Anda di halaman 1dari 4

STROKE

No. 180/..../SOP/B/
Dokume : II.02.1/TUBABA/
SOP n 2019
No.
: 00
Revisi
Tanggal
: 22 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
PUSKESMAS
NON RAWAT SRI MARLENI, S.ST, M.Kes
INAP NIP.197005051990122002
MARGODADI
1. Pengertian Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau global) yang terjadi
mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor
vaskuler. Secara global, saat ini stroke merupakan salah satu penyebab
kematian utama, dan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
pasien dengan diagnosis Stroke yang datang berkunjung ke Pelayanan
umum Puskesmas Kartaraharja
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD PUSKESMAS NON RAWAT INAP
MARGODADI
Nomor : 180/030/II.02.1/TUBABA/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis pada UPTD PUSKESMAS NON RAWAT INAP MARGODADI
4. Referensi Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/ A. Alat dan bahan :
Langkah-langkah 1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Infus set
4. Oksigen

B. Langkah-langkah
1. Paramedis memanggil pelanggan sesuai nomor urut.
2. Paramedis memeriksa tanda vital pernapasan, nadi, tekanan darah
dan suhu.
3. Dokter melakukan anamnesis pada pelanggan, keluhan
pelangggan dapat berupa :
a. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan
tungkai (hemiparesis, hemiplegi)
b. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan
tungkai (hemihipestesi, hemi-anesthesi).
c. Gangguan bicara (disartria)
d. Gangguan berbahasa (afasia)

e. Gejala neurologik lainnya :


- Jalan sempoyongan (ataksia)
- Rasa berputar (vertigo)
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Melihat ganda (diplopia)
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaaan jantung paru
b. Pemeriksaan bruit karotis
c. Pemeriksaan abdomen
d. Pemeriksaan ekstremitas
e. Pemeriksaan neurologis :
- Kesadaran: tingkat kesadaran diukur dengan menggunakan
Glassgow Coma Scale (GCS)
- Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Laseque,
Kernig, dan Brudzinski
- Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII.
- Motorik : kekuatan, tonus dan Sensorik
- Pemeriksaan fungsi luhur, terutama fungsi kognitif
(bahasa, memori)
Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan
pemeriksaan refleks batang otak:
- Refleks cahaya (pupil)
- Refleks kornea
- Refleks muntah
- Refleks okulo-sefalik (doll’s eyes phenomenon).
5. Dokter menegakkan diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
6. Dokter melakukan tindakan pertolongan pertama pada pasien
stroke akut :
a. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
b. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
c. Memberikan oksigen bila diperlukan
d. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk
up) 20-30 derajat
e. Memantau irama jantung
f. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500
ml/12 jam)
g. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
h. Memberikan Dekstrose 50 % 25 gram intravena (bila
hipoglikemia berat)
7. Dokter memberikan lembar rujukan kepada keluarga pelanggan
untuk berobat ke rumah sakit.
8. Dokter memberikan konseling dan edukasi.
a. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agar
tidak terjadi kekambuhan atau serangan stroke ulang
b. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus segera mendapat
pertolongan segera
9. Mengawasi agar pasien teratur minum obat
6. Diagram Alir -

7. Hal-hal yang Kriteria rujukan Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara
perlu klinis dan diberikan penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke
diperhatikan fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis
saraf, terkait dengan angka kecacatan dan kematian yang tinggi. Dalam
hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan
stroke akut sangat diutamakan.
8. Unit terkait 1. Pelayanan Umum
2. Rumah Sakit

9. Dokumen terkait 1. Rekam medik

10. Rekaman N Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis o
perubahan

Anda mungkin juga menyukai