PSIKOLOGI
ABNORMAL
P S I KO L O G I A B N O R M A L
1
TUJUAN DAN SASARAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
5
KLASIFIKASI VS LABELING
6
TUJUAN KLASIFIKASI
7
KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
9
KONSEP ABNORMALITAS
10
Abnormal tidak sama dengan patologis
11
NORMAL DAN ABNORMAL
• Menentukan Normal dan Abnormal :
– Pendekatan Kuantitatif: berdasarkan patokan
statistik (sering atau tidaknya sesuatu terjadi)
– Pendekatan Kualitatif: menegakkan pedoman-
pedoman normatif berdasarkan observasi empirik
pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor
sosiokultural
12
KARAKTERISTIK T.L. ABNORMAL MNRT
BBRP AHLI
• Ulmann: perilaku abnormal sebagai jenis
perilaku menyimpang (deviance) yang
memerlukan perhatian profesional
secara tersirat: abnormal bila menampilkan
perilaku berbeda, tidak mengikuti aturan
yang berlaku, tidak pantas, mengganggu, dan
tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang
biasa
13
KARAKTERISTIK ……
• Davison & Neale (2004): perilaku abnormal
merupakan pola-pola emosi, pikiran, dan
perilaku yang dianggap patologis karena:
–Jarang terjadi
–Bertentangan dengan nilai/norma kelompok
–Menimbulkan stres pribadi
–Menunjukkan disability atau disfungsi
–Tidak diharapkan
14
KARAKTERISTIK …..
16
1. KONFORMITAS TERHADAP NORMA
- bila t.l. sso cenderung konform dgn
norma sosial yg berlaku luput dari
perhatian
Masalah dgn kriteria konformitas:
Cutoff points: sp titik mana dianggap masih
normal dan mana dianggap tidak?
Mis. I.Q. 90 dianggap rata-rata. Bagaimana
dengan I.Q. 89?
17
Jumlah deviasi: Kesulitan lain adl berapa
jumlah t.l. yg harus muncul utk disebut
menyimpang? Apakah hanya pakai 10
gelang? Ataukah 10 gelang + 10 kalung +
anting 5 di setiap kuping + baju + …..?
18
2. PENDEKATAN SOSIAL-BUDAYA
yg menyimpang utk suatu kelompok belum
tentu menyimpang untuk kelompok lain
Budaya subkultur: misalnya antara remaja dan
generasi tua
Status sosial: ada perbedaan gangguan tgt pd
status sosial. Schizofrenia banyak pada gol.
sosioekonomi rendah, depresi pd gol
menengah ke atas.
Fashions of psychopathology: gangguan
mengikuti “mode”. Berbeda menurut zaman
19
Masalah pada pendekatan sosial-budaya:
The cultural relativity of the normal:
- relativitas dari apa yang disebut normal
menurut budaya
- misalnya halusinasi, apakah abnormal ?
Pada suku Indian Amerika justru
pengalaman halusinatorik yang dicari
20
3. LAPORAN SUBJEKTIF:
- bukan berdasar tingkahlaku yang dapat
diamati, tetapi subjective feeling, sense of
well being. Perasaan sso yg jadi ukuran,
apakah dia bahagia atau sedih, tenteram
atau bermasalah, terpenuhi atau merasa
kurang. Bila orang merasakan didera
anxietas maka dia maladjusted, tidak peduli
apakah anxietas ini menimbulkan t.l.
menyimpang atau tidak
21
Masalah dengan laporan subyektif:
- para klinikus sering berjumpa dgn org
psikotik atau orang “aneh” yg merasa dirinya
nyaman, mengaku punya inner tranquility, tetapi
individu ini di hospitalisasi
- tetapi dari waktu ke waktu merasakan
anxietas, jadi tidak adanya anxietas bukan kriteria
satu-satunya untuk adjustment bertanya kpd
sso ada pitfall-nya.
- pada umumnya penilaian sso mengenai
kesejahteraan (well-being) biasanya dikaitkan
dgn tiga faktor dominan: unhappiness, strain,
dan personal inadequacy
22
4. KONTRIBUSI SOSIAL
- adjustment berhubungan dengan kontribusi yang
individu lakukan untuk masyarakat dan kesejahteraan
orang lain
23
5. TEORI KEPRIBADIAN DAN
PENYIMPANGAN
TEORI PSIKODINAMIK
24
TEORI KEPRIBADIAN DAN
PENYIMPANGAN
• TEORI PSIKODINAMIK
• Penyesuaian = relatif tidak adanya represi. Perasaan takut muncul dari
ketidaksadaran ke dalam kesadaran, yang muncul dalam defensif
25
BEHAVIOR THEORY
• Perilaku yang tidak diinginkan dilihat
sebagai gejala yang mendasari
patologi
- Gejala adalah kelainan
- Ketidakmampuan adalah apa pun yang
dikatakan perilaku yang tidak diinginkan
misalnya seorang wanita frigid. Frigiditas
adalah patologi. Tidak perlu untuk
menciptakan mekanisme dinamis yang
mendasari.
•Terapi serangan langsung pada perilaku,
tidak akan melibatkan analisis pengalaman dan
perasaan anak-anak
26
Social Learning theory:
Maladjustment adalah bila:
Misalnya, orang yg sangat ingin memperoleh cinta dan afeksi ttp tidak
mengharapkan bhw ia akan mendptkannya akan melakukan t.l. – t.l.
ttt, atau mengalami pikiran dan perasaan yang maladjusted
27
• Pendekatan behavioral dan social learning menekankan pada
kontinuitas normal – abnormal
• Normal – abnormal tidak dapat dilihat secara dikotomis satu
kontinuum
• Tidak perlu mencari prinsip-prinsip penjelasan khusus yang berbeda
untuk t.l. normal dan abnormal.
• Kondisi situasi merupakan determinan patologi.
• Meski faktor disposisi (spt kebutuhan dan harapan) adl. penting, ttp
juga faktor lingkungan
28
TEORI FENOMENOLOGI
-Posisi humanistik: mendorong penerimaan diri, kesadaran
seseorang dalam diri Dan aktualisasi diri
29
Rogers:
inkongruensi relatif
31
2. mendorong klinikus utk memandang pasien sbg. sso yg pasif
menerima treatment, dan tidak menjadi pasangan yang aktif. “Dokter”
jadi otoritas, “pasien” figur inferior. Hubungan tidak kooperatif, tp
otoriter
32
7. KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
pengaruh jelas dari model medis adalah skema klasifikasi dan diagnosis
untuk menggambarkan maladjustment
Sekarang:
33
PSIKOPATOLOGI
34
FIGURE 1.1 FOUR
CHARACTERISTICS OF STIGMA
35
KARAKTERISTIK GANGGUAN
MENTAL
• Stress Individu (Personal Distress)
– Penderitaan dan hambatan emosional
• Contoh: Merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan/depresi
• Ketidakmampuan (Disability)
– Hendaya dalam beberapa area kehidupan
• Contoh: Penggunaan alkohol yang kronis menyebabkan kehilangan
pekerjaan
• Pelanggaran Norma Sosial
– Membuat orang lain merasa tidak nyaman atau menimbulkan masalah
• Contoh: perilaku antisosial pada psikopat
• Ketidakberfungsian (Disfunction)
– Ketidakberfungsian yang merusak/merugikan
FIGURE 1.2 KEY CHARACTERISTICS IN THE DSM-
IV-TR DEFINITION OF MENTAL DISORDER
37
REFERENSI
Buku Wajib:
• Kring, Ann M., Johnson, Sheri, L., Davison, G.C., Neale, J.M. (2010).
Abnormal Psychology 11th ed. New York : John Wiley & Sons .
• Fitri Fausiah & Julianty Widury, ed. Augustine S. Basri (2005). Psikologi
Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia