• Delusi mungkin mencakup kecemburuan,
erotomania, dan delusi somatik
• Tidak ada simtom lain dari skizofrenia yang muncul
Penggolongan lain dari
Schizophrenia (Non DSM-IV):
• Buffee Delirante:
– Konsep Perancis, durasi simtom kurang dari 3 bulan
• Latent Schizophrenia:
– Gangg. kepribadian skizoid atau skizo-tipal pada
DSM-IV: Ada perilaku aneh dan gangguan proses
pikir, tetapi tidak konsisten.
– Dahulu: borderline schizophrenia
• Oneiroid:
– Keadaan seperti mimpi, pasien sangat tenang, tidak
punya orientasi waktu dan tempat. Sangat terikat
halusinasi
• Paraphrenia:
– Sinonim dengan paranoid schizophrenia:
• Ada kemunduran progresif dan waham sangat sistematis
• Pseudoneurotic:
– Ada free-floating anxiety
– Jarang jadi psikotik parah
– Sering didiagnosis sebagai gangguan kepribadian
ambang
• Simple Schizophrenia:
– Simtom utama menarik diri dari hubungan
interpersonal dan lingkungan kerja.
– Hilangnya ambisi dan dorongan secara bertahap
– Tidak ada halusinasi atau waham yang menetap
Etiologi:
• Faktor genetik
• Faktor neurotransmitter
• Faktor struktur dan fungsi otak
• Faktor stres psikologis
• Faktor keluarga
Hasil penelitian
Faktor genetik
• Tidak disebabkan oleh gen tunggal
• Ilmu genetika tidak sepenuhnya dapat
menjelaskan kemunculan gangguan ; bagaimana
pola penurunan masih belum diketahui
• Model diatesis stres:
– Ada faktor genetik yang menjadi predisposisi
– Stres memicu kemunculan gejala
Teori Neurotransmitter
• Teori dopamin:
• Gangguan terjadi karena tingkat dopamin
berlebihan
• Tidak hanya itu, namun bisa juga karena reseptor
dopamin berlebihan atau sangat sensitif
• Terutama terpusat pada jalur mesolimbik
• Abnormalitas dopamin utamanya terkait dengan
simtom positif
• Selain dopamin, ada neurotransmitter lain yang
berperan: serotonin, GABA, Glutamate
Teori struktur dan fungsi otak
• Hilangnya sel-sel otak
• Berkurangnya aktivitas di korteks prefrontal
• Faktor congenital:
– Kerusakan pada saat pembentukan otak janin atau
kelahiran
– Serangan virus pada otak janin
• Faktor perkembangan otak
Faktor stres psikologis
• Reaksi terhadap stres:
– Lebih reaktif terhadap stres: mood yang positif sangat
menurun dan mood negatif meningkat
• Status sosial ekonomi:
• Jumlah rata-rata penderita skizofrenia lebih tinggi pada
masyarakat miskin kota
» Hipotesis sosiogenik: stres karena kemiskinan
menyebabkan gangguan
» Teori seleksi sosial: penurunan pada status sosial
ekonomi; hubungan terbalik antara status sosial dengan
skizofrenia
• Banyak riset yang mendukung teori seleksi sosial
Faktor keluarga
• Ibu yang skizofrenogenik:dingin, mendominasi, menimbulkan
konflik tidak ada bukti yang mendukung teori ini
• Communication deviance (CD) : hostilitas dan komunikasi
yang buruk
• Lingkungan keluarga juga berdampak pada seringnya
penderita ”keluar masuk ” rumah sakit kekambuhan
– Ekspresi emosi keluarga:
• Hostilitas, komentar yang bernada kritik, keterlibatan emosi yang
terlalu dalam
– Hubungan dua arah:
• Pikiran ”aneh/tidak biasa” dari pasien meningkatkan komentar
yang penuh dengan kritik
• Meningkatnya kritik menimbulkan pikiran ”aneh/tidak biasa”
Faktor keluarga …..
B. Schismatic:
bentuk keluarga patologis: konstan ada konflik di
antara anggota keluarga, tapi sekaligus ada
aliansi spesifik yang patologis (mis. Ibu-anak
perempuan, bapak-anak laki), sedangkan antara
ibu-bapak: absen
C. Skewed:
bentuk keluarga patologis: keterlibatan berlebihan
dengan salah satu anggota, perebutan
kekuasaan dan dominasi antara orangtua.
Faktor keluarga …..
D. Pseudomutual & pseudohostile:
keluarga yang pola komunikasinya penuh kepura-
puraan, terdapat supresi emosi
E. Ekspresi emosi yang patologis:
Ortu terlalu banyak kritik, kejam, ingin ikut campur
urusan anak. Keluarga dengan ekspresi emosi
tinggi relapse tinggi pada pasien
schizophrenia.
Kesulitan hidup bersama penderita
skizofrenia
• Halusinasi, delusi, dan paranoia yang dialami pasien sulit
dipahami/diterima orang lain
• Adanya defisit dalam keterampilan sosial pasien:
menyendiri, kontak sosial yang sangat terbatas (sebagai
bagian dari penyakitnya)
• Penyakit tidak bisa sembuh total, melainkan ”sembuh
terkontrol”: mungkin kambuh pada situasi tertentu (misal:
stres tinggi). Oleh karenanya harus dipastikan pasien
patuh terhadap pengobatan
Terapi Medis
• Terapi medis:
• Obat-obatan antipsikotik untuk menghilangkan
simtom
• Dosis pemeliharaan (maintenance dosage) untuk
mencegah kekambuhan
Terapi psikologis
Intervensi psikososial sebagai pendamping
pengobatan medis:
• Pelatihan keterampilan sosial:
• Membantu penderita mengatasi masalah
interpersonal melalui bermain peran dan latihan-
latihan
• Bisa dalam kelompok maupun secara individual
Terapi psikologis (2)
• Terapi keluarga untuk mengurangi ekspresi emosi:
• Mengajarkan pada keluarga mengenai skizofrenia
• Menekankan pentingnya pengobatan medis
• Membantu keluarga agar tidak menyalahkan pasien
• Meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah
dalam keluarga
• Mendorong pengembangan dukungan sosial: support
group
• Menumbuhkan harapan
Terapi psikologis (3)
• Cognitive behavioral therapy
• Mengenali dan men-challenge keyakinan yang
sifatnya delusional
• Mengenali dan men-challenge harapan terkait
dengan simtom negatif
» Misal: ”saya toh tidak bisa sembuh, jadi buat apa
berobat?”
• Cognitive enhancement therapy (CET)
• Meningkatkan perhatian, ingatan, pemecahan
masalah dan simtom-simtom lain yang dasarnya
kognitif
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga
gangguan kepribadian ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami
skizofrenia dibandingkan wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan
Nabi Muhammad dan anak Tuhan adalah
seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa
disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di
rumah oleh keluarga, daripada di rumah
sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak
berbahaya bagi orang lain
Benar Atau Salah (1)
• Salah. Dalam skizofrenia memang dikenal istilah
perpecahan, namun bukan perpecahan
kepribadian, melainkan antara pikiran, emosi dan
perilaku.
Gangguan kepribadian ganda adalah nama lain
dari gangguan identitas disosiatif (Dissociative
Identity Disorder/DID)
Benar Atau Salah (2)
• Benar. Penelitian menunjukkan adanya
pewarisan genetik pada kemunculan gangguan
skizofrenia. Meskipun demikian, hingga kini
belum dapat dipastikan pola penurunannya.
Walaupun seseorang yang kedua orang tuanya
skizofrenia memiliki kerentanan yang lebih besar
daripada orang lain, belum tentu ia mengidap
skizofrenia pula.
Benar Atau Salah (3)
• Salah. Meskipun kecenderungan untuk
mengidap skizofrenia pada pria sedikit lebih
tinggi dibandingkan wanita, namun secara umum
jumlah penderita pria dan wanita diperkirakan
seimbang.
Benar Atau Salah (4)
• Salah. Merasa diri nabi dan Tuhan adalah salah
satu contoh delusi. Namun tidak berarti orang
tersebut mengalami skizofrenia. Untuk dapat
menegakkan diagnostik, kriteria A-F dari DSM IV
harus terpenuhi.
Benar Atau Salah (5)
• Salah. Meskipun sangat sedikit jumlahnya, ada
orang-orang yang berhasil sembuh dari
skizofrenia. Sementara bagi sebagian besar
lainnya, ”sembuh” berarti penyakit dapat
dikontrol. Mungkin terjadi kekambuhan di
kemudian hari, terutama bila pasien menghadapi
stresor yang berat.
Benar Atau Salah (6)
• Benar. Penelitian menunjukkan bahwa
pengobatan hanya membantu sekitar 10% dari
kesembuhan. Lainnya tergantung pada terapi
pendukung serta dukungan keluarga. Oleh
sebab itu, lebih baik penderita dirawat oleh
keluarga yang bisa memberikan dukungan.
Perawatan rumah sakit disarankan hanya pada
keadaan dimana penderita cenderung menyakiti
diri sendiri atau orang lain.
Benar Atau Salah (7)
• Benar. Sedikit sekali pasien skizofrenia yang
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi,
biasanya pada fase akut, terutama apabila
mereka mendapat halusinasi perintah
(mendengar suara-suara yang memerintahkan
mereka melakukan suatu tindakan).
Pengantar &
1 Metode Penelitian
1. Gangguan psikologis & perilaku abnormal
2. Perspektif historis tentang perilaku abnormal
3. Perspektif kontemporer tentang perilaku abnormal
4. Metode penelitian dalam psikologi abnormal
Gangguan Psikologis & Psikologi
Abnormal
• Gangguan psikologis (psychological disorder):
– Pola perilaku abnormal, yang berhubungan dengan distres
personal
– Terganggunya fungsi dasar atau perilaku seseorang
• Model Demonologis
476 M-1450 M
Perilaku abnormal dianggap sebagai tanda kerasukan
iblis, dan pengusiran dilakukan terhadap roh yang
merasuki itu.
Sudah ada Pengaruh Gereja
Metodenya: pembacaan doa, ritual, melambaikan salib
di depan wajah korban, pemukulan, pencambukan,
membuat korban kelaparan.
• Pendekatan ilmiah
berfokus kepada empat
tujuan utama:
1. Deskripsi
2. Penjelasan
3. Prediksi
4. Kontrol