Anda di halaman 1dari 3

VERTIGO

No. 180/..../SOP/B/
Dokume : II.02.1/TUBABA/
SOP n 2019
No.
: 00
Revisi
Tanggal
: 22 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/3
UPTD
PUSKESMAS
NON RAWAT SRI MARLENI, S.ST, M.Kes
INAP NIP.197005051990122002
MARGODADI
1. Pengertian Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-gerak memutar
atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan.
2. Tujuan Seabagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien vertigo secara komprehensif.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD PUSKESMAS NON RAWAT INAP
MARGODADI
Nomor : 180/030/II.02.1/TUBABA/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis pada UPTD PUSKESMAS NON RAWAT INAP MARGODADI
4. Referensi Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/ A. Alat :
Langkah-langkah 1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Thermometer
B. Bahan:
1. Rekam Medis
2. Lembaran resep
3. Form laboratorium dan Form rujukan
C. Langkah-langkah
1. Anamnesa
a. Menanyakan rasa pusing pasien.
b. Menyakan apakah yang dikeluhkan dapat berupa sakit kepala,
rasa goyang, pusing berputar, rasa tidak stabil/melayang.
c. Menyakan bagaimana bentuk serangan vertigo (pusing
berputar, rasa goyang/melayang).
d. Menanyakan bagaimana sifat serangan vertigo (periodik,
kontinue, ringan/berat).
e. Menanyakan bagaimana gejala otonom yang menyertai
keluhan vertigo (mual, muntah, keringat dingin).

2. Pemeriksaan Klinis
a. Pemeriksaan umum.
b. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler yang meliputi pemeriksaan
tekanan darah
c. Pemeriksaan neurologis
- Kesadaran: Kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer
dan vertigo non vestibuler, namun dapat menurun pada
vertigo vestibuler sentral.
- Nervus kranialis: pada vertigo vestibuler sentral dapat
mengalami gangguan pada nervus kranialis III, IV, V
sensorik, VII, VIII, IX, X, XI, XII.
- Motorik: Kelumpuhan satu sisi (nemiparesis)
- Sensorik: gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi)
3. Dokter menegakkan diagnosa medis sesuai anamnesa.
4. Memberikan terapi :
a. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin)
- Dimenhidrinat lama kerja obat ini adalah 4-6 jam. Obat
dapat diberi peroral atau parenteral (suntikan IV atau IM)
dengan dosis 25 mg-50 mg (1 tablet) 4x sehari.
- Difenhidramin HCl, lama obat ini adalah 4-6 jam, diberikan
dengan dosis 25 mg (1 kapsul)- 50 mg, 4x sehari/oral.
- Senyawa betahistin (suatu analog histamin): betahistin
mesylate dengan dosis 12 mg, 3x sehari peroral, betahistin
HCl dengan dosis 8-24 mg 3x sehari.
b. Terapi BPPV komunikasi dan informasi karena gejala yang
timbul hebat, pasien menjadi cemas dan khawatir akan adanya
penyakit berat seperti stroke atau tumor otak. Oleh karena itu,
pasien perlu diberikan penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu
yang berbahaya dan prognosisnya baik serta hilang spontan
setelah beberapa waktu. Namun kadang-kadang dapat
berlangsung lama dan dapat kambuh kembali, serta obat
antivertigo sering kali tidak diperlukan seringkali tidak
diperlukan namun apabila terjadi dis-ekullibrium pasca BPPV,
pemberian betahistin akan berguna untuk mempercepat
kompensasi.

6. Diagram Alir -

7. Hal-hal yang Keadaan umum pasien


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pelayanan umum
b. Pelayanan lansia
c. UGD
9. Dokumen terkait Keadaan umum pasien

10. Rekaman N Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis o
perubahan

Anda mungkin juga menyukai