RS MUHAMMADIYAH PASER
NOMOR :
TENTANG PANDUAN PELAYANAN PASIEN KOMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi
a. Pasien dalam keadaan penurunan kesadaran sedang atau berat dapat
di katagorikan sebagai stupor atau koma. Keadaan ini merupakan keadaan
emergenci atau gawat darurat bila terjadinya akut. Banyak variasi
penyebab baik itu keaadaan metabolik atau suatu proses intrakranial yang
dapat menyebabkan pasien dalam keadaan stupor atau koma. Adapun
manajemen pada pasien seperti ini haruslah berfokus untuk menstabilkan
keadaan pasien, menegakkan diagnosis dan menatalaksana pasien
berdasarkan penyebab dari penyakit tersebut.
1) Sadar
Karakteritik :
a. Sadar penuh akan sekeliling, orientasi baik terhadap orang, tempat
dan waktu.
b. Kooperatif
c. Dapat mengulang beberapa angka beberapa menit setelah diberitahu
2) Otomatisme
Karakteristik :
1
a. Tingkah laku relatif normal ( misal : mampu makan sendiri )
b. Dapat berbicara dalam kalimat tetapi kesulitan mengingat dan
memberi penilaian, tidak ingat peristiwa-peristiwa sebelum periode
hilangnya kesadaran, dapat mengajukan pertanyaan yang sama
berulang kali.
c. Bertindak secara otomatis tanpa dapat mengingat apa yang baru saja
atau yang telah dilakukannya.
d. Mematuhi perintah sederhan
3) Konfusi
Karakteristik :
a. Melakukan aktivitas yang bertujuan ( misal : menyuapkan makanan
ke mulut ) dengan gerakan yang canggung.
b. Disorientasi waktu, tempat dan atau orang ( bertindak seakan-akan
tidak sadar ).
c. Gangguan daya ingat, tidak mampu mempertahankan pikiran atau
ekspresi.
d. Biasanya sulit dibangunkan.
e. Menjadi tidak kooperatif.
4) Delirium
Karakteristik :
a. Disorientasi waktu, tempat dan orang.
b. Tidak kooperatif.
c. Agitasi, gelisah, bersifat selalu menolak ( mungkin berusaha keluar
dan turun dari tempat tidur, gelisah di tempat tidur, membuka baju).
d. Sulit dibangunkan.
5) Stupor
Karakteristik :
a. Diam, mungkin tampaknya tidur.
b. Berespons terhadap rangsang suara yang keras.
2
c. Terganggu oleh cahaya.
d. Berespons baik terhadap rangsangan rasa sakit.
6) Stupor dalam
Karakteristik :
a. Bisu.
b. Sulit dibangunkan ( sedikit respons terhadap rangsanag nyeri )
c. Berespons terhadap nyeri dengan gerakan otomatis yang tidak
bertujuan.
7) Koma Karakteristik :
a. Tidak sadar, tubuh flaksid.
b. Tidak berespons terhadap rangsangan nyeri maupun verbal.
c. Refleks masih ada : muntah, lutut, kornea.
2. Tujuan
Tujuan perawatan koma adalah untuk memenuhi kebutuhan perawatan
sehari-hari, kebutuhan psikologi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
BAB III
TATALAKSANA
Mengatur tentang tata cara dalam tindakan bantuan hidup dasar yang meliputi:
A. Pemasangan Oropharingeal Airway
a. Peralatan yang digunakan:
1. Oropharingeal
2. Sarung tangan
3. Plester dan gunting
4. Mesin suction
5. Catheter suction
b. Dilakukan oleh dokter dan perawat yang berkompeten
c. Kriteria pasien yang harus dipasang Oropharingeal:
1. Pasien dengan penurunan kesadaran
2. Pasien dengan gangguan jalan nafas
3. Pasien yang terpasang endotrakheal tube
6
E. Perawatan Endotrakheal Tube
a. Peralatan yang digunakan :
1. Suction set
2. Plester dan gunting
3. Sarung tangan
4. Kapas alcohol
5. Kassa pembersih mulut
6. Tounge spatel
7. Cairan pembersih mulut
8. Cairan NaCl
b. Dilakukan oleh dokter dan perawat yang berkompeten
c. Kriteria perawatan Endotrakheal Tube:
1. Semua pasien yang terpasang Endotracheal Tube
F. Pemberian Oksigenasi
a. Peralatan yang digunakan:
1. Kateter nasalKanul nasal
2. Sungkup muka sederhana atau facemask
3. Sungkup muka rebreathing mask (RM)
4. Sungkup muka nonrebreathing mask (NRM)
b. Dilakukan oleh : dokter dan perawat yang berkompeten
c. Kriteria pemberian oksigenasi:
1. Gagal ventilasi
2. Shunting
3. Anemia
4. Anestesi dan pasca operatif
5. Kegagalan sirkulasi
6. Hipertensi pulmonal
7. Keracunan CO
8. Infeksi
9. Penggunaan komponen darah
10. Radioterapi
7
11. Gagal jantung
12. AMI
13. Perdarahan massif
G. Pemasangan Ventilatoa
a. Peralatan yang disiapkan :
1. Set Tubing ventilator
2. Humidifier
3. Tes lung
4. Aquadest steril
5. Air bag
6. Trolly Emergency
7. Mesin suction
8. Cateter suction
b. Persiapan Pasien : Pastikan pasien sudah terpasang ET atau TT
c. Dilakukan oleh : dokter dan perawat yang berkompeten
c. Kriteria pemasangan ventilator :
1. Kegagalan Ventilasi
2. Neuromuscular Disease
3. Central Nervous System disease
4. Depresi system saraf pusat
5. Musculosceletal disease
6. Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
d. Kegagalan pertukaran gas
1. Gagal nafas akut
2. Gagal nafas kronik
3. Gagal jantung kiri
4. Penyakit paru-gangguan difusi
5. Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch
8
H. Pelepasan Ventilator
a. Peralatan yang digunakan :
1. Mesin Suction
2. Cateter Suction
3. Peralatan untuk Oksigenasi : Cateter Nasal, Juction Rees
b. Dilakukan oleh dokter atau perawat yang berkompeten
c. Indikasi Pelepasan Ventilator:
1. Penyapihan :
- Kapasitas vital 10-15 cc/kg BB
- Volume tidal 4 – 5 cc/kg BB
- Menit Volume 6 – 10 liter
- RR < 20 x per menit
- FiO2 < 50 %
- PaCO2 normal
- PaO2 60-70 mmHg
- PH dan elektrolit normal
- Pasien DNR
9
J. Pemasangan NGT
a. Peralatan yang digunakan :
1. Syringe 50 cc lubang tengah
2. Spuit 10 cc
3. Stetoskop
4. Handscoen
5. Perlak kecil
6. Jelly
7. Plester
8. Tongue spatel
9. Bengkok
10. Gunting
11. Gelas berisi air
b. Dilakukan oleh : dokter dan perawat
c. Indikasi Pemasangan NGT:
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien dengan kesulitan menelan
3. Pasien keracunan
4. Pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
11
BAB IV
DOKUMENTASI
12
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di Grogot
Pada
DIREKSI
RS. MUHAMMADIYAH PASER
13
DAFTAR PUSTAKA
14