Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI SISTEM

ETIK PADA KORUPSI

Dosen Pengampu:

Purwati, S.Pd., M.AP

1. Aika Putriama (2214301025) Anggota:


2. Alfina Putri Hamera

(2214301026)
3. Anggar Husnul Khotimah

(2214301027)
4. Annisa Salsabila (2214301028)
5. Ardra Radien Pratama

(2214301029)
6. Arlisa Septria (2214301030)
7. Aulia Belinda (2214301032)
8. Aura Dwieka Ramadhan L

(2214301033)

Kelompok 4
Pengetian Etika

Etika pada umumnya dimengerti

sebagai pemikiran filosofis

mengenai segala sesuatu yang

dianggap baik atau buruk dalam

perilaku manusia.
Keseluruhan perilaku manusia

dengan norma dan prinsip-

prinsip yang mengaturnya itu

kerap kali disebut moralitas atau

etika.

Teori keutamaan
(Etika Kebajikan)

teori yang mempelajari keutamaan


(virtue), artinya mempelajari tentang
perbuatan manusia itu baik atau buruk.
Etika kebajikan ini mengarahkan
perhatiannya kepada keberadaan manusia.
Beberapa watak yang terkandung dalam
nilai keutamaan adalah baik hati,
ksatriya, belas kasih, terus terang,
bersahabat, murah hati, bernalar, percaya
diri, penguasaan diri, sadar, suka bekerja
bersama, berani, santun, jujur, terampil,
adil, setia, bersahaja, disiplin, mandiri,
bijaksana, peduli, dan toleran.


Etika Teleologis

Aliran Etika

Teori yang menyatakan bahwa hasil dari


tindakan moral menentukan nilai tindakan
atau kebenaran tindakan dan dilawankan
dengan kewajiban. Etika teleologis ini
menganggap nilai moral dari suatu tindakan
dinilai berdasarkan pada efektivitas tindakan

Dalam Bidang

tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika


teleologis ini juga menganggap bahwa di
dalamnya kebenaran dan kesalahan suatu
tindakan dinilai berdasarkan tujuan akhir
yang diinginkan. Aliran-aliran etika
teleologis, meliputi eudaemosisme,

filsafat
hedonism, utilitarianisme.

Pengetian Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin:

corruptio dari kata kerja corrumpere yang

bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,

memutarbalik, menyogok) adalah tindakan

pejabat publik, baik politisi maupun

pegawai negeri, serta pihak lain yang

terlibat dalam tindakan yang dilakukan

secara tidak wajar dan tidak legal dengan

menyalahgunakan, menyelewengkan

kepercayaan publik yang dikuasakan kepada

mereka untuk mendapatkan keuntungan

suatu kelompok ataupun sepihak.


Jenis Tindak

Pidana Korupsi
Menurut UU
Secara umum
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun Menurut Para Ahli
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, yang termasuk dalam 1.memberi atau menerima
hadiah atau janji (penyuapan) Robert Klitgaard : “Korupsi adalah

tindak pidana korupsi adalah:


tingkah laku yang menyimpang dari

“Setiap orang yang dikategorikan 2.penggelapan dalam jabatan


tugas-tugas resmi sebuah jabatan

melawan hukum, melakukan perbuatan 3.pemerasan dalam jabatan


negara karena keuntungan status atau

memperkaya diri sendiri, 4.ikut serta dalam pengadaan uang yang menyangkut pribadi

menguntungkan diri sendiri atau orang


lain atau suatu korporasi, (bagi pegawai (perorangan, keluarga dekat, kelompok

negeri/penyelenggara negara)
sendiri), atau melanggar aturan-

menyalahgunakan kewenangan maupun aturan pelaksanaan beberapa tingkah

kesempatan atau sarana yang ada 5.menerima gratifikasi (bagi laku pribadi”.
padanya karena jabatan atau pegawai negeri/ penyelenggara
kedudukan yang dapat merugikan negara)

keuangan negara atau perekonomian

negara.”

Dasar Hukum Korupsi


1. UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

2. Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN.

3. UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN

4. UU Nomor 20 Tahun 2001 jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

6. UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

7. UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

8. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
(Stranas PK)

9. Peraturan Presiden No.102/2020 tentang tentang Pelaksanaan Supervisi Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi.

10. Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penyelenggaraan Pendidikan Anti
Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi

Tugas

1. Koordinasi dengan instansi


yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana
korupsi;
KPK
2. Melakukan penyelidikan,
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

penyidikan, dan penuntutan Republik Indonesia biasa disingkat KPK

terhadap tindak pidana korupsi


RI atau KPK, adalah lembaga negara


yang dibentuk dengan tujuan

meningkatkan daya guna dan hasil guna

terhadap upaya pemberantasan tindak

pidana korupsi. Komisi ini didirikan

Wewenang berdasarkan kepada Undang –Undang

Republik Indonesa Nomor 30 Tahun 2002


Lembaga

1. Mengkoordinasikan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan tindak
mengenai Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Pemberantasan

pidana korupsi;

2. Menetapkan sistem pelaporan dalam


Korupsi
kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi;

Pancasila Sebagai Sistem Etik

Pada korupsi

Etika pancasila merupakan salah satu cabang dari


filsafat yang kemudian dijabarkan melalui sila-sila
Pancasila guna mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara di Indonesia.
Bangsa Indonesia telah memiliki nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan
sejak ribuan ratusan tahun yang lalu, pada saat negara
Indonesia belum berdiri.

Etika pancasila mencakup keutamaan moral, sepertu cinta


kasih kepada Pencipta dan kepada sesama, penghargaan
terhadap orang lain serta keadilan merupakan sifat,
pengendalian diri, karakter manusia yang perlu
dikembangkan.

Sila-Sila Pancasila Terhadap

Tindakan korupsi

1. Sila Ke-1 yang berbunyi “Ketuhanan Yang Masa Esa”

jika kita melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah membohongi Tuhan.

2. Sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”

Dengan melakukan korupsi, berarti kita melakukan tindakan yang memperlakukan kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk mendapatkan hal yang
diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat orang lain menjadi rugi karena tindakan korupsi tersebut .

3. Sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”

Korupsi merupakan tindakan yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat sehingga hal tersebut akan membuat rakyat merasa menjadi terintimidasi
dan tidak peduli lagi terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh pemerintah..

4. Sila ke-4 yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyahwarataan Dan Perwakilan”

korupsi itu sama saja telah melakukan tindakan dengan keputusan sendiri dan hal itu tidak baik karena dalam menentukan dan melakukan segala sesuatu
haruslah berdasarkan keputusan bersama karena Indonesia sangat menjunjung tinggi musyawarah. Jika melakukan tindakan korupsi berarti sama saja telah
meremehkan kekuatan musyawarah dan hal itu akan membuat negara menjadi terpecah belah.

5. Sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

tindakan korupsi menunjukan ketidakadilan antar pemerintah dan masyarakat karena telah menggunakan sesuatu yang bukan haknya untuk dijadikan
kenikmataan bagi diri sendiri tanpa memikirkan tujuan awalnya hal tersebut dilakukan

Kesimpulan
Nilai-nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas

segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari- hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan.

Pancasila sebagai sistem etika merupakan solusi dalam mengatasi korupsi di lingkungan

pemerintahan indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila selalu diutamakan, terutama kepada

pejabat-pejabat pemerintahan yang sangat mudah sekali melalukan korupsi, nilai-nilai etik

Pancasila juga terus disampaikan kepada generasi muda terutama pada anak-anak remaja agar

tingkat pertumbuhan korupsi dapat terus menurun. Oleh karena itu, penyelesaian korupsi harus

diselesaikan melalui Pendidikan yang kuat, diperkuat dengan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah ataupun di keluarga. Di perguruan tinggi penguatan terhadap nilai etik agar tidak

terjebak oleh tindakan pidana korupsi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan kepribadian

termasuk di dalamnya pendidikan Pancasila.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai