Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI DAN PENYEBAB

ABNORMALITAS

PSIKOLOGI UMUM
DOSEN PENGAMPU = FAJAR KAWURYAN, S.Psi, M.Si

Disusun oleh :
Dwi Astuti
Ninda Octaviana

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015
DEFINISI DAN PENYEBAB ABNORMALITAS

A. DEFINISI ABNORMALITAS
Abnormalitas (atau perilaku disfungsional) adalah sesuatu yang menyimpang dari normal
atau berbeda dari yang khas, adalah perilaku karakteristik yang ditentukan secara subyektif,
diberikan untuk mereka yang memliki kondisi langka atau disfungsional. Mendefinisikan yang
normal atau abnormal adalah isu kontroversial dalam psikologi abnormal.
Sedangkan perilaku abnormal adalah kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi yang
tidak sesuai dengan situasinya. Perilaku abnormal terdiri dari dua kata yaitu Perilaku dan
Abnormal, Perilaku menurut kamus bahasa Indonesia adalah tingkah laku seorang manusia/
sikap seorang manusia, sedangkan Abnormal dapat didefinisikan sebagai hal yang jarang
terjadi (seperti kidal) atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti tinggi badan yang
ekstrem). Abnormalitas umumnya ditentukan berdasarkan munculnya beberapa karakteristik
sekaligus dan definisi terbaik untuk ini menggunakan beberapa kareakteristik Kejarangan
statistik, Pelanggaran norma, distress pribadi, ketidakmampuan atau disfungi, dan repons yang
tidak diharapkan (unexpectedness).
Sumber lain mengatakan Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma
sosial. Karena setiap masyarakat mempunyai patokan atau norma tertentu, untuk perilaku yang
sesuai dengan norma maka dapat diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara
mencolok dari norma ini dianggap abnormal. sehingga perilaku yang dianggap normal oleh
suatu masyarakat mungkin dianggap tidak normal oleh masyarakat lain, jadi gagasan tentang
kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu masyarakat lain dari waktu ke waktu dalam
masyarakat yang sama.
Perilaku Abnormal yang terjadi pada kondisi emosional biasa terjadi kapan saja dalam
kehidupan manusia, Mereka kadang-kadang bisa terjadi dan sudah terjadi dalam kehidupan
orang lain. Sebuah masalah emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan
secara mental dan fisik.

B. PENGELOMPOKKAN DEFINISI ABNORMAL


Ada beberapa sudut pandang untuk memperjelas tentang abnormal, diantaranya :
1. Abnormalitas menurut konsepsi statistik
Di atas / di bawah normal di sebut “anormal” bukan abnormal. Istilah ini sering dipakai
pada aliran behaviourisme dan kuantitatif. Secara statistik suatu gejala dinyatakan sebagai
abnormal bila menyimpang dari mayoritas. Misalnya, dalam suatu kelas berisi mayoritas
anak-anak yang mempunyai kemampuan rata-rata tetapi ada beberapa anak yang memiliki
kemampuan jauh di atas dan di bawah rata-rata maka anak yang baik di atas rata-rata
maupun di bawah rata-rata tersebut dapat dikatakan abnormal.
2. Pendekatan Fungsional
Fungsi-fungsi kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan berada pada taraf yang
optimal.
3. Abnormal menurut konsepsi penyesuaian pribadi dan sosio kultural
Pendekatan yang melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat
tertentu. Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang
bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal
itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi
masalah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 2 of 10


masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik,
sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal.
4. Abnormal menurut konsepsi patologis
Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat
simptom-simptom (tanda-tanda) klinis tertentu, misalnya ilusi, halusinasi, obsesi, fobia, dst.
Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak menunjukkan adanya simptom-simptom
tersebut adalah individu yang normal.
5. Abnormal menurut konsepsi penderitaan/tekanan pribadi
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi
individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang
mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau
kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya
seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk
menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
6. Perilaku berbahaya
Perilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri ataupun orang lain dapat
dikatakan abnormal.
7. Abnormalitas menurut konsepsi kematangan pribadi
Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya
telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
8. Disability (tidak stabil)
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena
abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena
pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan
fungsi akademik, sosial atau pekerjaan.
Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability.
Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan
kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan
hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual.

C. METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL


Psikologi Abnormal adalah cabang disiplin ilmu psikologi. Oleh sebab itu penelitiannya di
lapangan selalu didasarkan pada penerapan metode ilmiah (scienthific method).
Metode Penelitian yang dipakai dalam meneliti perilaku abnormal adalah :
1. Metode Observasi Naturalistik
Digunakan untuk mengobservasi perilaku di suatu tempat, dimana perilaku itu terjadi.
2. Metode Korelasional
Merupakan pengukuran statistik atas hubungan antara 2 faktor atau variable. Pada studi
observasi naturalistic yang dilakukan di restoran cepat saji perilaku makan dihubungkan,
dikorelasikan dengan brat badan para pelanggan.
3. Metode Eksperimental
Prediksi didasarkan pada korelasi antara peristiwa-peristiwa atau factor-faktor yang
terpisahkan oleh waktu. Metode ini memungkinkan para ilmuwan untuk
mendemonstrasikan hubungan kausal, pertama-tama dengan memanipulasi faktor kausal

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 3 of 10


dan kemudian mengukur akibatnya di bawah kondisi terkontrol yang dapat meminimalkan
risiko dari faktor lainnya yang menjelaskan akibat tersebut.
4. Metode Epidemiologik
Mempelajari tingkat perilaku abnormal dalam berbagai seting atau kelompok populasi.
Studi epidemiologic dapat menunjukkan faktor penyebab potensial dari munculnya
penyakt dan gangguan meskipun kekuatan eksperimennya rendah. Dengan mengetahui
bahwa suatu penyakit atau gangguan dapat digolongkan pada kelompok atau lokasi
tertentu, peneliti akan dapat mengidentifikasi karakteristik yang berbeda yang
menempatkan kelompok atau daerah ini pada risiko yang lebih tinggi.
5. Metode Studi Kasus
Studi kasus mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan teori dan penanganan
perilaku abnormal. Freud mengembangkan teorinya pertama kali dengan studi kasus
seperti kasus mengenai Anna O.
6. Metode Ilmiah
Metode ilmiah ini menekankan pada obyektivitas, proses mengusi suatu ide mengenai
fenomena psikologis tanpa adanya bias sebelum menerima ide-ide ini sebagai penjelasan
yang adekuat. ketika terjadi suatu masalah harus diuji secara sistematis sebelum menerima
sebagai suatu fakta, dan setelah menyusun rangkaian pengujian yang sistematis, harus
membuka setiap kemungkinan bahwa dugaan awal bisa jadi salah. Potensi untuk
membuang ide yang keliru adalah komponen penting dari metode ilmiah.
7. Metode Eksperimen
Tujuan dari penelitian psikologi adalah mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana
dan mengapa orang memiliki perbedaan dalam tingkah laku. dimensi yang berbeda-beda
yang menyertai orang, benda, atau peristiwa dinamakan variabel. metode eksperimen
adalah salah satu pendekatan untuk menemukan perbedaan variabel psikologi di antara
orang-orang. metode ini melibatakan kondisi yang diubah atau diganti ketika partisipan
diamati dan mengobservasi efek dari manipulasi ini terhadap perilaku partisipan. metode
ini menentukan sebab-akibat antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung.
8. Metode Survei
Metode Survei adalah suatu sarana penelitian informasi dari sekelompok orang (sampel
penelitian) yang dinilai mewakili suatu populasi tertentu. Dalam psikologi abnormal,
survei-survei yang paling relevan adalah survei yang berfokus pada kesehatan mental dari
suatu populasi dan survei yang melaporkan frekuensi dari berbagai macam gangguan
psikologi. asepek-aspek perilaku manusia yang lain juga menjadi perhatian, seperti
frekuensi penggunaan obat, pengalaman seksual dan kekerasan pada anak, serta
penggunaan layanan kesehatan anak. hasil dari metode survei ini dibagi mejadi dua
kategori, yaitu kemunculan dan prevalensi. kemunculan suatu gangguan adalah frekuensi
munculnya kasus-kasus baru pada satu periode tertentu sedangkan prevalesnsi suatu
gangguan adalah jumlah orang yang mengalami gangguan tersebut pada suatu periode
tertentu atau selama rentang waktu tertentu.

D. PENYEBAB ABNORMALITAS
Coleman (1984) menyatakan bahwa penyebab tingkah laku abnormal dan gangguan jiwa
tidaklah tunggal, tetapi terkait dengan kompleksnya perkembangan kepribadian. Perilaku dan
gangguan atau penyakit jiwa umumnya memiliki banyak pnyebab dan berkaitan dengan apa

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 4 of 10


yang telah ada sebelum gangguan itu muncul, yaitu faktor-faktor bawaan, predisposisi,
kepekaan, dan kerapuhan. Predisposisi, kepekaan dan kerapuhan merupakan hasil interaksi
antara faktor-faktor bawaan dengan pengaruh-pengaruh luar yang terjadi pada seseorang.
Faktor-faktor bawaan yang bersifat biologis atau herediter (misal nya kelainan genetik yang
dibawa sejak lahir). Faktor bawaan dapat juga berupa merupakan akibat dari keadaan deprivasi
(kekurangan), misalnya depresi zat yodium pada anak yang menimbulkan gangguan
intelegensi.
Secara teknis, suatu perilaku abnormal hampir tidak pernah lahir secara tiba-tiba. Kita sering
mendengar misalnya, seseorang melakukan kesalahan dalam menebak angka dalam suatu
permainan totalisator yang berhadiah sangat besar. Ia sangat mengharap keberuntungan, tetapi
karena melenceng sedikit saja, hadiah yang baginya sangat besar dan sangat diharapkan itu
tidak ia dapatkan. Hal ini mempengaruhi pikirannya dan membuat pikirannya terganggu. Kasus
tersebut merupakan cerita awam yang hanya melukiskan kebenaran-kebenaran yang sangat
dangkal yaitu hanya melihat dari sudut pandang permukaannya saja. Secara ilmiah, harus dikaji
dari faktor-faktor yang membuat individu vulnerable (rawan) untuk abnormalitas.
1. Menurut Sumber Asalnya
Berdasarkan sumber asalnya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya
menjadi tiga yaitu :
a. Faktor biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat
perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari-hari seperti
kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh-pengaruh faktor biologis lazimnya
bersifat menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari
kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress. Dalam Jeffry Nevid (2003),
mengatakan bahwa para ahli menduga penyebab yang mendasari autisme dapat berasal
dari kerusakan gen atau pengaruh racun terhadap bayi pada saat dalam kandungan atau
infeksi dan penyalahgunaan obat selama ibu mengandung. Selain autisme ganguan
lainnya juga bisa penyakit Sindrom Down, yaitu yang disebabkan oleh mutasi Gen
pada kromosom X.
b. Faktor-faktor psikososial
 Trauma di masa kanak-kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa
mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak-
kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa. Contoh: Ketika si
anak menyaksikan orangtuanya kerap bertengkar, maka tidak menutup
kemungkinan ia akan memutuskan untuk tidak menikah karena ia menganggap
bahwa pernikahan menimbulkan penderitaan.
 Deprivasi parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua, berupa
kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social. Ada
beberapa kemungkinan sebab misalnya: 1. Dipisahkan dari orang tua dan
dititipkan di panti asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati
tinggal bersama orang tua di rumah. Contoh : Ketika ayah dan ibu si anak pergi
bekerja setiap dini hari dan pulang setiap malam hari maka otomatis waktu
bertemu antara orangtua dan anak sangat minim, sehingga anak kurang mendapat
Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 5 of 10
perhatian, pelukan, pujian, pengasuhan dari orang tuanya, hal itu dapat
berpengaruh pada perkembangan emosi dan mentalnya.
 Hubungan orang tua-anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini hubungan
antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan
tertentu pada anak. Contoh : polah asuh yang salah seperti terlalu mengekang,
terlalu membebaskan, atau contoh yang buruk dari orangtua yang kemudian di tiru
oleh sang anak.
 Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung
diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi
yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada sebagian
anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para
anggotanya: Contoh : orangtua yang tidak pecus dalam mendidik anak, orangtua
yang antisosial sperti pengedar narkoba/perampok, keluarga yang tidak akur dan
bermasalah, keluarga yang tidak utuh.
i. Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari
Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki
cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan secukupnya.
ii. Keluarga yang antisosial
Keluarga yang menganut nilai-nilai yang bertentangan dengan masyarakat
luas
iii. Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
iv. Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah karena sudah
meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua istri dll.
 Stress berat
Contoh : frustasi, merasa tidak di perhatikan, dll Stress adalah keadaan yang
menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh
berbagai sebab, seperti :
i. Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri.
ii. Konflik nilai.
iii. Tekanan kehidupan modern.
c. Faktor-faktor sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat
berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai
bentuk gangguan seperti :
 Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan.
 Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti
menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
 Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu
seperti berdasarkan agama, ras, suku dll.
2. Menurut Tahap Berfungsinya
Coleman (1984) membahas beberapa prespektif penyebab tingkah laku abnormal
dengan membedakan antara penyebab primer, penyebab predisposisi, penyebab yang
Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 6 of 10
mencetuskan dan penyebab yang menguatkan (reinforcing). Menurut tahap-tahap
berfungsinya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Penyebab Primer ( Primary Cause )
Penyebab primer adalah kondisi yang harus dipenuhi agar suatu gangguan dapat
muncul, meskipun dalam kenyataan gangguan tersebut tidak atau belum muncul.
Misalnya dalam bidang psikologi adalah kecemasan yang terjadi ketika seorang anak
masih kecil. Ini merupakan penyebab primer yang harus ada untuk terjadinya suatu
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku.
b. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan
tertentu dalam kondisi-kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya anak yang
ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi lebih rentan dengan
tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki dasar
rasa aman yang lebih baik
c. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )
Peristiwa yang sebenarnya tidak terlalu parah namun seolah-olah merupakan sebab
timbulnya perilaku abnormal. Misalnya seorang anak yang sejak lama sudah meredam
frustasi (predisposisi), setelah terjadinya sesuatu peristiwa sepele (peristiwa pencetus)
mengalami gangguan jiwa.
d. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah laku maladaptif
yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang
”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang
bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.
e. Sirkulasi Faktor-Faktor Penyebab
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu penyebab
tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab
akibat sederhana melainkan saling mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering
menadi sumber penyebab sebagai abnormalitas. Misalnya sepasang suami istri
menjalani konseling untuk mengatasi problem dalam hubungan perkawinan mereka.
Sang suami menuduh istrinya senang berfoya-foya sedangkan sang suami hanya asyik
dengan dirinya dan tidak memperhatikannya. Menurut versi sang suami dia jengkel
keada istrinya karena suka berfoya-foya bersama teman-temannya. Jadi tidak lagi jelas
mana sebab mana akibat.
3. Sebab-Sebab Lainnya
Sebab-sebab yang menjadikan seseorang abnormal:
a. Faktor hereditas atau keturunan
Yaitu antara lain pada peristiwa idipathi, psikhosa, sakit gila, neurosa, psikhosa
sifilitika (kegilaan disebabkan oleh penyakit sifilis), familial corneal dystrophies,
retinitis pigmentosa, dan sebagainya. Apabila orang tua memiliki penyakit-penyakit
tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan anaknya juga terkena penyakit itu.
b. Faktor sebelum lahir
 Yaitu faktor karena kekurangan nutrisi, infeksi, dan luka-luka, serta keracunan
sewaktu bayi ada dalam kandungan, peristiwa tersebut umumnya menyebabkan
kandungan gugur (abortus).

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 7 of 10


 Ketika ibu mengandung di menderita penyakit antara lain: kholera, thypus,
malaria tropika khronis, gondok (bof) saat mengandung muda, sifilis,
gabag/mazelen, TBC, sehingga berpengaruh buruk pada janin (feotus intra
uterina). Bayi yang lahir mungkin akan menderita toxemia, yaitu peristiwa
“keracunan pada darah”, sehingga terjadi abnormalitas pada sistem syaraf
(neuron).
 Terjadi intoxication (keracunan) pada janin, keran ibu mengandung meminum
obat-obat penenang yang beracun: anatara lain obat thalidomide dan obat
kontarseptif anti hamil yang sangat kuat mengandung racun. Tapi obat tersebut
gagal atau tidak bekerja secara efektif. Sehingga menyebabkan pertumbuahn bayi
dalam kandungan tidak normal, atau mengalami kerusakan mental fisik.
 Ibu mengalami spikosa (gila) ketika mengandung atau menjadi dekat ketika waktu
akan melahirkan bayinya, dapat juga ibu mengalami keadaan panik shock/kejutan,
atau dalam keadaan takut ketika ia sedang mengandung. Pada umumnya gangguan
yang menimpa bayi yang akan lahir tadi berupa kelemahan/cacat mental.
 Ketika ibu sedang mengandung, perut atau kandungnannya terkena pukulan yang
hebat, sehingga mengenai bayinya. Kepala bayi atau bagian vital lainnya terkena
pukulan sehinggaa jadi rusak atau cacat.
c. Faktor ketika lahir
Banyak resiko sewaktu ibu melahirkan anaknya, sehingga mengancam keselamatan
jiwanya juga bayinya. Terutama terjadi pada kelahiran anak pertama yang berlangsung
lama dan sulit. Pada saat kelahiran, kepala bayi lama terganggu oleh tekanan yang
mempat dari dinding rahim sehingga menyebabkan pendarahan pada bagian dalam
kepala si bayi.
Selain itu bisa disebabkan juga karena: (1) kelahiran dengan bantuan tang yang sulit,
sehingga otak bayi terganggu, (2) asphixia, yaitu lahir tanpa napas. Bayi seolah-olah
tercekik yang disebabkan oleh adanya lendir dalam pernafasan atau ada air ketuban
dalam paru-parunya, dan (3) prematur (lahir sebelum waktunya), sehingga
pertumbuhan jasmani dan mentalnya tertunda dan mengalami kelambatan.
d. Faktor sesudah bayi lahir
Dari sejumlah kelahiran, kira-kira 5% mengalami macam-macam gangguan,
sehingga kelak mereka menjadi anak yang abnormal. Gangguan dan kecelakaan
tersebut terutama sekali terjadi ditahun pertama (0-3 tahun).
Adapun sebab-sebabnya antara lain ialah:
 Pengalaman-pengalaman tarumatik.
Pengalaman traumatik atau luka-luka, misalnya kepala bayi atau di kepala bagian
dalam. Hal ini terjadi karena mungkin bayi pernah jatuh, terpukul atau kejatuhan
benda berat, atau mengalami serangan sinar matahari (zonnesteek). Juga bayi
pernah jatuh pingsan dalam waktu yang sangat lama.
 Kejang atau stuip, karena anak sakit panas tinggi sekali. Atau menderita epilepsi
atau ayan, terutama sekali bila kejangkejangnya sering menyerang anak.
 Infeksi pada otak atau pada selaput otak oleh penyakit-penyakit cerebal
meningintis, gabag dll.
 Kekurangan nutrisi, kekurangan zat makanan dan vitamin. Misalnya kekurangan
thurosxine pada kelenjar gondok yang mengakibatkan cretinisme.

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 8 of 10


 Faktor psikologis (karena kurang perhatian/kasih sayang)
Faktor psikologis, yaitu ditinggalkan ibu, ayah, atau kedua orang tuanya. Atau
anak terpaksa dirawat dalam satu institusi di mana anak kurang sekali
mendapatkan perhatian dan cinta kasih atau afeksi. Mereka kekeringan unsur
kasih sayang. Hal ini bisa menyebabkan hambatan, kelambanan, atau
keterbelakangan pada semua fungsi kejiwaan anak. Terutama sekali terjadi
hambatan-hambatan pada perkembangan intelegensia dan emosi.
Sebagai contoh, seorang bayi yang gagal atau tidak pernah menerima kasih
sayang dari orang tuanya dan tidak bisa menjalin relasi normal dengan ibunya
yang disertai perlindungan dan kasih sayang, maka anak tersebut menjadi tidak
mampu mengadakan hubungan antar manusia yang normal dengan manusia
lainnya pada usia dewasa.

E. PENYEMBUHAN PERILAKU ABNORMAL


Pendekatan biologis dalam penyembuhan perilaku abnormal berpendapat bahwa gangguan
mental, seperti penyakit fisik disebabkan oleh disfungsi biokimiawi atau fisiologis otak. Terapi
fisiologis dalam upaya penyembuhan perilaku abnormal meliputi kemoterapi, elektrokonvulsif
dan prosedur pembedahan.
1. Kemoterapi (Chemotherapy)
Chemotherapy atau Kemoterapi dalam kamus J.P. Chaplin diartikan sebagai penggunaan
obat bius dalam penyembuhan gangguan atau penyakit-penyakit mental.Adapun penemuan
obat-obat ini dimulai pada awal tahun 1950-an, yaitu ditemukannya obat yang
menghilangkan sebagian gejala Schizophrenia.
Beberapa tahun kemudian ditemukan obat yang dapat meredakan depresi dan sejumlah
obat-obatan dikembangkan untuk menyembuhkan kecemasan.
2. Electroconvulsive
Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy) dijelaskan oleh psikiater asal Itali Ugo
Carletti pada tahun 1939. Pada terapi ini dikenal electroschot therapy, yaitu adanya
penggunaan arus listrik kecil yang dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang yang mirip
dengan kejang epileptik. Pada saat ini ECT diberikan pada pasien yang mengalami depresi
yang parah dimana pasien tidak merespon pada terapi otak.
3. Psychosurgery
Pada terapi ini, tindakan yang dilakukan adalah adanya pemotongan serabut saraf dengan
penyinaran ultrasonik. Psychosurgery merupakan metode yang digunakan untuk pasien
yang menunjukan tingkah laku abnormal, diantaranya pasien yang mengalamai gangguan
emosi yang berat dan kerusakan pada bagian otaknya.
Pada pasien yang mengalami gangguan berat, pembedahan dilakukan terhadap serabut
yang menghubungkan frontal lobe dengan sistim limbik atau dengan area hipotalamus
tertentu.
Terapi ini digunakan untuk mengurangi simptom psikotis, seperti disorganisasi proses
pikiran, gangguan emosionalitas, disorientasi waktu ruang dan lingkungan, serta halusinasi
dan delusi.

F. KESIMPULAN
Perilaku abnormal merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang baik dari tampilan
luar maupun tampilan dalam atau juga dapat merupakan sebutan untuk masalah-masalah yang

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 9 of 10


berkepanjangan atau bersifat kronis dan gangguan-gangguan yang gejala-gejalanya bersifat
akut dan temporer, seperti intoksinasi (peracunan obat-obatan), terutama narkoba. Perilaku
abnormal dapat disebabkan oleh gaya hidup seseorang, berikut beberapa penyebab perilaku
abnormal :
1. Menurut Tahap Berfungsinya
a. Penyebab Primer ( Primary Cause )
b. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )
c. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )
d. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
2. Menurut Sumber Asalnya
a. Faktor Biologis
b. Faktor-faktor psikososial
 Trauma di masa kanak-kanak
 Deprivasi parental
 Hubungan orang tua-anak yang patogenik
 Struktur keluarga yang patogenik
 Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari
 Stress berat
3. Faktor – faktor Sosiokultural
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan.
b. Terpaksa menjalani peran sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti
menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti
berdasarkan agama, ras, suku dll.

G. REFERENSI
1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum2/bab8_abnormalitas.pdf
2. http://cindyynatalia.blogspot.co.id/2013/06/abnormalitas_30.html
3. http://jainiyubmee.blogspot.co.id/2011/04/makalah-perilaku-abnormal.html
4. https://deathneverlost.wordpress.com/2013/06/30/abnormalitas-konsep-motivasi-stress-
dan-gender/
5. http://kusbiantari.blogspot.co.id/
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Abnormalitas
7. http://santriuniversitas.blogspot.co.id/2011/07/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
8. http://psychologious.blogspot.co.id/2012/03/faktor-faktor-penyebab-gangguan-jiwa.html
9. http://windhi-marifatiyani-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-106367-Psikologi
%20Klinis-Sebab%20Sebab%20Tingkah%20Laku%20Abnormal.html
10. http://rozifildia.blogspot.co.id/2013/06/psikologi-abnormal.html
11. https://www.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=554725391254065&id=514350515291553
12. http://kadekenitanopita.blogspot.co.id/2014/02/abnormal.html
13. https://nikelestari499.wordpress.com/2014/04/29/makalah-abnormal/
14. http://riezkaratna73.blogspot.co.id/2013/03/makalah-psikologi-abnormal.html

Psikologi Kepribadian - Abnormalitas Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai