Skizofrenia paranoid adalah salah satu dari beberapa jenis skizofrenia, yaitu suatu penyakit mental
yang kronis di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan/realitas (psikosis). Gambaran
umum dari skizofrenia paranoid adalah adanya delusi (waham) dan mendengar hal-hal yang tidak
nyata.
Pada penderita dengan skizofrenia paranoid, kemampuan mereka dalam berpikir dan berfungsi
dalam kehidupan sehari-hari mungkin lebih baik dibandingkan dengan jenis lain dari skizofrenia.
Mereka mungkin tidak memiliki banyak masalah dengan emosi, ingatan, konsentrasi. Namun,
skizofrenia paranoid adalah suatu kondisi serius, sering seumur hidup yang dapat menyebabkan
banyak komplikasi, termasuk perilaku bunuh diri.
Skizofrenia paranoid memiliki berbagai faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk
mengalaminya, antara lain:
Selain stres di usia muda, rasa trauma pada masa anak-anak juga dapat memicu skizofrenia
paranoid. Rasa trauma tersebut dapat terjadi karena beragam hal, misalnya menerima perlakuan
yang tidak menyenangkan secara fisik maupun verbal ketika masih kecil, atau melihat kejadian yang
sulit untuk dilupakan dan menciptakan ketakutan tersendiri sampai menginjak usia dewasa.
Halusinasi suara.
Pengidap skizofrenia paranoid juga mempunyai gejala ringan selain dari gejala utama yang timbul,
antara lain:
Baca juga: Penjelasan Stres dan Trauma Dapat Menjadi Penyebab Skizofrenia Paranoid
Diagnosis terhadap skizofrenia paranoid dapat dilakukan melalui berbagai pemeriksaan. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya pemeriksaan dan evaluasi terhadap gejala yang muncul agar dokter
tidak salah mendiagnosis atau tertukar dengan gangguan kejiwaan lainnya. Pemeriksaan atau
diagnosis terhadap skizofrenia paranoid dilakukan melalui pemeriksaan darah, pemeriksaan riwayat
keluarga atau keturunan, proyeksi atau pencitraan otak dan saraf atau neuroimaging test
menggunakan pemeriksaan MRI. Selain itu, terdapat pemeriksaan lewat hasil tes dan evaluasi dari
psikiater juga harus dilakukan.
Seseorang dapat didiagnosa skizofrenia paranoid jika sudah mengalami dua gejala utama selama
satu bulan atau lebih. Terutama jika gejala utama yang dirasakan tersebut sudah menghambat
aktivitas sehari-hari orang tersebut.
Pengidap skizofrenia paranoid dapat ditangani atau diobati dengan berbagai cara, antara lain:
Pemberian obat-obatan.
Sampai saat ini, langkah untuk mencegah skizofrenia paranoid belum ditemukan. Namun,
menghindari faktor risiko yang dapat memicu munculnya skizofrenia paranoid dapat dilakukan.
Pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai hal, antara lain:
Hal ini dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus. Selain itu, kebutuhan gizi ibu dan janin harus
diperhatikan, agar malnutrisi pada kandungan tidak terjadi. Hal ini tentu saja karena malnutrisi pada
janin dapat meningkatkan risiko munculnya skizofrenia paranoid pada anak yang berada dalam
kandungan.
Stres pada usia muda dapat menjadi pemicu dan juga faktor yang meningkatkan risiko seseorang
dapat mengalami skizofrenia paranoid. Untuk itu, menjaga kesehatan pikiran harus dilakukan
dengan menghindari aktivitas yang menimbulkan stres untuk sementara waktu, melakukan kegiatan
yang positif dan produktif, liburan, serta menceritakan masalah yang sedang dihadapi kepada orang-
orang terdekat atau psikolog.
Beberapa kandungan dalam obat-obatan tertentu dapat menjadi pemicu dan meningkatkan faktor
risiko seseorang dapat mengalami skizofrenia paranoid. Selain itu, penggunaan obat-obatan
terlarang juga harus dihindari karena narkoba juga dapat meningkatkan risiko tersebut. Untuk itu,
tanyakan kepada dokter saat berobat dan diberikan resep obat, apakah kandungan obat-obatan
tersebut berbahaya bagi fungsi otak dan saraf.
2. Schizophrenia Hebephrenic
gejala- gejala :
c.Pikiran selalu melantur, banyak tersenyum- senyum, wajahnya selalu grimassen (perat- perot)
tanpa adanya stimulus. Sedangkan halusinasi dan delusinya biasanya bersifat aneh dan mudah
berganti- ganti.